Disusun Oleh :
Novia Isnayanti
051191045
5 A Farmasi
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Menurut Baxter (2008) interaksi obat adalah suatu kejadian dimana efek terapi
dari suatu obat dapat dipengaruhi oleh obat lain, sediaan herbal, makan, minuman, atau
perubahan kimia fisika dari lingkungan. Pengaruh interaksi obat ini berpotensi dapat
meningkatkan efek dari obat yang dipengaruhi atau sebaliknya dapat menurunkan efek
dari obat yang dipengaruhi.
Interaksi yang paling penting adalah yang terkait dengan risiko tinggi kegagalan
pengobatan yang timbul dari bioavailabilitas yang berkurang secara signifikan dalam
keadaan makan. Interaksi tersebut sering disebabkan oleh khelasi dengan komponen
dalam makanan. Selain itu, respons fisiologis terhadap asupan makanan, khususnya,
sekresi asam lambung, dapat mengurangi atau meningkatkan bioavailabilitas obat-
obatan tertentu.
Interaksi obat dapat mengubah farmakokinetik dan/atau farmakodinamik obat.
Interaksi farmakodinamik dapat berupa efek aditif, sinergis, atau antagonis suatu obat.
Interaksi obat (DI) merupakan sumber kesalahan pengobatan yang penting dan diakui
secara luas. Penyerapan obat di saluran cerna dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat
lain secara bersamaan
Interaksi obat makanan dengan omeprazole terjadi pada bentuk sediaan obat
kapsul dan bukan bentuk sediaan lepas lambat. Pada bentuk sediaan kapsul bisa, terjadi
perlambatan dalam absorbsi dari omeprazole dibandingkan dengan bantuk sediaan
lepas lambat. Efek secara klinis tidak ditemukan, mekanisme kemungkinan dipengaruhi
oleh bentuk sediaan obat yang bersangkutan (Ismail, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
3.4 Tindakan yang Dilakukan Untuk Mengatasi Interaksi Obat dan Makanan
Tersebut
Tabel 2: Contoh konseling khusus tentang beberapa interaksi obat-makanan
ANTIDEPRESAN.
fluoksetin Mengurangi nafsu makan dan dapat menyebabkan
penurunan berat badan yang berlebihan.
Litium Diet rendah garam meningkatkan risiko toksisitas lithium;
garam yang berlebihan mengurangi kemanjuran obat.
Penghambat MAO Makanan tinggi tyramine (keju tua, daging olahan, kacang-
kacangan, anggur dan bir antara lain) dapat menghasilkan
krisis hipertensi.
Trisiklik Banyak makanan, terutama kacang-kacangan, daging, ikan
dan makanan tinggi vitamin C, mengurangi penyerapan
obat.
ANTIHIPERTENSI,
OBAT JANTUNG.
ACE inhibitor Ambil perut kosong untuk meningkatkan penyerapan obat.
Pemblokiran alfa Ambil dengan cairan atau makanan untuk menghindari
penurunan tekanan darah yang berlebihan. Dan masih
banyak contoh obat lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Interaksi antara makanan dan obat-obatan dapat memiliki pengaruh besar pada
keberhasilan pengobatan obat dan profil efek samping dari banyak obat. Signifikansi
klinis dari interaksi obat-makanan dapat bervariasi. Beberapa makanan sangat
mempengaruhi terapi obat, mengakibatkan efek samping yang serius, toksisitas atau
kegagalan terapi. Dalam beberapa kasus, interaksi mungkin memiliki efek
menguntungkan dengan meningkatkan kemanjuran obat atau mengurangi potensi efek
samping.
Interaksi tidak selalu merugikan terapi, tetapi dalam beberapa kasus dapat
digunakan untuk meningkatkan penyerapan obat atau untuk meminimalkan efek
samping. Interaksi ini mendapat perhatian lebih baru-baru ini, terutama interaksi obat
dengan jus jeruk bali. Karena persetujuan obat baru terjadi dengan kecepatan yang
semakin meningkat, semakin sedikit informasi yang tersedia tentang efek samping dan
interaksinya ketika obat mencapai pasar. Apoteker di setiap tempat praktik perlu
waspada dalam memantau potensi interaksi obat-makanan dan menasihati pasien
mengenai makanan atau minuman yang harus dihindari saat minum obat tertentu.
4.2 Saran
Saran untuk penyuluhan dan bimbingan tentang interaksi obat-makanan. Informasi
berikut dapat diberikan kepada pasien saat mengeluarkan obat-obatan:
• Baca label resep pada wadah. Jika tidak memahami sesuatu atau memerlukan
informasi lebih lanjut, tanyakan kepada dokter atau apoteker.
• Baca petunjuk, peringatan, dan tindakan pencegahan interaksi yang tercetak pada
semua label obat dan sisipan kemasan. Bahkan obat yang dijual bebas dapat
menyebabkan masalah.
• Minum obat dengan segelas penuh air.
• Jangan mengaduk obat ke dalam makanan atau memisahkan kapsul (kecuali
diarahkan oleh dokter). Ini dapat mempengaruhi kemanjuran obat.
• Jangan minum pil vitamin bersamaan dengan minum obat. Vitamin dan mineral
dapat berinteraksi dengan beberapa obat.
• Jangan mencampur obat ke dalam minuman panas karena panas dari minuman
dapat merusak efektivitas obat.
• Jangan pernah minum obat dengan minuman beralkohol.
• Pastikan untuk memberi tahu dokter dan apoteker tentang semua obat yang dipakai,
baik resep maupun nonresep.
• Tanyakan kepada apoteker tentang bagaimana makanan dapat memengaruhi obat
tertentu yang diminum bersama makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiar, Ilham. 2016. “Gambaran Potensi Interaksi Obat Dengan Makanan Pada Pasien Hepar
Yang Dirawat Di Sebuah Rumah Sakit Di Kota Tasikmalaya”. Jurnal Surya Medika.
Edisi No.1 Volume 2 Januari 2016. Halaman 47-52.
Bushra, Rabia dkk. 2011. “Food-Drug Interactions”. Oman Medical Journal. Edisi No.2
Volume 26 Desember 2011. Halaman 77-83
Ismail, Mohammad. 2009. “Drug-Food Interactions And Role Of Pharmacist”. Asian Journal
of Pharmaceutical and Clinical Research. Edisi No.4 Volume 2 Oktober-Desember
2009. Halaman 1-10.