863 1872 1 PB
863 1872 1 PB
863 1872 1 PB
PENDAHULUAN
249
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
METODE
250
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
XI.MIA-1 R1 X1 Y1
XI.MIA-4 R2 X2 Y2
Keterangan:
R1= Perlakuan menggunakan metode eksperimen
R2 = Perlakuan menggunakan metode demonstrasi
X1, X2= Pretest untuk mengukur minat belajar siswa
Y1, Y2= Posttest untuk mengukur minat belajar siswa
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI.MIA yang berjumlah 4 kelas yang nantinya akan dilakukan pengambilan sampel
dengan dua kelas sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan berdasarkan teknik probability sampling. Peneliti memilih menggunakan
teknik ini untuk pengambilan sampel dikarenakan dalam penelitian ini sampel terdiri
dari kelas eksperimen yang memiliki nilai rata-rata raport sama. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yang akan dipilih secara acak dari lima kelas
yang ada di SMA Negeri 12 Banda Aceh. Kelas yang memiliki tingkat kemampuan
awal yang sama setelah diuji normalitas dan homogenitasnya yang dipilih menjadi
sampel dalam penelitian ini. Dalam pemilihan sampel ini, sampel yang diperoleh
mewakili populasi secara keseluruhan, dikarenakan pengambilan sampel tersebut
secara random. Kelas yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran eksperimen adalah kelas X.MIA-4 dan kelas yang mengikuti
pembelajaran dengan metode pembelajaran demonstrasi adalah kelas X.MIA-1
Jenis instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes minat
dalam bentuk angket. Pada angket ini digunakan skala likert dengan alternatif
jawaban yang disediakan yaitu selalu (S), kadang (K), pernah (P), tidak pernah (TP),
dengan skor masing-masing butir adalah 4,3,2,1 untuk pernyataan positif,
sedangkan untuk pernyataan negatif dengan skor masing-masing 1,2,3,4. Posttest
bertujuan untuk mengetahui ada atau perbandingan minat belajar siswa setelah
mendapatkan perlakuan menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap skor
perubahan nilai posttest dan pretest siswa. Data yang dikumpulkan terdiri dari data
aktivitas siswa terhadap metode eksperimen dan demonstrasi yang akan dianalisis
dengan uji statistik, yaitu uji t. Data dianalisis menggunakan ststistik uji t untuk
menguji perbedaan hasil belajar yaitu menggunakan rumus Sudjana (2005:239).
𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
1 1
𝑠√𝑛1 + 𝑛2
Keterangan :
t = variabel yang diuji
X = nilai rata-rata hasil tes siswa kelas eksperimen 1
X2 = nilai rata-rata hasil tes siswa kelas eksperimen 2
s = standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa yang diajarkan dengan metode eksperimen
n2 = jumlah siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi
Dengan demikian, jika harga thitung> ttabel pada suatu taraf signifikan dengan
derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2, maka terdapat perbandingan yang signifikan.
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan
nilai ttabel jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan jika thitung< ttabel Ho diterima.
251
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HASIL PENELITIAN
Nilai 𝑥tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis 𝑥 untuk uji normalitas
pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yang telah disebutkan pada bab 3 yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
H0 : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
2 2
Oleh karena itu 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu (7,29< 7,81) maka H0 diterima dan dapat
disimpulkan bahwa data dari siswa kelas eksperimen 1 mengikuti distribusi normal.
Nilai 𝑥tabeldiambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis 𝑥 untuk uji normalitas
pada taraf signifikan 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yang telah disebutkan pada bab 3 yaitu:
H0 : Oi ≤ Ei (data berdistribusi normal)
H0 : Oi ≥ Ei (data tidak berdistribusi normal)
2 2
Oleh karena itu 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu (3,26 < 7,81) maka H0 diterima dan dapat
disimpulkan bahwa data dari siswa kelas ekperimen 2 mengikuti distribusi normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas berguna untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini
berasal sari populasi yang sama atau tidak, sehingga generalisasi dari hasil penelitian
ini nantinya berlaku pula bagi populasi. Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikan
𝛼 = 0,05 yaitu:
HO : 𝑠12 = 𝑠 : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
HO : 𝑠12 ≠ 𝑠22 : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
252
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karena uji yang dilakukan uji-t dengan kriteria pengujian yang berlaku ialah
“terima H0 jika 𝑡 ≤ 𝑡1−𝛼 dengan derajat kebebasan dk = ((n1+n2−2). Menrut Sudjana,
(2005:243). Berikut adalah hasil perhitungan uji homogenitas uji Fisher dapat dilihat
pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 jelas bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,05 < 1,84 dengan
demikian Ho diterima sehingga dapat dikatakan terdapat kesamaan varians terhadap
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen2, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tes awal kedua kelas adalah homogen.
Pengujian Hipotesis
Nilai thitung diperoleh berdasarkan hasil rata-rata post-test dari kedua kelas
yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas ekperimen 2, sehingga diperoleh thitung = -0,55
dengan dk(derajat kebebasan) = (n1 + n2 – 2 = 36) dan peluang 0,95 didapat t 0,95 (36)
= 1,68. Distribusi t dengan cara interpolasi diperoleh thitung < t1- 𝛼 (3,38 > 1,68), maka
Ho ditolak pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
“Terdapat perbandingan minat belajar Fisika siswa kelas ekperimen 1 dengan kelas
ekperimen 2 pada materi fluida dinamis dengan menggunakan metode eksperimen
dan metode demonstrasi”.
Data hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 3,38 pada
taraf kepercayaan 95% atau pada α = 0,05%. Dengan demikian tentulah nilai t hitung ≥
t tabel, yaitu 3,38 > 1,68. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
peneliti diterima yaitu terdapat perbandingan minat belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan metode experimen dan minat belajar siswa yang diajarkan
menggunakan metode demonstrasi. Pada hasil penelitian ini, terlihat bahwa ketika
metode pembelajaran dipilih yang berbeda dari biasanya yaitu dengan menggunakan
metode eksperimen siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan di depan kelas dan di evaluasi oleh guru dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Hal ini tentulah sangat bagus.
Pernyataan ini selaras dengan Een (2011), “LKS Berbasis Eksperimen lebih baik
dalam meningkatkan hasil dan minat belajar siswa dalam pembelajaran Fisika dalam
materi Momentum dan Implus pada siswa kelas XI SBI di SMA Negeri 8 Yogyakarta
dibandingkan dengan LKS Berbasis Demonstrasi”. Maka dengan begitu siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya untuk mencari kebenaran pada materi
pembelajaran fisika. Selanjurnya penelitian Aulia Sanova (2013:1), hasil penelitian
dapat dperoleh bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan minat
belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dengan minat rendah yang diberi
perlakuan metode eksperimen memperoleh nilai prestasi yang lebih baik daripada
siswa yang diberi perlakuan dengan metode demonstrasi. Sedangkan siswa dengan
minat tinggi yang diberi perlakuan metode demonstrasi memperoleh nilai prestasi
yang lebih baik dari pada siswa yang diberi perlakuan metode eksperimen.
Berdasarkan hasil penelitian, dengan demikian hendaknya guru mencoba untuk
mengajar dengan kolaborasi metode eksperimen dan metode demonstrasi saat proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan metode eksperimen dan metode demonstrasi dapat
253
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
digunakan pada materi yang berupa pembuktian suatu dalil, baik hukum Archimedes,
hukum Newton, hukum Bernoulli maupun hukum-hukum fisika lainnya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
254