Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN TUGAS 1 TUTORIAL ONLINE STATISKA EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama : Hesti Puji Rahayu


NIM : 042836399

Nomor 1.
Jika diberikan data jumlah produksi kacang tanah (KW) pada keluarga di desa
Sumberwaras: 2 3 5 2 4 6 6 5 2 1 3 2 4 5 5, dinyatakan bahwa penyusunan
data berdasakrkan keadaan/frekuensi dapat dilakukan dengan dua cara, jelaskan
pernyataan tersebut dan berikan contohnya.
Pembahasan:
Penyusunan data berdasarkan kondisi fisik sepertitinggi, berat, ataupun metode
gradasi yang lain, berdasarkan banyaknya kejadian disuatu tempat tertentudan waktu
tertentu. Maka penyusunan dapat dibagi menjadi 2 cara berdasarkan frekuensi yaitu:
 Secara individual
Metode ini meerupakan cara penyusunan data sesuai dengan hasil observasi.
Sebagai contoh jumlah data produksi kacang tanah (KW) yang dihasilkan oleh para
keluarga di desa Sumberwaras memiliki perkekmbangan yang cukup baik, setelah
diteliti berikut tabel jumlah produksi kacang tanah; Tabel 1.1.

2 6 3
3 6 2
5 5 4
2 2 5
4 1 5
Setelah diamati ternyata komposisi jumlah
produksi kacang tanah yang dihasilkan masih agak susah untuk diamati karena belum
tersusun rapi. Untuk memperjelas data maka bisa diatur seperti gambar tabel dibawah
ini, namun yang bisa disusun seperti ini hanya pada data yang jumlahnya terbatas.
Tabel 1.2.

1 3 5
2 3 5
2 4 5
2 4 6
2 5 6
Data individual tersebut disusunsecara teratur, sehingga dengan mudah dapat
diketahui berapa produk kacang tanah yang merupakan 1 produk yang dihasilkan,
berapa jumlah 2 produk yang dihasilkan dan seterusnya.
 Secara berkelompok
Metode ini merupakan cara penyusunan data dalam kelompok-kelompok berdasarkan
interval tertentu. Selanjutnya dari masing-masing kelompok akan tampak berapa kali
terjadinya (berpa frekuensi).
Pengelompokan berdasarkan interval ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Rangkaian yang diskrit
b. Rangkaian yang kontinu
Berdasarkan perbedaan cara penyusunan data ini didasarkan pada sifat dari data
tersebut, apakah variabelnya bersifat diskrit atau kontinu.
Data atau variabel diskrit adalah data yang hanya dapat dinyatakan dalam bilangan
bulat. Contohnya jumlah anak, jumlah penduduk, jumlah mobi, dan sebagainya.
Berikut distribusi data bersifat diskrit dapat dilihat pada tabel 1.3. distribusi jumlah
anak dalam keluarga penghasil produk kacang tanah.

Jumlah anak per Jumlah


keluarga keluarga
1-2 12
3-4 9
5-6 4
Sedangkan variabel kontinu adalah data yang dapat dinyatakan dengan bilangan
pecahan. Misalnya tinggi badan, berat badan, nilai, produksi beras, keuntungan
perusahaan dan sebagainya. Contoh distribusi data yang bersifat kontinu dapat dilihat
pada tabel 1.4.distribusi keuntungan perusahaan kacang tanah.

Keuntunga Jumlah
n perusahaan
10 - 19,9 3
20 - 29,9 5
30 - 39,9 9
40 - 49,9 6
50 - 59,9 4
Nomor 2.
Apa yang saudara ketahui tentang rata-rata, median dan modus, sertakan contohnya!
Pembahasan:
 Rata-rata (mean) merupakan jumlah dari semua data dibagi dengan banyaknya
data. Rata hitung untuk sampel biasanya dinyatakan dengan simbol X ( dibaca X
bar) dan untuk mean populasi dinyatakan dengan simbol ii (dibaca myu). mencari
rata-rata biasanya terbagi menjadi 2 bagian yaitu ada cara mencari rata-rata
hitung rata-rata yang tidak dikelompokkan dan cara mencari rata-rata hitung data
yang dikelompokkan.
a) Mencari rata-rata hitung rata-rata yang tidak dikelompokkan yaitu dengan
menjumlahkan semua data yang dibagi dengan banyaknya data, yang dapat
ditulis dengan rumus :

x
 n
i 1 x x  x  x  .....  xn
 1 2 3
n n

Keterangan :
Σ = tanda jumlah (dibaca sigma)
X = besarnya nilai tiap-tiap data
N = banyaknya data
Misalnya diketahui data berat badan 5 orang mahasiswa yang mengambil mata
kuliah statiska sebagai berikut:
59 kg 60 kg 54 kg 62 kg 65 kg
Maka rata-rata berat badan mahasiswa tersebut adalah

x
 x  59  60  54  62  65  300  60
n 5 5
b) Mencari rata-rata hitung data yang dikelompokkan yaitu data tersebut sudah
dibuat menjadi suatu distribusi frekuensi. Berikut rumus nya:
keterangan x f  x f  x f  .....  xk f k
x 1 1 2 2 3 3
f1  f 2  f 3  .....  f k
X = titik tengah (clas mark)

k
x f
F = frekuensi x i 1 i i

i 1 f i
k
Sebagai contoh lihat tabel berikut:
Tabel 1.5. keuntungan pertahun dari 50 perusahaan batik di yogyakarta (dalam
satu juta rupiah.

Keuntungan per tahun Jumlah (f) Clas mark (X) f.X


30 - 39,9 4 35 140
40 - 49,9 7 45 315
50 - 59,9 8 55 440
60 - 69,9 12 65 780
70 - 79,9 9 75 675
80 - 89,9 6 85 510
90 - 99,9 4 95 380
Jumlah 50 3240
Tabel diatas menunjukan keuntungan per tahun 50 perusahaan batik di
Yogyakarta dalam juta rupiah. Kolom pertama menunjukan keuntungan,
kolom kedua menunjukan frekuensi dari masing-masing kelas. Untuk
menghitung rata-rata, langkah pertama harus menghitung titik tengah. Berikut
penyelesaian berdasarkan rumus yang sudah ditulis diatas:
3240
x  64,8
50
 Median adalah nilayang letaknya di tengah-tengah setelah data tersebut
diurutkan. Atau rata-rata dari dua nilai yang letaknya ditengah apabila jumlah
data genap. Mencari median dibagi menjadi 2 cara yaitu:
a) Mencari mendian unutk data yang tidak dikelompokkan, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah mengurutkan data. Rumusnya sebagai berikut:
n 1
LM d 
2
Contoh;
Berikut adalah data umurb 7 orang anak peserta tutorial online
5 4 3 4 6 7 8
Langkah pertama yaitu mengurutkan:
3 4 4 5 6 7 8

Langkah kedua kita tentukan letak median dengan rumus;

 LM d   7  1  4
2
Langkah ketiga kita mencari nilai median, yaitu kita mencari data urutan ke-4
dari data yang sudah diurutkan tadi. Data ke-4 bernilai 5, berarti nilai median
data tersebut adalah 5.
b) Mencari median untuk data yang dikelompokkan
Contohnya kita akan mencari nilai median dari keuntungan 50 perusahaan
batik di Yogyakarta pada tabel 1.6.
Keuntungan frekuensi Frekuensi kumulatif
30 - 39,9 4 4
40 - 49,9 7 11
50 - 59,9 8 19
60 - 69,9 12 31
70 - 79,9 9 40
80 - 89,9 6 46
90 - 99,9 4 50
Jumlah 50
Langkah pertama adalah menentukan letak median:
n 50
LM d    25
2 2
Setelah mengetahui letak median maka kita mencari klas median, caranya kita
mencari klas yang frekuensi kumulatifnya memuat angka 25, yaitu kelas ke-4
dengan frekuensi kumulatif sebesar 31. perhitungan median dipussatkan pada
klas median tersebut. Dari pengamatan terhadap klas median tersebut dapat
diketahui bahwa:
Clas baoundary bawah dari klas median
Frekuensi pada klas median  f m   12
Clas interval pada klas median  L   39,95
Letak median  Ci   10

Frekuensi kumulatif sebelum median = 19


Untuk menghitung nilai median, semua angka tersebut [kita masukan kedalam
rumus median,
25  19
M d  39,95  10  44,95
12

Atau median pertahun 50 perusahaan batik di yogyakarta sebesar


Rp.44.950.000,00.
 Modus adalah keadaan atau sifat yang paling sering terjadi atau muncul.
a) Mencari modus untuk data yang tidak dikelompokkan. Pertama-tama data
kita urutkan, kemudian kita cari data yang frekuensinya paling besar.
Contohnya, Kita memiliki data berat badan 20 orang mahasiswa yang
mengikuti kuliah statiska sebagai berikut;
40 39 70 50 50 49 71 68 55 45
61 60 42 40 64 51 63 60 60 65
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengurutkan data tersebut
menjadi:
39 40 40 42 45 49 50 50 51 55
60 60 60 61 63 64 65 68 70 71
Setelah itu kita teliti, apakah ada data yang paling sering terjadi. Ternyata
angka 60 terjadi tiga kali, maka modus dari data tersebut adalah angka 60
dengan frekuensi terbesar sebanyaak 3.
b) Mencari modus untuk data yang dikelompokkan, langkah pertama kita
mencari letak modus. Modus terletak pada klas yang mempunyai frekuensi
paling besar. Langkah kedua kita mencari nilai modus. Nilai modus dapat
dicari dengan rumus: d1
M0  L  Ci
d1  d 2

Keterngan : L = Class boundary bawah dari kelas modus


d1 = selisih antara frekuensi pada kelas modus dengan
frekuensi di bawah klas modus.
d2 = Selisih antara frekuensi pada klas modus dengan
frekuensi di atas klas modus
Ci = lebar kelas (class interval)

Contohnya ;
Kita akannmenghitung modus dari keuntungan pertahun dari 50 perusahaan batik
di Yogyakarta.
Keuntungan frekuensi
30 - 39,9 4
40 - 49,9 7
50 - 59,9 8
60 - 69,9 12
70 - 79,9 9
80 - 89,9 6
90 - 99,9 4
Jumlah 50
Langkah pertama kita mencari kelas dengan frekuensi paling besar. Kelas ke-4
mempunyai frekuensi paling besar yaitu 12, maka kelas ke-4 adalah kelas modus.
Dan perhitungan modus akan kita pusatkan pada kelas tersebut.
Class baoundary bawah sebesar 9,95
Kelas interval sebesar 10
d1  12  8  4
d 2  12  9  3
Untuk menghitung modus, angka-angka tersebut dimasukan kedalam rumus:
4
M 0  59,95  10  65,66
43
Jadi, data frekuensi paling besar adalah 65,66.

Nomor 3.
Apa yang saudara ketahui mengenai penyimpangan, devisi rata-rata dan koefisien
variasi dan berikan contohnya!
Pembahasan:
Penyimpangan adalah ukuran yang menunjukan besar kecilnya perbedaan data dari
rata-ratanya (mean). ada beberapa ukuran penyimpangan yaitu range (rentang data),
deviasi standar, deviasi rata-rata, deviasi kuartil, varians, koefisien variasi.
Deviasi Rata-Rata adalah rata-rata penyimpangan data dari rata-rata (mean)nya.
Penyimpangan data terhdapa mean ada yang positif dan negatif maka yang
dijumlahkan adalah harga mutlak penyimpangan, bukan penyimpangan data dengan
meannya. Hal yang dimaksud harga mutlak adalah nilai tanpa memandang positif dan
negatif, semuanya dianggap positif, harga mutlak X biasanya disebut dengan |X|.
a) Mencari deviasi rata-rata unutk data yang tidak dikelompokkan, dengan rumus

 xx
dx 
n
Keterangan:
dx̅ = deviasi rata-rata
X = nilai data
n = banyaknya data
X̅ = rata-rata hitung
Kita harus menghitung harga mutlak penyimpangan data terhadap mean lebih dulu
karena penyimpangan data terhadap mean ada yang positif dan negatif, sehingga
apabila langsung dijumlahkan maka ada yang kemungkinan total penyimpangan = 0,
sehingga penyimpangan rata-rata juga = 0, yang dapat diartikan semua data sama
dengan rata-ratanya. Meskipun kenyataannya tidak demikian.
Contoh.
Produksi batik dati 5 perusahaan : 70 65 45 40 30
Untuk mempermudah perhitungan deviasi rata-rata, kita akan menggunakan tabel.
x x - x̅ |x - x̅|
70 70 -50 = 20 20
65 65 - 50 = 15 15
45 45 - 50 = -5 5
40 40 - 50 = -10 10
30 30 - 50 = -20 20
250 0 70
Langkah pertama mencari mean dari perusahaan yaitu 5 perusahaan sebanyak 50
lembar. Proses seterusnya kita hitung penyimpangan data dari rata-rata menggunakan
rumus sebagai berikut:
250
x  50
5
70
dx   14
5

b) Mencari deviasi rata-rata untuk data yang dikelompokkan, berikut rumusnya:

dx 
 f xx
n

Keterangan :
dx̅ = deviasi rata-rata
X = nilai data
n = banyaknya data
X̅ = rata-rata hitung
F = frekuensi
Contoh nya: kita akan menghitung deviasi rata-rata keuntungan per tahun 50
perusahaan batik di yogyakarta. Berikut gambar tabel
Keuntungan f x fx x - x̅ |x - x̅| F|x - x̅|
30 - 39,9 4 35 140 35 - 64,8 = -29,8 29,8 119,2
40 - 49,9 7 45 315 45 - 64,8 = -19,8 19,8 138,6
50 - 59,9 8 55 440 55 - 64,8 = -9,8 9,8 78,4
60 - 69,9 12 65 780 65 - 64,8 = 0,2 0,2 2,4
70 - 79,9 9 75 675 75 - 64,8 = 10,2 10,2 91,8
80 - 89,9 6 85 510 85 - 64,8 = 20,2 20,2 121,4
90 - 99,9 4 95 380 95 - 64,8 = 30,2 30,2 120,8
Jumlah 50 3240 672,4

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menghitung mean:


3240
x  64,8
50
Langkah kedua kita hitung penyimpangan mid point terhadap rat-ratanya, kemudian
kita cari harga mutlaknya. Langkah ketiga kita kalikan frekuensi masing-masing kelas
dengan harga mutlak penyimpangan, kemudian kita jumlahkan seperti yang terlihat
pada tabel diatas. Langkah yang terakhir, hasil dari penjumlahan tersebut dibagi
dengan total frekuensi sebagai berikut:
672,4
dx   13,44
50

Koefisien variasi adalah presentasi deviasi standar terhadap rata-ratanya dn berguna


untuk mengukur keseragaman data. Semakin kecil koefisien data tersebut maka akan
semakin seragam, sedangkan apabila koefisien besar maka akan semakin tidak
seragam. Berikut rumus koefisien variasi:
Untuk populasi : 
V  100 0 0

s
Untuk sampel : V  100 0 0
x

Contohnya;
Sebuah perusahaan memiliki dua buah mesin yang dipergunakan unutk memproduksi
textil. Mesin A dapat menghasilkan kain dengan lebar rata-rata (x̅) 64,8 cm dengan
penyimpangan standar (S) sebesar 6,96 meter. Sedangkan mesin B dapat
menghasilkan kain lebar rata-rata 50 cm dengan deviasi standar (S) sebesar 5 cm.
Mesin manakah yang dapat menghasilkan kain yang lebih seragam?
Berikut cara penyelesaiannya menggunakan rumus;
6,96
V 100 0 0  10,74 0 0
64,8
Mesin A :

Mesin B : 5
V 100 0 0  20 0 0
50

Ternyata mesin B memiliki koefisien variasi yang lebih rendah daripada mesin A
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa mesin B dapat menghasilkan barang lebih
seragam dari pada mesin A.

Sumber referensi : Suparmi, christina/materi pokok statiska


ekonomi/ESPA4123/Tanggerang Selatan; Universitas Terbuka, 2020.

Anda mungkin juga menyukai