Proses Izin Lingkungan Dengan OSS150519
Proses Izin Lingkungan Dengan OSS150519
ICEL
PERIZINAN LINGKUNGAN
MELALUI ONLINE SINGLE
SUBMISSION
Oleh: Margaretha Quina, Angela Vania
Seri Lembar Informasi | Perizinan Lingkungan & OSS | April 2019 #1
PERIZINAN LINGKUNGAN
MELALUI ONLINE SINGLE
SUBMISSION
Oleh: Margaretha Quina, Angela Vania
ICEL
PERIZINAN LINGKUNGAN MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSION
Dalam konsideransnya, PP OSS menyatakan bahwa pembuatan PP ini adalah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 25 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-
undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. PP ini terdiri atas 11 Bab dan 107 Pasal, melingkupi ketentuan umum; jenis,
pemohon dan penerbit perizinan berusaha; pelaksananaan perizinan berusaha; reformasi perizinan
berusaha sektor; online single submission; insentif atau disinsentif pelaksanaan perizinan berusaha
melalui online single submission, penyelesaian permasalahan dan hambatan perizinan berusaha
melalui online single submission, sanksi, ketentuan lain-lain, serta ketentuan peralihan, serta ketentuan
penutup. PP OSS dibuat dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha agar
berbagai perizinan terkait berusaha dapat menjadi pendukung dan bukan sebaliknya menjadi hambatan
perkembangan usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu, PP ini hendak melakukan penataan kembali
pada sistem pelayanan, dan regulasi sesuai dengan tuntutan dunia usaha, perkembangan teknologi dan
1
persaingan global.
OSS
Penataan kembali sistem pelayanan dilakukan terutama pada Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP), dan PP ini menyediakan sistem Pelayanan
REG I STE R
OSS sendiri hanyalah merupakan sebuah sistem. Akan tetapi, PP OSS mengharuskan semua perizinan
4
yang masuk dalam ruang lingkupnya untuk diterbitkan “melalui Lembaga OSS,” yang dalam PP
OSS didefinisikan sebagai ‘lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan
5
pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal. Perlu diperhatikan bahwa penerbitan izin melalui
OSS ini tidak memindahkan kewenangan dan pertanggungjawaban penerbitan kepada Lembaga OSS,
karena Lembaga OSS menerbitkan izin “untuk dan atas nama” menteri, pimpinan lembaga, gubernur
atau bupati/walikota sesuai dengan atribusi, delegasi, atau pelimpahan wewenang yang diberikan
6
kepada mereka.
1
Penjelasan Umum, PP No. 24 Tahun 2018
2
Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup a.l. mencakup izin pembuangan air limbah, izin emisi, dan perizinan di bidang pengelolaan
limbah bahan beracun dan berbahaya. Lih: Pasal 85 PP OSS dan Pasal 4 PermenLHK No. 22/MenLHK/Setjen/KUM.1/7/2018 tentang Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi secara Elektronik Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (“PermenLHK No.
22Tahun 2018)
3
Ibid.
4
Pasal 19 ayat (1) PP No. 24 Tahun 2018
5
Pasal 1 angka 11 PP No. 24 Tahun 2018
6
Pasal 18 ayat (1) jo. Pasal 19 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
Secara umum, proses perizinan lingkungan dengan OSS memiliki satu perbedaan
utama, yaitu perizinan lingkungan dengan OSS didahului izin dengan komitmen. Penerbitan izin dengan
komitmen mensyaratkan pemenuhan komitmen, yang dalam hal izin lingkungan adalah penyusunan
usaha pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL UPL) atau analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL), keduanya mencakup rekomendasi UKL-UPL atau keputusan kelayakan lingkungan hidup.
Bagan sederhana perizinan lingkungan dengan OSS dapat dilihat pada halaman 7.
Lebih rincinya, proses tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Permen LHK No. 22 Tahun 2018 dan
PermenLHK No. 26 Tahun 2018. Proses tersebut secara singkat sbb:
2. Penerbitan izin lingkungan dengan komitmen, yaitu izin yang diberikan dengan syarat
pemenuhan komitmen. Ketika memperoleh izin lingkungan dengan komitmen, pelaku usaha
7
telah dapat mengajukan dan mendapatkan Izin Usaha dengan Komitmen. Dengan mendapatkan
izin usaha dengan komitmen ini, pelaku usaha telah dapat melakukan beberapa kegiatan, akan
tetapi bagi yang wajib AMDAL dan belum menyelesaikannya, belum dapat melakukan kegiatan
8
pembangunan bangunan gedung.
3. Penyusunan UKL-UPL atau AMDAL. Komitmen izin lingkungan adalah penyusunan UKL-UPL
atau AMDAL. Dalam PP OSS, diatur jangka waktu minimum bagi pelaku usaha untuk mulai
9
mengajukan dokumen UKL UPL, yaitu 10 hari sejak terbitnya izin dengan komitmen. Sementara
untuk dokumen AMDAL, dirinci bahwa penyusunan ANDAL dan RKL-RPL dilakukan paling lama
10
30 hari sejak izin dengan komitmen didapatkan. Hal ini berarti dalam jangka waktu tersebut,
KA-ANDAL harus telah disusun dan disetujui. PP OSS memang tidak menyebutkan konsekuensi
dari gagalnya pemenuhan komitmen untuk penyusunan UKL-UPL atau ANDAL RKL-RPL dalam
7
Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
8
Pasal 38 ayat (1) dan (2) PP No. 24 Tahun 2018.
9
Pasal 52 ayat (1) PP No. 24 Tahun 2018.
10
Pasal 54 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
jangka waktu yang ditentukan, akan tetapi, dalam PermenLHK No. 26 Tahun 2018, disebutkan
dengan jelas bahwa jika pelaku usaha gagal memenuhi jangka waktu penyusunan ANDAL
dan RKL-RPL atau melengkapi UKL-UPL, maka instansi lingkungan hidup akan memberikan
11
notifikasi kegagalan pemenuhan komitmen kepada Lembaga OSS.
4. Penilaian UKL-UPL atau AMDAL sebagai Pemenuhan Komitmen. Untuk UKL-UPL, komitmen
terpenuhi jika UKL-UPL mendapatkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dari Menteri,
12
Gubernur atau Bupati/Walikota. Untuk AMDAL, komitmen terpenuhi jika AMDAL dinyatakan
13
layak lingkungan oleh Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota. Tidak disyaratkan adanya
penetapan yang mengkonfirmasi pemenuhan komitmen ini, sekalipun dalam praktek, Lembaga
OSS akan menerbitkan kembali izin lingkungan yang komitmennya telah terpenuhi. Sementara,
apabila pelaku usaha gagal memenuhi komitmennya, Izin Lingkungan dengan Komitmen
14
dinyatakan batal.
11
Pasal 7 ayat (8) PermenLHK No. P26/MenLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 (untuk kegagalan penyusunan ANDAL dan RKL-RPL) dan Pasal 32 ayat (6)
PermenLHK No. P26/MenLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 (untuk kegagalan melengkapi UKL-UPL).
12
Pasal 53 ayat (2) dan (5) PP No. 24 Tahun 2018.
13
Pasal 60 ayat (1) dan (2) PP No. 24 Tahun 2018.
14
Pasal 60 ayat (3) PP No. 24 Tahun 2018.
LEMBAGA OSS
OSS
online single
submission
Penerbitan Izin
Lingkungan dengan
Mulai Menyusun
Komitmen
Pengajuan UKL-UPL
ANDAL dan RKL-RPL
Maksimal 10 hari
Maksimal 30 hari setelah izin
setelah izin komitmen terbit
komitmen terbit
Mencakup
Pelibatan
Masyarakat
MENTERI, GUBERNUR,
BUPATI/WALIKOTA
Komisi Penilai
AMDAL
Pemeriksaan UKL-UPL
Maksimal 60 hari Maksimal 5 hari
sejak ANDAL dan kerja sejak
Penilaian RKL-RPL dinyatakan disampaikan
ANDAL dan RKL-RPL lengkap secara
administratif
PELAKU USAHA
Perbaikan AMDAL
Sudah
Diperbaiki
Rekomendasi Rekomendasi
ANDAL dan RKL-RPL
Perbaikan UKL-UPL
Ketidaklayakan Kelayakan
Gagal Menyusun
dalam 30 Hari
Lingkungan Lingkungan
Maksimal 5 hari
kerja sejak
menerima
MENTERI, GUBERNUR,
BUPATI/WALIKOTA
MENTERI, GUBERNUR,
BUPATI/WALIKOTA
SK Ketidaklayakan SK Kelayakan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Mulai menyusun ANDAL dan RKL-RPL 30 hari sejak Izin Lingkungan dengan Komitmen:
Akselerasi atau Resiko?
Apa yang membedakan proses perizinan lingkungan dengan OSS dengan non-OSS?
Proses pembuatan Izin Lingkungan dengan OSS cukup berbeda dengan proses pembuatan Izin
Lingkungan tanpa melalui OSS. Beberapa perbedaan tersebut adalah:
1) Izin Lingkungan “dengan komitmen” dapat diberikan sebelum usaha dan/atau kegiatan memiliki
UKL-UPL atau AMDAL dan SKKLH. Dalam UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 27 Tahun 2012, Izin
Lingkungan tidak dapat diberikan sebelum pelaku usaha mendapatkan rekomendasi UKL-UPL atau
AMDAL telah dinyatakan layak lingkungan. Namun, dalam PP OSS, hal ini diubah dengan konsep “izin
lingkungan dengan komitmen,” yang pada dasarnya dimungkinkan belum menyusun UKL-UPL ataupun
15
Pasal 18 PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
16
Pasal 12 ayat (1) PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
17
Pasal 6 ayat (4) PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
18
Pasal 6 ayat (5) PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
2) Izin Usaha dapat diberikan jika pelaku usaha telah mendapatkan Izin Lingkungan dengan Komitmen.
Dalam UU No. 32 Tahun 2009, izin usaha tidak dapat diberikan apabila pelaku usaha belum memiliki
izin lingkungan. Namun, dalam PP OSS, izin usaha dengan komitmen dapat diberikan jika pelaku usaha
telah memiliki izin lingkungan dengan komitmen. Selain itu, khusus untuk kegiatan wajib AMDAL, pelaku
usaha yang telah mendapatkan izin usaha dengan komitmen telah dapat melakukan beberapa kegiatan
yaitu: pengadaan tanah, perubahan luas lahan, pembangunan bangunan gedung dan pengoperasiannya,
pengadaan peralatan atau sarana, pengadaan sumber daya manusia, penyelesaian sertifikasi atau
19
kelaikan, pelaksanaan uji coba produksi (commisioning); dan/atau pelaksanaan produksi.
3) Batas waktu yang ketat untuk mulai menyusun ANDAL-RKL RPL. Dalam PP No. 27 Tahun 2012, tidak
ditentukan batas waktu maksimum penyusunan KA-ANDAL. Hanya ditentukan bahwa jika KA-ANDAL
telah dinilai, namun ANDAL dan RKL-RPL tidak disusun dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, KA-ANDAL
20
tersebut tidak berlaku lagi. Sementara, dalam PP OSS, jangka waktu penyusunan ANDAL RKL-RPL
diatur sangat ketat, yaitu harus dimulai 30 (tiga puluh) hari sejak izin lingkungan dengan komitmen
21
diterbitkan. Jangka waktu ini juga merupakan penentu terpenuhi atau tidaknya komitmen pelaku
usaha, sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Perbedaan utama dalam substansi perizinan lingkungan antara OSS dan Non-OSS
adalah dokumen yang menjadi dasar penyusunan ANDAL dan RKL-RPL. Untuk izin
lingkungan yang diterbitkan tidak melalui sistem OSS, ANDAL dan RKL-RPL disusun
berdasarkan KA-ANDAL yang telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Penilai
AMDAL (“KPA”). Tetapi untuk izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS,
ANDAL dan RKL-RPL disusun berdasarkan formulir KA-ANDAL yang telah mendapatkan persetujuan
dari tim teknis.
Secara garis besar, formulir KA-ANDAL bertujuan untuk meringkaskan substansi dari KA-ANDAL.
Dalam PermenLH No. 16 Tahun 2012 diatur bahwa KA-ANDAL harus memuat (i) pendahuluan, (ii)
22
pelingkupan, (iii) metode studi, (iv) daftar pustaka, dan (v) lampiran. KA-ANDAL akan memuat narasi
terkait pendahuluan, pelingkupan, dan metode studi yang kemudian ditutup dengan tabel ringkasan
pelingkupan dan metode studi. Dalam formulir KA-ANDAL, pelingkupan dan metode studi diuraikan
19
Pasal 38 ayat (1) PP No. 24 Tahun 2018.
20
Pasal 25 PP No. 27 Tahun 2012.
21
Pasal 54 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
22
Lampiran I PermenLH No. 16 Tahun 2012.
23
dalam bentuk tabel ringkasan saja, tidak lagi dalam bentuk narasi. Daftar pustaka dan lampiran sudah
tidak terdapat dalam formulir KA-ANDAL.
Formulir KA-ANDAL tidak memuat deskripsi rona lingkungan hidup awal yang seharusnya menjadi
bagian dari pelingkupan. Deskripsi rona lingkungan hidup awal muncul pertama kali di dokumen
24
ANDAL. Deskripsi rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai (i) rona lingkungan hidup secara
umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang mencakup komponen lingkungan terkena
dampak (komponen geo-fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosio-ekonomi-budaya, komponen
kesehatan masyarakat) dan (ii) usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/
25
atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup. Deskripsi
rona lingkungan hidup awal menjadi dasar identifikasi dampak potensial dan penentuan dampak
26 27
penting hipotetik (DPH) dalam KA-ANDAL. DPH akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan
28
untuk menentukan dampak penting yang akan dikelola dan dipantau dalam RKL-RPL.
Formulir KA-ANDAL tidak memuat substansi terkait kesesuaian rencana usaha dan/atau kegiatan
dengan rencana tata ruang. Kesesuaian tata ruang merupakan salah satu kriteria penerbitan SKKLH dan
29
syarat penilaian AMDAL. Dalam izin lingkungan yang tidak diterbitkan melalui sistem OSS, kesesuaian
tata ruang disajikan dalam KA-ANDAL dalam bentuk peta tumpang susun (overlay) antara peta batas
30
tapak proyek rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta RTRW yang berlaku dan sudah ditetapkan.
Apabila lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen
23
Format Formulir KA-ANDAL dapat dilihat di Lampiran I hlm. 70 PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018. Tabel ringkasan pelingkupan
dan metode studi dalam Formulir KA-ANDAL sama dengan tabel ringkasan dan metode studi yang terdapat dalam Lampiran I hlm. 9 PermenLH
No. 16 Tahun 2012.
24
Lampiran II hlm. 75-76 PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
25
Lampiran I hlm. 5-6 PermenLH No. 16 Tahun 2012.
26
Deskripsi rona lingkungan hidup harus menguraikan data dan informasi yang terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Lihat:
Lampiran I hlm. 5 PermenLH No. 16 Tahun 2012.
27
Lampiran I hlm. 7 PermenLH No. 16 Tahun 2012.
28
Dampak yang dipantau dan dikelola dalam RKL-RPL tidak hanya berupa dampak penting yang ditentukan dalam ANDAL, tetapi juga dampak yang
disimpulkan bukan dampak penting tetapi tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau. Lihat: Lampiran III hlm. 1 PermenLH
No. 16 Tahun 2012.
29
Pasal 4 ayat (2) dan (3) PP No. 27 Tahun 2012 dan Pasal 15 huruf a PermenLH No. 8 Tahun 2013.
30
Lampiran I hlm. 3 PermenLH No. 16 Tahun 2012.
31
AMDAL tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan ke pemrakarsa.
UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 27 Tahun 2012 mewajibkan penyusunan dokumen AMDAL untuk
32
melibatkan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud terdiri dari (i) yang terkena dampak, (ii) pemerhati
lingkungan hidup, dan/atau (iii) yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses
33
AMDAL. Namun PP OSS mempersempit ketentuan tersebut dengan hanya mewajibkan masyarakat
34
yang terkena dampak untuk dilibatkan dalam proses AMDAL. Lebih spesifik lagi, PermenLHK No. 26
Tahun 2018 menjabarkan masyarakat yang terkena dampak mencakup kelompok masyarakat rentan
(vulnerable group), masyarakat adat (indigenous people), dan kelompok laki-laki dan perempuan dengan
35 36
memperhatikan kesetaraan gender. Pelibatan pemerhati lingkungan hidup bersifat opsional saja,
sedangkan masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL tidak
diatur sama sekali dalam PP OSS.
Dalam konsultasi publik dilakukan pemilihan wakil masyarakat terkena dampak yang akan duduk sebagai
anggota Komisi Penilai AMDAL (KPA). Pengaturan terkait wakil masyarakat dalam KPA tidak diatur dalam
PP OSS, tetapi diatur dalam PermenLHK No. 26 Tahun 2018. Prosedur dan persyaratan pemilihan wakil
masyarakat antara izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS dan non-OSS masih sama.
Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012, ada tiga jenis pengumuman yang harus dilakukan sebagai bentuk
partisipasi publik, yaitu (i) pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan, (ii) pengumuman permohonan
37
izin lingkungan, dan (iii) pengumuman penerbitan izin lingkungan. Pengumuman rencana usaha dan/
38
atau kegiatan dilakukan sebelum penyusunan KA-ANDAL oleh pemrakarsa sedangkan pengumuman
39
permohonan dan penerbitan izin lingkungan dilakukan oleh Pemerintah yang berwenang. Diatur pula
terkait minimal informasi yang terdapat dalam pengumuman dan jenis media yang wajib digunakan
40
dalam memasang pengumuman (media yang mudah dijangkau oleh masyarakat). Masyarakat memiliki
jangka waktu 10 hari kerja untuk menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan (“SPT”) terhadap
31
Pasal 4 ayat (3) PP No. 27 Tahun 2012.
32
Pasal 26 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 dan Pasal 9 ayat (1) PP No. 27 Tahun 2012.
33
Pasal 26 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2009 dan Pasal 9 ayat (1) PP No. 27 Tahun 2012.
34
Pasal 55 ayat (1) PP No. 24 Tahun 2018.
35
Pasal 11 ayat (4) PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
36
Pasal 55 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
37
Pasal 39 UU No. 32 Tahun 2009 dan Pasal 9 ayat (2), Pasal 44, dan Pasal 49 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
38
Lampiran Bab II hlm. 4 PermenLH No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup
dan Izin Lingkungan.
39
Pasal 44 dan Pasal 49 PP No. 27 Tahun 2012.
40
Lihat: PermenLH No. 17 Tahun 2012.
41
pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan dan pengumuman permohonan izin lingkungan.
Untuk izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS, pengumuman yang wajib dilakukan adalah
42
pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan serta pengumuman penerbitan izin lingkungan.
43
Pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan sebelum mengisi formulir KA dan wajib
disampaikan melalui laman OSS, media massa, dan/atau pengumuman pada lokasi usaha dan/atau
44
kegiatan. Jangka waktu masyarakat untuk menyampaikan SPT diperpendek dari 10 hari kerja menjadi
45
5 hari kerja. Sementara, pengumuman penerbitan izin lingkungan hanya diwajibkan untuk dipasang
46 47
laman OSS. Pemasangan di media lainnya dilakukan sesuai kebutuhan saja. PP OSS tidak mengatur
sama sekali terkait pengumuman permohonan penerbitan izin lingkungan. Hal ini menghilangkan hak
masyarakat untuk mengetahui adanya permohonan penerbitan suatu izin lingkungan dan hak untuk
menyampaikan SPT terhadap izin lingkungan yang bersangkutan.
Secara umum, jangka waktu seluruh proses penyusunan dan penilaian AMDAL melalui sistem OSS
diperpendek. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di tabel berikut (Tabel 1).
48 49 50
Penilaian KA-ANDAL Penilaian KA-ANDAL dilakukan paling Pemeriksaan dan pemberian persetujuan
lama 30 hari kerja terhitung sejak Formulir KA-ANDAL dilakukan paling lama
49 50
dokumen KA dinyatakan lengkap. 10 hari kerja.
41
Lampiran Bab II hlm. 5 dan Lampiran Bab III hlm. 10 PermenLH No. 17 Tahun 2012.
42
Pasal 55 ayat (3) dan Pasal 65 PP No. 24 Tahun 2018.
43
Pasal 9 ayat (2) PermenLHK No. P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
44
Pasal 55 ayat (4) PP No. 24 Tahun 2018.
45
Pasal 55 ayat (5) PP No. 24 Tahun 2018.
46
Pasal 65 PP No. 24 Tahun 2018.
47
Pasal 65 PP No. 24 Tahun 2018.
48
Pasal 18 PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
49
Pasal 23 PP No. 27 Tahun 2012 dan Pasal 13 ayat 1 PermenLH No. 8 Tahun 2013
50
Pasal 19 ayat (5) PermenLHKk P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
Penyusunan ANDAL dan Tidak ada jangka waktu penyusunan • ANDAL dan RKL-RPL mulai disusun
RKL-RPL ANDAL dan RKL-RPL. Tetapi ada paling lama 30 hari kerja sejak izin
beberapa pengaturan terkait lingkungan berdasarkan komitmen
53
penyusunan ANDAL dan RKL-RPL yang diterbitkan;
perlu diperhatikan:
• Jangka waktu penyusunan ANDAL
• Apabila dalam jangka waktu 30 dan RKL-RPL maksimal 180 hari
54
hari kerja persetujuan KA-ANDAL kerja (PP 24/2018).
belum diterbitkan, pemrakarsa
diperbolehkan untuk menyusun
51
ANDAL dan RKL-RPL;
Penilaian ANDAL dan RKL- • Penilaian ANDAL dan RKL-RPL • Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
56
RPL sampai penyampaian rekomendasi dilakukan paling lama 50 hari kerja
hasil penilaian dilakukan paling (termasuk jangka waktu perbaikan
lama 75 hari kerja terhitung dan penilaian akhir ANDAL dan RKL-
57
sejak dokumen ANDAL dan RKL- RPL);
55
RPL dinyatakan lengkap (tidak
termasuk jangka waktu perbaikan • Rekomendasi KPA disampaikan paling
58
ANDAL dan RKL-RPL). lama 5 hari kerja sejak penilaian.
Penerbitan SKKLH atau • Penerbitan SKKLH atau keputusan Penerbitan SKKLH atau keputusan
Keputusan Ketidaklayakan ketidaklayakan lingkungan hidup ketidaklayakan lingkungan hidup paling
Lingkungan Hidup paling lama 10 hari kerja sejak lama 5 hari kerja sejak diterimanya
59
diterimanya rekomendasi dari rekomendasi dari KPA.
58
KPA.
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
51
Pasal 27 huruf b PP No. 27 Tahun 2012.
52
Lampiran VI hlm. 4 PermenLH No. 8 Tahun 2013.
53
Pasal 7 ayat (3) PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
54
Pasal 7 ayat (5) PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
55
Pasal 31 PP No. 27 Tahun 2012 dan Pasal 13 ayat (2) PermenLH No. 8 Tahun 2013
56
Pasal 26 ayat (1) PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
57
Pasal 26 ayat (2) PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
58
Pasal 26 ayat 3 PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
59
Pasal 32 ayat (2) PP No. 27 Tahun 2012.
60
Pasal 28 PermenLHK P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018.
Untuk perbedaan proseduran dan substantif lebih lanjut, dapat merujuk ke peraturan pelaksana Izin
Lingkungan sebagai berikut:
Tabel 2: Dasar Hukum Langkah Prosedur dan Substantif Proses Penerbitan Izin Lingkungan Non OSS
dan OSS
Penapisan kegiatan wajib AMDAL PermenLH No. 5 Tahun 2012 PermenLH No. 5 Tahun 2012
Penyusunan dokumen AMDAL PermenLH No. 16 Tahun 2012 PermenLHK No. 26 Tahun 2018
Keterlibatan masyarakat PermenLH No. 17 Tahun 2012 PermenLHK No. 26 Tahun 2018
Panduan penilaian dok. AMDAL PermenLH No. 8 Tahun 2013 PermenLHK No. 26 Tahun 2018
Perubahan izin lingkungan PermenLH No. 23 Tahun 2018 PermenLHK No. 26 Tahun 2018
Apa yang membedakan aspek formil perizinan lingkungan dengan OSS dan dengan
non-OSS?
Ada beberapa perbedaan mendasar terkait aspek formil izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem
OSS dan tidak melalui sistem OSS, sebagai berikut:
1) Kop Surat. Izin lingkungan yang tidak diterbitkan melalui sistem OSS menggunakan kop surat
pemerintah provinsi yang menerbitkan sedangkan izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem
OSS menggunakan kop Burung Garuda dan kalimat ‘Pemerintah Republik Indonesia.’
2) Nomor Surat. Izin lingkungan yang tidak diterbitkan melalui sistem OSS memiliki nomor surat
sedangkan izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS tidak memiliki nomor surat.
3) Tanda Tangan. Izin lingkungan yang diterbitkan tidak melalui sistem OSS menggunakan tanda
tangan penerbit izin atau pihak yang menerima mandat dari penerbit izin atas nama penerbit izin,
sedangkan izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS menggunakan barcode. Lembaga
OSS menerbitkan izin lingkungan untuk dan atas nama Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang
61
berwenang. Dalam praktiknya, ada izin lingkungan yang diterbitkan melalui sistem OSS yang hanya
mencantumkan barcode dan ada yang mencantumkan barcode sekaligus tanda tangan elektronik
dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang berwenang.
61
Pasal 19 ayat (2) PP No. 24 Tahun 2018.
4) Materi Muatan. Izin lingkungan melalui sistem OSS tidak lagi mencantumkan seluruh materi muatan
yang biasanya terdapat dalam izin lingkungan tidak melalui sistem OSS. Seluruh materi muatan
62
tersebut dipindahkan ke SKKLH sehingga izin lingkungan hanya memuat nama perusahaan,
nomor induk berusaha (NIB), lokasi usaha dan/atau kegiatan, tanggal izin dikeluarkan, dan barcode.
Contoh izin lingkungan melalui sistem OSS dapat dilihat di Lampiran 1 dan 2
62
Berdasarkan pasal 27 ayat (4) PermenLHK No. 26 Tahun 2018, SKKLH memuat (i) dasar ditetapkannya kelayakan lingkungan hidup berupa
rekomendasi hasil penilaian ANDAL dan RKL-RPL dari KPA, (ii) identitas pelaku usaha, (iii) deskripsi dan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang akan dilakukan, (iv) persyaratan pelaku usaha, (v) kewajiban pelaku usaha, (vi) hal-hal lain, dan (vii) tanggal penetapan keputusan kelayakan
lingkungan hidup. Seluruh materi muatan ini sama dengan materi muata izin lingkungan yang tidak melalui sistem OSS yang diatur dalam pasal 17
ayat (1) PermenLH No. 8 Tahun 2013.
LAMPIRAN
Contoh izin lingkungan berlaku efektif yang tidak mencantumkan tanda tangan elektronik dari
Pemerintah yang berwenang menerbitkan izin.
Contoh izin lingkungan yang berlaku efektif yang mencantumkan tanda tangan elektronik dari
Pemerintah yang berwenang menerbitkan izin