Dosen Pengampu :
Nama-Nama kelompok 9
Nama dan stambuk:
1. Erika putri_B40120019
2.Mazlan B40120309
3. Moh. Rifaldi_B40120129
4.Nurlina _B40120159
6. Ernina Ningsi_B40120009
1. Erika putri_B40120019
2.Mazlan B40120309
3. Moh. Rifaldi_B40120129
4.Nurlina _B40120159
6. Ernina Ningsi_B40120009
15.Ramlah B40120039
Resume KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Beberapa Konsep Dalam Pengorganisasian Masyarakat
1. Partisipasi
Pengertian partisipasi ini juga telah mengalami berbagai penyimpangan sehingga lebih
mendekati apa yang sering disebut sebagai “mobilisasi” atau malah sering kali diartikan
sebagai ”rekayasa sosial” dimana masyarakat tetap saja didudukkan sebagai obyek
pembangunan.
Beberapa pengertian partisipasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah sebagai berikut di
bawah ini.
a) Pelibatan diri pada suatu tekad yang telah menjadi kesepakatan bersama (Hasan Poerbo)
Pelibatan secara suka rela oleh masyarakat dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan
yang langsung menyangkut hidup mereka……
Suatu proses yang wajar dimana masyarakat termasuk yang kurang beruntung (penghasilan,
gender, suku, pendidikan) mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang
langsung menyangkut hidup mereka
Ciri-ciri partisipasi
a) Bersifat proaktif dan bukan reaktif artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak.
d) Ada pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara
2. Sinergi
Pengertian Secara umum sinergi diratikan bila hasil kerjasama lebih banyak dibanding dengan
penjumlahan hasil masing-masing.
Sinergi juga merupakan suatu proses, jadi bukan sekedar kerja sesaat, untuk mewujudkan
alternatif ketiga sehingga akan terjadi budaya kerjasama yang kreatif.
Ciri-ciri sinergi
e) Merupakan proses
Untuk memperjelas pengertian sinergi dapat dilihat juga apa yang bukan sinergi sebagai
berikut ini
Untuk makin memperjelas pengertian sinergi maka sinergi dibandingkan dengan kompromi
3. Kemandirian
Jenjang kemandirian ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 tahapan sebagai berikut
:
· Sangat reaktif,
b) Tahap : Mandiri
· Proaktif,
c) Tahap : Kesaling-bergantungan
Suatu kondisi masyarakat yang tidak saja mampu mengurus komunitasnya tetapi juga mampu
mendudukkan komunitasnya sebagai bagian integral dari komunitas-komunitas lain yang harus
saling melayani untuk kemajuan bersama.
Kegagalan komunitas yang lain merupakan kegagalan seluruh sistem dimana komunitasnya
hidup (konsep hadir di tengah masyarakat). Komunitas pada tingkat ini akan memiliki
kemampuan untuk mengelola jaringan/jaring kerja (networking) dan menciptakan sinergi untuk
kemajuan bersama
1. Dasar Pemikiran
Pengorganisasian komunitas sebenarnya pemikiran dan pola kerjanya telah ada dan
berlangsung sejak berabad-abad dahulu yaitu sebuah upaya membangun masyarakat untuk
mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan adil dari sebelumnya. Hal ini mengacu
pada harkat dan martabat kemanusian seutuhnya.
Sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja yang sudah di kenal pada masa
kehidupan Lao Tse di Cina pada abad ke-7 sebelumnya masehi. Pada abad ke 20, konsep dari
pemikiran dan pola kerja pengorganisasian masyarakat tersebut menjadi popular kembali
sebagai reaksi terhadap gagasan dan praktek-praktek pembangunan atau “modernisasi” yang
ternyata berujung pada terinjak-injaknya harkat kemanusian dan pengurasan secara dahsyat
berbagai sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi. (Mubarak,
dkk, 2006).
2. Definisi
Pengorganisasian komunitas merupakan suatu proses ketika komunitas atau kelompok dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan itu dan selanjutnya mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas, tetapiberdasarkan atas sumber daya yang
berasal dari luar. Usaha tersebut diatas di Indonesia dapat dilakukan secara gotong royong.
(Sumijatun, dkk,2005)
Pengorganisasian masyarakat Menurut Notoatmodjo (1997, dalam Effendi, 2009) adalah suatu
proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan
prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber
yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong
royong.
3. Membangun jaringan
4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam
penanggulangan masalah. Definisi Komunitas Denver (1991) adalah keseluruhan element
masyarakat beserta kelembagaan yang ada didalamnyaWHO (1974) adalah suatu
pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-nilai.
Anggotanya saling mengenal dan berinteraksi. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial
tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu.
1.PROSES
2.MASYARAKAT
3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT
1.PROSES
a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,
e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada
segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk
mengatasinya.
a. Kelompok besar yang mempunyai Batas - batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten
dsb.
b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang
lebih besar,
c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok
yang lebih besar,
d. Kelompok yang secara bersama - sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhannya.
3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah - langkah sebagai
berikut :
a. Menarik orang - orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk
kepanitiaan yang akan menangani masalah - masalah yang berhubungan dengan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat,
b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,
Tipologi komunitas
2. Tidak disadari dimana masalah dirasakan setelah adanya kebutuhan yang mendesak
4. Tidak sukarela/ mekanisme instruktif dimana program dilaksanakan bila ada instruksi
4. Indikator kesehatan
b. Perumusan masalah dinyatakan dengan cara yang menggugah serta menarik minat dan
partisipasi masyarakat
Perlu adanya individu yang meyakini adanya masalah/kebutuhan, bila dilakukan tindakan
tertentu akan bermanfaat bagi masyarakat.
Orang ini harus mampu meyakinkan pihak lain.Contohnya : Pemerintah, Toma ( key-person)
Health education adalah upaya pengorganisasian masy dilakukan untuk pengembangan dan
perubahan perilaku dalam bentuk kemampuan mandiri ( self health ) menuju peningkatan
derajat kesehatan
2. Aspek pengkajian
4. Aspek intervensi
2. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh kelompok / komunitas
3. Melakukan usaha/ kampanye untuk mencapai rencana tersebut.
Peran yang besar pada awal usaha pengembangan dan berangsur berkurang karena dialihkan
kepada masyarakat semakin besar
Mengenal sumber daya yang tersedia serta nara sumber yang diperlukan
Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga informasi dapat ditransfer dan diamalkan oleh
masy
Menyadari keterbatasan diri sendiri sehingga tahu kapan harus berhub dengan tenaga ahli
(konsultasi)
Perkembangan keperawatan komunitas di AS dipelopori Lilian Wald (1877) :Dengan cara fee
for services dengan system cost accounting serta melalui periklanan disurat kabar. Hasilnya
dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit infeksi. Perkembangan selanjutnya masa PD
I-PD II 1961 diberlakukan asuransi kesehatan masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat (PHN) suatu bentuk pengembangan pengorganisasian
kelompok masyarakat di Indonesia
1. Langkah integrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh organisator dengan meleburkan
dirinya dalam masyarakat sehingga diterima masyarakat dan memahami kondisi
masyarakat.
2. Riset sosial, yaitu dengan mempelajari lebih mendalam situasi sosio-kultural, historis dan
masalah yang ada di masyarakat.
3. Program tentatif, yaitu menyusun serangkaian kegiatan yang dapat mendorong
masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan secara efektif dalam melakukan aktivitas
penanganan masalah.
4. Aktivitas pemberdayaan, yaitu dengan membangun kesadaran melalui motivasi dan nilai-
nilai moralitas.
5.Pertemuan dan Role Playing, yang melakukan pembahasan secara formal sehingga terdapat
legitimasi dari masyarakat mengenai tindak lanjut pelaksanaan upaya yang akan dilakukan dalam
penanganan masalah. Di samping itu, disiapkan pula langkah-langkah tindak lanjutnya agar jelas
bagi masyarakat untuk terlibat.
Beberapa metode dan media pengorganisasian masyarakatSetelah mengetahui pola dan langkah-
langkah pengorganisasian masyarakat, perlu diketahui pula metode dan media yang
memungkinkan untuk digunakan dalam proses pengorganisasian.
Pentingnya mengetahui metode dan media pengorganisasian masyarakat karena sarana yang
akan digunakan akan membuat langkah-langkah yang sudah disusun dapat berjalan dengan
efektif dan tepat sasaran. Di samping itu, dalam pengorganisasian masyarakat adalah penting
dalam upaya memenangkan dukungan dan pemikiran masyarakat.
Beberapa bentuk metode dan media pengorganisasian masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Diskusi, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat). Diskusi formal
dilakukan secara terbuka dengan melibatkan seluas-luasnya anggota masyarakat dari
segala macam lapisan. Sedangkan diskusi informal (privat) adalah diskusi yang
melibatkan komunitas secara lebih spesifik
2. Pelatihan, yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan mampu menjadi
aktor utama dalam pengorganisasian masyarakat.
3. Bentuk-bentuk aksi juga dapat menjadi sarana pengorganisasian masyarakat dimana
suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di mata masyarakat juga memiliki
potensi untuk meningkatkan partisipasi dalam pengorganisasian tersebut.
4. Salah satu sarana lainnya adalah sarana yang memiliki karakter penyebaran yang lebih
luas dan merata yaitu kampanye dan sosialisasi. Sarana ini dapat dilakukan dalam
berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran, radio komunitas, buletin/buku,
majalah/koran, video dan seni pertunjukan.