Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nailil Hidayah

Nim : 20190662081
Kelas :b
Semester :5
Tugas : menarik kesimpulan dari jurnal tentang mikosis superfisial
Judul :
TINEA KORPORIS ET KRURIS KRONIS DISEBABKAN OLEH TRICHOPHYTON
TONSURANS PADA PASIEN OBESITAS
Kesimpulan :
Dari jurnal yang sudah saya review dengan judul tinea korporis et kruris kronis disebabkan
oleh trichophyton tonsuran pada pasien obesitas yaitu dermatofitosis adalah infeksi jamur
superfisial yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Berdasarkan habitat alamiahnya,
dermatofita dikelompokkan menjadi 3, yaitu spesies geofilik (pada tanah), zoofilik (pada
hewan), dan antropofilik (pada manusia). Spesies yang paling sering menyebabkan
dermatofitosis kronis adalah T.rubrum.

Tinea korporis et kruris kronis yang disebabkan oleh T.tonsurans jarang dilaporkan.
T.tonsurans lebih sering dilaporkan sebagai penyebab tinea kapitis, dan sulit untuk
membedakannya dari Trichophyton sp lain dengan menggunakan media kultur standar.

Kasus pasien seorang perempuan berusia 33 tahun, dengan keluhan bercak merah kehitaman
yang gatal di ketiak, perut bagian bawah, sela paha, paha, bokong, dan punggung sejak 12
tahun yang lalu. Selama ini, pasien berobat ke dokter puskesmas, mendapatkan krim
mikonazol 2x perhari dan obat minum ketokonazol tablet 1x perhari. Pasien merasa keluhan
membaik, namun keluhan masih hilang timbul. Bercak yang awalnya hanya di ketiak dan
perut, lalu menyebar ke sela paha, paha, bokong, dan punggung dalam waktu kurang lebih 10
tahun.

Pada pemeriksaan kultur pasien ini, media isolasi yang dipakai adalah SDA. Awalnya
ditemukan pertumbuhan koloni kandida, yang diikuti pertumbuhan yang lambat
koloni dermatofita. Dengan ditemukannya koloni dermatofita maka kandida yang
tumbuh dianggap sebagai jamur kontaminan.

Kemudian penatalaksanaan pasien ini terdiri atas terapi non-medikamentosa dan terapi
medikamentosa. Terapi non-medikamentosa bertujuan untuk memutuskan mata rantai
penularan, menghilangkan faktor predisposisi dan mencegah kekambuhan penyakit.
Sedangkan untuk terapi medikamentosa pada pasien ini diberikan obat anti jamur sistemik,
yaitu tablet terbinafin 1x250 mg perhari. Terapi topikal sering tidak berhasil dan
menimbulkan kekambuhan pada pasien dermatofitosis kronis. Setelah terbinafin diberikan
pada pasien selama 3 minggu hingga didapatkan kesembuhan klinis dan mikologis.

Anda mungkin juga menyukai