Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia
hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang
secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu
yang berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan
berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati.
Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal
ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini
harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial
dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses
ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan,
lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui
orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Oleh karena
itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam
perkembangan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Perkembangan Peserta didik
2. Perkembangan peserta didik
3. Hakikat perkembangan
4. Apa saja huhuk hukum perkembangan
5. Pertumbuhan peserta didik
6. Perbedaan pertubuhan dan perkembangan
7. Apa karakteristik anak sekoalah dasar
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana konsepdasar perkembangan peserta didik?
b. Untuk mengetahui Perkembangan peserta didik ?
c. Untuk mengetahui hakikat perkembangan ?
d. Untuk menegetahui apa saja hukum – hukum perkembangan?

1
e. Untuk mengetahui pertmbuhan peserta didik
f. Untuk mengetahuiperbedaan perkembangan dan pertumbuhan ?
g. Untuk mengetahui apa saja karakteristik anak sekolah dasar?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Peserta Didik


Konsep dasar ialah sebuah pengertian yang menjadikan sebuah kegiatan
memiliki landasan untuk melakukakn setiap hal yang akan dilakukannya. Oleh
karena itu dalam upaya pengembangan kualitas peserta didik Indonesia perlu
memiliki landasan agar pondasi keatasnya pun kokoh. Konsep dasar peserta
didik tentunya banyak memiliki landasan dasar. Dalam hal ini pengajar perlu
mampu menguasai tentunya memahami bagaimana keadaan peserta didiknya
baik itu perubahan fisiknya, perkembangan kognitifnya dan perkembangan
sosialnya.
1. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik merupakan subjek didik. Memiliki sifat unik antara satu dengan
yang lainnya dengan karakteristik yang berbeda beda. Melalui perkembangan
zaman akan mempengaruhi karakteristik peserta didik missal gaya hidup
peserta didik dengan pendidik memiliki perbedaan. Maka dari itu pendidik
harus dapat memahami karakteristik peserta didik secara mendalam.
2. Ragam Pandangan Terhadap Peserta Didik
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses awal
keberadaanya hingga ajal tiba, manusia selalu berubah dan mengalami
perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak
kemudian mengalami kemunduran. Oleh karena itu dengan adanya konsep
dasar peserta didik mengarahkan agar peserta didik yang terus mengalami
perubahan baik kearah positif maupun negative akan tetapi harapannya
mengarah pada hal positif. Konsep dasar hadir untuk mengarahkan pendidikan
agar melangkah menuju arah yang positif membangun dan mengembangkan
potensi pada peserta didik sesuai dengan kemampuannya.  Terjadinya berbagai
pandangan terhadap peserta didik sangat dipengaruhi kematangan dan
pengalaman yang mendorong peserta didik agar terus menggali potensnya.
3. Peserta Didik Menjadi Subjecknya.
Peserta didik menjadi yang utamanya karena tanpa adanya peserta didik proses
belajar mengajar tidak dapat untuk dilangsungkan. Menurut siti norjanah
(2012) peserta didik adalah salah satu komponen yang menemapati komponen

3
sentral dalam proses belajar mengajar. Peserta didik tentunya memiliki tujuan
dalam upayanya menempuh pendidikan oleh karena itu disini peserta perlu
melakukan hal yang positif secara berkelanjutan agar menjadikannya seseorang
yang baik.
B. Perkembangan Peserta Didik
1. Pengertian Perkembangan Peserta Didik
Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian perubahan
progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman.  Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala
perubahan kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses
kematangan manusia. Jadi  Perkembangan merupakan proses menyeluruh
ketika individu beradapatasi dengan lingkungannya. perkembangan terjadi
sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan tahapan tertentu. Perkembangan
manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut dengan bertambahnya
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut
caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
2. Faktor perkembangan peserta didik
a. Faktor internal
Kondisi Fisik , Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk
pada faktor  genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini
dimulai dari masa  pembuahan sel telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam
struktur genetik inilah  yang memprogramkan tumbuhnya sel tubuh pada
manusia. Potensi genetik inilah yang akan  berinteraksi dengan lingkungan
sehingga membentuk individu tersebut tumbuh  dan berkembang.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis,
sanitasi atau kebersihan lingkungan. Semua kondisi di  atas sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya.
Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya  pertikaian
dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi  atau
peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola
perilaku  individu.

4
2. Lingkungan Non fisik
Faktor Non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu
keluarga,  pendidikan, dan masyarakat. Adapun beberapa faktor yang
berkenaan dengan  Faktor non fisik ini adalah : Faktor Psikososial,
motivasi,  pola asuh dan kasih sayang orang tua.
3. Prinsip – Prinsip  Perkembangan
a) Prinsip kesatuan organis
Anak merupakan suatu kesatuan; perkembangan antara fungsi yang satu
dengan yang lain saling berpengaruh. Tiap-tiap fungsi tadi hanya mempunyai
arti apabila ditinjau dari keseluruhannya. Contoh:  perkembangan bahasa anak
merupakan suatu kebulatan, artinya kita tidak boleh meninjau perkembangan
bahasa saja, tetapi perkembangan sebelumnya juga harus diperhatikan
(menguasai katakata, kalimat, dan sebagainya). Sesuai dengan prinsip ini,
maka dalam pendidikan disarankan agar pelajaran-pelajaran yang diberikan
ada hubungannya antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Sebagaikonsekuensi dari prinsip ini, maka diperlukan adanya kurikulum
pendidikan.
b) Prinsip tempo dan irama perkembangan
Menekankan bahwa tiap-tiap individu mempunyai tempo dan irama yang
berbeda-beda di dalam perkembangannya; ada yang cepat dan ada yang
lambat.  Tiap-tiap individu mengikuti pola perkembangan yang umum/relatif
sama. Meskipun individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang
berbeda-beda sesuai dengan potensinya, akan tetapi individu tersebut masih
mengikuti garis perkembangan yang umum.
c) Prinsip interaksi
Antara pembawaan dan lingkungan saling berpengaruh di dalam
perkembangan anak. Misalnya, anak mempunyai bakat yang baik, tetapi
karena hidup dalam lingkungan yang tidak menguntungkan, maka anak belum
tentu bisa berkembang dengan baik.
d) Prinsip kematangan
Usaha belajar atau pendidikan yang diberikan oleh pendidik sangat tergantung
pada kematangan anak, artinya di dalam mendidik anak, orang tidak dapat
memaksakan meteri pendidikan yang melebihi batas tingkat kematangannya.
Misal, anak berusia 7 bulan baru bias duduk, tidak dapat dipaksakan untuk
belajar berjalan.
4. Manfaat Memperlajari Perkembangan Peserta didik

5
1. Bagi pendidik
a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya,yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
2. Bagi Peserta Didik
a) Memiliki pengetahuan tentang konsep- konsep Perkembangan Peserta Didik
yang meliputi individu dalam menjalani tahapan perkembangan dari pre-natal
hingga lanjut usia.
b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran
sesuai tahapan perkembangannya.
C. Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan
sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung
banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep
perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang
terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.
1. Perkembangan          (development) Secara sederhana Seifert dan Hoffnung
(1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-tern changes in a
person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor
skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (i)
perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii) perubahan dalam bentuk dan dalam
integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (iv)
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.”
2. Pertumbuhan            (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam
aspek jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang,
berubahnya struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan
syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat
kuantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai
hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara

6
normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan
jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam
pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan
misalnya, pertumbuhan alat-alat  kelamin berlangsung paling lambat pada
masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan
relative berhenti pada masa pubertas.
3. Kematangan  (maturation) Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris
disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang
artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari
istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin (2002) mengartikan
kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses mencapai
kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari
keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Menurut Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan untuk
menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada
pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga
sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pertumbuhan, gen
sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk
tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari
perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari.
Dapat disimpulakan bahwa kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau
tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga
dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat
proses perkembangan karena pengalaman dan latihan
4. Perubahan     (change) Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan
berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan
dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dimana dia berada, yang sering disebut aktualisasi diri.
Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu
dapat dibagi ke dalam empat bentuk.
D. Hukum – Hukum Perkembangan
Selama hayatnya manusia sebagai makhluk individu mengalami
perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti,
mengalami berbagai fase, dan ada kalanya diselingi oelh krisis yang datangnya
pada waktu-waktu tertentu.proese perkembangan yang berkesinambungan,

7
beraturan, bergelombang, naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat
atau lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti
patokan-patokan atau tunduk pada hukum - hukum tertentu yang disebut
hukum perkembangan. Hukum-hukum perkembangan itu adalah:
1. Hukum Kesatuan Organis
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu
penjumlahan atau suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Pertumbuhan dan
perkembangan adalah differensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada
unsur-unsur atau bagian-bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau
bukan suatu kumpulan dari bagian-bagian.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan
sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat,
sedang, dan lambat. Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat
diubah sedikit tetapi tidak dapat dipaksakan. Misalnya ada orang tua yang
menganggap dirinya bijaksana, dengan berusaha mengajari anaknya yang
belum sekolah membaca, menulis dan berhitung. Kemudian ketika anaknya
sekolah tidak diberi kesempatan bermain – main. Tindakan ini dapat
mempercepat perkembangan akan tetapi tindakan seperti ini sebenarnya tidak
tepat.
3. Hukum Irama Perkembangan
Hukum irama berlaku untuk setiap manusia, baik perkembangan jasmani
maupun rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan yang
teratur, melainkan merupakan gelombang - gelombang besar dan kecil silih
berganti. Di samping memiliki tempo, perkembangan juga berlangsung sesuai
dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik
perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami
perlahan- lahan dengan urutan- urutan yang teratur, melainkan merupakan
gelombang- gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa,
laju perkembanganya berjalan dengan cepat, tetapi pada waktu berikutnya
sedikitpun tidak tampak kemajuan (terhambat).
Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu tidak sama besar
pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam
peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak.
Demikian pula proses percepatan maupun perlambatan dalam peralihan

8
perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan atas tiga golongan,
yaitu:
a) Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat,
melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara
berangsur- angsur. Semuanya berlangsung dengan dengan tenang, masa yang
satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan
yang nyata.
b) Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah besar
kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti
sama sekali.
c) Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin
besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya.
4. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi - fungsi jiwa menonjolkan diri
keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Menurut Maria
Montessori asal Italia ini berpendapat bahwa masa peka merupakan masa
pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan
dikembangkan. Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi
jiwa mudah sekali di pengaruhi dan dikmbangkan. Usia 3-5 tahun merupakan
masa peka, pada masa ini adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari
bahasa ibu dan bahasa di daerahnya. Contohnya, anak yang peka terhadap
bahasa, sebut saja Alya yang berumur 4 tahun. Alya dibesarkan di Bogor
sehingga ia dapat dapat  berbahasa sunda dengan baik. Karena ayahnya
dimutasikan ke Solo, dan seluruh keluarganya ikut kesana. Baru satu tahun di
sana Alya sudah bisa berbahasa Jawa, sedangkan ayah dan ibunya belum bisa
berbahasa Jawa.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sebaiknya orang tua mengarahkan
potensi yang di miliki anak, agar dapat berkembang dengan baik terlebih pada
masa peka anak, yang mana masa peka ini merupakan suatu masa dimana anak
dapat dengan mudah untuk menangkap rangsangan atau stimulus yang datang.
Jika pada masa peka ini tidak dapat di kembangkan dengan baik,
dikhawatirkan akan mengalami kelainan yang akan mengganggu
perkembangan anak karena ia peka tidak mendapatkan pendidikan dan
pelayanan yang maksimal.
5. Hukum Rekapitulasi

9
Menurut Hackle asal jerman ini menyebut hukum ini hukum biogenetis. Dalam
hukum rekapitulasi ini perkembangan jasmani individu merupakan ulangan
dari perkembangan jenisnya. Dengan kata lain, otogenese adalah rekapitulasi
dari phylogenese. Otogenese adalah perkembangan individu sedangkan
phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian
menurut hukum rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak
merupakan ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia. Berdasarkan
hukum rekapitulasi tersebut, perkembangan individu dapat digolongkan
kedalam babarapa fase atau masa yang dalam bentuk realnya dapat dilihat dari
permainan mereka. Adapun fase-fase perkembangan tersebut adalah:
a) Masa berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam
permainannya menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan
panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-
matai, saling menyelinap untuk menangkap musuh, dan sebagainya.
b) Masa beternak (8-10 tahun)
Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol pada
masa ini adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya,
memelihara ayam, merpati, perkutut, kucing, hamster, atau kambing.
c) Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman.
Misalnya, tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman rumah.
Biasanya anak ingin mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
d) Masa berdagang (12-14 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama tertuju
kepada hal-hal yang mirip dengan perdagangan. Misalnya, bermain jual beli
dengan uang dari kertas atau daun, tukar menukar perangko bekas,
pengumpulan bungkus rokok, karcis bekas, dan sebagainya.
e) Masa industri (15 tahun ke atas)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat permainannya
sendiri dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Misalnya, membuat
layang-layang, membuat seruloing bambu, katapel, gasing, dan sebagainya.
6. Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri
Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-
bentuk nafsu makan dan minum, menjaga keselamatan diri. Sedangkan hasrat

10
pengembangan diri seperti hasrat ingin tahu, mengenal lingkungan, ingin
bergerak, kegiatan bermain-main, dan sebagainya.
7. Hukum Predistinasi
Menurut hukum predistinasi berarti betapapun sempurnanya pembawaan,
bakat, dan sifat-sifat keturunan, betapapun baiknya lingkungan dan
pemeliharaan anak, serta betapapun lengkapnya sarana dan sumber
penghidupan, tetapi proses dan jalan perkembangan tidak akan berlangsung
sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya nasib tidak membawanya
demikian atau jika tidak diizinkan Allah.
E. Pertumbuhan Peserta Didik
Pertumbuhan peserta didik ialah suatu proses perubahan bentuk,
volume, bobot yang terjadi pada manusia. Pertumbuhan memiliki arti yang
penting bagi berlangsungnya kehidupan manusia dan melestarikan keturunan
dari balita anak kecil remaja hingga dewasa. Menurut Kartono pertumbuhan
juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak
yang sehat, peredaran waktu tertentu. Dalam buku Whiterington tahun 1991
halaman 156  pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yang
terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat
umum dari suatu organisme. Sedangkan menurut para ahli pertumbuhan
memiliki pegertian yang berbeda-beda :
1. Karl E. Garrison
Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran badan,
perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
2. Atan Long
Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu
peringkat yang lain dari masa ke masa.
3. D.S Wright & Ann Taylor
Pertumbuhan adalah pertambahan dalam berbagai sifat luaran seseorang (sifat
jasmani , seperti: ukuran tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain)
Dari   pengertian   di   atas   dapat   disimpulkanbahwa  pertumbuhan   merupa
kan  perubahan  individu berupa  fisik  yang  bersifat  kuantitatif
tentunya  yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya
pertumbuhan  berat  badan,  bertambahnya  tinggi,  dan bertambahnya panjang
pada rambut.
F. Perbedaan Perkembangan Dan Pertumbuhan

11
1. Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya aspek fisik, sedangkan
Perkembangan berkaitan dengan organisme sebagai keseluruhan.
2. Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan
pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel, sedangkan
Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi.
3. Pertumbuhan merujuk kepada perubahan kuantitatif, sedangkan Perkembangan
merujuk pada perubahan kuantitatif dan kualitatif.
4. Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup, sedangkan Perkembangan
merupakan proses yang berkelanjutan.
5. Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan,
sedangkan perkembangan mungkin terjadi tanpa pertumbuhan.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan tiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri individu : Bakat dan pembawaaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. apabila bakat dan
pembawaan itu dibina dengan baik maka akan mudah mencapai kecakapan-
kecakapan yang berhubungan dengan bakat dan pembawaannya. Dengan
demikian bakat dan pembawaan mempengaruhi perkembangan individu.
Sifat-sifat keturunan : Sifat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyang
dapat berupa fisik dan mental. Sifat ini tentu saja mempengaruhi
perkembangan individu, namun dengan pendidikan dan lingkungan yang
bagus, maka sifat-sifat jelek yang diturunkan dapat dihambat dan sifat-sifat
yang baik dapat dikembangkan.
Dorongan dan insting : Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong
manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan insting
atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau
membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksankan dorongan
batin.
Jenis-jenis tingkah laku manusia yang tergolong instink, antara lain:
a. Melarikan diri (flight) karena perasaan takut (fear)
b. Menolak (repulsion), karena jijik (disgis)
c. Ingin tahu (curiosity) karena menakjubkan sesuatu (wonder)
d. Melawan (pugnacity) karena kemarahan (anger)
e. Merendahkan diri (self abasement) karena perasaan mengabdi (subjection)
f. Menjolkan diri (self assertion) karena hanya harga diri atau manja (elation)

12
g. Orang tua (parental) karena perasaan halus budi (tender)
h. Berkelamin (sexcual) karena keinginan mengadakan reproduksi
i. Berkumpul (acquisition) karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang
baru
j. Mencapai sesuatu (question) karena ingin bergaul / bermasyarakat
k. Membangun sesuatu (contrction) karena mendapatkan kemajuan
1. Menarik perhatian orang lain (appeal) karena ingin memperhatikan orang
lain.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam
jiwanya. Ada dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama
perkembangan hidup manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan,
seperti dorongan mempertahankan diri, seksuil, dan dorongan sosial.
2. Faktor – factor yang berasal dari luar diri individu
Faktor-faktor dari luar diri individu telah disebutkan dalam aliran 
empirisme/lingkungan yang mengemukakan bahwa anak yang baru lahir
laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa, yaitu meja yang
bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna
apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Anak
diumpamakan sebagai kertas putih bersih, dan warna tinta adalah lingkungan
(pendidikan) yang akan mempengaruhinya. Oleh karena itu sudah pasti
pendidikan juga mempengaruhi anak menjadi baik atau buruk. Menurut aliran
ini perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, tidak
ada pengaruh dari bakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dari luar diri individu antara lain:
a. Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu. Hal ini terutama pada tahun - tahun pertama dari kehidupan anak,
makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang
normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan
pertumbuha anak agar menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan,
tidak saja dari segi kualitas dan mutu makanan itu sendiri.
Tetapi ditinjau dari segi agama (islam). Makanan yang mengandung gizi saja,
belum cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus
disempurnakan dengan tingkat kebutuhan dan kebersihan sari makanan itu
sendiri, sebagaimana firman Allah :

13
ْ
‫ؤ ِمن‬NNNNNNNNNNNNN‫ ِه ُم‬NNNNNNNNNNNNNِ‫وا هَّللا َ الَّ ِذي أَ ْنتُ ْم ب‬NNNNNNNNNNNNNُ‫ا ۚ َواتَّق‬NNNNNNNNNNNNNً‫وا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّب‬NNNNNNNNNNNNNُ‫َو ُكل‬
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya (QS. Al – Maidah: 88)
Menurut seorang ulama kotemporer, Syeq Taqi Falsafi, dalam bukunya
“Child Between Heredity and Education” yaitu: pengaruh dari campuran
(senyawa) kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktifitas jiwa dan
pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena belum diadakan
eksperimen secara memadai. Namun, tidak dapat diragukan bahwa perasaan
manusia dipengarui oleh kualitas dan kuantitas makanan. Selain itu juga ada
ulama yang berpendapat bahwa tingkat kehalalan makanan dapat
mempengaruhi jiwa manusia, misalnya seorang anak yang diberi makanan
yang tidak halal juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan individunya
semisal suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik.
b. Iklim
Iklim / keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sifat
iklim yang terdapat pada daerah-daerah tertentu dapat mempengaruhi
individual kejiawaan. Hal ini bias ditinjau dari bedar kecilnya tubuh anak,
kesehatan dan kematangan usianya banyak dipengarui oleh banyaknya udara
yang segar danbersih, serta sinar matahari yang diperolehnya. Kenyatan ini
dapat kita bandingkan dengan kondisi daerah yang berada dikota dengan yang
didesa. Secara umum anak yang dari desa akan lebih lama dalam pertumbuhan
kedewasaanya dibanding dengan anak yang pertumbuhanya dikota yang lebih
cepat tumbuh kedewasaanya.
c. Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi
perkembangan manusia. Latar belakang budaya masyarakat desa yang masih
alami, berbeda dengan masyarakat kota yang sudah banyak terkontaminasi
oleh budaya asing, maka sifat dan perilakunya juga akan berbeda.
d. Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, karena kurangnya biaya hidup maka
biasanya akan sulit memenuhi kebutuhan anak ataupun kurang memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwanya. Bahkan tidak jarang faktor
ekonomi dapat mengakibatkan tekanan jiwa dan tidak jarang dapat

14
menimbulkan konflik dalam keluarga, yang menimbulkan rasa rendah diri
pada anak.
e. Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga
Anak tunggal akan memiliki sifat yang berbeda dengan anak yang memiliki
banyak saudara, (biasanya manja, kurang bisa bergaul dengan teman sebaya,
dan lain-lain) karena kasih sayang orangtua hanya tercurah kepadanya.
Berbeda dengan anak yang banyak saudara, karena kasih sayang orangtua akan
dibagi kepada semua anaknya.
2. Faktor – factor umum
Faktor ini dapat digolongkan kedalam unsur golongan diatas. Dengan kata lain,
jika faktor yan mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari
kedua unsur tersebut maka dikatakan sebagai faktor umum. Diantara faktor
umum yang dipengaruhi perkembangan individu adalah
a. Inteligensi (kecerdasan)
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan
berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar
dirinya yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan
adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang
sesuai dengan keadaan baru. Intelgensi merupakan salah satu faktor umum
yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat
kaitanya dengan kcepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang
rendah erat kaitanya dengan kelambatan perkembangan.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peran penting dalam perkembangan anak.
Dalam hal misalnya antara anak perempuan dengan laki-laki. Secara umum
anak laki-laki lebih lamban kedewasaanya dibanding anak perempuan yang
lebih cepat dalam mencapai tahab kedewasaan.
c. Kelenjar Gondok
Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan
mengalami pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika
seseorang kekurangan hormon pertumbuhan maka dapat mengakibatkan
kekerdilan. Hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar
tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bila pada
masa kanak-kanak kekurangan hormon tiroksin mengakibatkan kretinisme.
Kretinisme yaitu pertumbuhan yang lambat dan mental yang terbelakang,

15
sehingga perkembangannya juga terhambat. Pada hewan tingkat tinggi
(vertebrata) misalnya katak, metamorfosis berudu menjadi katak dewasa
dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
d. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengarui
perkembangan individu. Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan
sempurna akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai.
Sebaliknya mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara mental
maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhnya juga akan mengalami
hambatan.
e. Ras
Ras juga turut mempengarui perkembangan seseorang. Misalnya anak yang
dilahirkan dari ras Mediterranean (sekitar laut tengah, mengalami
perkembangan visik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari bangsa-
bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-anak dari ras bangsa Indian, ternyata
lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak bangsa yang berkulit putih.
H. Karakteristik Anak Sekolah Dasar (SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun
dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa
perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-
kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan
anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan
sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi:
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas
fisik.
b. Membina hidup sehat.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.

16
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
i. Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut
untuk memberikan bantuan berupa:
1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian
sosialnya berkembang.
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang
konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga
siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi
dirinya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Penutup
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, bahwa pengertian
perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif dan dialami setiap
individu secara terus menerus dan bertahap sepanjang hidup manusia.
Sedangkan pengertian pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat fisik dan
dapat diukur secara kuantitatif (jumlah) pada diri individu.
Ciri-ciri khas remaja yang sedang berkembang adalah mengalami
perubahan fisik (pertumbuhan)paling pesat, mempunyai energy yang
berlimpah secara fisik dan psikis, yang mendorong mereka untuk berprestasi
dan berkreativitas, mengarahkan perhatian kepada teman sebaya dan secara
berangsur-angsur melepaskan diri dari keterkaitan dengan keluarga, memiliki
keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis, suatu periode yang idealis,
menunjukkan kemandirian, berada dalam periode transisi antara kehidupan
masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa.
Kondisi atau prinsip-prinsip perkembangan remaja selama
perkembangan berlangsung, antara lain terdiri dari: kematangan, kesatuan
organisasi, tempo dan irama perkembangan, kesamaan pola dan Kontinuitas.
B. Saran
Dari pembahasan hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan
kritik dan saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.

18
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik .


Jurnal isi perkembangan peserta didik Sumantri, Mulyani dan Nana
Syaodih.2009. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka. Siti, Margasanti. 2012. Perkembangan Peserta
Didik. Medan: Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia( IKAPI) Hurlock, Elizabeth B dkk. 1980. Psikologi
Perkembangan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Jakarta: Erlangga. Hurlock (1997: 29). Psikologi Suatu Pendekatan
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Syamsussatri, Muhammad. 2013. Jurnal Perkembangan Peserta Didik.

Anda mungkin juga menyukai