Anda di halaman 1dari 3

Murid Merdeka Belajar, Guru

Merdeka Finansial!
June 22, 2020 by Dedik Prihatmoko
Merdeka Belajar-Selama ini kita masih sering berteriak. Mengelu-elukan
tingkatkan kesejahteraan. Padahal hidup itu memang perlu perjuangan yang
tidak cukup hanya dengan meminta sesuatu di luar dari kendali diri kita.

Syukur kalau bisa, kalau tidak maka kelola inisiatif pilihannya. Mencari ladang
usaha tambahan yang pasif namun menambah income.  Yang menjadikan kita
mandiri. Sehingga urusan pengajaran tidak tercampuradukkan dengan tuntutan
kehidupan.

Daftar Isi  sembunyikan 
1 Guru Merdeka Belajar Pandai Gali Potensi Diri
2 Guru Merdeka Berwirausaha

Guru Merdeka Belajar Pandai Gali Potensi


Diri
Mereka yang terlalu dalam dan terlena adalah mereka yang tidak mau
memanfaatkan potensi diri. Kesempatan yang ia miliki teralihkan dengan memilih
untuk berada dalam kenyamanan yang stagnan.

Padahal dalam pengajaran, guru sering menyuarakan kepada anak-anak di kelas


untuk meningkatkan mental juang. Namun kita yang menjadi guru justru
terkadang kurang mengindahkan makna mental juang.

Jangan-jangan mental kita memang perlu dipupuk ulang dengan belajar


membaca keadaan. Kita berdaya kita merdeka. Kita yang tetap bersuha.
Bagaimana kita dapat memaksimalkan kemampuan untuk mendapat profit
orientid diluar dari pengajaran

Pengajaran adalah bagian dari ladang pencerdasan genersi. Agar tidak terganggu
pengajaran, guru harus merdeka finansial. Mereka dituntut untuk mengolah
mental untuk mencari kegiatan pasif namun memunculkan income, bukan yang
aktif yang memunculkan income.

Artinya aktif kita ada di sekolahan. Mengajarkan ilmu pengetahuan yang


bermafaat kepada anak-anak. Di tengah sisa waktu kita mencari peluang untuk
memerdekakan finansial. Yang tidak aktif namun menghasilkan. Misalkan:
menulis buku, berdagang secara online, beternak, berkebun, dan sebagainya.

Karena itulah kita kuasai mental untuk menjadi wirausaha yang merdeka. Kalau
kita dalam lembaga namun kita hanya bergantung pada upah tentu kita jauh dari
kemerdekaan finansial.

Baca Juga:  Cara Mengerjakan Soal Deret Angka Dengan Cepat dan Mudah!

Yang lantas menjadikan kita akhirnya berhitung-hitung. Kerja kita jadi terlunta-
lunta akibat perhitungan dan seperti transaksi dagang. Saya memberi apa dan
saya harus dapat apa.

Materi kewirausahaan seharusnya menjadi kurikulum tambahan yang diberikan


penyelenggara pendidikan untuk menjadikan guru-guru mandiri finansial.

Semisal memberikan pelatihan kelas wirausaha, yang mengarahkan mereka


membuat sebuah organisasi, yang berbentuk koperasi.

Menyejahterakan anggota dan bersama-sama terikat dan ikut terlibat memikirkan


kemajuan organiasi baik dalam program atau dalam pemodalan.

Agar muncul harapan roda keuangan organisasi agar menghasilkan profit.


Sehingga di sekolah guru-guru dapat mengajar dengan lebih baik dengan
adanya satu menejeman yang menopang profit oriented diluar dari gaji yang
mereka terima.

Guru Merdeka Berwirausaha


Wirausaha menjadikan kompor menyala di rumah-rumah para pendidik moral
manusia. Sehingga guru-guru tidak lagi menghitung-hitung kinerja berdasar
loyalitas lembaga menopang kebermandirian finansial yang disistemkan.

Sekali lagi wirausaha bagi guru-guru perlu diberikan. Entah dalam bentuk
matrikulasi, pemberian meteri, syukur-syukur kelembangaan yang berbentuk
koperasi.

Ambil potongan gaji yang digunakan untuk modal usaha bersama. Tentu tidak
menjadi masalah. Dengan prosentasi proporsional. Sudah saatnya kita buka
lembar baru, guru yang merdeka finansial yang mengarahkan guru profesional.

Guru berwirausaha yang sistemnya pasif orientid. Yang tidak banyak menyita
waktu namun menghasilkan, sehingga guru-guru dapat mengembangkan sayap
untuk berkreatifitas, mengajar secara tenang, dan mendidik secara utuh.

Mungkin terlihat berjenjang antara mengajar dan berwirausaha. Namun substansi


tujuan adalah sama. Memperbaiki kemerdekaan finansial guru yang mengarah
pada loyalitas kerja yang lebih baik lagi kedepannya.

Hadirnya guru-guru yang tidak lagi memperhitungkan untung dan rugi dalam
mencerdaskan anak-anak generasi pemimpin negeri.

Saya kira itu!

Anda mungkin juga menyukai