Anda di halaman 1dari 4

Naskah Toilet Training

OPENING : Ani

Hallo teman-teman semua

Salam edukasi dan Selamat datang di video kami

Di video ini kami akan berbagi ilmu terkait dengan Toilet Trening

So, tonton video ini sampai habis ya……

Veny

Pengertian dari toilet training adalah cara untuk melatih anak buang air besar
dan buang air kecil pada tempatnya (Toilet). Toilet training secara umum dapat
dilakukan pada setiap anak yang sudah memasuki fase kemandirian pada anak

Usia toddler merupakan periode usia 12 sampai 36 bulan. Masa ini adalah masa
eksplorasi lingkungan dimana anak berusaha mencari tahu semua yang terjadi dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku temperamen, negativisme dan keras
kepala.

siska

Pada anak usia toddler mengalami tiga fase yaitu :

1. fase autonomi (anak dapat mengambil inisiatif sendiri dan mampu


melakukan semuanya sendiri, namun lebih pada menunjukkan keinginannya
sendiri menolak sesuatu yang tidak dikehendaki dan mencoba sesuatu yang
diinginkan)
2. fase anal (anak memasuki masa toilet training)
3. fase praoperasional (anak mulai mampu membuat penilaian sederhana
terhadap objek dan kejadian di sekitarnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian orang tua dan guru adalah kemandirian
anak dalam ber-toilet, sehingga diperlukan toilet training baik oleh orang tua di
rumah maupun guru di sekolah.

Wanti

Tujuan dari toilet training adalah melatih kemandirian anak dalam bertoilet,
mengenalkan sejak dini tentang najis, mengenali barang-barang yang terdapat di toilet
dan mengajarkan BAK dan BAB secara benar.

Seorang anak dikatakan sedang menjalani toilet training bila ia diajarkan untuk
datang ke toilet saat ingin BAK atau BAB, membuka pakaian seperlunya, melakukan
miksi dan defekasi, membersihkan kembali dirinya, dan memakai kembali pakaian yang
dilepaskannya. Guru atau orang tua perlu mengawasi dan memberikan arahan yang
benar kepada anak ketika anak melakukan toilet training.

Wiwid

Suksesnya toilet training tergantung pada anak dan keluarga, seperti kesiapan
fisik dan kesiapan intelektual. Toilet training merupakan aspek penting dalam
perkembangan anak pada usia toddler dan harus mendapat perhatian orang tua dalam
berkemih dan defekasi. Toilet training menjadi awal terbentuknya kemandirian anak
secara nyata.

Kegagalan dalam mengontrol proses berkemih dapat mengakibatkan


mengompol pada anak. Mengompol merupakan gangguan dalam pengeluaran urine
yang tidak bisa dikendalikan pada waktu siang atau malam hari pada anak yang
berumur lebih dari empat tahun tanpa ada kelainan fisik maupun penyakit organik.
Mela

Toilet training dinyatakan gagal apabila anak tidak dapat mengontrol sensasi
buang air kecil dan buang air besar sampai usia lebih dari 6 tahun dimana seharusnya
toilet training dapat dilakukan pada anak usia 2 tahun. Adapun faktor-faktor yang dapat
dikaitkan dengan kegagalan toilet training pada anak diantaranya adalah pengetahuan
orang tua, pola buang air anak, kesiapan anak dan kesiapan orang tua. Diperlukan cara
yang tepat untuk melatih toilet training pada anak agar mudah dipahami dan dilakukan
oleh anak. Disamping pengetahuan yang baik, orang tua perlu memiliki kesabaran
untuk melatih anak tahap demi tahap agar anak dapat berhasil menerapkan toilet
training

Tahapan toilet training adalah sebagai berikut :

1. pembuatan jadwal harian kebiasan buang air besar dan kecil antara anak dan
orangtua,
2. pembuatan alat bantu visual seperti foto, gambar atau gambar bertulisan urutan
kegiatan yang dapat diletakkan di kamar mandi atau di tempat yang mudah
dilihat,
3. membiasakan anak menggunakan toilet untuk buang air,
4. memberikan contoh atau menjadi model yang baik untuk anak mengenai cara
buang air dan cara menggunakan toilet,
5. tidak memaksa anak saat buang air atau menggunakan toilet,
6. memberikan rasa nyaman selama proses latihan,
7. memberikan penguatan saat anak melakukan tugas perkembangannya dengan
benar.

Teknik yang dapat dilakukan orang tua dalam melatih anak untuk buang air besar dan
kecil, diantaranya: teknik lisan dan teknik modeling.
Zahra

Pelaksanaan toilet training bisa dimulai dengan tahap perencanaan yaitu


menyiapkan bahan cerita dari buku cerita tentang tema-tema kegiatan yang ada di
toilet, tahap pelaksanaan dilakukan guru atau orang tua dengan menggunakan metode
pembiasaan dan metode bercerita pada anak usia 2-3 tahun secara rutin tentang tema-
tema ber-toilet, tahap evaluasi yaitu guru memberikan tugas kepada anak berupa
praktek secara langsung tentang kegiatan yang berkaitan dengan toilet training.

Faktor yang mendukung dalam pembelajaran toilet training adalah kesiapan dari
siswa, kerjasama antara guru dan orang tua, sarana dan prasana, dan pembiasaan
yang dilakukan setiap hari kepada anak dalam pelaksanaan toilet training. Sedangkan
faktor yang menjadi penghambat adalah usia yang terlalu dini dan ketidaksinkronan
antara ketika anak di sekolah dan ketika anak di rumah dalam toilet training, dan
pembiasaan pemakaian popok pada anak sehingga anak menjadi ketergantungan pada
popok.

ANI

Saran bagi orang tua, ketika anak hendak mencoba toilet training secara mandiri,
orang tua tidak perlu takut terlalu berlebihan sehingga anak akan belajar sedikit demi
sedikit dalam toilet training. Ketika orang tua takut pada anak yang melakukan toilet
training secara mandiri, setidaknya dilakukan pengawasan, pengarahan dan menolong
anak ketika membutuhkan pertolongan dalam toilet training. Over protektif dari orang
tua kepada anak juga menjadi kendala anak dalam mengembangkan kemandiriannya
dalam toilet training.

Anda mungkin juga menyukai