Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reka Amelia Putri

Npm : 21334745
Kelas : diagnostik klinik K

1. perempuan berusia 20 tahun, TB 160 cm, BB 40 Kg datang ke donter dengan


keluhan pusing, mual, lemas dan nafsu makan berkurang sejak 3 hari yang lalu.
dugaan sementara dokter, pasien mengalami anemia. pasien selanjutnya diberikan
surat pengantar untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
a) Apa yang dimaksud dengan anemia?
jawab : Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel
darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
b) Apa saja parameter pemeriksaan darah yang diperlukan untuk diagnose anemia?
(sertakan nilai normalnya!)
jawab :
Pemeriksaan Hematologi
➢ Hematokrit (Hct)→persentase sel darah merah tehadap volume darah total.
Nilai normal Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Nilai normal Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45
➢ Hemoglobin
Nilai normal Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Nilai normal Wanita : 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
➢ Eritrosit
Nilai normal Pria: 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
Nilai normal Wanita : 3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L
c) Bagaimana penatalaksanaan terapi pada pasien anemia?
jawab :
• Terapi besi oral : Terapi oral zat besi merupakan terapi yang efektif dan paling
terjangkau untuk ADB. Dosis rekomendasi asupan besi untuk ADB adalah besi
elemental 150 – 200 mg per hari.
• Terapi besi parenteral : Besi parenteral dapat diberikan apabila pasien mengalami
kegagalan terapi oral atau memiliki kondisi berikut: (1) Perdarahan berlebih, (2)
Gangguan ginjal kronis, (3) Penyakit radang usus/inflammatory bowel disease, dan (4)
Pasien kanker.
• transfusi darah : Transfusi darah diindikasikan pada pasien dengan Hb < 6-8 g/dL,
terutama pada pada ibu hamil dengan gawat janin atau gawat ibu, hemodinamik tidak
stabil, perdarahan aktif, iskemia organ karena ADB berat. Transfusi dilakukan dengan
packed red cell 300 ml 2 unit.
• penanganan kondisi penyerta : Terapi anemia harus meliputi penanganan kondisi
yang menyebabkan. Penyakit yang sering kali menyertai ADB adalah: gangguan haid,
perdarahan gastrointestinal, perdarahan saluran kemih, infeksi cacing, gangguan
ginjal.

2. pria berusia 57 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri saat buang air kecil,
demam (subu tubuh 40 0C) dan menggigil. dari pemeriksaan fisik dan hasil
laboratorium dokter mendiagnosa infeksi saluran kemih (ISK) dan gagal ginjal kronis
(GGK).
a) Apa saja pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk mendiagnosa ISK?
jawab :
• Tes dipstik urin : Pada tes dipstik urin, hasil positif dari nitrit menunjukkan
kecurigaan terhadap ISK dikarenakan Enterobactericeae merupakan grup
mikroorganisme yang dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Hal tersebut dapat terjadi
jika urin telah berada dalam kandung kemih minimal 4 jam. Jumlah nitrit harus cukup
pada urin untuk mencapai ambang batas pemerikaan.
• Tes kultus urin : Pemeriksaan baku emas untuk ISK adalah kultur urin. Hasil
jumlah koloni yang mencapai ambang batas > 100 pada wanita mengidentifikasikan
sistitis,sedangkan pada pria mencapai > 1000.
• Radiologi : Pemeriksaan radiologi seperti USG, CT Scan dan MRI biasanya
dilakukan pada pasien dengan ISK berulang dengan kecurigaan adanya anomali dari
saluran kemih.
b) Apa terapi yang anda rekomendasikan kepada dokter untuk mengatasi ISK pasien?
jawab :
merekomendasikan untuk pemberian obat Antibiotik, untuk pasien ISK yang sering
kambuh dianjurkan untuk Mengonsumsi antibiotik dosis rendah setiap hari selama 6
bulan atau lebih, Mengonsumsi antibiotik setiap selesai berhubungan intim,
Menjalani terapi hormon estrogen pada pasien yang telah memasuki masa menopause,
c) Apa saja pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk mendiagnosa GGK?
jawab :
• Tes darah : Tes darah dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal dengan memeriksa
kadar limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum.
• Tes urine : Dalam tes ini, kadar albumin (protein darah), kreatinin, dan sel darah
merah dalam urine akan diperiksa. Hasil pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan
seberapa parah kerusakan ginjal yang dialami pasien.
• Pemindaian : Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal.
Umumnya, pemeriksaan yang dilakukan adalah USG ginjal, tetapi bisa juga
menggunakan MRI atau CT scan.
• Biopsi ginjal : Biopsi ginjal dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari jaringan
ginjal. Sampel ini selanjutnya akan dianalisis di laboratorium, agar penyebab
kerusakan ginjal bisa diketahui.
d) Bagaimana cara untuk menentukan tingkat keparahan penyakit GGK?
jawab :

Penurunan fungsi ginjal memiliki beberapa tingkatan sebelum mencapai stadium akhir. Tingkatan

ini diukur dari penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau bisa juga disebut Glomerular

Filtration Rate (GFR) dengan tingkatan sebagai berikut:

1) Stadium 1 : Kerusakan pada ginjal dengan GFR yang normal atau di atas ≥ 90 mL/min/ 1.73 m2

2) Stadium 2 : Kerusakan pada ginjal dengan penurunan GFR yang ringan 60-89 mL/min/ 1.73 m2

3) Stadium 3 : Penurunan pada GFR yang sedang 30-59 mL/min/ 1.73 m2

4) Stadium 4 : Penurunan pada GFR yang parah 15-29 mL/min/ 1.73 m2

5) Stadium akhir: Anda mengalami gagal ginjal kronis apabila GFR anda kurang dari <15 mL/min/

1.73 m2

Anda mungkin juga menyukai