Anda di halaman 1dari 10

STUNTING

By:
Puput Septian P 1700029127
Listia Nur Aini 1700029187
Nadia Nursyavidha P 1700029228
Zati Ishmah 1700029298

DEFINISI 01
PREVALENSI 02
03
TODAY’S
TANDA DAN GEJALA

FAKTOR RISIKO 04
TOPIC HUBUNGAN PERILAKU DENGAN
KEJADIAN STUNTING
05
PENGARUH GIZI DAN POLA
MAKAN PADA KEJADIAN
STUNTING
06
DAMPAK 07
PENCEGAHAN 08
DEFINISI
Stunting adalah kondisi dimana balita
memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan
yang lebih dari minus dua standar
deviasi median standar pertumbuhan
anak dari WHO

APA SIH BEDANYA ANAK


Stunting yaitu kondisi yang terbentuk sejak
STUNTING DAN CEBOL 1000
???hari pertama kehidupan didalam rahim.
Stunting menurut UNICEF dilihat dari anak
usia 0-59 bulan dengan tinggi dibawah rata-rata.
Selain pertumbuhan terhambat stunting juga
dikaitkan dengan pertumbuhan otak karena
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama

Cebol atau perawakan pendek disebabkan


karena faktor keturunan atau gangguan hormon.
Umumnya anak cebol memiliki orang tua
dengan perawakan yang pendek juga

Sementara anak stunting pertumbuhannya lebih


lambat sekitar 4 cm tiap tahun di masa pubertas
dan memiliki keterlambatan pubertas.
PREVALENSI
Di Indonesia prevalensi balita
pendek mengalami peningkatan
dari tahun 2016 yaitu 27,5%
menjadi 29,6% pada tahun 2017.
Menurut World Health Organization
(WHO), Indonesia termasuk ke
dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita
stunting di Indonesia tahun 2005-
2017 adalah 36,4%.

Provinsi dengan
prevalensi tertinggi balita
sangat pendek dan pendek
pada usia 0-59 bulan tahun
2017 adalah Nusa
Tenggara Timur,
sedangkan provinsi dengan
prevalensi terendah
adalah Bali.
Stunting ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang TANDA
normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting dapat didiagnosis
melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur. DAN
GEJALA

CIRI-CIRI ANAK
STUNTING

Peforma buruk Pertumbuhan


Wajah tampak lebih
pada test perhatian dan melambat
muda dari usianya
memori belajar

Usia 8-10 tahun anak


Pertumbuhan gigi Tanda pubertas
menjadi lebih pendiam, terlambat
terhambat
tidak banyak
melakukan eye contact
FAKTOR
RISIKO

PEKERJAA PENDIDIK TINGGI STATUS


N ORANG AN BADAN GIZI
TUA
Pekerjaan orang tua ORANG
Tingkat ORANG
Parameter ini status
berkaitan merupakan parameter keseimbangan
TUA
pendidikan TUA
yang
erat dengan antara jumlah
penghasilan
mempengaruhi menggambarkan asupan zat gizi dan
keluarga yang pola konsumsi keadaan pertumbuhan jumlah yang
makan melalui skeletal dan tidak
mempengaruhi dibutuhkan oleh
sensitif untuk
daya beli keluarga. cara pemilihan tubuh
mendeteksi
bahan makanan permasalahan gizi
pada waktu yang
singkat.

HUBUNGAN PERILAKU, POLA


ASUH DAN SANITASI DENGAN
KEJADIAN STUNTING
Pola Makan

Rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah


dan kualitas gizi.

Perilaku Pengasuhan yang


Kurang Baik
Seperti tidak terlaksananya inisiasi menyusu
dini (IMD), gagalnya pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini.
Tingkat Asupan Energi

Stunting pada anak merupakan dampak dari


defisiensi nutrien selama seribu hari pertama
kehidupan

Pelayanan Kesehatan dan


Sanitasi
Rendahnya akses pelayanan kesehatan termasuk
sanitasi lingkungan akan mendekatkan anak pada
infeksi.

JANGKA PENDEK
DAMPAK JANGKA PANJANG
1. Peningkatan kejadian kesakitan 1. Postur tubuh yang tidak optimal saat
dan kematian dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya)
2. Perkembangan kognitif, motorik,
dan verbal pada anak tidak optima 2. Meningkatnya risiko obesitas dan
penyakit lainnya
3. Peningkatan biaya kesehatan
3. Menurunnya kesehatan reproduksi

4. Kapasitas belajar dan performa yang


kurang optimal saat masa sekolah

5. Produktivitas dan kapasitas kerja yang


tidak optimal.
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN Target

40%
Penurunan angka stunting
pada 2025

METHODS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
1 IBU HAMIL DAN
BERSALIN
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
• Mengupayakan jaminan mutu antenatal care 3 ANAK

USIA SEKOLAH
Melakukan revitalisasi
(ANC) terpadu;
• 2 BALITA pertumbuhan
Pemantauan Usaha Kesehatan Sekolah
• Menyelenggarakan program pemberian
balita; (UKS);
makanan tinggi kalori, protein, dan
• Menyelenggarakan kegiatan • Menguatkan kelembagaan
mikronutrien (TKPM)
Pemberian Makanan Tim Pembina UKS;
• Deteksi dini penyakit (menular dan tidak
Tambahan (PMT) untuk balita; • Menyelenggarakan Program
menular)
• Menyelenggarakan stimulasi Gizi Anak Sekolah
• Pemberantasan kecacingan
dini perkembangan anak; dan (PROGAS); dan
• Menyelenggarakan konseling Inisiasi
• Memberikan pelayanan • Memberlakukan sekolah
Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
kesehatan yang optimal sebagai kawasan bebas
rokok dan narkoba
METHODS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
4Meningkatkan
REMAJA
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
• penyuluhan untuk
perilaku hidup bersih dan sehat 5 DEWASA MUDA
• Penyuluhan dan pelayanan keluarga
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak berencana (KB);
merokok, dan mengonsumsi narkoba; • Deteksi dini penyakit (menular dan tidak
dan menular); dan
• Pendidikan kesehatan reproduksi. • Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS,
pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.

5 PILAR
PENANGANAN
STUNTING
PILAR 1
Komitmen dan Visi
Pemimpinan Tertinggi PILAR 4
Negara
Mendorong kebijakan
“Nutritional Food Security”
PILAR 2
Kampanye nasional berfokus pada
pemahaman, perubahan perilaku,
komitmen poliyik dan akuntabilitas

PILAR 3 PILAR 5
Pemantauan dan Evaluasi
Konvergensi, koordinasi, dan
konsolidasi program nasional,
daerah dan masyarakat
STUNTING DAN
PENCEGAHANNYA

THANKS
RESOURCES

● Astutik, M. Zen R., dan Ronny A. 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting ada Anak Balita Usia 24-
59 Bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 6, Nomor 1, Januari 2018.
● Kemenkes RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusdatin.
● Setiawan, E., Rizanda M., dan Masrul. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang
Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2).

Anda mungkin juga menyukai