Anda di halaman 1dari 20

Chapter 2

16 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

2.1 Pengenalan Instrumentasi


Instrumentasi adalah ilmu pengetahuan tentang pengukuran dan kendali otomatis. Aplikasi dari
ilmu pengetahuan ini banyak pada riset modern, industri, dan kehidupan sehari-hari. Dari sistem
kontrol mesin/motor mobil ke alat pengatur panas rumah ke pesawat terbang autopilot sampai
kepada pembuatan dari obat/racun berkenaan dengan farmasi, otomasi sekitar kita. Kali ini
menjelaskan sebagian dari prinsip yang pokok tentang instrumentasi industri. Langkah yang
pertama, biasanya, adalah pengukuran. Jika kita tidak dapat mengukur sesuatu, itu sungguh
tanpa makna untuk mencoba untuk mengendalikannya. “Sesuatu” ini biasanya pada umumnya
mengambil salah satu dari bentuk berikut ini yang ada di dalam industri:

• Tekanan Cairan
• Besar aliran fluida
• Temperatur dari suatu obyek
• Volume Cairan tersimpan pada suatu tangki
• Konsentrasi kimia
• Posisi mesin, pergerakan, atau percepatan
• Dimensi fisik dari suatu obyek
• Menghitung (Inventori) tentang obyek
• Tegangan listrik, arus, atau hambatan

Gb. Control Valve / dreamstime.com

Sekali kita mengukur salah satu besaran yang menurut kita menarik, maka pada umumnya kita
tertarik bagaimana sinyal yang dipancarkan yang mewakili besaran kepada suatu indikator
atau alat penghitung di mana baik manusia maupun tindakan diotomatiskan kemudian
mengambil aksi. Jika tindakan pengendalian diotomatisasikan, komputer mengirimkan suatu
sinyal kepada suatu alat pengendalian akhir yang kemudian mempengaruhi kuantitas yang
akan terukur.

Alat pengendalian akhir (Final Control Element) pada umumnya mengambil salah satu dari
bentuk berikut ini:
• Control Valve (untuk mengatur aliran fluida)
• Motor elektrik
• Pemanas elektrik

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
17 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Diatas alat pengukur dan alat pengendalian akhir menghubungkan ke beberapa sistem fisik
dimana kita sering menyebutnya sebuah proses. Dibawah ini adalah salah satu Block Diagram
secara umum:

Gb. Diagram Block Close loop

Sebagai contoh alat pengatur suhu rumah yang disebut thermostat adalah suatu contoh suatu
pengukuran dan sistem kendali, dengan temperatur udara rumah disebut “ proses” di bawah
pengendalian. Di dalam contoh ini, alat pengatur panas thermostat yang pada umumnya
melayani dua fungsi: merasakan (to sense) dan mengendalikan (to control) , selagi alat pemanas
rumah menambahkan panas kepada rumah untuk meningkatkan temperatur, dan atau alat
pendingin rumah menyerap panas dari rumah untuk mengurangi temperatur. Pekerjaan dari
sistem kendali ini adalah untuk memelihara temperatur udara pada beberapa tingkat
kenyamanan, dengan alat pemanas atau pengambilan tindakan alat pendingin untuk
mengoreksi temperatur jika gangguan-gangguan di atmosfir terlalu jauh dari nilai yang
diinginkan (yang disebut setpoint).

Pengukuran dalam industri dan sistem kontrol mempunyai terminologi yang unik mereka sendiri
dan standar. Di sini beberapa terminologi instrumentasi umum dan definisinya:

Proses: Sistem fisik yang kita sedang coba untuk mengendalikan atau mengukur. Contoh: sistem
penyaring udara, sistem pencair pengecor metal, ketel uap, unit penyulingan minyak, unit
penggerak tenaga.

Variabel Proses, atau PV: Kuantitas spesifik yang sedang kita ukur dalam suatu proses. Contoh:
Tekanan, level, temperatur, Arus, konduktivitas, pH, Posisi, Kecepatan, Getaran.

Setpoint, atau SP: Nilai yang kita harapkan didalam proses. Dengan kata lain, “target” nilai
untuk variabel proses.

Pengindraan Utama, atau PSE (Primary Sensing Element): Suatu alat yang secara langsung
merasakan proses variable dan menerjemahkan kuantitas yang dirasakan itu ke dalam suatu
nilai analog (tegangan listrik, Arus, hambatan, kekuatan mekanik, gerakan, dll.). Contoh:
Thermocouple, Termistor, Tabung Bourdon, Mikrofon, Potensiometer, Electrochemical Sel,
accelerometer.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
18 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Transducer: Suatu alat yang mengubah satu sinyal standar instrumentasi ke


Dalam bahasa percakapan dalam sinyal standar instrument yang lain, dan atau melakukan beberapa
umum ilmu pengetahuan,
proses pengolahan sinyal. Sering dikenal sebagai suatu konverter dan
sebuah Transducer adalah
sebuah alat yang kadang-kadang sebagai “relay.” Contoh: I/P Konverter (mengkonversi 4-20
mengubah satu bentuk mA sinyal elektris ke dalam 3-15 PSI sinyal berisi angin), P/I Konvertor
energi ke energi lain, (mengkonversi 3-15 PSI sinyal berisi angin ke dalam 4-20 mA sinyal elektrik).
seperti suatu mikropon atau
suatu thermocouple. Transmitter: Suatu alat yang menterjemahkan sinyal yang diproduksi oleh
suatu unsur utama sensing (PSE) ke dalam suatu sinyal instrumentasi standard
Dalam instrumentasi
industri, bagaimanapun, seperti 3-15 PSI tekanan udara, 4-20 mA DC arus elektrik, Fieldbus Digital
kita biasanya Signal Packet, dll, yang kemudian dapat disampaikan sebagai indikator,
menggunakan “Primary sebagai alat kendalai, atau kedua-duanya.
Sensing element” untuk
menguraikan konsep ini Batas Bawah (Low Range Value/ LRV) dan batas atas (Up Range Value), ,
dan mencadangkan unsur yang berturut-turut: nilai-nilai dari proses pengukuran dianggap sebagai
itu “transducer”untuk
0% dan 100% tentang suatu kalibrasi cakupan Transmitter. Sebagai contoh,
secara rinci mengacu pada
suatu alat konversi untuk jika temperatur transmitter dikalibrasi untuk mengukur bidang temperatur
sinyal standard yang mulai pada 300 derajat tingkat Celsius dan berakhir pada 500
instrumentasi derajat tingkat Celsius, maka LRV nya akan 300 oC dan URV nya akan 500
oC.

Zero and Span: adalah alternatif diskripsi dari LRV atau URV untuk 0%
atau 100% dari range instrument yang telah dikalibrasi. Zero mengacu
pada nilai awal dari range suatu instrument atau sama dengan LRV.
Sedangkan Span mengacu pada selisih LRV dan URV (range). Sebagai
contoh, jika suatu temperatur transmitter dikalibrasi untuk mengukur suatu
bidang dengan temperatur mulai dari 300 derajat tingkat Celsius dan
berakhir pada 500 derajat Celsius, zeronya nya adalah 300 oC dan span
nya akan 200 oC.

Pengontrol (Controller): Suatu alat yang menerima suatu variabel proses


(PV) sinyal dari suatu unsur utama sensing (PSE) atau transmitter, yang
membandingkan sinyal kepada nilai yang diinginkan (setpoint) untuk
variabel proses tersebut, dan menghitung suatu sinyal keluaran (MV)
yang sesuai untuk dikirim untuk suatu kendali akhir unsur (FCE) seperti suatu
motor listrik atau control valve.

Elemen Kendali Akhir, atau FCE (Final Control Element): Suatu alat yang
menerima keluaran sinyal itu oleh suatu pengontrol untuk secara langsung
mempengaruhi proses itu. Contoh: variable-speed electric motor, control
valve, alat pemanas listrik.

Variabel yang dimanipulasi, atau MV (manipulated variable): Istilah lain


untuk menjelaskan sinyal keluaran yang dihasilkan oleh pengontrol. Ini
adalah sinyal yang memerintahkan (“manipulasi”) elemen kendali yang
akhir untuk mempengaruhi proses tersebut.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
19 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Mode otomatis (Automatic Mode): Ketika pengontrol menghasilkan suatu sinyal keluaran
berdasar pada hubungan variabel proses (PV) kepada setpoint (SP).

Mode Manual (Manual Mode): Ketika kemampuan pengontrol untuk pengambilan keputusan di
ambil alih operator manusia yang secara langsung menentukan sinyal keluaran itu mengirim
kepada elemen kendali yang akhir itu.

2.2 Pengukuran tinggi air di dalam ketel uap (boiler)


Penggunaan ketel uap di dalam industri adalah hal yang sangat umum, yang bermanfaat
terutama untuk menghasilkan tenaga uap. Umumnya penggunaan uap air didalam industri
meliputi melakukan pekerjaan mekanis (suatu mesin uap yang digerakkan oleh steam),
pemanasan, memproduksi ruang hampa (melalui penggunaan “ejector uap air”), dan menambah
proses kimia (perbaikan ulang gas-alam ke dalam hidrogen dan gas karbon dioksida).

Proses mengubah air ke dalam uap air adalah proses yang sungguh sederhana: memanaskan
titik air sampai itu mendidih.

Seseorang yang telah pernah merebus air di dalam teko untuk memasak mengetahui
bagaimana pekerjaan proses ini. Membuat uap air yang secara terus-menerus, bagaimanapun
adalah suatu prose yang sedikit lebih rumit. Suatu variabel penting untuk mengukur dan
mengendalikan di dalam suatu ketel uap berlanjut adalah tingkatan air di dalam “steam
drum” (drum yang bagian atas di dalam suatu water-tube ketel uap).

Gb. Skema Cara Kerja Ketel Uap

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
20 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Untuk memastikan keamanan dan secara efisien menghasilkan


suatu uap air terus menerus, kita harus memastikan tinggi level air
Sinyal standar instrument yang
digunakan di dalam standar industri
di dalam steam drum tidak pernah bergerak terlalu rendah
biasanya : pada atas air, atau terlalu tinggi. Jika tidak memiliki cukup air di
(dalam) drum, air tabung dapat mengering dan membakar
Arus : melalui/sampai dari panas api itu. Jika ada terlalu banyak air di
4 up to 20ma
-20ma up to 20ma
dalam drum, cairan air mungkin (dibawa bersama dengan aliran
uap air, menyebabkan permasalahan Downstream.
Tegangan :
1 – 5 VDC Pada Ilustrasi diatas anda dapat melihat controller , Transmitter,
0 – 10 VDC control valve. Instrumen yang pertama di dalam sistem kendali ini
-10VDC up to 10VDC adalah level transmitter, atau “ LT”. Tujuan alat ini adalah untuk
mengetahui level air di dalam steam drum dan melaporkan
Pneumatic :
3 – 15PSI
hasil pengukuran kepada pengontrol dalam wujud suatu sinyal
instrumen. Dalam hal ini, jenis sinyalnya adalah berisi angin: suatu
udara yang memiliki variabel tekanan mengirim melalui metal
atau tabung plastik. Semakin besar level air di dalam drum,
semakin besar keluaran tekanan udara oleh level transmitter.

Sinyal yang berisi tekanan udara ini dikirim kepada instrumen


yang berikutnya di dalam sistem kendali, tingkatan yang
menandakan yaitu pengontrol, atau “LIC”. Tujuan instrumen ini
adalah untuk membandingkan tingkatan sinyal transmitter dengan
suatu nilai setpoint yang dimasukkan oleh operator manusia (Level
air yang diinginkan di dalam steam). Pengontrol kemudian
menghasilkan suatu sinyal keluaran yang menberitahukan kepada
control valve yang menentukan kurang atau lebih air ke dalam
ketel uap untuk menjaga level permukaan air steam drum pada
setpoint.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ini adalah suatu contoh


system kendali menggunakan udara (udara bertekanan), di mana
semua instrumen beroperasi pada udara bertekanan, dan system
udara bertekanan (pneumatic) sebagai media transfer sinyal.
Instrument pneumatic adalah teknologi yang tua namun tetap kita
sering temukan didunia industri yang modern.

Standard Industri yang paling umum untuk sinyal tekanan yang


berisi angin adalah 3 sampai 15 PSI, dengan 3 PSI perwakilan
batas bawah dan 15 PSI yang mewakili batas atas. Alternatif
range tekanan karena sinyal yang berisi angin kadang-kadang
yang ditemui industri meliputi 3 sampai 27 PSI, dan 6 sampai 30
PSI. Tabel yang berikut ini menunjukkan hubungan antara sinyal
tekanan udara dan level steam drum yang diukur untuk kendali ini
boiler’s 3-15 PSI transmitter:

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
21 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

tabel2.1 tabel hubungan tekanan udara (LT) terhadap level steam drum

Haruslah dicatat, pada tabel ini mengasumsikan transmitter itu mengukur tingkatan level air
yang mungkin akan memenuhi drum tersebut. Yang pada umumnya, ini adalah bukan kasus
tersebut. Sebagai gantinya, transmitter akan dikalibrasi pada range yang mendekati bagian
tengah dari drum. Sebagai contoh, 3 PSI (0%) tidak akan mewakili drum kosong, dan juga
bukan 15 PSI (100%) mewakili suatu drum yang penuh. Kalibrasi transmitter seperti ini
membantu menghindari kemungkinan benar-benar jika drum itu yang dengan sepenuhnya
mengosongkan atau dengan sepenuhnya penuh kasus dari suatu operator yang salah
menentukan setpoint yang mendekati titik skala pengukuran yang ekstrim.

Boiler steam drum mengukur keluaran pengontrol ke suatu sinyal keluaran pnuematic kepada
control valve, menggunakan standard yang sama 3 sampai 15 PSI yang baku untuk
memerintahkan posisi valve terbuka dengan posisi yang berbeda:

tabel2.2 tabel hubungan tekanan udara keluaran controller (LIC) terhadap posisi Control
Valve

Dengan tingkatan yang sama , sinyal yang dibaca suatu controller akan mengerakkan control
valve sesuai dengan range nya. Contohnya pada tabel diatas saat controller membaca 3 PSI
maka mengirim sinyal pneumatic tersebut kepada control valve dan control valve mengubah
posisi valve menjadi tertutup fully shut. Sebaliknya jika controller membaca 15 PSI maka control
valve mengubah valve menjadi terbuka atau fully open.

2.3 Tipe lain dari instrumen


Sejauh ini kita baru saja melihat instrumen yang merasakan, mengendalikan, dan mempengaruhi
variabel proses. Transmitter, Controller, dan Control Valve adalah contoh masing-masing dari
tiap jenis instrumen. Bagaimanapun, instrumen lain ada untuk melaksanakan fungsi bermanfaat
untuk kita.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
22 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Indikator
Satu lagi “alat bantu” instrumen adalah indikator, tujuan yang mana adalah untuk menyediakan
suatu indikator yang mudah dibaca operator dari suatu sinyal instrumen. Cukup sering proses
dari transmitter tidaklah dilengkapi dengan readouts/ pembacaan output untuk apapun juga
variabel yang mereka ukur: hanya memancarkan suatu sinyal isntrumen (3 sampai 15 PSI untuk,
4 sampai 20 mA, dll.) ke alat lain. Suatu indikator memberikan seorang operator manusia
sesuatu cara yang mudah untuk melihat apa keluaran transmitter tanpa keharusan untuk
menghubungkan peralatan test ukur ( alat pengukur tekanan untuk 3-15 PSI atau ampermeter
untuk 4-20 mA) dan melaksanakan kalkulasi konversi. Lebih dari itu, indikator mungkin
ditempatkan terletak jauh dari transmitter mereka masing-masing, menyediakan readouts di
dalam ruang penempatan lebih mudah dibanding penempatan transmitternya sendiri.

Gb. Indicator posisi flow control gate Gb. Indikator sederhana dengan fungsi yang sama

Indikator boleh juga dapat digunakan di lapangan (proses area) selain di ruang kontrol untuk
menyediakan indikasi yang langsung mengindikasi dari variabel yang terukur jika alat
transmitter kekurangan suatu indikator maka manuisa sebagai indikatornya sendiri. Yang berikut
ini adalah adalah suatu indikator field-mounted, yaitu indicator yang bekerja secara langsung
melalui sumber tenaga 4-20mA yang tersedia di dalam loop.

Gb. Field mounted indicator with LCD technology

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
23 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Recorders

Hal umum lain “alat bantu” instrumen adalah perekam ( kadang-kadang secara rinci dikenal
sebagai suatu tabel perekam atau trend recorder), dengan tujuan adalah untuk menggambar
suatu grafik proses variable di atas waktu. Perekam yang pada umumnya mempunyai indikasi
membangun ke dalam nya untuk mempertunjukkan nilai yang seketika /spontan suatu sinyal
instrumen secara serempak dengan nilai-nilai yang historis, dan untuk alasan ini pada umumnya
yang ditunjuk seperti menandakan perekam. Suatu temperatur yang menandakan perekam
untuk sistem reaktor inti dilambangkan sebagai “TIR” (Temperatur Indicator Recorder)

Suatu perekam tabel lingkar (circular chart recorder)menggunakan suatu lembar kertas putaran,
berputar pelan-pelan di bawah suatu pena bergerak dari satu sisi ke sisi lain (side-to-side) oleh
suatu mekanisme servo yang dikemudikan oleh sinyal instrumen. Dua tabel perekam seperti itu
adalah yang ditunjukkan foto yang berikut:

Gb. Circular Chart Recorder Gb. Hasil Chart Pre Liming PG Kebonagung

Alat Perekam juga sangat membantu ketika sedang troubleshoot suatu proses control. Hal ini
berlaku bila perekam tidak hanya merekam variable proses akan tetapi set poin dan output
variable. Sebagai contoh :

Gb.Recorder : Grafik Hubungan PV, SP, Controller Output ketika mode otomatis

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
24 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Dari grafik di atas menunjukan SP yang berupa garis lurus, dan PV yang mendekati garis lurus,
dan keluaran dari output. Kita dapat melihat dari grafik ini bahwa kontroler bekerja dengan
baik. ( karena controller dapat menjaga PV mendekati sedekat mungkin dengan SP ). Sebuah
rekorder menjadi alat diagnosis ketika mengubah mode dalam kontroler menjadi mode manual
dan proses diambil alih oleh operator. Contoh sebuah trend recording dari proses yang
dikendalikan secara manual, ketika PV merespon dapat terlihat dalam grafik sebagai hubungan
dengan output kontroler apakah output kontroler naik dan turun dalam beberapa langkah.

Gb. Recorder : Grafik Hubungan PV dan Output Kontroller saat mode manual (problem1)

Perhatikan ada waktu tunda ketika sinyal output melangkah naik ke nilai yang baru dan
bagaimana PV meresponnya. Waktu tunda tersebut disebut dead time , dan secara umum
berpengaruh terhadap seluruh peforma sistem. Bayangkan berusaha untuk menyetir sebuah
kendaraan , sewaktu ingin membelok ada waktu tunda ke roda selama 5 detik. Adalah sesuatu
yang menantang ! Hal yang menyebabkan time lag termasuk transport delay ( waktu yang
dibutuhkan bagi kontroler akhir (FCE) untuk menerima perubahan sinyal yang dikirimkan oleh

Gb. Recorder : Grafik Hubungan PV dan Output Kontroller saat mode manual (problem2)

Dari grafik di atas dapat terlihat proses dapat secara cepat merespon step perubahan
terhadap keluaran controller kecuali perubahan arahnya ( terjadi lag ketika nilai output turun ).
Penyebab dari kasus ini biasanya dikarenakan gesekan mekanik pada FCE. ( contoh valve stem
yang lengket pada pneumatic – actuated control valve ). Analoginya ketika seorang supir harus
memutar setir lebih jauh untuk berjalan lurus setelah berbelok.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
25 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Tombol proses dan alarm (proses switch & alarm)

Jenis lain instrumen yang biasanya dilihat di pengukuran dan sistem kontrol adalah tombol
proses.

Gb. P&ID Compressed air control

Pada gambar tersebut ada PSH (Pressure Switch High), yaitu akan aktif ketika tekanan dalam
tabung mencapai titik tinggi yang telah ditetapkan. Berkebalikan dengan LSH (Low Switch High).
Kedua sinyal tersebut berupa sinyal discrete (on-off) . Dari gambar di atas menandakan hidup –
matinya motor dipengaruhi kondisi PSH dan PSL. PSHH (Pressure Switch High High) menandakan
ketika tekanan di dalam tangki (vessel) terlalu tinggi maka PAH (Process Alarm High) akan hidup
atau berbunyi dan memberi tahu operator bahwa ada error.

Tujuan suatu tombol adalah untuk mematikan dan menghidupkan diberbagai kondisi dalam
proses. Yang pada umumnya, tombol adalah yang digunakan untuk mengaktifkan alarm ke
operator manusia siaga untuk mengambil tindakan khusus. Di dalam situasi lain, tombol secara
langsung digunakan sebagai alat kendali. Suatu contoh dari suatu modul alarm elektronik (yang
dihidupkan oleh suatu sinyal arus 4-20 mA yang berasal dari suatu transmitter) adalah Moore
Industri model SPA (“programmable Lokasi Alarm / programmable site alarm”), yang ditunjukkan
disini:

gb. 4-20mA Site Programmable Alarm

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
26 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Sebagai tambahan terhadap menyediakan kemampuan alarm, modul SPA ini juga
menyediakan suatu tampilan digital (tampilan LCD kecil) untuk menunjukkan nilai sinyal analog
untuk tujuan diagnostik atau operasional.

Sama seperti modul alarm yang lain, modul ini dapat dikonfigurasi untuk mematikan /
menghidupkan beberapa kontak . Beberapa dari modul alarm juga dapat mematikan /
menghidupkan ketika high process, low process, out of range, dan high rate of change.

Tombol alarm proses biasanya digunakan juga untuk memicu suatu event tertentu dan bisa
disebut sebagai isyarat. Semisal ketika terjadi PSH terpicu maka Pilot Lamp Alarm terpicu dan
blinking serta buzzer sebagai penanda ada error akan menyala. Kemudian operator menekan
tombol acknowledge sebagai bentuk sadar akan adanya error tersebut, dan buzzer berhenti,
dan pilot lamp alarm akan menyala sampai tidak terjadi error. Contoh dari hal tersebut seperti
di bawah ini.

Gb. Sebuah annunciator terpasang di control panel untuk mesin pompa

First Event. Saat suatu mesin atau suatu proses yang komplek dimana banyak proses switch
alarm yang oleh karena satu saja terpicu menyebabkan proses berhenti, akan menjadi hal yang
sulit ketika proses switch apa yang terpicu sehingga menyebabkan suatu sistem berhenti.Contoh
kasus bayangkan suatu mesin yang membangkitkan suatu generator tiba – tiba berhenti oleh
karena sensor mendeteksi tegangan yang diperlukan ternyata dibawah standar. (under
voltage). Ketika mesin berhenti maka akan memicu error yang karena mesin tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Contoh tekanan oli : seketika mesin mati maka tidak aka nada tekanan
untuk pelumasan , yang menyebabkan alarm untuk aktif. Ketika mesin mati , maka generator
tidak akan lagi membangkitkan listrik, maka alarm lain akan aktif. Sebuah first event ( kadang
disebut first out ) annunciator , akan memberi tahu sensor mana yang pertama aktif, yang
kemudian memicu alarm – alarm lain untuk aktif.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
27 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

2.4 Diagram instrumentasi


Tiap-tiap teknikal yang disiplin mempunyai cara-cara standardisasi sendiri bagaimana
membuat diagram deskriptif, dan tidak ada pengecualian dalam instrumentasi. Lingkup
instrumentasi menjadi sangat lebar, bagaimanapun, bahwa tak seorangpun format diagram
dengan cukup untuk menangkap semua yang mungkin kita harus hadirkan. Pada kali ini akan
mendiskusikan tiga jenis diagram instrumentasi yang berbeda:

• Diagram Aliran Proses (Process Flow Diagram/PFDs)

• Proses Dan Diagram Instrumen (Process and Instrumen diagram / P&IDs)

• Diagram Loop (loop diagram)

• Diagram fungsional (Functional Diagram)

Di tingkatan atas, seorang teknisi instrumen akan tertarik dengan interkoneksi proses bejana
(vessel), pipa, dan proses lintasan aliran cairan. Format diagram yang sesuai untuk
menghadirkan “gambaran yang besar” tentang suatu proses disebut diagram aliran proses
(PFD). Di tingkatan bawah, seorang teknisi instrument akan tertarik dengan interkoneksi dari
masing – masing sebuah instrument dengan instrument yang lain, termasuk penomeran kabel,
kabel terminal, tipe kabel, pengkalibrasian instrument. Contoh yang tepat untuk
menggambarkan diagram tipe ini adalah loop diagram. Sedangkan untuk Proses dan diagram
instrument terletak ditengah PFD dan loop diagram. Untuk diagram fungsional memiliki fungsi
yang berbeda yaitu untuk mendokumentasikan strategi dari sebuah control sistem.

Diagram Aliran Proses

Gb. Contoh diagram PFD: Compressor Control System

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
28 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Dari gambar menceritakan air sedang diuapkan kemudian uap air ditekan oleh compressor
untuk menuju knockout drum dimana beberapa uap air tadi diembunkan kembali menjadi bentuk
cair. Untuk diagram berjenis ini menunjukan beberapa hubungan besar antara bejana proses
dan peralatan, tanpa menunjukan sinyal instrument dan instrument tambahan (auxiliary
instrument)

Process and Instrument Diagrams

Gb. Contoh diagram P&ID: Evaporator process to compressor

Dari diagram tersebut menunjukan perbesaran bagian dari PFD, dari diagram ini dapat terlihat
bukan saja flow transmitter melainkan Pressure Differential Transmitter (PDT) dan Flow Indicating
Controller (FIC) . Penomeran yang berada di masing – masing instrument menunjukan bahwa
bagian yang berperan dalam mengontrol sebuah sistem (one loop). Seperti flow transmitter,
flow controller, pressure transmitter, dan flow valve yang bernomor sama : 42 memilki tujuan
sama yaitu mengukur dan mengontrol aliran fluida yang masuk maupun keluar dari
compressor. Bubble yang ada pada diagram di atas juga menunjuk pada lokasi instrument
berada.

Gb. Standar mounting instrument based on ISA

Hal yang tidak dapat terlihat dari diagram jenis ini adalah tipe kabel, penomeran kabel,
penomeran terminal blok, range dari kalibrasi sebuah instrument, failure mode, dan yang lain.
Untuk melihat detail hal tersebut maka dapat kita lihat pada loop diagram.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
29 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Gb. Loop diagram : Compressor surge control

Pada diagram ini dapat terlihat instrument yang muncul di loop diagram, salah satunya adalah
transducer 42a. Fungsi dari instrument ini adalah memodifikasi sinyal dari flow transmitter
sebelum sinyal ini masuk ke controller. Selain instrument 42a ada sebuah transducer lagi yaitu
transducer 42b. Fungsi dari instrument ini adalah mengkonversi signal elektronik 4 – 20mA
menjadi sinyal pneumatic 3 – 15 PSI. Masing – masing instrument bubble dalam diagram
menunjukan masing – masing alat yang bekerja dengan fungsinya sendiri - sendiri, beserta
terminal dan kabel yang menghubungkannya.

Bagian detail yang menarik dari diagram ini adalah adanya input kalibrasi dan output
kalibrasi untuk masing – masing dari instrument. Hal ini sangat penting ketika terjadi sebuah
troubleshoot dalam sistem instrumentasi yang rumit: sebuah instrument memilki minimal sebuah
masukan dan keluaran, dengan relasi matematik diantara keduanya. Salah satu cara untuk
mendiagnosa suatu masalah di dalam pengukuran atau control sistem yaitu mencocokan
kalibrasinya : apakah sinyal masukan yang masuk ke instrument sesuai dengan sinyak keluaran.

Sebagai contoh, sebuah flow transmitter bekerja dengan masukan 0 sampai 100 inch W.C dan
keluaran 4 mA sampai 20mA. Hal ini berarti ketika flow transmitter mendapatkan masukan
minimal atau 0 inch W.C maka keluaran dari FT ini adalah sebesar 4 mA. Demikian juga ketika
masukan maksimal 100 “W.C maka keluarannya adalah 20mA.

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
30 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Action dari setiap instrumen. Di dalam loop diagram ada sebuah arah panah yang menunjuk ke
bawah dan beberapa menunjuk ke bagian atas. Panah yang menunjukan ke atas (↑)
menandakan bahwa instrument tersebut berjenis langsung ( berbanding lurus antara input dan
output / direct-acting ) : Ketika input dari sebuah instrument bertambah / naik maka output juga
bertambah / naik. Hal yang berbeda dengan sebuah instrument yang menunjuk kea rah bawah
(↓). Menunjukan bahwa instrument tersebut berjenis reverse-acting masukan sinyal bertambah,
sinyal keluaran menurun, seperti pada instrument PDT42. Sinyal keluaran dari instrument ini akan
menjadi 100% atau 20mA apabila perbedaan tekanan yang masuk ke dalam instrument
adalah nol. Hal itu juga berlaku kebalikannya.

2.5 Instrumen dan symbol peralatan proses


Jenis Garis

Gb. Line type pada diagram instrumen

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
31 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Instrumen Bubble

Gb. Instrument bubble

Process valve Type

Gb. Jenis proses katub

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
32 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Jenis actuator katub

Gb.valve actuator type

Jenis kegagalan Katub

Gb. Valve failure mode

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
33 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Contoh penggunaan Tag

AIT = Analytical Indicating Transmitter (contoh: sebuah alat yang menganalisa konsentrasi
oksigen dengan tampilandari persentase oksigen)

ESL = Voltage Switch Low (contoh: sebuah kontak yang digunakan untuk mendeteksi sebuah
kondisi tegangan yang rendah pada system tenaga elektrik)

FFI = Flow Ratio Indicator (contoh: sebuah alat yang berfungsi sebagai indikasi dari
perbandingan antara udara dan banyaknya bahan bakar untuk industry mesin yang besar.)

FIC = Flow Indicating Controller (contoh: sebuah pengendali atau controller yang didisain untuk
mengindikasi sebuah aliran keapada operator manusia)

HC = Hand Controller (contoh: alat yang membuarkan seorang operator manusia untuk
mengatur sebuah sinyal kendali untuk beberapa level yang diinginkan biasanya untuk
mengoperasikan sebuah valve atau katup atau element akhir control yang lainnya)

JQR = Power Totalizing Recorder (sebuah penyimpan data yang menimpan data watt/jammnya
sesuai dengan total energi yang dipakai selama penggunaanya)

LSHH = Level Switch, High-High (contoh: sebuah kontak yang berfungsi atau didisain untuk
mendeteksi sebuah bahaya yang besar level dari cairan dan memulai dan otomatis mati saat
kejadian tersebut.)

LT = Level Transmitter (contoh: sebuah alat yang berfungsi untuk mengindra tingkatan atau level
dari cairan dan mengirimkan level dalam bentuk sinyal tersebut dalam bentuk digital maupun
analog)

PIT = Pressure Indicating Transmitter (contoh: Rosemount model 3051 pressure transmitter
dengan tampilan untuk sebagai indicator pengukuran terhadap tekanan)

PV = Pressure Valve (contoh: sebagai control valve atau mengendalikan katup yang dipasang
dalam loop dimana sebuah proses variable nya berupa tekanan)

TE = Temperature Element (contoh: alat yang berfungsi untuk merasakan elemen yang
digunakan untuk langsung mendeteksi temperatur dari sebuah proses material. Contohnya pada
thermocouple, thermistor, filled-bulb, bimetallic spring)

TKAH = Temperature Rate-of-change Alarm High (contoh: suatu alat alarm dimana perubahan
tingkatan terhadap suhu atau temperatur saat melampaui batas dari nilai yang diatur.)

TV = Temperature Valve (contoh: sebuah pengendali katup atau control valve yang dipasang
dalam loop dimana variable prosesnya berupa suhu atau temperatur)

TY = Temperature Transducer (contoh: sebuah I/P transducer dalam sebuah loop temperature
berfungsi unutk merubah sinyal arus menjadi sinyal berupa pnuematic)

VSH = Vibration Switch High (contoh kontak yang digunakan untuk mendeteksi level
getaran/vibrasi yang tinggi pada sebuah mesin)

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
34 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

2.6 Pertanyaan Review


PERTANYAAN 2.1

Sebuah ketel uap memilki beberapa proses switch yaitu level switch high dan level switch low.
Akan tetapi memilki beberapa versi dalam proses pamasangan / attachnya. Versi yang satu :
high level switch dan low level switch mendapat sumber yang sama dari keluaran dari level
transmitter yang sama. Sedangkan versi yang lain pemasangan level swich terpasang langsung
pada steam drum , terpisah dengan level transmitter.

Bagaimana keuntungan dan kerugian pada dua tipe pemasangan level switch ini?

Gb. LSH&LSL direct attach with LT Gb. LSH&LSL work independently

PERTANYAAN 2.2

Pertanyaan ini berdasar pada loop diagram di atas dengan judul compressor surge controller.

1. Proses apa yang diukur oleh instrument PDT 42?


2. Apa kepanjangan PDT?
3. Proses apa yang sebenarnya dikendalikan oleh diagram instrument di atas?
4. Jenis diagram instrument apa di atas?
5. Pada instrumen PDT42 terdapat tanda panah ke bawah, apa yang dimaksud
dengan tanda tersebut?
6. Tunjukan komponen yang menunjukan square root extractor!
7. Jika arus yang terukur pada kabel 25 terukur 13,5 mA maka berapakah tekanan
yang terukur pada PDT 42?
8. Jika katub FV42 terbuka 15% maka berapa arus yang mengalir pada kabel 26?
9. Jelaskan apa yang terjadi pada sistem dan control valve apabila kabel 26 terputus
dan tidak ada arus yang mengalir ke transducer FY42b?
10. JIka flow yang terbaca pada controller adalah 1200 SCFM (FE42), berapa arus
pada kabel 23 dan 27?

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI


Chapter 2
35 Pengenalan Instrumetasi dan Diagram Instrumentasi

Gb. Loop diagram : pressure loop

Gb. P&ID pressure loop

PERTANYAAN 2.3 (INST40_SEC2.PDF, QUESTION 70)


Tentukan kesalahan (error) berikut secara individual , apakah dapat mempengaruhi tekanan
yang telah teregulasi dalam sistem menjadi zero pressure ke tangki penerima. Jawab ya atau
tidak untuk masing – masing kesalahan (error/fault)

1. Receiver vessel drain left open 5. Cable PV-6 severed (failed open)
2. Transmitter block valve shut and bleed 6. I/P air supply shut off
valve open 7. Short between TB-52, terminal 1 and 2
3. Transmitter block valve open and bleed 8. Short between TB-52, terminal 15 and 16
valve shut 9. PT-6 miscalibrated, registering 5PSI too
4. PIC left in manual mode, 100% output high
(20 ma to I/P) 10. PY-6 output failed high (15PSI)

 PSGC Mechatronic Department | INSTRUMENTASI INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai