Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

Dosen Pengampu :

Dr. Asrifai, S. IP, M. Si

Nama-Nama kelompok 9
Nama dan stambuk:

1. Erika putri_B40120019

2.Mazlan B40120309

3. Moh. Rifaldi_B40120129

4.Nurlina _B40120159

5. Moh Nurul Arsyi_B40120179

6. Ernina Ningsi_B40120009

7.Citra Aminudin Lembah_B40120029

8. Zanas Nafila B40120059

9.Atika Nurul Ainayyah B40120299

10.Mohammad Thoriq Gifari_B40120169

11.Dhea gita lawita sihombing_B40120319

12.Fadilah Nur Cahyati_B40120149

13.muhamad fajar. B40120279

14.Nama dan stambuk:

1. Erika putri_B40120019

2.Mazlan B40120309

3. Moh. Rifaldi_B40120129

4.Nurlina _B40120159

5. Moh Nurul Arsyi_B40120179

6. Ernina Ningsi_B40120009

7.Citra Aminudin Lembah_B40120029

8. Zanas Nafila B40120059


9.Atika Nurul Ainayyah B40120299

10.Mohammad Thoriq Gifari_B40120169

11.Dhea gita lawita sihombing_B40120319

12.Fadilah Nur Cahyati_B40120149

13.muhamad fajar. B40120279

14.imanudin kamil B40120249

15.Ramlah B40120039
Resume KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Beberapa Konsep Dalam Pengorganisasian Masyarakat

1. Partisipasi

Pengertian partisipasi ini juga telah mengalami berbagai penyimpangan sehingga lebih
mendekati apa yang sering disebut sebagai “mobilisasi” atau malah sering kali diartikan
sebagai ”rekayasa sosial” dimana masyarakat tetap saja didudukkan sebagai obyek
pembangunan.

Beberapa pengertian partisipasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah sebagai berikut di
bawah ini.

a) Pelibatan diri pada suatu tekad yang telah menjadi kesepakatan bersama (Hasan Poerbo)

b) Voluntary involvement of people in making & implementing decisions directly


affecting their lives, ….(UNCHS, 1991)

Pelibatan secara suka rela oleh masyarakat dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan
yang langsung menyangkut hidup mereka……

c) A voluntary process by which people including the disadvantaged (income, gender,ethnicity,


education) influence or control the decisions that affect them (Deepa Narayan, 1995)

Suatu proses yang wajar dimana masyarakat termasuk yang kurang beruntung (penghasilan,
gender, suku, pendidikan) mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang
langsung menyangkut hidup mereka

Ciri-ciri partisipasi

Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :

a) Bersifat proaktif dan bukan reaktif artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak.

b) Ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat

c) Ada tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut

d) Ada pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara
2. Sinergi

Pengertian Secara umum sinergi diratikan bila hasil kerjasama lebih banyak dibanding dengan
penjumlahan hasil masing-masing.

Sinergi juga merupakan suatu proses, jadi bukan sekedar kerja sesaat, untuk mewujudkan
alternatif ketiga sehingga akan terjadi budaya kerjasama yang kreatif.

 Ciri-ciri sinergi

Sinergi selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Berorientasi pada hasil bersama

b) Punya tujuan bersama

c) Mengembangkan berbagai alternatif ketiga

d) Kerjasama secara kreatif,

e) Merupakan proses

 Untuk memperjelas pengertian sinergi dapat dilihat juga apa yang bukan sinergi sebagai
berikut ini

a) Bukan sekedar sumbang saran

b) Bukan teknik berunding

c) Bukan menyerah terhadap pendapat pihak lain

d) Bukan persaingan/teknik bersaing

Perbedaan antara Sinergi dan Kompromi

Untuk makin memperjelas pengertian sinergi maka sinergi dibandingkan dengan kompromi

: Sinergi : 1 plus 1 > dari 2

Kompromi : 1 plus 1 < dari 2,

oleh sebab itu ada bagian yang dikorbankan.

Persyaratan Terjadi Sinergi


a).Ada perbedaan atau keragaman

b).Ada sikap menang-menang

c). Ada upaya untuk mengerti terlebih dahulu

d). Hargai perbedaan

e) .Jakin bersama akan menemukan alternatif ketiga.

3. Kemandirian

Pengertian Meskipun sudah berkali-kali digunakan tetapi ternyata pengertian kemandirian


masih sulit dijelaskan. Sering kali kemandirian diartikan situasi dimana seseorang/suatu
komunitas mampu mengurus dirinya/mereka sendiri. Dengan kata lain suatu komunitas disebut
mandiri bila dapat menjadi programer bagi diri mereka sendiri, artinya sadar akan berbagai ;
persoalan yang dihadapi, kelemahan, kekuatan dan peluang yang dimiliki serta mampu
menyusun program untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, mengatasi berbagai
kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki.

Jenjang kemandirian ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 tahapan sebagai berikut
:

a) Tahap : Tergantung (dependent)

Suatu kondisi masyarakat yang belum mandiri;

· Merasa tergantung pihak lain

· Sangat reaktif,

· Tidak mengenal diri/komunitasnya

· Selalu menyalahkan pihak lain,

· Tidak bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka

b) Tahap : Mandiri

Suatu kondisi masyarakat yang sudah mandiri

· Tidak tergantung pihak lain,

· Proaktif,

· Mengenal diri/komunitasnya dengan baik

· Mampu mengambil inisiatif/prakarsa,


· Bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka

· Mampu mengelola organisasi dan program-program mereka

c) Tahap : Kesaling-bergantungan

Suatu kondisi masyarakat yang tidak saja mampu mengurus komunitasnya tetapi juga mampu
mendudukkan komunitasnya sebagai bagian integral dari komunitas-komunitas lain yang harus
saling melayani untuk kemajuan bersama.

Kegagalan komunitas yang lain merupakan kegagalan seluruh sistem dimana komunitasnya
hidup (konsep hadir di tengah masyarakat). Komunitas pada tingkat ini akan memiliki
kemampuan untuk mengelola jaringan/jaring kerja (networking) dan menciptakan sinergi untuk
kemajuan bersama

A. Konsep Pengorganisasian Masyarakat

1. Dasar Pemikiran

Pengorganisasian komunitas sebenarnya pemikiran dan pola kerjanya telah ada dan
berlangsung sejak berabad-abad dahulu yaitu sebuah upaya membangun masyarakat untuk
mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan adil dari sebelumnya. Hal ini mengacu
pada harkat dan martabat kemanusian seutuhnya.

Sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja yang sudah di kenal pada masa
kehidupan Lao Tse di Cina pada abad ke-7 sebelumnya masehi. Pada abad ke 20, konsep dari
pemikiran dan pola kerja pengorganisasian masyarakat tersebut menjadi popular kembali
sebagai reaksi terhadap gagasan dan praktek-praktek pembangunan atau “modernisasi” yang
ternyata berujung pada terinjak-injaknya harkat kemanusian dan pengurasan secara dahsyat
berbagai sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi. (Mubarak,
dkk, 2006).

2. Definisi

Pengorganisasian komunitas merupakan suatu proses ketika komunitas atau kelompok dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan itu dan selanjutnya mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas, tetapiberdasarkan atas sumber daya yang
berasal dari luar. Usaha tersebut diatas di Indonesia dapat dilakukan secara gotong royong.
(Sumijatun, dkk,2005)

Pengorganisasian masyarakat Menurut Notoatmodjo (1997, dalam Effendi, 2009) adalah suatu
proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan
prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber
yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong
royong.

B.TUJUAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT


1. Membangun kekuatan masyarakat

2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis

3. Membangun jaringan

4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam
penanggulangan masalah. Definisi Komunitas Denver (1991) adalah keseluruhan element
masyarakat beserta kelembagaan yang ada didalamnyaWHO (1974) adalah suatu
pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-nilai.
Anggotanya saling mengenal dan berinteraksi. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial
tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu.

ASPEK - ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

1.PROSES

2.MASYARAKAT

3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT

1.PROSES

a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,

b. Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan,

c. Dalam prosesnya ditemukan unsur - unsur kesukarelaan.Kesukarelaan timbul karena adanya


keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk
mengatasinya,
d. Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok
atau masyarakat,

e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada
segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk
mengatasinya.

f. Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama - sama mengatasinya.


2.MASYARAKAT

Masyarakat biasanya diartikan sebagai :

a. Kelompok besar yang mempunyai Batas - batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten
dsb.

b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang
lebih besar,

c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok
yang lebih besar,

d. Kelompok yang secara bersama - sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhannya.

3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah - langkah sebagai
berikut :

a. Menarik orang - orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk
kepanitiaan yang akan menangani masalah - masalah yang berhubungan dengan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat,

b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,

c. Melakukan upaya penyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana tersebut.

Tipologi komunitas

Hendrik Blum (1974) membagi komunitas :


1.Temu muka (face to face )

2.Menurut Wilayah/adm pemerintahan

3.Menurut Kesamaan kebutuhan

4.Berdasarkan masalah ekologi

5.Berdasarkan sumber daya atau pemecahan masalah

Proses pengorganisasian masyarakat


Menurut sarwono (1980) :
1. Disadari dimana Masy merasakan adanya kebutuhan bersama

2. Tidak disadari dimana masalah dirasakan setelah adanya kebutuhan yang mendesak

3. Sukarela dimana Toma menyadari adanya kebutuhan, selanjutnya mengambil prakarsa

4. Tidak sukarela/ mekanisme instruktif dimana program dilaksanakan bila ada instruksi

Perencanaan pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masy berorientasi pada proyek/kegiatan tertentu untuk tujuan meningkatkan


kesejahteraan masy

.Perencanaan pengorganisasian masy dlm kep komunitas dikenal dg analisis resiko


komunitas,terdiri dari :

1. Identifikasi faktor resiko kes dlm komunitas:

a. Identifikasi demografi dan karakteristik lingkungan

b. Identifikasi faktor resiko berkaitan dg demografi dan karakteristik lingkungan

c. Menentukan kriteria dan prioritas


2. Menentukan besarnya gangguan ( shcoring)

3. Hub dg faktor lingkungan/ etiologi

4. Indikator kesehatan

Keberhasilan suatu pendekatan pengorganisasian masy diperlukan partisipasi aktif masyarakat

Perencanaan pengorganisasian Masy (Subiyakto.A ,1978)


1.Bentuk langsung (direct) :

a. Identifikasi masalah dilakukan melalui Toma (key-person) atau melalui


musyawarah kelompok/komunitas

b. Perumusan masalah dinyatakan dengan cara yang menggugah serta menarik minat dan
partisipasi masyarakat

c. Menggunakan nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat

2. Bentuk tidak langsung ( indirect ):

Perlu adanya individu yang meyakini adanya masalah/kebutuhan, bila dilakukan tindakan
tertentu akan bermanfaat bagi masyarakat.
Orang ini harus mampu meyakinkan pihak lain.Contohnya : Pemerintah, Toma ( key-person)

Health education adalah upaya pengorganisasian masy dilakukan untuk pengembangan dan
perubahan perilaku dalam bentuk kemampuan mandiri ( self health ) menuju peningkatan
derajat kesehatan

Model pengorganisasian Komunitas


Menurut Ross (1995) terdapat 3 jenis pendekatan :

1. Pendekatan bertujuan khusus :Seseorang/ lembaga yang merasakan adanya kepentingan


bagi kelompok komunitas dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan dengan memperhatikan faktor waktu, pemenuhannya bersifat segera

Model pengorganisasian Komuitas (lanjutan)


2. Pendekatan bertujuan umum : Mengkoordinasi berbagai usaha dalam wadah tertentu

3.Pendekatan proses : Keikutsertaan masyarakat menjadi hal utama sehingga timbul


prakarsa, kerjasama dan minat mengembangkan kemampuan sesuai dengan kapasitas
masyarakat

Penerapan dalam kep. komunitas

Memperhatikan proses masyarakat dan fungsi masyarakat

Pengorganisasian masyarakat dikaitkan dengan pengembangan masyarakat disebut


pemberdayaan ( empowerment) masyarakat

Praktik keperawatan ( Stanhope,1991) :

1. Ketersediaan sumber data

2. Aspek pengkajian

3. Aspek pendidikan/ kesehatan

4. Aspek intervensi

Penerapan dalam kep. komunitas


masalah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakatKebutuhan/ masalah yang dirasakan oleh
suatu kelompok kecil tidak dirasakan oleh kelompok yang lebih besar Kondisi fungsional
adalah bila berbagai fungsi dapat berlangsung secara baik.

Untuk mencapai kondisi fungsional ( sarwono dkk, 1980) :


1.Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
kepentingan/menangani masalah yang berhub dg kegiatan klp/komunitas

2. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh kelompok / komunitas
3. Melakukan usaha/ kampanye untuk mencapai rencana tersebut.

Peran petugas kesehatan dalam pengembangan komunitas

Peran yang besar pada awal usaha pengembangan dan berangsur berkurang karena dialihkan
kepada masyarakat semakin besar

Pendelegasian wewenang disesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan masyarakat

Persyaratan petugas kes dalam pengembangan komunitas


Mampu melakukan pendekatan serta merebut kepercayaan masyarakat, mampu bekerjasama
dan membangun saling percaya bersama masyarakat

Mengenal sumber daya yang tersedia serta nara sumber yang diperlukan

Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga informasi dapat ditransfer dan diamalkan oleh
masy

Kemampuan profesional untuk melakukan pendekatan kepada Toma

Persyaratan petugas dalam pengembangan komunitas (lanjutan)


Mengenal masyarakat berikut lingkungannya

Memiliki pengetahuan dasar/ keterampilan yang dibutuhkan untuk diajarkan kepada


masyarakat

Menyadari keterbatasan diri sendiri sehingga tahu kapan harus berhub dengan tenaga ahli
(konsultasi)

Pengorganisasian komunitas dalam keperawatan kelompok


Sejarah keperawatan komunitas :

Zaman Florence Nightingale, mengorganisasikan perawatan kesehatan bagi prajurit perang


cream (1856). Pengelolaan berdasarkan golongan miskin,terdiskriminasi (Irlandia
katolik).Setelah perang usai mengorganisasikan rumah sakit sebagai perawatan dan pendidikan
keperawatan

Pengorganisasian komunitas dalam keperawatan kelompok (lanjutan)

Perkembangan keperawatan komunitas di AS dipelopori Lilian Wald (1877) :Dengan cara fee
for services dengan system cost accounting serta melalui periklanan disurat kabar. Hasilnya
dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit infeksi. Perkembangan selanjutnya masa PD
I-PD II 1961 diberlakukan asuransi kesehatan masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat (PHN) suatu bentuk pengembangan pengorganisasian
kelompok masyarakat di Indonesia

Langkah-langkah pengorganisasian masyarakatAdapun tindak lanjut yang dimaksud meliputi


tahapan langkah-langkah pengorganisasian masyarat yang terdiri dari:

1. Langkah integrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh organisator dengan meleburkan
dirinya dalam masyarakat sehingga diterima masyarakat dan memahami kondisi
masyarakat.
2. Riset sosial, yaitu dengan mempelajari lebih mendalam situasi sosio-kultural, historis dan
masalah yang ada di masyarakat.
3. Program tentatif, yaitu menyusun serangkaian kegiatan yang dapat mendorong
masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan secara efektif dalam melakukan aktivitas
penanganan masalah.
4. Aktivitas pemberdayaan, yaitu dengan membangun kesadaran melalui motivasi dan nilai-
nilai moralitas.

5.Pertemuan dan Role Playing, yang melakukan pembahasan secara formal sehingga terdapat
legitimasi dari masyarakat mengenai tindak lanjut pelaksanaan upaya yang akan dilakukan dalam
penanganan masalah. Di samping itu, disiapkan pula langkah-langkah tindak lanjutnya agar jelas
bagi masyarakat untuk terlibat.

6.Pelaksanaan Aksi, yaitu melakukan kegiatan pengorgniasasian masayarakat dalam


penanganan masalah. Dalam hal ini perlu diidentifikasi jenis aksi, metode aksi, struktur aksi,
tujuan dan target aksi.

Beberapa metode dan media pengorganisasian masyarakatSetelah mengetahui pola dan langkah-
langkah pengorganisasian masyarakat, perlu diketahui pula metode dan media yang
memungkinkan untuk digunakan dalam proses pengorganisasian.

Pentingnya mengetahui metode dan media pengorganisasian masyarakat karena sarana yang
akan digunakan akan membuat langkah-langkah yang sudah disusun dapat berjalan dengan
efektif dan tepat sasaran. Di samping itu, dalam pengorganisasian masyarakat adalah penting
dalam upaya memenangkan dukungan dan pemikiran masyarakat.

Beberapa bentuk metode dan media pengorganisasian masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Diskusi, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat). Diskusi formal
dilakukan secara terbuka dengan melibatkan seluas-luasnya anggota masyarakat dari
segala macam lapisan. Sedangkan diskusi informal (privat) adalah diskusi yang
melibatkan komunitas secara lebih spesifik
2. Pelatihan, yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan mampu menjadi
aktor utama dalam pengorganisasian masyarakat.
3. Bentuk-bentuk aksi juga dapat menjadi sarana pengorganisasian masyarakat dimana
suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di mata masyarakat juga memiliki
potensi untuk meningkatkan partisipasi dalam pengorganisasian tersebut.
4. Salah satu sarana lainnya adalah sarana yang memiliki karakter penyebaran yang lebih
luas dan merata yaitu kampanye dan sosialisasi. Sarana ini dapat dilakukan dalam
berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran, radio komunitas, buletin/buku,
majalah/koran, video dan seni pertunjukan.

Anda mungkin juga menyukai