Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk


menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam
pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta
pembesaran hewan ternak (raising).
Meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Sejarah Perkembangan Pertanian


Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatumasyarakat
mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatukelompok orang untuk
menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan,
pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris. Sebagai
bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia
sebelum revolusi industri.Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaanpertama yang
dialami manusia.
.Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki
perkembanganpenguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih
dijumpaimasyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan
kegiatan peternakanatau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan
pangan.

Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih maju adalah
dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindah-pindah. Sebidang tanah
ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami
dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau ladang berpindah.

Pertanian Tradisional
Pada pertanian tradisional orangmenerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas tanaman
sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap pertumbuhan
tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan, penyiangan, dan melindungi
tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Pertanian Progresif (Modern)

Manusia menggunakan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien,
masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian, fasilitas-fasilitas
irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum,
pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon
terhadap pemupukan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat.
Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode berbagai macam input
dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil dan pendapatan
yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk (lumbung) diolah untukmendapatkan harga yang
lebih tinggi. Cara pengawetan hasil pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan
mendapatkan nilai yang tinggi.

Berdasarkan sejarahnya, pertanian dapat dibedakan menjadi Pertanian Kuno, Pertanian Tradisional,
Pertanian Modern dan Pertanian Sehat. Berikut adalah ciri-ciri dari keempat pertanian tersebut.

Pertanian Kuno (Purba):


1. Mengambil hasil pertanian tanpa menanam.
2. Menanam di lahan sempit secara sederhana.
3. Pertanian ladang berpindah (shifting cultivation).
4. Berpindah tempat baru jika hasil tanaman sudah turun.
5. Kembali ke tempat semula setelah 7-10 putaran.
6. Teknologi masih sederhana.
7. Hasil untuk keluarga (subsisten).

Pertanian Tradisional:
1. Pertanian dengan sistem menetap.
2. Pengolahan tanah dengan tenaga manusia/hewan.
3. Bibit menggunakan jenis lokal.
4. Pemupukan dengan pupuk organik.
5. Pengairan sistem tadah hujan.
6. Pengendalian hama penyakit secara manual.
7. Rasa padi enak.
8. Hasil panen yg baik dipilih untuk bibit.
9. Hasil padi rendah.
10. Umur tanaman lama (± 6 bulan).
11. Bibit lokal rentan serangan hama/penyakit.

Pertanian Modern (Revolusi Hijau) :


1. Pengolahan tanah secara mekanik (mesin).
2. Bibit unggul hasil persilangan buatan.
3. Bibit selalu beli, dan butuh unsur hara tinggi.
4. Penggunaan pupuk an organik (buatan pabrik).
5. Tanah sawah kekurangan bahan organik.
6. Pencemaran tanah, air dan udara.
7. Pengairan sistem irigasi.
8. Pengendalian hama/ penyakit secara rutin pakai pestisida buatan.
9. Penggunaan hormon tumbuh.
10. Ledakan hama sekunder.
11. Polusi pestisida ke tanah dan air.
Pertanian Sehat (Sustainable Agriculture):
1. Menggunakan prinsip-prinsip ekologis.
2. Penurunan penggunan pupuk buatan dan memberikan pupuk organik.
3. Penggunaan pestisida organik.
4. Pengendalian HPT secara terpadu (IPM)

Pertanian di Indonesia
Bangsa Indonesia menganggap pertanian sebagai bagian dari kebudayaan manusia, hal ini
menjadikan sejarah pertanian menjadi salah satu bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Sebagai
bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan
manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi
kebudayaan pertama yang dialami manusia
Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock)
secara khusus disebut sebagai peternak.
Berdasarkan data statistik yang ada saat ini sekitar 75% penduduk Indonesia tinggal diwilayah
pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan hidup dari sektor pertanian  dengan tinggat
pendapatan yang relative rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan.
Kondisi sosial budaya pertanian merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam
pembangunan nasional dan kemampuan sektor untuk bersaing pada abad yang akan datang.

Sumber:
http://agbsosek.blogspot.com/2015/12/teori-sejarah-perkembangan-pertanian.html

Anda mungkin juga menyukai