Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PEMAHAMAN PERENCANAAN KARIR SISWA DI KELAS XII SMA

NEGERI 9 PONTIANAK

Sumita, Luhur Wicaksono, Yuline


Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP Untan, Pontianak
E-Mail: sumitaarasyid@gmail.com

Abstrack
The problem in this research is how to understanding student career planning in class
XII state senior high school 9 Pontianak?.This study aims to obtain objective information
about the understanding of carrer planning students in class XII of state senior high
school 9 Pontianak. The method’s used in this research is descriptive method with survey
study form. The sample in this research is 55 students. Data collecting technique in this
research is indirect communication technique and direct communication technique. The
data collection tool in this research is questionnaire. The result of data analysis shows
that understanding of carrer planning of state senior high school 9 Pontianak reaching
88,63% into category, “very good” that is showing the students have understood career
planning for in the future. It is expected that students can understand themselves by
knowing their talents and interests to make a decision after graduating senior high
school by making career planning.

Keywords: understanding, career planning, High school student

PENDAHULUAN thoughts, and actions and to learn to meet the


Sekolah merupakan tempat bagi generasi challenges in his environment.
calon pemimpin bangsa menimba ilmu Di sekolah peserta didik dituntut untuk
pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia menguasai berbagai kemampuan atau
keilmuan, disadari atau tidak oleh siswa, sekolah kompetensi, baik yang berhubungan dengan mata
menjadi salah satu tempat bagi mereka untuk pelajaran, maupun yang berhubungan dengan
belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi pengembangan diri baik secara pribadi, sosial,
orang yang sukses. Menurut Hurlock (dalam belajar dan karir.Agar peserta didik dapat
Yusuf dan Nurihsan 2012:185) “Mengemukakan mencapai perkembangan yang optimal,
bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi diperlukan layanan yang optimal pula dari setiap
perkembangan kepribadian anak (siswa), baik unsur pendidikan di sekolah.Layanan bimbingan
dalam cara berfikir, bersikap, maupun cara konseling merupakan layanan bantuan agar
berprilaku”. Bimbingan konseling sangat mutlak peserta didik dapat mandiri dan berkembang
dilaksanakan di sekolah, karena layanan secara optimal.Baik dalam bimbingan pribadi,
bimbingan konseling merupakan bagian dari sosial, belajar maupun bimbingan karir. Layanan
seluruh kegiatan pendikan di sekolah, karena bimbingan karir merupakan kegiatan layanan
peserta didik tanpa mendapatkan bimbingan akan bantuan kepada siswa dengan tujuan agar mereka
sulit berhasil sesuai dengan keinginan. Menurut memperoleh pemahaman dunia pendidikan dan
Nelson (1972:134) Cuonseling is both a process dunia kerja dan mampu menentukan pilihan kerja
and a relationship designed to provide the child dan menyusun perencanaan karier.Menurut Smith
with an opportunity to explore his feelings, dan Mink (1968:443) “Counseling is teaching

1
occupational information to a class of one”. dilalui individu sebelum memilih dan
Mengingat betapa pentingnya masalah karir memutuskan karir yang akan dijalaninya.
dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak Seorang peserta didik dapat dikatakan
perlu dipersiapkan dan dibantu untuk memiliki perencanaan karir apabila mereka
merencanakan masa depan yang lebih cerah, memiliki pengetahuan dan pemahaman akan diri
dengan cara memberikan pemahaman terhadap sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan
perencanaan karir dan bimbingan karir yang pekerjaan, serta mampu menggunakan
berkelanjutan. Menurut kamus lengkap bahasa penalarannya untuk menyesuaikan antara potensi
Indonesia “pemahaman adalah sesuatu hal yang diri sendiri dan dunia kerja. Menurut pendapat
kita pahami dan kita mengerti dengan Mastur dan Triyono (2014:24) bahwa
benar”.Sedangkan menurut Winkel, (1996: 245) “Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak
“Pemahaman mencakup kemampuan untuk dan sesuai harapan merupakan salah satu aspek
menangkap makna dan arti dari bahan yang terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat,
dipelajari”. dimanapun dan kapan pun mereka
Maka dari itu pemilihan karir lebih berada”.Kecakapan dalam mengambil keputusan,
memerlukan persiapan dan perencanaan yang merupakan tujuan utama dari perencanaan karir
matang dari pada kalau sekedar mendapat yang harus ditempuh oleh setiap individu.
pekerjaan sementara waktu.Rencana yang baik Sedangkan keputusan yang akan diambil
ketika dilaksanakan dengan sungguh sungguh seseorang mengenai aspek-aspek karir yang akan
maka akan memberikan hasil yang baik pula, ditempuh itu tidak lepas dari pertimbangannya
begitu juga dengan perencanaan karir. Namun tak terhadap berbagai faktor yang ada dalam tatanan
jarang seseorang masih kesulitan dalam kehidupan masyarakat yang merupakan sumber
memahami potensi diri dan membaca peluang nilai dan tempat tersedianya berbagai hal yang
pekerjaan, sehingga terkadang ada dapat dimanfaatkan oleh individu bagi
ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan pengembangan dirinya.
/jabatan dengan potensi yang dimiliki seseorang. Perencanaan karir yang matang saat sekolah
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan bisa membantu seseorang untuk lebih mengenal
bimbingan karir secara baik.Disinilah peran dan memahami bakat dan minat yang
seorang pembimbing/konselor sangat dibutuhkan dimiliki.Kemampuan merencanakan karir perlu
untuk mengarahkan seseorang agar dapat dimiliki oleh setiap individu termasuk siswa di
memilih secara tepat jenis pekerja/karir yang Sekolah Menengah Atas (SMA).Perencanaan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. karir yang dimiliki oleh siswa berguna untuk
Perencanaan karir merupakan salah satu pemilihan jenis studi lanjut, dan pemilihan
aspek yang penting dalam perkembangan karir rencana pekerjaan.Perencanaan karir peserta
individu.Sebelum melakukan pengambilan didik di sekolah dapat ditempuh melalui layanan-
keputusan karir maka peserta didik harus terlebih layanan bimbingan dan konseling. Guru
dahulu memiliki perencanaan karir. Hal tersebut bimbingan dan konseling memiliki peran yang
juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh sangat penting dalam upaya pengembangan
Parsons ( dalam Winkel, 2006:9) bahwa peserta didik baik dibidang pribadi, sosial, belajar
“perencanaan karir merupakan proses yang maupun karir.
dilalui sebelum melakukan pemilihan karir”. Menurut PP no. 74 tahun 2008 (dalam
Selain itu Sukardi (dalam Falendini, dkk Wardati & Jauhar 2011:141) guru bimbingan dan
2013:311) mengemukakan bahwa “perencanaan konseling/ konselor memiliki tugas, tanggung
karir merupakan proses seseorang individu untuk jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan
memilih dan memutuskan karir yang hendak bimbingan dan konseling terhadap peserta didik,
dijalaninya yang berlangsung seumur hidup”. tugas bimbingan dan konseling/ konselor terkait
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dengan pengembangan diri peserta didik yang
bahwa perencanaan karir adalah proses yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat
dan kepribadian peserta didik yang sesuai dengan

2
kebutuhan, potensi, bakat, minat dan kepribadian karirnya masih rendah.Hal tersebut tampak dalam
peserta didik disekolah. berbagai masalah baik yang berkaitan dengan
Prayitno, dkk (2007:9) mengatakan bahwa: pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan rencana
“Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai pekerjaan, maupun yang berkaitan dengan
tugas wewenang dan hak secara penuh dalam ketidaksiapan para lulusan SMA dan sekolah
kegiatan bimbingan dan konseling terhadap kejuruan dalam memasuki pendidikan lanjutan
sejumlah peserta didik”. Dari pendapat di atas atau dunia kerja.Sutirna (2013:46) menyatakan
jelas bahwa untuk membantu siswa dalam beberapa hal yang menjadi permasalahan umum
merencanakan karirnya memerlukan bantuan dari bagi seseorang adalah “kurangnya pemahaman
guru pembimbing. untuk mengenal diri, yaitu mengetahui potensi
Salah satu tugas perkembangan remaja SMA dan mewaspadai kelemahannya, kurangnya
adalah memiliki kesiapan untuk menghadapi kesiapan mental untuk bersaing di dunia kerja,
dunia kerja ataupun karir. Menurut Winkel kekurangtahuan tentang lingkup pekerjaan pada
(2006:676) sekolah menengah atas (SMA) bidang pekerjaan yang ada di pasar tenaga kerja,
dibantu lebih mengenal dunia kerja dan dirinya serta pemahaman mengenai strategi meniti karir”.
sendiri dalam kaitan satu sama lain, sejauh Sukadji (2000:51) menyatakan
mereka cenderung untuk memilih bidang atau “merencanakan dan memilih karir yang sesuai
golongan jabatan tertentu dan memulai dengan diri adalah suatu hal yang penting, karena
memandang dirinya sebagai calon pemegang karir seseorang akan menentukan berbagai segi
jabatan yang harus memilki konstelasi kualifikasi kehidupannya”. Selanjutnya Puspita (2010:89)
tertentu, dibantu untuk berefleksi atas gaya hidup menyatakan ”perencanaan karir merupakan salah
(life style) dalam berbagai dimensi yang satu aspek yang penting dalam perkembangan
didambakan bagi dirinya sendiri yang kerap karir individu”. Kecakapan dalam mengambil
berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang keputusan merupakan tujuan utama dari
menjadi pegangan hidup”. perencanaan karir yang harus ditempuh oleh
Pendidikan di SMA bertujuan untuk setiap individu.
menyiapkan para siswa yang akan melanjutkan Karir berkaitan dengan perkembangan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, sekaligus seseorang dan menjadi bagian penting dalam
menyiapkan para siswa yang akan langsung kesuksesan hidup seseorang, untuk itu karier
bekerja apabila telah menyelesaikan pendidikan perlu direncanakan dengan baik.Pietrofesa dan
di SMA. Seseorang dikatakan sukses apabila Hoose (1970:8) “Individuals need preparation for
sudah mandiri serta dapat berguna bagi orang job and carrer changes throughout ther
lain. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, lifetemes”.Kemampuan perencanaan karir yang
tetapi perlu perencanaan serta usaha yang matang erat kaitannya dengan pemahaman siswa
sungguh-sungguh untuk mencapainya. Untuk itu mengenai karir itu sendiri.
maka perlu perencanaan akan kemana setelah Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru
lulus SMA. Pembimbing (BK) di SMA N 9 Pontianak bahwa
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil pelaksanaan perencanaan karir sudah dapat
keputusan karir akan dapat dihindari manakala berjalan dengan baik dalam pelaksanaan untuk
peserta didik memiliki sejumlah informasi yang penyampaian layanan yang berkaitan dengan
memadai tentang hal-hal yang berhubungan perencanaan karir dan sebagian dari peserta didik
dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka disekolah tersebut ada yang sudah dapat
harus mendapatkan bimbingan guna memperoleh memahami dan ada juga yang masih belum bisa
pemahaman yang memadai tentang berbagai memahami bakat dan minat yang ada pada
kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang dirinya sehingga ada sebagian dari mereka yang
bakat, minat, cita-cita, berbagai kekutan serta masih binggung akan memilih jurusan yang
kelemahan yang ada dalam dirinya. sesuai dengan kemampuannya setelah temat
Ada berbagai keresahan menunjukkan bahwa sekolah nanti dan akan melanjutkan keperguruan
kemampuan remaja dalam mempersiapkan tinggi atau yang ingin bekerja masih binggung

3
dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan Berdasarkan latar yang ada maka dapat
kemampuan dirinya. dirumuskan masalah umumnya sebagai berikut:
Menurut Supriatna (2009:23) mengatakan “Bagaimanakah Langkah-langkah Pelaksanaan
bahwa masalah karir yang dirasakan peserta didik Perencanaan Karir Siswa di Kelas XII Sekolah
itu antara lain sebagai berikut: 1) Siswa kurang Menengah Atas Negeri 9 Pontianak”.
memahami cara memilih program studi yang Tujuan umum dalam penelitan ini adalah
cocok dengan kemampuan dan minat. 2) siswa untuk memperoleh langkah-langkah yang
tidak memiliki informasi tentang dunia kerja dilakukan dalam pelaksanaan perencanaan karir
yang cukup. 3) siswa masih binggung untuk siswa dikelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri
memilih pekerjaan 4) siswa masih kurang mampu 9 Pontianak.
memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan minat. 5) siswa merasa cemas untuk METODE PENELITIAN
mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah. 6) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi metode deskriptif, menurut Nawawi (2012: 67)
atau lanjutan pendidikan tertentu, bila setelah “metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan
tamat tidak masuk dunia kerja. 7) siswa belum masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/
memiliki gambaran tentang karakteristik, melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian
persyaratan, kemampuan, dan keterampilan yang (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
pekerjaan untuk masa depan karirnya. Padahal tampak, atau sebagaimana adanya”.Sedangkan
peserta didik akan memilih atau melanjutkan menurut Ruslan (2010: 12) “penelitaian deskriptif
pendidikan atau pekerjaan setelah tamat sekolah untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-
nanti, sehingga peserta didik harus memahami ciri) individu, situasi atau kelompok
akan dunia kerja yang sesuai dengan minat dan tertentu”.Berdasarkan pendapat di atas maka
bakatnya, agar tidak menyebabkan mereka salah dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
pilih atau salah arah dalam memilih jurusan/prodi merupakan prosedur pemecahan masalah yang
diperguruan tinggi atau salah pilih pekerjaan, dan bersifat fakta mengenai gambaran karakteristik
dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai individu yang dilakukan secara objektif.Alasan
dengan cita-cita, bakat dan minatnya. menggunakan metode deskriptif adalah untuk
Untuk menghindari masalah tersebut perlu mendapatkan data yang objektif dan ilmiah di
diberikan pemahaman memalui pemberian lapangan sesuai dengan kenyataan yang ada
layanan yang berkaitan dengan perencanaan karir mengenai analisis tentang perencanaan karir oleh
disekolah agar peserta didik dapat memahami guru pembimbing di kelas XII SMA Negeri 9
dirinya dan mampu mempersiapkan diri untuk Pontianak.
perencanaan karir kedepannya. Pemilihan bentuk penelitian harus
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian
tertarik untuk meneliti secara ilmiah tentang “ untuk memudahkan pelaksanaan di
Analisis Pemahaman Perencanaan Karir Siswa di lapangan.bentuk penelitian yang digunakan
kelas XII SMA Negeri 9 Pontianak”. Dengan dalam melakukan penelitian di SMA Negeri 9
penelitian ini ingin melihat pelaksanaan analisis Pontianak adalah bentuk survey (survey studies).
pemahaman perencanaan karir siswa di kelas XII Sehubungan dengan itu Ruslan (2010: 22)
SMA Negeri 9 Pontianak. “metode survey merupakan metode
Alasan dipilihnya kelas XII sebagai subyek penggumpulan data secara primer dan sekaligus
karena siswa tersebut perlunya pemahaman dengan terjadi komunikasi langsung antara
dalam merencanakan karir sebagai persiapan peneliti dan responden”.Sedangkan menurut
untuk kedepannya supaya tidak salah dalam Sukmadinata (2013: 82) “survey digunakan untuk
mengambil keputusan akan lanjut kemana setelah mengumpulkan data atau informasi tentang
tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). populasi yang dengan menggunakan sampel yang
relative kecil”.

4
Alasan menggunakan metode deskriptif Persiapan
metode survey ini adalah karena peneliti ingin Kegiatan persiapan dalam penelitian ini
mengetahui secara objektif dan ilmiah tentang diuraikan sebagai berikut: (1) Menyiapkan
analisis pemahaman perencanaan karir oleh guru instrument penelitian; Peneliti membuat laporan
pembimbing di kelas XII SMA Negeri 9 hasil seminar dan melakukan perbaikan sesuai
Pontianak. Populasi dalam penelitian ini adalah dengan saran dari dosen penguji dan disetujui
peserta didik kelas XII SMA Negeri 9 Pontianak oleh dosen pembimbing pertama dan kedua. (a)
yang tersebar dalam enam kelas dengan jumlah Menyusun kisi-kisi angket; Kisi-kisi angket yang
221 orang. dimaksudkan agar butir-butir pertanyaan dalam
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, angket yang disusun sesuai variabel dan aspek-
peneliti menggunakan pendapat Arikunto (dalam aspek variabel yang akan diteliti. Kisi-kisi angket
Urai Masnaah, 2007: 54) yang menyatakan terlampir pada lampiran 1.(b) Menyusun item-
“apabila subyek penelitian berjumlah kurang dari item pertanyaan; Setelah penelitti membuat kisi-
100 lebih baik diambil semua, jika jumlahnya kisi angket, selanjutnya membuat butir-butir
besar maka dapat diambil antara 10%-15% atau pertanyaan angket berdasarkan kisi-kisi yang
20%-25% atau lebih”. Berdasarkan pendapat telah dibuat dan diperiksa serta disetujui oleh 2
diatas maka didapat ukuran sampel yang dosen pembimbing yang sesuai dengan SK
digunakan adalah 25% dari 221 siswa, yaitu 25% pembimbing Nomor: 4690. Setelah angket
x 221=55,25. Jadi sampel dalam penelitian ini diperiksa kebenarannya, maka dilakukan uji coba
berjumlah 55 siswa.teknik penggumpulan data kepada 37 responden yang bukan responden
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sesungguhnya dan selanjutnya divalidasi dengan
teknik komunikasi tidak langsung dan teknik program SPSS versi 24.Setelah semua item valid
komunikasi langsung.Alat pengumpul data maka dapat digunakan untuk penelitian.Jumlah
biasanya ditentukan dengan melihat teknik item pertanyaan dari 40 butir pertanyaan dengan
penggumpulan data yang digunakan. Adapun alat 2 pilihan alternative jawaban yang digunakan
pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai alat penggumpul data dalam
angket dengan rumus persentase perhitungan penelitian.Item pertanyaan angket terlampir pada
menurut Aritonang (2008:15) sebagai berikut: lampiran 2. (c) Mengurus Surat Izin Penelitian;
𝑛
X% = N x 100% Salah satu rekomendasi terlaksanannya penelitian
Keterangan: yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas
X% = Hasil Persentase Negeri 9 Pontianak, maka peneliti meminta surat
n = Jumlah skor aktual permohonan penelitian ini dari Ketua Program
N = Jumlah skor maksimal ideal Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas
Untuk mengetahui kualitas hasil perhitungan Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas
persentase angket tersebut, maka digunakan tolok Tanjungpura Pontianak yang akan diajukan
ukur kualitas persentase sebagai berikut: kebagian akademik untuk dikeluarkan surat
tugas, kemudian peneliti mendapat surat tugas
Tabel 1.Tolok Ukur Analisis Perencanaan Karir dengan Nomor: 9760. Nomor tersebut ditujukan
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak
Kategori Presentase dengan Nomor terakhir surat tersebut ditujukan
Sangat Baik 80% - 100% kepada kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 9
Baik 70% - 79% Pontianak. Atas rekomendasi surat tersebut,
Cukup 60% - 69% Kepala sekolah Menengah Atas Negeri 9
Pontianak memberizin untuk melakukan
Kurang 0% - 59%
penelitian lebih lanjut di Sekolah Menengah Atas
Aritonang 2008 Negeri 9 Pontianak dan diturunkannya surat
bantuan riset yang menyatakan sekolahmenerima
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
tahap sebagai berikut

5
Pelaksanaan 3, yang dijadikan sampel penelitian. Penyebaran
Langkah-langkah yang ditempuh dalam angket ini dilakukan pada tanggal 19 september
pelaksanaan dalam penelitian adalah sebagai 2017. (b) Menggumpulkan angket yang telah
berikut: (1) Menentukan Sampel Penelitian; disebarkan, kemudian melakukan pengecekan
Penentuan sampel penelitian dilaksanakan terhadap semua isisan angket dari responden
dengan berkoordinasi dengan Guru Bimbingan untuk memastikan semua data telah diisi lengkap
dan Konseling. Setelah mendapat persetujuan, oleh responden. (c) Setelah angket selesai
maka peneliti menggumpulkan daftar nama kelas disebarkan telah lengkap dan diambil kembali.
XII melalui absensi tiap-tiap kelas. Pengambilan
sampel dilakukan dengan pengundian dari tiap HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kelas disesuaikan dengan jumlah sampel yang Hasil Penelitian
diperlukan sebelumnya. Pengundian untuk Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII
menentukan sampel dilakukan selama 2 hari Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak
pada tanggal dan terpilih 55 orang siswa dari 2 yang telah diberikan pemahaman perencanaan
siswa. (2) Penyebaran instrument; Setelah tahap karir. Menggunakan metode sampel acak atau
menentukan sampel yang akan menjadi random sampling dengan cara undian untuk
responden selesai, maka pengambilan data mendapatkan sampel yang sesuai dengan jumlah
penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah yang dikehendaki sehingga diperoleh sampel
sebagai berikut: (a) Penyebaran angket sebanyak penelitian ini adalah siswa kelas XII yang
55 exampler kepada siswa kelas XII IPS 1, XII berjumlah 55 siswa.
IPS 2, XII IPS 3, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA

Tabel 2 Persentase Pemahaman Perencanaan Karir Siswa di Kelas XII SMA Negeri 9 Pontianak.

Variabel dan Indikator Skor Aktual Skor Maksimal Ideal % Kategori


Analisis Pemahaman 1950 2200 88,63% Sangat baik
Perencanaan Karir Siswa
di Kelas XII SMA Negeri
9 Pontianak
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemahaman perencanaan karir

Mengenali bakat 52 55 94,54% Sangat baik


Memperhatikan minat 49 55 89,09% Sangat baik
Memperhatikan nilai-nilai 103 110 93,63% Sangat baik
Memperhatikan kepribadian 53 55 93,36% Sangat baik
Memperhatikan 407 440 92,5% Sangat baik
kesempatan karir/
peluang karir
Memperhatikan 104 110 94,54% Sangat baik
penampilan karir
Memperhatikan gaya 53 55 96,36% Sangat baik

6
hidup
Rata-rata 821 880 93,29% Sangat baik
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan karir

Faktor Intern 377 440 85,68% Sangat baik


Faktor Ekstern 461 550 83,81% Sangat baik
Rata-rata 838 990 84,64% Sangat baik
Peran Guru BK dalam perencanaan karir
Peran Guru BK 137 165 83,03% Sangat baik

Tantangan guru 154 165 93,33% Sangat baik


pembimbing dalam
membantu perencanaan
karir

Rata-rata 291 330 88,18% Sangat baik

Sumber: Data Olahan 2017

Berdasarkan hasil analisis data di atas tampak kekurangtahuan tentang lingkup pekerjaan pada
bahwa secara keseluruhan analisis pemahaman bidang pekerjaan yang ada di pasar tenaga kerja,
perencanaan karir siswa di kelas XII SMA Negeri serta pemahaman mengenai strategi meniti
9 Pontianak mencapai skor aktual 1950 dari skor karir”.Sukadji (2000:51) menyatakan
maksimal ideal 2200 mencapai 88,63% berada “merencanakan dan memilih karir yang sesuai
pada kategori sangat baik. dengan diri adalah suatu hal yang penting, karena
Pembahasan karir seseorang akan menentukan berbagai segi
Pemahaman mengenai perencanaan karir kehidupannya”. Analisis Pemahaman
sangatlah penting untuk peserta didik agar peserta Perencanaan Karir Siswa di Kelas XII SMA
didik lebih fokus dan terarah dalam memikirkan Negeri 9 Pontianak dapat hasil persentase dengan
masa depannya akan kemana arah setelah lulus katagori “sangat baik”.hal ini sesuai dengan
dari Sekolah Menengah Atas (SMA), apakah penilaian dalam variabel dan indikator untuk
ingin melanjutkan kejenjang pendidikan yang menentukan skor dalam menganalisis
lebih tinggi atau ingin langsung memasuki dunia pemahaman perencanaan karir siswa dengan
kerja yang sesuai dengan bakat dan minat serta melihat langkah-langkah dalam perencanaan
keterampilan yang dimiliki. karir, faktor-faktor yang mempengaruhi
Sutirna (2013:46) menyatakan beberapa hal perencanaan karir dan peran Guru BK dalam
yang menjadi permasalahan umum bagi perencanaan karir.Langkah-langkah perencanaan
seseorang adalah “kurangnya pemahaman untuk karir siswa di kelas XII Sekolah Menengah Atas
mengenal diri, yaitu mengetahui potensi dan Negeri 9 Pontianak termasuk dalam katagori
mewaspadai kelemahannya, kurangnya kesiapan “Sangat baik”. Hal ini sesuai dengan penilaian
mental untuk bersaing di dunia kerja, dalam indikator yang menentukan skor langkah-

7
langkah perencanaan karir siswa meliputi: termasuk dalam katagori “Sangat baik”. Hal ini
mengenali bakat, memperhatikan minat, sesuai dengan penilaian dalam indikator yang
memperhatikan nilai-nilai, memperhatikan menentukan skor peran Guru Bimbingan dan
kepribadian, memperhatikan kesempatan karir, Konseling dalam pelaksanaan perencanaan karir
memperhatikan penampilan karir, dan dan tantangan Guru BK dalam membantu
memperhatikan gaya hidup. Peserta didik dapat perencanaan karir siswa.Upaya dalam
mempersiapkan diri dengan memperhatikan pencegahan dan mengatasi masalah kebingungan
semua langkah-langkah dalam perencanaan karir dalam merencanakan karier adalah tugas layanan
dan memahaminya dengan baik agar terfokus dan bimbingan karier dari guru pembimbing di
terarah dalam mengambil suatu keputusan untuk sekolah. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil
perencanaan karir kedepan setelah lulus sekolah keputusan karir akan dihindari mana kala peserta
nanti.Sejalan dengan menurut Mastur dan didik memiliki sejumlah informasi yang memadai
Triyono (2014:25), mengatakan “perencanaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia
karir adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang karirnya.
dilakukan secarah terarah dan terfokus dengan Peranan Guru Bimbingan dan Konseling
berdasarkan pada potensi (minat, bakat, dalam perencanaan karir memiliki nilai rata-rata;
keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki untuk skor aktual 291, skor maksimal ideal 330, dan
mendapatkan sumber penghasilan yang persentase 88,18%.
memungkinkan kita untuk maju dan berkembang
baik secara kualitas (hidup) maupun kuantitas SIMPULAN DAN SARAN
(kesejahteraan)". Simpulan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Berdasarkan hasil pengolahan analisis data
pemahaman perencanaan karir memiliki nilai angket dan wawancara, maka secara umum hasil
rata-rata; skor aktual 821, skor maksimal ideal penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman
880, dan persentase 93,29%. perencanaan karir siswa Sekolah Menengah Atas
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Negeri 9 Pontianak dalam katagori “Sangat baik”,
perencanaan karir siswa di kelas XII Sekolah artinya bahwa sebagian besar peserta didik sudah
Menengah Atas Negeri 9 Pontianak termasuk dapat memahami tentang bakat dan minat yang
dalam katagori “Sangat baik”.Hal ini sesuai ada pada dirinya sehingga mereka dapat membuat
dengan penilaian dalam indikator yang suatu perencanaan karir dan memilih karir yang
menentukan skor faktor yang mempengaruhi tepat setelah tamat Sekolah Menengah Atas
perencanaan karir yaitu faktor intern dan ekstern. (SMA).
Peserta didik tidak cukup hanya sekedar Secara khusus dapat disimpulkan sebagai
memahami diri, namun juga harus disertai dengan berikut: (1) Langkah-langkah pelaksanaan
pemahaman akan kondisi yang ada di perencanaan karir siswa di kelas XII SMA Negeri
lingkungannya. Dalam merencanakan karier 9 Pontianak sudah cukup baik, termasuk dalam
sangat diperlukan pengenalan karier melalui kategori “Sangat baik”. Artinya bahwa peserta
orang tua, teman sebaya, dan guru di sekolah, didik sudah memahami langkah-langkah dalam
sehingga manusia memiliki wawasan yang luas perencanaan karir yang meliputi ; mengenali
dan tidak mengalami kebingungan dalam bakat, memperhatikan minat, memperhatikan
memilih karier yang dikehendaki. nilai-nilai, memperhatikan kepribadian,
Faktor-faktor yang mempengaruhi memperhatikan kesempatan karir,
perencanaan karir memiliki nilai rata-rata; skor memperhatikan penampilan karir, dan
aktual 838, skor maksimal ideal 990, dan memperhatikan gaya hidup. (2) Faktor-faktor
persentase 84,64%. yang mempengaruhi dalam perencanaan karir
Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam siswa kelas XII SMA Negeri 9 Pontianak yaitu
pelaksanaan perencanaan karir siswa di kelas XII meliputi faktor intern dengan skor 85,68% dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Pontianak faktor ekstern dengan skor 83,81%, artinya dalam

8
membuat perencanaan karir peserta didik sudah DAFTAR RUJUKAN
cukup baik, dengan melibatkan adanya dorongan Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian
dari diri sendiri, dari orang lain maupun keluarga, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
teman atau lingkungan sekitar untuk Rineka cipta
mendapatkan sumber informasi atau wawasan Daryanto & Farid, Mohammad. (2015).
dalam membuat suatu perencanaan karir. (3) Bimbingan dan Konseling Panduan Guru
Peran Guru BK dalam perencanaan karir siswa di BK dan Guru Umum. Yogyakarta: PT Gava
kelas XII SMA Negeri 9 Pontianak yaitu meliputi Media
peran guru BK, dan tantangan guru pembimbing Hariandja.(2002). Perencanaan dan
dalam membantu perencanaan karir siswa ini Pengembangan Karier. Bandung: Remanja
termasuk kategori “Sangat baik”, artinya Guru Rodaskarya
Pembimbing dapat menjalankan perannya dengan Irianto.(2001). Menyiapkan Peralihan Karier.
baik untuk mengarahkan peserta didik dalam Jakarta: PT. Puataka Binaman Pressindo
membuat suatu perencanaan karir agar peserta Mastur & Triyono.(2014). Materi Layanan
didik tidak keliru atau salah dalam menempatkan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang
diri dalam memilih karirnya dimasa kedepan. Bimbingan Karier. Yogyakarta: Paramitra
Publishing
Saran Muhibbinsyah (2003).Psikologi Belajar. Jakarta:
Mengacu dari hasil penelitian di atas, maka PT Remaja Rosdakarya
dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Munandar, Utami. (2005). Mengembangkan
Diharapkan Guru BK dapat memperhatikan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
perkembangan karir siswa dengan Jakarta:Grasindo
memperhatikan minat akan kemana arah karir Natawijaya, Rohman. (2005). Bimbingan dan
yang akan dipilihnya kedepan kemudian Penyuluhan di SPG, Jakarta:Depdikbud
mencocokan minat dengan mengenali bakat, Nawawi, Hadari. (2012). Metode Penelitian
memperhatikan nilai-nilai, memperhatikan Bidang Sosial (Cetakan ke-13). Yogyakarta:
kepribadian, dan memperhatikan peluang sesuai Gadjah Mada University Press.
dengan kemampuan yang dimiliki agar dapat Nelson, Richard T. (1972) Guidence and
memilih suatu karir yang tepat untuk dijalani Counseling in the Elementary school.
kedepannya setelah tamat Sekolah Menengah Amerika: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Atas (SMA). (2) Diharapkan peserta didik dapat Van William II, Pietrofesa, John J dan Hoose
menjadikan faktor Internal sebagai salah satu (1970). Counseling and guidance in the
faktor yang bernilai positif dengan menjadikan twentieth century reflection and reformation.
suatu dorongan untuk mencapai karir yang U.S.A: Houngton Mifflin Company.
diinginkan kedepannya. (3) Diharapkan Guru Serdamayanti (2004).Perkembangan Kepribadian
Bimbingan dan Konseling dalam menjalankan Pegawai. Mandar Maju
perannya dalam membantu peserta didik dalam Smith, C.E dan Mink, O. G (1969).Foundations
perencanaan karir disini dapat memberikan of guidance and counseling multidisciplinary
gambaran atau pandangan tentang arah karir yang readings. United States Of America: j. b
disesuaikan dengan bakat dan minat yang Lippincott Company
dimiliki masing-masing peserta didik dengan Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Pendidikan.
memberikan informasi, agar peserta didik lebih Bandung: Alfabeta
mantap dalam memilih dan mengambil keputusan Sukardi, Dewa Ketut. (2003). Panduan
karir setelah lulus Sekolah Menengah Atas Perencanaan Karir. Surabaya: Usaha
(SMA). Nasional
Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan
Karir Di Sekolah Menengah. Jakarta:

9
Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Pendidikan Indonesia
Prayitno, dkk.(2007). Buku III Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah. Jakarta: Ghalia Indonesia
Winkel, W. S dan Hastuti, Sri (2006).Bimbingan
dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi

10

Anda mungkin juga menyukai