Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang

Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua

merupakan masalah hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang

mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Azizah,

2011 dalam Setiawan, 2016). Lanjut usia merupakan tahap akhir dalam

kehidupan manusia. Manusia yang memasuki tahap ini ditandai dengan

menurunya kemampuan kerja tubuh akibat perubahan dan penurunan fungsi

organ-organ tubuh (Arisma, 2004 dalam Latifah, 2013).

Lanjut usia saat ini mengalami peningkatan yang cepat sehingga jumlah

penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak. Hal ini disebabkan karena

pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang

kedokteran termasuk penemuan obat – obatan yang memberikan dampak

terhadap kualitas harapan hidup menjadi meningkat (Nugroho, 2012 dalam

Maurana dkk, 2016).

Menurut data WHO pada tahun 2011 melaporkan, bahwa pada tahun

2000-2005, usia harapan hidup Lansia adalah 66,4 tahun (persentase populasi

Lansia 7,74%) dan pada tahun 2045-2050, usia harapan hidup menjadi 77,6

tahun (persentase populasi Lansia tahun 2045 sebesar 28,68%) (Hermawati,

2015). Jumlah Lansia di seluruh dunia menurut WHO diperkirakan pada

1
2

tahun 2025 akan mencapai 1,2 milliar orang, yang akan terus bertambah

hingga 2 milliar orang pada tahun 2050 (KemenKes, 2013 dalam Putra,

2015). Jumlah populasi Lansia di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 20,24

juta jiwa, setara dengan 8,03 % dari seluruh penduduk Indonesia. Dari data

menunjukkan bahwa usia harapan hidup penduduk di Indonesia akan semakin

tinggi dari tahun ke tahun (BPS, 2014).

Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat

menimbulkan berbagai permasalahan, terutama dari segi kesehatan dan

kesejahteraan Lansia, sehingga Lansia perlu mendapatkan perhatian yang

serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan derajat kesehatan dan mutu

Lansia. Salah satu bentuk perhatian terhadap Lansia adalah terlaksananya

pelayanan pada lanjut usia melalui kelompok Posyandu Lansia (Soeweno,

2010 dalam Purnawati, 2014).

Pemerintah membuat program Posyandu Lansia untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan lanjut usia. Posyandu Lansia

merupakan tempat Lansia memperoleh manfaat antara lain Lansia dapat

mengetahui status kesehatan, juga kegiatan lain yang bermanfaat untuk

mengisi kegiatan para Lansia. Dalam Posyandu Lansia, ada suatu kepedulian

dan perhatian yang didapat dari kontak sosial dengan orang lain sehingga

memberi harapan dan semangat bagi para Lansia untuk terus dapat hidup

mandiri sehingga mereka menyadari bahwa masa tua mereka tetap prima dan

berguna (Depkes RI, 2009 dalam Malawat, dkk. 2016).


3

Posyandu Lansia merupakan tempat pelayanan kesehatan untuk

masyarakat usia lanjut yang di programkan oleh pemerintah, namun dalam

pemanfaatannya masih relatif rendah. Salah satu penyebab terkait dengan

kemauan seseorang untuk mengikuti Posyandu Lansia yaitu minat. Menurut

Abror (1993, dalam Haryati, 2015), minat atau interest dapat berhubungan

dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung merasa tertarik baik pada

orang, benda, kegiatan, atau pun bisa berupa pengalaman afektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Ketika seseorang merasa tertarik dengan

suatu hal, keadaan ini dapat menggerakkan dan mendorong seseorang untuk

melakukan atau berpartisipasi pada kegiatan yang berhubungan dengan

sesuatu tersebut.

Menurut Djamarah (2002 dalam Haryati, 2015) seseorang yang

memiliki minat terhadap suatu aktivitas, akan menunjukan rasa tertarik yang

tinggi dengan memperhatikan atau mengikuti secara terus-menerus dan

disertai dengan perasaan senang. Sebaliknya jika minat yang kurang akan

berakibat ketidakpuasan pada suatu objek atau kegiatan, sehingga apa yang

dikerjakan tidak disertai rasa tertarik dan senang akan menimbulkan

ketidakpuasan dan akan menjauhi kegiatan tersebut. Hal ini menjelaskan

tingkah laku individu terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya

minat itu sendiri (Hurlock, 2005 dalam Haryati, 2015).

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang minat Lansia dengan

Posyandu Lansia, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan, jarak rumah, dukungan keluarga, dan pelayanan


4

kesehatan terhadap pelayan Posyandu (Malawat, dkk. 2016). Namun menurut

Ningsih, dkk. (2014) didapatkan hasil adanya hubungan antara pengetahuan

dan dukungan keluarga, tapi tidak ada hubungan antara jarak Posyandu

Lansia ke tempat tinggal dengan minat Lansia mengunjungi Posyandu Lansia.

Tabel 1.1 Persentase kehadiran Lansia di Puskesmas Darul Azhar Kecamatan


Simpang Empat, periode Januari – April 2017

Jumlah Persentase Kehadiran Lansia


No Desa Januari Februari Maret April
Lansia fr % fr % fr % fr %
1 Bersujud 737 11 1.5 35 4.7 21 2,8 15 2.0
2 Gunung antasari 407 16 4 25 6.1 15 3,7 9 2.2
3 Gunung besar 432 22 5.1 27 6,2 28 6,5 26 6.0
Tungkaran
4 664 23 3.4 36 5,4 27 4,1 16 2.4
pangeran
5 Batu ampar 141 13 9.2 7 5 10 7.0 10 7.0
Total 2381 85 3.6 130 5.4 101 4.2 76 3.1

Berdasarkan tabel 1.1 bahwa dari persentase kehadiran Lansia periode

januari - april di Puskesmas Darul Azhar Kecamatan Simpang Empat

menunjukan kenaikan dan penurunan yang tidak menetap, hal ini

membuktikan terdapat masalah yang membuat peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih dalam. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan karena

kurangnya minat pada Lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia.

Kemudian dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 9 april 2017

dilakukan wawancara terhadap 5 Lansia di Desa Gunung Antasari bahwa 4

Lansia (80 %) tersebut tidak paham tentang pemanfaatan Posyandu Lansia,

dan 20% paham tentang Posyandu Lansia, mereka beralasan karena merasa

masih sehat saja dan dapat melakukan kegiatan lain, ada juga yang

beranggapan bahwa Posyandu Lansia hanya tempat berobat bagi Lansia yang
5

sakit dan yang memprihatinkan Lansia tidak mengetahui ada kegiatan

Posyandu Lansia di desanya. Kemudian pada tanggal 15 april 2017 di Desa

Tungkaran Pangeran dilakukan wawancara pada 2 Lansia. Beberapa alasan

Lansia memeriksakan kesehatannya di Posyandu Lansia diantaranya, karena

ingin sehat, di dukung oleh keluarga, dan ada juga yang berobat pada saat

sakit saja.

Lansia yang kurang dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia, maka

akan berakibat kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik,

sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi

tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan

mengancam kesehatan mereka (Komnas, 2010 dalam Putra, 2015).

Salah satu cara untuk menumbuhkan minat Lansia yaitu melalui

pendekatan seperti, sosialisasi mengenai program Posyandu Lansia, dengan

kegiatan ini akan menambah wawasan Lansia mengenai pentingnya

mengikuti Posyandu Lansia, sehingga dapat menimbulkan minat Lansia

mengunjungi Posyandu Lansia. Melalui kegiatan Posyandu, Lansia akan

mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala

keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Pengalaman

ini, akan membuat pengetahuan Lansia semakin meningkat, kemudian

membentuk sikap dan akhirnya mendorong minat atau motivasi mereka untuk

selalu mengikuti kegiatan Posyandu Lansia (Sulistyorini, 2010 dalam

Sulaiman, 2016).
6

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu tindakan lebih lanjut, salah

satunya mengakaji faktor minat pada Lansia dalam mengikuti Posyandu

Lansia. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya salah satu yang

memengaruhi Lansia dalam mengikuti Posyandu adalah minat. Sehingga dari

uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor yang

memengaruhi minat Lansia terhadap Posyandu Lansia di lingkungan kerja

Puskesmas Darul Azhar Kec. Simpang Empat Kab.Tanah Bumbu”.

1.2 Rumusan Masalah

Semakin meningkatnya usia harapan hidup pada Lansia maka akan

timbul berbagai resiko masalah kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan kesejahteraan Lansia adalah program Posyandu Lansia.

Program Posyandu Lansia yang berjalan dengan baik akan memberi

kemudahan bagi Lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun

masih banyak Lansia yang tidak mengikuti Posyandu Lansia, salah satu

penyebabnya yaitu minat karena bila kegiatan Posyandu tidak sesuai dengan

minat Lansia maka Lansia tidak tertarik, Lansia akan merasa bosan dan

merasa membuang waktu saja sehingga minat Lansia berkurang. Berdasarkan

uraian diatas, maka di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut, “Faktor

yang memengaruhi minat Lansia terhadap Posyandu Lansia di lingkungan

kerja Puskesmas Darul Azhar Kec. Simpang Empat Kab.Tanah Bumbu”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


7

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor yang memengaruhi

minat Lansia terhadap Posyandu Lansia di lingkungan kerja Puskesmas

Darul Azhar Kec. Simpang Empat Kab.Tanah Bumbu”.

1.3.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor pengetahuan Lansia terhadap minat Lansia ke

Posyandu Lansia di lingkungan kerja Puskesmas Darul Azhar.

2. Mengidentifikasi faktor sikap Lansia terhadap minat lansia ke Posyandu

Lansia di lingkungan kerja Puskesmas Darul Azhar.

3. Mengidentifikasi faktor dukungan keluarga Lansia terhadap minat

lansia ke Posyandu Lansia di lingkungan kerja Puskesmas Darul Azhar.

4. Mengidentifikasi faktor kepuasan terhadap minat Lansia ke Posyandu

Lansia di lingkungan kerja Puskesmas Darul Azhar.

5. Menganalisis faktor yang memengaruhi minat Lansia terhadap

Posyandu Lansia di lingkungan kerja Puskesmas Darul Azhar Kec.

Simpang Empat Kab.Tanah Bumbu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden


8

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi

Lansia, keluarga dan masyarakat agar dapat memahami pentingnya menjaga

kesehatan dan meningkatkan kesadaran diri agar selalu rutin mengontrol

kesehatan.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan

yang dapat dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu dalam bidang

Posyandu Lansia.

1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dan institusi

kesehatan di dalam pembinaan Lansia melalui pemberdayaan program

Posyandu Lansia

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan pada hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai data awal

dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut yang terkait dengan faktor yang

mempengaruhi minat Lansia ke Posyandu.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian penelitian


9

No Judul, Penulis, Tahun Persamaan Perbedaan


1 Faktor yang berhubungan Variabel Independen : Variabel dependen :
dengan pemanfaatan Pengetahuan,sikap, Pemanfaatan Posyandu
Posyandu Lansia di wilayah dukungan keluarga. Lansia
kerja puskesmas sikapak Desain : Cross Sectional Sampel : 91 responden
kota pariaman Analsis : Univariat Analisis : Multivariat
Putra (2015) Analsis : Bivariat Instrumen : KMS
Instrumen : Kuesioner
2 Faktor-faktor yang Variabel Independen : Variabel dependen :
mempengaruhi kunjungan Pengetahuan,sikap, Kunjungan Posyandu Lansia
Lansia dalam kegiatan dukungan keluarga. Sampel : 73 responden
Posyandu di desa plumbon Desain : Cross Sectional Analsis : Univariat
kecamatan mojolaban Analsis : Multivariat Instrumen: Rekapitulasi
sukoharjo Analsis : Bivariat Kehadiran (KMS)
Purnawati (2014) Instrumen : Kuesioner
3 Faktor-faktor yang Variabel dependen : minat Variabel independen :
mempengaruhi minat mengikuti Posyandu Kepuasan Lansia
Lansia untuk mengikuti Lansia Sampel : 42 responden
Posyandu Lansia di wilayah Desain : Cross Sectional Analisis : Multivariat
kerja puskesms pagimana Analsis : Univariat
Maurana, dkk (2016) Analsis : Bivariat
Instrumen : Kuesioner
4 Factors That Affect Variabel Inependen : Variabel dependen : kinerja
Posbindus’ Performance in faktor-faktor yang posbindu
Dayeuhkolot Kabupaten mempengaruhi Desain : Kualitatif
Bandung
Suparto (2014)
5 Factors Assosiated With Desain : Cross Sectional Variabel Inependen : faktor
Performance of Posbidu Instrumen : Kuesioner yang berkaitan
PTM Analisis : Univariat Variabel dependen : Kinerja
Cadres Analsis : Bivariat posbidu
Renate (2016) Sampel : 78 responden
Analisis : Multivariat

Anda mungkin juga menyukai