Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Konsep Dasar Kewirausahaan

Dibuat SebagaiSyaratMemenuhi
TugasKelompok Mata Kuliah
Kewirausahaan

Dari Kelas Akuntansi B

Disusun Oleh :

Galang Rio Adi Saputra NPM 19630036


Eviana Shinta Dewi NPM 19630068

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI B
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin dan kehendak-Nya. Makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kewirausahaan.Adapun yang kami bahas dalam makalah ini
mengenai Konsep Dasar Kewirausahaan.Dalam penulisan makalah ini kami
menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan
kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pengampu yakni Ibu
Elmira Febri Darmayanti, S.E., M.A. yang telah memberikan limpahan ilmu yang
berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi
kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi
kami dan siapapun yang membacanya.

Metro, 3 April 2020


Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Kewirausahaan...................................................... 3
B. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan............................. 4
C. Faktor – faktor Motivasi Berwirausaha..................................... 7
D. Proses Kewirausahaan............................................................ 8
E. Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya............... 10
F. Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut Pandang.............. 12
G. Tujuan Pembentukan Wirausaha..............................................
.............................................................................................14
H. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausaha.................. 14

BAB III PENUTUP..................................................................................... 15


A. Kesimpulan ............................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa
Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan .
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti
petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan
suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang
ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
(baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat
kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan
kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK
karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan
terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola piker
lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja
sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan
memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru
dilakukan ‘usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat,
karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh
usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan
bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti
petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan pimpinan
organisasi lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Kewirausahaan ?
2. Bagaimana Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan ?
3. Apa Saja Faktor- faktor Motivasi Berwirausaha?
4. Bagaimana Proses Kewirausahaan?
5. Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya
6. Bagaimana Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut Pandang ?
7. Apa Tujuan Pembentukan Wirausaha?
8. Bagaimanakan Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausahwan

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Kewirausahaan
2. Untuk mengetahui Bagaimana Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan
3. Untuk mengetahui Apa Saja Faktor- faktor Motivasi Berwirausaha
4. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Kewirausahaan
5. Untuk mengetahui Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya
6. Untuk mengetahui Bagaimana Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut
Pandang
7. Untuk mengetahui Apa Tujuan Pembentukan Wirausaha
8. Untuk mengetahui Bagaimanakan Peran Pendidikan dalam Pembentukan
Wirausahwan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti
:pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja,
berbuatsesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut
KamusBesar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai
atauberbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalanoperasinya serta memasarkannya.Dalam lampiran Keputusan
Menteri Koperasi dan PembinaanPengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap,


perilakudan kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuanseseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperolehkeuntungan yang lebih besar.

Pengertian Kewirausahaan Menurut Beberapa Ahli

Menurut Thomas W. Zimmerer

Arti kewirausahaan menurut teori dari Zimmerer adalah sebuah proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan bisnis.

Menurut Richard Cantillon (1775)

Menurut Richard Cantillon (1775), arti kewirausahaan adalah pekerjaan itu sendiri
(wirausaha). Seorang pengusaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang beresiko atau
ketidakpastian.

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto, arti kewirausahaan adalah usaha kreatif


yang dilakukan berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan
hasilnya berguna bagi orang lain.

3
Menurut Suparman Sumahamijaya

Kewirausahaan merupakan sebuah kemampuan dalam berpikir secara


kreatif dan melakukan inovasi. Pikiran kreatif dan inovasi ini merupakan dasar
dan juga sumber penggerak sehingga dapat digunakan sebagai tumpuan dalam
menghadapi tantangan di depan.

Menurut Ahmad Sanusi

Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi adalah suatu nilai yang


diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

B. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan


Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah
suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat
dalam menghadapi tantangan hidup.

Perbedaan :

Wirausaha

adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan


menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber
dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat
dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan

pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memilik
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara
kreatif.

Wirausahawan

adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai


kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan.

Artinya seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa


Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

4
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku


yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk


memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto
Prawiro, 1997).

2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk


memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto
Prawiro, 1997).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu


yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan


keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar


melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah
tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:

 Pengembangan teknologi baru (developing new technology)


 Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
 Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving
existing products or services)
 Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan

barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih
sedikit (finding different ways of providing more goods and services
with fewer resources)

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah


mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka
yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi
ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua
unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang,
Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah
“tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997).

5
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan
pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh
orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan
ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan,
kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku


yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai


sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu


yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.

4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang


baru dan berbeda (Drucker, 1959)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan


keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan


mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.

Konsep Dasar Kewirausahaan

Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada


konsepkonsep wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan
kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Istilah entrepreneur itu
sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang
mengandung makna toundertake yang berarti mengerjakan atau
berusaha atau melakukan suatu pekerjaan. Ronstadt dalam (Kuratko dan
Hodgetts 1989 ) menjelaskan bahwa the entrepreneur is one who
undertakes to organize, manage, and assume the risks of the
business, yang berarti bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang
berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia menanggung risiko
dari suatu usaha.

6
Konsep kewirausahaan (entrepreneur) itu sendiri sebenarnya mulai
diperkenalkan pada abad kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis ketika
seorang ahli ekonominya yang bernama Richard Cantillon mengaitkan
antara beban risiko yang harus ditanggung oleh pemerintah dengan para
pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi.

Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di


Prancis oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga
sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur.
Kemudian, gagasan tersebut dibahas secara lebih mendalam oleh Joseph
Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada tahun 1911. Melalui
teori pertumbuhan ekonomi dari Schumpeter konsep entrepreneurship
telah didudukkan pada posisi yang sangat penting dalam pelaksanaan

pembangunan. Pengertian entrepreneurship itu sendiri berkembang


sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat,
kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia. Di
negara kita sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialihbahasakan
sebagai kewiraswastaan atau kewirausahaan. Dari sejumlah definisi yang
dikemukakan oleh para ahli baik dalam maupun luar negeri diketahui
bahwa terdapat banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini sangat
mungkin karena konsep kewirausahaan itu sendiri merupakan konsep
ilmu sosial yang bersifat dinamis dan akan selalu mengalami perubahan
seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh perkembangan ilmu itu
sendiri. Sejumlah definisi yang telah disumbangkan oleh para ahli
tersebut merupakan landasan bagi pengembangan studi lebih lanjut.

C. Faktor – Faktor Motivasi Berwirausaha

Motivasi usaha merupakan salah satu pendorong tumbuh kembangnya


jiwa wirausaha seseorang. Kesuksesan seseorang seringkali disertai dengan
motivasinya yang kuat dalam menjalakan setiap usaha yang dijalaninya.

Adapun Faktor-faktor Motivasi Wirausaha adalah:

Memiliki visi dan tujuan yang jelas.

Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang
dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut

Inisiatif dan selalu proaktif.

Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya


menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari
peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

Berorientasi pada prestasi.

7
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas
usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding
sebelumnya.

Berani mengambil risiko.

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun
dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

Kerja keras.

Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada


peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit
untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.

Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya

, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang


pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai
pihak.

Komitmen pada berbagai pihak

merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.


Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.

Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai


pihak,

baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun


tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

D. Proses kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :

1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk


melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan
franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan",


tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan,

8
SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran,
dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang
dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh


tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat
bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang
mungkin diambil

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut
dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di
luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan
lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas,
keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian
berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal,
keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti
locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya
model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi
lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut


(Alma, 2007 : 10 – 12) :

 proses inovasi

 proses pemicu

 proses pelaksanaan

 proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa


aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah

mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang
pernah dilakukan

pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana

SDM : tenaga kerja yang dipergunakan

kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha

organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

9
kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial
(POAC)

Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

E. Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya

Kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai,


kemampuan,dan perilaku seseorang dalammeng hadapi tantangan
hidupnya.

Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisibody


ofknowledge yang utuh dan nyata ada objek, konsep dan metodenya.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari


tentang nilai (value), kemampuan (ability) dan perilaku (attitude)
seseorang dalam berkreasi dan berinovasi menghadapi tantangan hidup
untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapi.

Menurut Zimmerer, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,


proses sistematis dari penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi
kebutuhan dan peluang dipasar.

Entrepreneurship are not only born but also made (kewirausahaan


tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan,
tetapi dapat juga di pelajari dan diajarkan).

Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada


identifikasi peluang yang terdapat pada peranserta membahas fungsi
inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya
ekonomis sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain


yang penekanannya pada sang wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu
psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian
wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada
pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan
masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan,
walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik
oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada
kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan
makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan
penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling
berhubungan dan memengaruhi. Sementara itu fenomena kewirausahaan
ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang
dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan
teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya perubahan

10
perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi
peneliti.

Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian


para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini
menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori
tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori
outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai
teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya.
Begitu banyak teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa
menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

2. Teori Life Path Change


Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak
semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis
dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak
memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

a. Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari


tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama
bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena
sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.

Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki


bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan
pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri
dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah
pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada
birokrasi yang diskriminatif.

b. Being between things

Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara,


kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka
mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di
tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus
berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan
menjadi wirausaha muncul karena dengan menjadi wirausaha mereka
bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka


usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan
memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu
juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer
di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk
ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas,
seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting.
Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung
produk mantan manajernya tersebut.

11
3. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha
karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut
dengan Goal Directed Behavior.

Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang bergerak


menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam
emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan
need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan.
Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul karena adanya defisit dan
ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan
(wirausaha).

Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya


kebutuhan-kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang
ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kaca mata teori need dan motivasi
tingkah laku, seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai
mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal directed
behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan
memperbaiki kelangsungan hidup wirausaha.

4. Teori Outcome Expectancy


Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan
suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah
seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.

F. Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi

1)      Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor


produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan
lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2)      Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya.
3)      Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok
orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam,
tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

12
Pandangan Ahli Manajemen
1)      Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan,
material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses
produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3).
2)      Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur
internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan,
semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
Pandangan Pelaku Bisnis
1)      Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang
yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan
ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang
tersebut.
2)      Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah
orang yang mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung
resiko sebuah usaha atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang
yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber daya manusia,
cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam
perusahaan yang sudah ada.
3)      Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi
tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor
dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke
depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.
Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam
dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen
untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk
orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber

13
daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang
disenangi masyarakat.

G. Tujuan Pembentukan Wirausaha


Tujuan pembentukkan kewirausahaan

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.


2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
meng 7asilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan
yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

H. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausahawan

Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam pembentukan


kewirausahaan. Kewirausahaan bukan dimulai dari seseorang yang tidak
tahu apa-apa, melainkan dari seseorang yang memiliki pendidikan yang
cukup. Tidak harus pendidikan formal dan setinggi-tingginya, tetapi
pendidikan dari pengalaman yang menunjang kemampuan seorang
wirausaha untuk memulai bisnisnya.
Namun, Churchill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini,
menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan
wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang
wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada
pendidikan. Namun, dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi
seoranga wirausaha. Baginya, sumber kegagalan kedua adalah jika seorang
wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan.
Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor
utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.

Lalu menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1994), tenaga terdidik S1


memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha
karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan
wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran
pokok, pertama sebagai manajer, dan kedua sebagai pencetus gagasan.
Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga
pengetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutlak diperlukan.
Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai berbagai
alternatif. Dalam hal ini bekal pengetahuan keilmuan yang lengkap amat
diperlukan.

Kesimpulannya, seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah


mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan,
serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan

14
dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Pendidikan di sini berarti pemahaman akan suatu masalah yang dilihat dari
sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental , pandangan, wawasan serta pola
pikir dan tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan
sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberikan nilai
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu,terdapat pula ciri-ciri seorang wira usahawan yang berhasil dalam
menjalankan usahanya. Ada pun ciri-ciri tersebut antara lain adalah memiliki
visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada
prestasi, berani mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen
pada berbagai pihak, serta mengembangkanan memelihara hubungan baik
dengan berbagai pihak
B. Saran

1. Saran bagi penulis


Sebaiknya penulis lebih meningkatkan wawasan mengenai
kewirau usahaan. Sehingga , penulis sebagai generasi muda
sekarang ini,setelah lulus dari ranah perkuliahan, tidak hanya
menjalankan profesi sesuai jurusan yang diampu saja, namun juga
dapat menciptakan usaha dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

2. Saran bagi masyarakat


Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umumpun bisa diadakan
sosialisasi mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat
bisa paham bagaimana cara untuk berwirausaha. Jika masyarakat
bisa membuka usahanya sendiri, otomatis orang tersebut juga
membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih berstatus
pengangguran. Sehingga hal itu juga bisa dijadikan sebuah
keuntungan dalam mengurangi umlah pengangguran.
 

16
DAFTAR PUSTAKA

Makalah Konsep Dasar Kewirausahaan “. 3 April 2020


https://www.academia.edu/6695158/KONSEP_DASAR_KEWIRAUSAHA
AN
“Hakikat dan konsep dasar kewirausahaan ”.3 April 2020
http://adinnurudin.blogspot.com/2013/03/hakekat-kewirausahaan.html

“Pengertian Kewirausahaan, Manfaat, Tujuan dan Karakteristik”. 3 April 2020


https://www.ayoksinau.com/pengertian-kewirausahaan/

“Faktor- faktor motivasi Berwirausaha”.3 April 2020


https://harmonipermata.com/analisis-factor-motivasi-berwirausaha/

“ Proses Kewirauhaan “. 3 April 2020

https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/proses-kewirausahaan/

“PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN”. 3 April


2020.http://mutawakkil-oficina.blogspot.com/2014/01/perkembangan-
disiplin-ilmu-kewirausahaan.html

“Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang”. 3 April 2020.


http://belaputraperdana.blogspot.com/2015/05/kewirausahaan-dilihat-dari-
berbagai.html

“Tujuan Pembentukan Kewirausahaan”.3 April 2020


http://rhestisyahdania.blogspot.com/2011/12/tujuan-pembentukan-
kewirausaan.html

“Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Wirausahawan”. 3 April 2020.


http://belaputraperdana.blogspot.com/2015/05/peran-pendidikan-dalam-
pembentukan.html

17

Anda mungkin juga menyukai