Anda di halaman 1dari 8

BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062

Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803


Juli-Desember, 2019

Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa Tadris Biologi pada


Mata Kuliah Biologi Umum
Science Process Skills (KPS) Collage Students of Biology Education on General
Biology Courses

KHAIRUNNISA(1) *, ITA(1), ISTIQAMAH(1)


(1)
Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin,
Jln. A. Yani KM 4,5 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan
Indonesia

*Corresponding Author Email: khairunnisa@uin-antasari.ac.id

ABSTRAK

Jumlah mahasiwa di program studi biologi berjumlah 35 orang yang terdiri dari 91,43%
berasal dari lulusan kelas IPA, 8,57% dari lulusan kelas non IPA (keagamaan, adminstrasi, IPS).
Keterampilan Proses Sains yang dimiliki mahasiswa tersebut belum maksimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains mahasiswa Program Studi Tadris
Biologi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini akan
menghasilkan data yang akan dianalisis secara deskriptif dan diukur secara kategorikal. Data
penelitian berupa nilai tes keterampilan proses sains yang diambil dari nilai hasil belajar
mahasiswa pada perkuliahan Biologi Umum. Hasil penelitian menunjukkan KPS yang dimiliki
mahasiswa cukup memuaskan yaitu pada aspek mengamati/ observasi sebesar 65,23% kategori
“baik”, mengklasifikasi sebesar 69,28% kategori “baik”, menafsirkan data sebesar 64,20%
kategori “baik”, meramalkan/memprediksi sebesar 60,43% kategori “cukup”, berhipotesis
sebesar 41,50% kategori “cukup”, menganalisis sebesar 67,25% kategori “baik”, merencanakan
percobaan/penelitian sebesar 41,50% pada kategori “cukup”, menggunakan alat/bahan sebesar
41,50% kategori “cukup”, menerapkan konsep sebesar 41,50% kategori “cukup”, dan
berkomunikasi sebesar 41,50% kategori “cukup”.

Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Biologi Umum, Tadris Biologi,

ABSTRACT

The number of students in the Biology Education program numbered 35 people,


consisting of 91.43% came from natural science class graduates, 8.57% of non-natural science
class graduates (religious, administrative, social studies). The Science Process skills possessed
by these students have not been maximized. This study aims to determine the science process
skills of Biology Education Program students. This research uses descriptive research method.
This research will produce data that will be analyzed descriptively and measured categorically.
Research data in the form of science process skills test scores taken from the value of student
learning outcomes in General Biology lectures. The results showed that the KPS owned by the
students was quite satisfying, namely in the aspect of observing by 65.23% the "good" category,
classifying 69.28% the "good" category, interpreting the data for 64.20% the "good" category,
predicting 60.43% "enough" category, hypothesized 41.50% "enough" category, analyzed
67.25% "good" category, planned experiments / research 41.50% in the "enough" category,
using tools / material 41.50% for the category of "enough", applying the concept of 41.50% for
the category of "enough", and communicating for 41.50% the category of "enough".

Keyword:Science Process Skills, General Biology, Biology Education

58 | Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

A. PENDAHULUAN baik dalam kegiatan belajar mengajar dikelas


Sains khususnya biologi merupakan maupun kegiatan praktikum.
pembelajaran yang seluruh aspek Mahasiswa Biologi seharusnya sudah
pembelajarannya bertumpu pada proses memiliki keterampilan dasar proses sains dan
ilmiah, seperti adanya kegiatan praktikum, terbiasa dengan metode-metode ilmiah yang
mengamati, menganalisis, bereksperimen, dan di dalam pembelajarannya. Keterampilan
lain-lain. Proses ilmiah tersebut salah satunya proses sains didapat bukan hanya dalam
adalah keterampilan proses sains (KPS). KPS sekejap namun soft skill ini didapat dari
adalah pendekatan yang mengarahkan bahwa pembiasaan yang sering dilakukan dalam
untuk menemukan pengetahuan memerlukan pembelajaran sehari-hari.
suatu keterampilan mengamati, melakukan Berdasarkan data yang didapat dari
eksperimen, menafsirkan data, Program Studi Tadris Biologi bahwa
mengomunikasikan gagasan dan sebagainya. mahasiswa semester 2 tahun
Menurut Artayasa, dkk (2017) akademik2017/2018 yang masuk program
Peningkatan hasil belajar sains siswa tidak Studi tadris Biologi Universitas Islam Negeri
hanya dilakukan dengan mengajarkan konsep (UIN) Antasari Banjarmasin bukan hanya
atau teori-teori tentang sains seperti yang berasal dari kelas IPA namun juga dari kelas
banyak dilakukan selama ini, tetapi juga IPS, Bahasa dan Administrasi. Jumlah
mengajarkan keterampilan proses sains. Hal mahasiwa Program Studi tadris Biologi
ini karena sains pada hakikatnya dibangun tersebut berjumlah 35 orang terdiri dari
oleh keterampilan proses sains dan produk 91,43% berasal dari kelas IPA, 8,57% dari
sains yang meliputi fakta, konsep, hukum, dan kelasnon IPA (keagamaan, adminstrasi, IPS).
teori tentang sains. Keeratan hubungan antara Sebagian mahasiswa tersebut belum terbiasa
keterampilan proses sains dan hasil belajar dengan kegiatan matakuliah yang ada di
sains yaitu terdapat korelasi positif yang Program Studi Tadris Biologi yang sebagian
signifikan antara tingkat penguasaan besar menuntut adanya KPS dimiliki oleh
keterampilan proses sains dan kemampuan mahasiswa. Padahal KPS merupakan syarat
sains siswa. Dengan demikian, peningkatan mutlak mahasiswa dalam mengembangkan
hasil belajar sains siswa dilakukan dengan pengetahuannya untuk menemukan
mengembangkan konsep dan keterampilan pemahaman dalam kegiatan perkuliahan
proses sains sekaligus. Biologi. Oleh karena itu, penelitian ini harus
Salah satu mata kuliah yang disajikan di diadakan yang bertujuan untuk mengetahui
semester 2 (dua) adalah Biologi Umum. bagaimana KPS yang dimiliki mahasiswa
Matakuliah Biologi Umum merupakan Program Studi Tadris Biologi semester 2
matakuliah wajib bagi mahasiswa Program tahun ajaran 2017/2018.
Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yang berbobot 2 SKS sesuai dengan B. METODE
Kurikulum Tadris Biologi Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode
Matakuliah Biologi Umum ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini akan
pengenalan awal mengenai konsep biologi menghasilkan data yang akan dianalisis secara
kepada mahasiswa, seperti konsepOrganisme, deskriptif dan diukur secara kategorikal.
Komposisi Kimia dalam Organisme, Struktur Tempat penelitian program Studi Tadris
dan Organisasi Tubuh Organisme, Sistematika Biologi ini diadakan di UIN Antasari
dalam klasifikasi organisme dan Banjarmasin. Tes keterampilan proses sains
keanekaragaman hayati, Dasar-dasar dilaksanakan pada akhir semester genap tahun
Fisiologi, dan lain lain. akademik 2017/2018. Nilai hasil belajar sains
Keterampilan Proses Sains sangat diperoleh dari nilai akhir matakuliah Biologi
penting dikuasi oleh mahasiswa Biologi. Hal Umum yaitu pada tanggal 4 Juni 2018.
ini sesuai dengan tuntutan undang undang no Subjek penelitian ini adalah semua
20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional mahasiswa Program Studi tadris Biologi
yang mengharapkan mahasiswa tidak hanya semester 2 tahun akademik 2017/2018.
diajarkan pengetahuan kognitif saja, namun Mahasiwa tersebut berjumlah 35 orang terdiri
juga dari segi afektif dan psikomotor. Melalui dari 30 orang perempuan dan 5 orang laki-
KPS yang dimiliki diharapkan mahasiswa laki.
dapat menemukan pengetahuannya sendiri,

Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum | 59
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

Data penelitian berupa nilai tes kategori “cukup”. Hasil final tes tersebut juga
keterampilan proses sains yang diambil dari menggambarkan bahwa KPS yang dimiliki
nilai hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan mahasiswa juga cukup baik.
Biologi Umum. Tes keterampilan proses sains Menurut Zaki (2013) KPS terdiri dari
yang digunakan adalah tes yang KPS dasar (basic science process skills) dan
dikembangkan oleh dosen pengampu berupa KPS terintegrasi (integrated science process
soal pilihan ganda. Tes tersebut meliputi tes skills). KPS dasar terdiri dari: (1) mengamati,
keterampilan proses sains 20 (dua puluh) soal. (2) mengklasifikasikan; (3)
Data akan dianalisis secara deskriptif. mengkomunikasikan; (4) mengukur; (5)
Data yang berasal dari hasil final mahasiswa memprediksi; dan (6) menyimpulkan.
pada mata kuliah Biologi Umum akan Sedangkan KPS terintegrasi terdiri dari: (1)
dianalisis secara deskriptif dan diukur secara mengenali variabel; (2) membuat tabel data;
kategorikal. Selain hasil final tes, adapula (3) membuat grafik; (4) menggambar
data penguasaan tiap butir soal nilai KPS yang hubungan antar variabel; (5) mengumpulkan
juga diukur secara kategorikal. Kemudian data dan mengolah data; (6) menganalisis data
akan diinterpretasikan keterampilan proses penelitian; (7) menyusun hipotesis; (8)
sains yang dimiliki berdasarkan kreteria dari mendefinisikan variabel; (9) merancang
Riduwan (2012) seperti disajikan pada tabel penelitian; serta (10) bereksperimen.
berikut: Pada penelitian ini KPS yang
diintegrasikan kedalam soal final tes adalah
Tabel 1. Interpretasi Keterampilan Proses Sains perpaduan antara KPS dasar dan KPS
Nilai Interpretasi terintegrasi yaitu mengamati/ observasi,
0-20 Sangat jelek
21-40 Jelek
mengklasifikasi, menafsirkan data,
41-60 Cukup meramalkan/memprediksi, berhipotesis
61-80 Baik menganalisis, merancanakan
81-100 Sangat baik percobaan/penelitian, menggunakan
Nilai hasil belajar Biologi Umum alat/bahan, menerapkan konsep, dan
mahasiswa dalam bentuk angka 1 sampai 100. mengomunikasikan.
Berikut merupakan hasil penilaian rata-
C. HASIL DAN PEMBAHASAN rata persentase KPS yang diambil dari soal
Hasil penelitian ini diambil dari hasil final tes:
belajar mahasiswa berupa hasil final tes pada
mata kuliah Biologi Umum. Soal pada final Tabel 3. Hasil Penilaian KPS dari Butir Soal Final
Tes
tes berupa soal pilihan ganda dan memuat
No KPS % Kategori
nilai keterampilan proses sains. Hasil 1 Mengamati/ observasi 65,23 Baik
penelitian ini dikategorikal menurut Riduwan 2 Mengklasifikasi 69,28 Baik
(2012). Berikut ini merupakan hasil final tes 3 Menafsirkan data 64,20 Baik
yang dikategorikal menurut Riduwan (2012): 4 Meramalkan/memprediksi 60,43 Cukup
5 Berhipotesis 41,50 Cukup
6 Menganalisis 67,25 Baik
Tabel 2. Hasil Final Tes Biologi Umum
7 Merancanakan percobaan 41,50 Cukup
No Nilai Jumlah % Kategori
8 Menggunakan alat/bahan 41,50 Cukup
1 0-20 0 0% Sangat jelek 9 Menerapkan konsep 41,50 Cukup
2 21-40 1 2,9% Jelek 10 Mengomunikasikan 41,50 Cukup
3 41-60 6 17,1% Cukup
4 61-80 23 65,7% Baik
5 81-100 5 14,3% Sangat baik Data di atas menunjukkan bahwa hasil
KPS yang dimiliki mahasiswa sudah cukup
Berdasarkan hasil kategorikal hasil final memuaskan. Empat indikator KPS
tes mahasiswa matakuliah Biologi Umum menunjukkan kategori “baik”, yaitu pada
bahwa sebagian besar berada pada hasil yang aspek KPS mengamati/observasi,
cukup memuaskan yaitu sebesar dari 65,7% mengklasifikasikan, menafsirkan data baik
mahasiswa berada pada kategori “baik”, dan berupa gambar maupun soal cerita, dan
14,3% pada kategori “sangat baik”. Hasil final menganalisis. Sedangkan enam aspek KPS
tersebut sudah cukup memuaskan, namun lainnya menunjukkan kategori “cukup”, yaitu
masih ada sebesar 2,9% hasil final mahasiswa pada indikator meramalkan/memprediksi,
pada kategori “jelek” dan 17,1% pada berhipotesis, merancanakan percobaan,

60 | Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

menggunakan alat/bahan, menerapkan ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati


konsep, dan mengomunikasikan. langsung, lalu mencatat setiap pengamatan
Data di atas menunjukkan sebagian secara terpisah, kemudian menghubung-
besar mahasiswa tidak kesulitan dalam hubungkan hasil-hasil pengamatan itu.
menjawab soal yang memiliki aspek Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola
mengamati /obeservasi. Menurut Rustaman dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya
(2005) menyatakan bahwa terdapat beberapa membuat kesimpulan.
kegiatan yang masuk dalam keterampilan Aspek menafsirkan data yang disajikan
mengamati antara lain menggunakan indera pada soal berupa data gambar, diagram, suatu
penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan siklus (rantai makanan), dan suatu wacana
peraba pada waktu mengamati ciri-ciri suatu atau soal cerita. Pada aspek menafsirkan
objek, serta menggunakan fakta-fakta yang suatu data mahasiswa harus memiliki
relevan dan mema-dai dari hasil pengamatan. keterampilan mengamati yang baik terlebih
Dimyati (2009) berpendapat bahwa dahulu. Dengan keterampilan mengamati
mengamati merupakan tanggapan kita yang baik, maka keterampilan dalam
terhadap berbagai objek dan peristiwa alam menafsirkan data juga akan baik. hal tersebut
dengan menggunakan pancaindera. sesuai dengan hasil penelitian yaitu
Kemampuan mengamati merupakan berdasarkan hasil penelitian KPS pada aspek
keterampilan paling dasar dalam proses dan mengamati yang menunjukkan kategori
memperoleh ilmu pengetahuan serta ”baik” dan berpengaruh pada hasil penilaian
merupakan hal terpenting untuk aspek KPS menafsirkan data yaitu juga
mengembangkan keterampilan proses yang menunjukkan pada kategori “baik”.
lain. Hal ini sependapat pula dengan Agustina, Aspek KPS yang menunjukkan kategori
dkk (2016) pengamatan (observasi) baik lainnya yaitu menganalisis. Berdasarkan
merupakan salah satu aspek KPS yang paling hasil penelitian menunjukkan bahwa
dasar. Berdasarkan pendapat Dimyati (2009) keterampilan mengamati, menafsirkan data
dan Agustina, dkk (2016) yang menyatakan dan mengklasifikasin kan sudah baik sehingga
bahwa aspek mengamati merupakan aspek berpengaruh terhadap hail ketrampilan
dasar KPS yang dimiliki seseorang, maka dari menganalisis yaitu juga dalam kategori
hasil penilaian aspek mengamati “baik”. Aspek KPS mengamati,
menunjukkan bahwa dasar KPS yang dimiliki mengklasifiikasikan, menafsirkan data dan
mahasiswa sudah baik. menganalisis diharapkan dapat lagi
Keterampilan mahasiswa dalam ditingkatkan agar menjadi kategori “sangat
mengklasifikasikan juga termasuk kategori baik” yaitu dengan cara melakukan latihan
“baik”. Menurut Dimyati (2009) yang harus dilakukan secara kontinu,
mengklasifikasikan merupakan keterampilan misalnya pada saat melakukan kegiatan
proses untuk memilah berbagai objek praktikum.
peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, Ada beberapa aspek KPS yang masih
sehingga didapatkan golongan/kelompok dalam kategori “cukup” hal ini dikarenakan
sejenis dari peristiwa yang dimaksud. Dimyati mahasiswa masih kesulitan pada beberapa
(2009) juga menyatakan mengelompokkan soal yang memiliki muatan KPS khususnya
adalah suatu sistematika yang digunakan pada soal yang memiliki aspek meramalkan,
untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan berhipotesis, merencanakan percobaan/
syarat-syarat tertentu. Proses penelitian, menggunakan alat/bahan,
mengklasifikasikan tercakup beberapa menerapkan konsep, dan mengomunikasikan.
kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari Hal ini dikarenakan aspek KPS tersebut
perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, sangat berkaitan erat dengan kegiatan
membandingkan, dan mencari dasar eksperimen atau praktikum, sedangkan
penggolongan. mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
Penilaian pada aspek KPS yaitu Biologi Umum ini belum pernah melakukan
menafsirkan data menunjukkan kategori praktikum sehingga proses sains itu sendiri
“baik” . Menurut Dimyati (2009) menafsirkan khususnya dalam hal merancang dan
hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan melaksanakan percobaan sangat kurang.
tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil Dengan adanya kegiatan praktikum, maka
pengamatan tidak akan berguna bila tidak secara tidak langsung mahasiswa akan

Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum | 61
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

menggunakan seluruh panca inderanya dan menggunakan secara langsung alat dan bahan
melatih keterampilan yang dimiliki. agar dapat memperoleh pengalaman langsung.
Menurut Dimyati (2009) meramal atau Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa
memprediksi dapat diartikan sebagai dan bagaimana cara menggunakan alat dan
mengantisipasi atau membuat ramalan tentang bahan. Sedangkan pada mahasiswa biologi,
segala hal yang akan terjadi pada waktu mahasiswa tersebut belum pernah
mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola menggunakan alat atau bahan sehingga sangat
atau kecenderungan tertentu, atau hubungan berpengaruh terhadap hasil penilaian aspek ini
antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu yaitu pada menunjukkan pada kategori
pengetahuan. Meramalkan adalah “cukup”.
memperkirakan berdasarkan pada data hasil Berdasarkan hasil penilaian pada aspek
pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). KPS, aspek menerapkan konsep menunjukkan
Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil kategori “cukup”. Menurut Dimyati
hasil pengamatannya untuk mengemukakan (2009) keterampilan menerapkan konsep
apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang dikuasai siswa apabila siswa dapat
belum diamatinya, maka siswa tersebut telah menggunakan konsep yang telah dipelajarinya
mempunyai kemampuan proses meramalkan. dalam situasi baru atau menerapkan konsep
Berdasarkan hasil penilaian aspek KPS itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk
meramalkan atau memprediksi ini menjelaskan apa yang sedang terjadi.
menunjukkan pada kategori “cukup”. Hasil penilaian pada aspek KPS
Pada aspek KPS berhipotesis, berkomunikasi juga menunjukkan hasil pada
merencanakan percobaan/ penelitian, kategori “cukup”. Menurut Dimyati (2009)
menggunakan alat/bahan, dan menerapkan keterampilan ini meliputi keterampilan
konsep merupakan aspek yang berkaitan erat membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil
dengan kegiatan praktikum. Kegiatan percobaan. Menggambarkan data empiris
praktikum merupakan perpaduan kegiatan dengan grafik, tabel, atau diagram juga
yang memiliki aspek kognitif, afektf dan termasuk berkomunikasi. Menurut Firman
psikomotor. Mahasiswa Biologi belum (2000), keterampilan berkomunikasi adalah
melakukan kegiatan praktikum sehingga keterampilan menyampaikan gagasan atau
memang hasil penilaian KPS ini masih dalam hasil penemuannya kepada orang lain.
kategori “cukup”. Menurut Dimyati (2009) Menurut Agustina, dkk (2016) Keterampilan
hipotesis adalah suatu perkiraan yang mengkomunikasikan hasil pengamatan
beralasan untuk menerangkan suatu kejadian (keterampilan berkomunikasi) merupakan
atau pengamatan tertentu. Penilaian aspek aspek KPS dasar yang juga berkaitan dengan
KPS berhipotesis menunjukkan kategori kecakapan sosial. Kemampuan berkomunikasi
“cukup”. sangat diperlukan karena manusia berinteraksi
Sedangkan merencanakan percobaan dengan manusia lain melalui komunikasi, baik
menurut Dimyati (2009) agar siswa dapat secara lisan, tertulis, gambar, maupun melalui
memiliki keterampilan merencanakan kesan. Hal ini juga sependapat dengan
percobaan maka siswa tersebut harus dapat Istiqamah (2016) bahwa komunikasi terbagi
menentukan alat dan bahan yang akan menjadi 2 yaitu komunikasi secara lisan
digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, maupun tertulis.
siswa harus dapat menentukan variabel- Keterampilan komunikasi yang kurang
variabel, menentukan variabel yang harus dapat sangat fatal berdampak pada keseharian
dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. dan khususnya dalam dunia perkuliahan.
Demikian pula siswa perlu untuk menentukan Dalam dunia perkuliahan mahasiswa akan
apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, selalu dituntut untuk dapat
menentukan cara dan langkah-langkah kerja. mengomunikasikan hasil diskusi, hasil
Selanjutnya siswa dapat pula menentukan pengamatan, menuliskan karya ilmiah,
bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. menulikan laporan praktikum, presentasi,
Penilaian pada aspek ini menunjukkan hasil membuat tabel dll. Menurut Fischhoff (2013)
kategori “cukup”. komunikasi dalam sains adalah pemaparan
Menurut Dimyati (2009) untuk dapat atau mengomunikasikan data atau fakta ilmiah
memiliki keterampilan menggunakan alat dan oleh komunikator kepada komunikan. Apabila
bahan, dengan sendirinya siswa harus mahasiswa tidak memiliki keterampilan

62 | Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

komunikasi yang baik, maka akan aspek KPS masih perlu ditingkatkan lagi
menghasilkan mahasiswa yang pasif dan tidak mengingat KPS merupakan keterampilan
komunikatif serta tidak pandai menulis karya dasar yang harus dimiliki oleh seseorang yang
ilmiah. bergelut di dunia sains khususnya biologi.
Paidi, dkk. (2012) menyatakan bahwa KPS sangat perlu dilatih pada mahasiswa
kemampuan melakukan kerja ilmiah sangat biologi baik dengan mengadakan sosialisasi,
perlu dimiliki siswa yang belajar sains pelatihan maupun kegiatan praktikum yang
(MIPA), khususnya bidang Fisika, Kimia, dan secara kontinu agar KPS terus meningkat.
Biologi. Sejak kurikulum 1994 Bidang MIPA, Berdasarkan penelitian Kurniawan, dkk
proses sains atau kerja ilmiah secara tegas (2016) yang menganggap pemahaman konsep
disebut sebagai bagian yang perlu dipelajari KPS sebagai kendala paling serius dalam
dan dikuasai siswa. Siswa diharapkan upaya mewujudkan pembelajaran IPA dengan
memiliki kinerja ilmiah (memiliki scientific KPS.
skill) setelah mempelajarai sains. Apalagi
dalam naskah (draft) kurikulum 2004, D. KESIMPULAN
scientific process dikembangkan dalam satu Hasil penelitian menunjukkan KPS
standar kompetensi (SK) penuh baik untuk yang dimiliki mahasiswa cukup memuaskan
siswa SMP/ MTs maupun SMA/MA) yang yaitu pada aspek mengamati/ observasi
dalam pencapaiannya tersebar dalam SK-SK sebesar 65,23% kategori “baik”,
lainnya. Berdasarkan amanah kurikulum mengklasifikasi sebesar 69,28% kategori
tersebut, guru MIPA seharusnya mempunyai “baik”, menafsirkan data sebesar 64,20%
keterampilan yang lebih mengenai proses kategori “baik”, meramalkan/memprediksi
sains, bahkan, semestinya guru mempunyai sebesar 60,43% kategori “cukup”,
ke-mampuan memadai untuk membimbing berhipotesis sebesar 41,50% kategori
para siswa agar mereka memiliki kinerja “cukup”, menganalisis sebesar 67,25%
ilmiah (scientific skill) yang memadai. kategori “baik”, merencanakan
Menurut Agustina dkk, (2016) percobaan/penelitian sebesar 41,50% pada
Pembelajaran sains yang efektif mempunyai kategori “cukup”, menggunakan alat/bahan
karakteristik melibatkan siswa secara aktif, sebesar 41,50% kategori “cukup”,
pendekatan kolaboratif, dan menekankan menerapkan konsep sebesar 41,50% kategori
hasil/kompetensi akademik siswa. Pada “cukup”, dan berkomunikasi sebesar 41,50%
pembelajaran ini peranan guru lebih utama kategori “cukup”.Penelitian mengenai KPS
sebagai fasilitator daripada sebagai sumber harus selalu diterapkan pada tiap angkatan
pengetahuan. Pembelajaran sains yang efektif mahasiswa biologi, khususnya mahasiswa
bertujuan untuk membantu siswa baru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui KPS
mengembangkan keterampilan berpikir kritis awal mahasiswa agar dapat ditindaklanjuti
dan kreatif, kebebasan dalam berpikir, dengan segera. Selain itu, Program Studi S-
membangun penguasaan konsep esensial, 1Tadris Biologi diharapkan dapat
serta bentuk-bentuk dasar berikir saintifik, mengadakan pelatihan atau sosialisasi
membangun kepercayaan diri dalam mengenai KPS kepada mahasiswa biologi.
mengajukan masalah atau pertanyaan serta
menyelesaikan atau mencari pemecahannya. E. UCAPAN TERIMAKASIH
Menurut Agustina dkk, (2016) Pengembangan Peneliti mengucapkan terimakasih
KPS merupakan hal yang penting di dalam kepada seluruh tim yang berperan dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, melatihkan pengambilan data di lapangan, dosen
KPS bagi mahasiswa calon guru Biologi pengampu mata kuliah Biologi Umum serta
penting dilakukan agar kelak ketika menjadi seluruh mahasiswa semester II angkatan 2017
guru, mahasiswa dapat melatihkan atau pengikut mata kuliah Biologi Umum.
mengembangkan KPS siswa di dalam
pembelajaran. KPS perlu dilatihkan baik KPS F. REFERENSI
dasar maupun KPS terintegrasi yang tentunya Agustina, Putri &Alanindra Saputra. (2016).
harus disesuaikan dengan karakter dari tiap- Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS)
tiap matakuliah dimana KPS itu dilatihkan. Dasar Mahasiswa Calon Guru Biologi
KPS yang dimiliki mahasiswa secara Pada Matakuliah Anatomi Tumbuhan
keseluruhan sudah cukup memuaskan, namun (Studi Kasus Mahasiswa Prodi P. Biologi

Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum | 63
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

FKIP UMS Tahun Ajaran 2015/2016). Hamdani. (2017). Deskripsi Keterampilan


Prosiding SNPS Seminar Nasional Proses Sains Mahasiswa Calon Guru
Pendidikan Sains 2017, Surakarta. Biologi .Jurnal Pendidikan Matematika
dan IPA, Vol. 8. No. 1, 43-51.
Anggraini, R., Sri W., Albertus D.L., (2016).
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Hamdiyati, Yanti & Kusnandi. (2017). Profil
Berbasis Keterampilan Proses di SMAN 4 Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Jember. Jurnal Pembelajaran Biologi, Melalui Pembelajaran Berbasis Kerja
Vol.4 No.4, 350 – 356. Ilmiah Pada Matakuliah Mikrobiologi.
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
Ariani, M., Abdul H., Leny. (2015). Universitas Pendidikan Indonesia.
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Istiqamah. (2016). Pengembangan Perangkat
Koloid dengan Model Inkuiri Terbimbing Pembelajaran Konsep Pencemaran
(Guided Inquiry) pada Siswa Kelas XI IPA Lingkungan Untuk Meningkatkan
1 SMA Negeri 11 Banjarmasin, Komunikasi Siswa SMA. Tesis, Universitas
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Lambung Mangkurat
Sains, Vol.6, No.1, 98 – 107.
Kazeni, M.M.M. (2005). Development and
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen validation of a test integrated science
Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta. process skills for the further Education and
training learners. Unpublished Master
Artayasa, I Putu, Herawati Susilo, Umi Thesis, University of Pretoria South
Lestari, Sri Endah Indriwati. (2017). Profil Africa.
Keterampilan Proses Sains Dan
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Sains Kurniawan, Afif & Fadloli. (2016). Profil
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Penguasaan Keterampilan Proses Sains
Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Mahasiswa Program Pendidikan Guru
Pendidikan Universitas Mataram. Sekolah Dasar Universitas Terbuka.
Prosiding TEP & PDs Proceeding Biology Education
Conference(ISSN: 2528-5742), Vol 13(1)
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan 2016: 410-419.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Mahmudah, L. (2016). Pentingnya
Djamarah, S. B. dan A. Zain. (2010).Strategi Pendekatan Keterampilan Proses pada
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Pembelajaran IPA di Madrasah,
Elementary, Vol. 4 No. 1, 167-187.
Fadlan, A. (2011). Strategi Pengembangan
Science Generic Skills (SGS) Calon Guru Nuzulia, Adlim, Cut N. (2017). Relevansi
Fisika Melalui Model Pembelajaran Group Kurikulum dan Keterampilan Proses Sains
Investigation pada Matakuliah Praktikum. Terintegrasi Mahasiswa Kimia, Biologi,
Jurnal Phenomenon. 1(1): 31-44. Biologi dan Matematika. Jurnal
Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05,
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar No.01, 20-126.
dalam Pengajaran Kimia. Bandung:
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Paidi, dkk. (2012). Peningkatan Kemampuan
Calon Guru MIPA Mengembangkan Kerja
Fischhoff, Baruch. (2013). The Science of Ilmiah (Scientific Process) dalam
Science Communication. Department of Pengajaran Mikro, Menuju Terbentuknya
Engineering and Public Policy, and Guru Pemula Bidang IPA yang Kompeten.
Department of Social and Decision (Online),
Sciences. Carnegie Mellon University,
Pittsburgh, PA 15213-3890. Riduwan. (2012). Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.

64 | Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan p-ISSN: 2684-9062
Vol. 1, No. 2, pp. 58-65 e-ISSN : 2714-9803
Juli-Desember, 2019

Titin. (2013). Deskripsi Keterampilan Proses


Rustaman, N. (1995). Pengembangan Butir Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi
Soal Keterampilan Proses Sains. Jurusan melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum
Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP pada Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan.
Bandung : tidak diterbitkan. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 4. No. 1, 47-52.
Rustaman, N.Y., dkk. (2003). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Zaki, K.V. (2013). Peningkatan Keterampilan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Proses Sains dan Keterampilan Sosial
Siswa Melalui Penerapan Model
Rustaman, Nuryani. (2005). Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Butir Soal Keterampilan Proses Sains. TeamsAchievement Divisions Berbasis
FMIPA. UPI Eksperimen[Abstrak]. UPEJ UnnesPhysics
Education Journal, Vol 2 No 2 (2013).

Khairunnisa, et al. (2019). Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum | 65

Anda mungkin juga menyukai