Anda di halaman 1dari 12

KELAS 1B

SEMESTER 1

(Ivana Carissa Aqilah)

“KAJIAN PENGARUH KONSUMSI DAN DAMPAK GULA


TERHADAP KESEHATAN ”

BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU
DR. DEDE HASANUDIN, M.HUM.
PRODI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UHAMKA
2021
KAJIAN PENGARUH KONSUMSI DAN DAMPAK GULA
TERHADAP KESEHATAN

Ivana Carissa Aqilah (2005025045)


Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Email : aqilah.ivanacarissa@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak konsumsi gula terhadap reaksi
yang akan diberikan tubuh sebagai akibat dari sebab konsumsi gula. Glukosa
sendiri memang sangat diperlukan oleh tubuh guna memenuhi energi agar tubuh
mampu untuk menjalankan fungsi normal serta aktivitas harian yang kita jalankan
setiap harinya. Glukosa memang sangat penting terutama untuk memenuhi
kebutuhan gizi harian, maka dari itu konsumsi gula tidak dapat kita berhentikan
begitu saja. Walaupun peran gula sangat penting bagi tubuh untuk menjalankan
fungsi normalnya, tetapi tentunya kita tidak dapat serta merta mengonsumsi gula
secara berlebihan. Apalagi bila sampai melebihi ambang batas anjuran kebutuhan
harian konsumsi gula. Aadapun aspek yang dinilai meliputi: 1) Respon fisik
terhadap penyakit diabetes mellitus, 2) Respon psikologi dan sosial terhadap
diabetes mellitus, 3) Pemahaman tentang diabetes mellitus.
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan, teknik analisis wawancara dengan
teknik wawancara mendalam . Data yang diperoleh sesuai dengan fakta yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : Penelitian ini menganjurkan
untuk diadakannya sosialisai mengenai diabetes mellitus sehingga dapat dilakukan
pencegahan sedini mungkin agar tingkat penderita diabetes mellitus jumlahnya
tidak terus menerus meningkat
Kata Kunci :Kajian, Pengaruh, Dampak dan konsumsi gula, Kesehatan

ABSTRACK
This study aims to find out the impact of sugar consumption on the reaction that
will be given by the body as a result of the cause of sugar consumption. Glucose
itself is very necessary by daily activities that we run every day. Glucose is very
important especially to meet the daily nutritional needs, therefore the consumption
of sugar can not be stopped just like that. Although the role of sugar is very
important for the body to carry out its normal function, but of course we can not
immediately consume sugar in excess. Some aspects assessed include: Physical
response to diabetes mellitus disease, psychological and social response to diabetes
mellitus and understanding of diabetes mellitus
The method used in this research is qualitative descriptive research using interview
analysis techniques with in-depth interview techniques. The data obtained
corresponds to the facts sampled in this study.The results of the study can be
concluded as follows: This study recommends the holding of socialists on diabetes
mellitus so that prevention can be done as early as possible so that the rate of
diabetes mellitus does not continuously increase
Keywords: Study, Influence, Impact and consumption of sugar, Health

A. PENDAHULUAN
Melihat pentingnya peran glukosa bagi tubuh maka penting untuk
diadakannya kajian ilmiah mengenai pengaruh glukosa bagi kesehatan tubuh oleh
karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh konsumsi
gula terhadap reaksi yang akan timbul pada tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak dapat lepas dari kandungan glukosa yang terdapat dalam makanan yang
kita konsumsi setiap harinya, pasti terdapat kandungan glukosa dari makanan
ataupun bahkan minuman yang tiap hari kita konsumsi. Selain itu glukosa
merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh untuk memberikan kita energi
sehingga kita dapat menjalankan fungsi tubuh dengan normal dan dapat berjalan
dengan baik. Bila tubuh tidak mendapat asupan yang cukup untuk glukosa, maka
tentunya akan terdapat efek samping yang akan dirasakan oleh tubuh,seperti,
tubuh akan merasakan sensasi kehilangan energi serta menjadi tidak bertenaga,
peningkatan detak jantung yang tidak normal, merasa cemas, mudah terpancing
untuk emosi, mengalami gejala cephalgia atau nyeri pada bagian kepala, tremor
pada tubuh, tubuh mengeluarkan keringat, terganggunya pandangan serta
merasakan sensasi lapar. Bila tubuh telah memberikan tanda-tanda kekurangan
asupan gula maka kita tidak dapat mengabaikan hal itu begitu saja karena akan
menimbulkan akibat yang fatal dan bahkan bisa sampai meneyebabkan kematian.
Maka dari itu bila tubuh kekurangan asupan glukosa hal yang dapat kita lakukan
adalah dengan langsung mengomsumsi asupan gula yang dapat langsung dicerna
di dalam tubuh secara cepat, seperti langsung makan makanan yang mengandung
karbohidrat, mengonsumsi jus buah, mengasup kudapan manis serta mengasup
tablet glukosa.
Selain harus memperhatikan kadar gula dalam darah agar tidak berada di
bawah angka normal, kita juga harus memperhatikan dan menjaga agar
kandungan glukosa dalam darah tidak melebihi batas normal yang dibutuhkan
oleh tubuh kita setiap harinya, karena ini merupakan persoalan yang fatal bila
terjadi kelebihan asupan glukosa dalam tubuh. Terdapat banyak sekali bahaya
yang akan ditimbulkan akibat kelebihan kadar glukosa dalam tubuh, kita harus
mewaspadai agar hal ini dipastikan tidak terjadi pada tubuh kita. Kelebihan
glukosa pada tubuh akan mendatangkan berbagai macam penyakit lain, selain itu
terjadi dalam banyak kasus dimana orang yang mengalami hiperglikemia atau
kelebihan kadar glukosa pada tubuh akan mengalami komplikasi dari perpaduan
penyakit lainnya sehingga tentu saja hal ini akan dapat mengancam nyawa
seseorang. Hiperglikemia dapat terjadi bila kandungan glukosa dalam darah
berada di angka lebih dari 200 mg/dL. Selain itu tubuh yang tidak mampu untuk
menhubah glukosa menjadi energi juga dapat menyebabkan hiperglikemia.
Biasanya hiperglikemia terjadi pada pasien yang menderita penyakit diabetes
mellitus.
Faktor penghambat terwujudnya gula darah yang normal adalah Kadar
glukosa dalam darah yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor
diantaranya adalah terganggunya kestabilan kadar glukosa dalam darah yang
dipengaruhi oleh gangguan proses pembentukan serta fungsi dari hormon insulin,
tengah mengalami stress, tidak menjalankan pola hidup sehat, terlalu banyak
menonsumsi pangan dan minuman yang mengandung kadar karbohidrat yang
tinggi, terdapat bagian tubuh yang sedang terinfeksi, sedang meminum obat-
obatan tertentu misalnya seperti steroid, tidak mengonsumsi obat penurun gula
darah, lupa menyuntikkan insulin, serta dapat juga karena sedang melakukan
aktivitas fisik yang terlalu berat pada saat kadar glukosa dalam tubuh sedang
tinggi sementara tingakat hormon insulin dalam tubuh sedang rendah.
Gejala awal yang dapat ditimbulkan sebagai akibat dari kadar glukosa yang
berlebih dalam darah dapat dilihat dari tanda-tanda seperti intensitas buang air
kecil yang meningkat, sering mengalami rasa haus, pandangan mata mulai terasa
kabur, tubuh mudah merasa lelah padahal tidak melakukan aktivitas yang berarti,
serta sering mengalami nyeri pada bagian kepala. Bila mulai terasa gejala seperti
itu pada tubuh, maka itu tandanya kita harus cepat untuk menangani permasalahan
kelebihan kadar glukosa dalam darah tersebut, karena semakin cepat kita untuk
mendeteksi gejala kelebihan glukosa pada tubuh maka itulah cara terbaik untuk
membantu menangani kodisi tersebut.
Biasanya saat kita mengalami hiperglikemia dalam waktu yang lama dan tidak
kunjung untuk ditangani maka akan muncul gejala-gejala yang terjadi dalam
tubuh, diantaranya adalah, pandangan akan menjadi semakin memburuk,saat kita
mengalami luka maka akan sulit untuk sembuh, timbulnya infeksi pada kulit,
muncul gangguan pencernaan seperti gastroentiris atau konstipasi, kerusakan
pada saraf sehingga menyebabkan berkurangnya kesensitifan rangsang saraf, serta
dapat menimbulkan kerusakan organ seperti kerusakan pada mata, ginjal bahkan
pembuluh darah. Gejala ini tentunya dapat memburuk dan sangat membahayakan
bila kita tetap mengabaikan tanda-tanda yang telah kita rasakan. Bila kita telah
terlanjur mengalami gejala yang lebih parah maka itu berarti kita harus cepat
membutuhkan pertolongan medis, untuk itu segeralah periksakan diri ke dokter,
bila perlu kita pun juga harus mengunjungi IGD rumah sakit terdekat bila kita
telah terlanjur mengalami gejala seperti tidak dapat lagi mengonsumsi makanan
atau minuman, kadar gula darah terus-menerus berada di atas 240 mg/dL serta
terdapat kandungan keton dalam urine.
Sedangkan faktor pendukung tercegahnya gejala diabetes mellitus agar tidak
menjadi semakin parah adalah edukasi mengenai diabetes mellitus itu sendiri.
Pengetahuan sejak awal mengenai penyakit diabetes mellitus dapat mencegah
terjadinya gejala yang lebih parah bahkan dapat mencegah penyakit diabetes
mellitus agar tidak terjadi sama sekali, karena telah dilakukannya Langkah
pencegahan agar tidak terkena diabetes mellitus. Solusi dari permasalahan ini
adalah perlu diadakannya edukasi mengenai diabetes mellitus agar tidak terus
menunjukkan angka kenaikan penderita diabetes mellitus yang signifikan.

Price dan Wilson, (2006:76) Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme


yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
hilangnya toleransi karbohidrat (Price dan Wilson, 2006).
Karena Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan
metabolisme, maka dari itu diabetes mellitus dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kondisi fisik yang terus menerus merasa lelah serta lemas. Rasa haus
juga terus dirasakan, intensitas untuk buang air kecil juga otomatis akan
meningkat.
Smeltzer &Bare, (2008:108) Hiperglikemia atau terjadinya peningkatan kadar
gula darah adalah salah satu efek yang terjadi jika penyakit diabetes tidak
terkontrol dan lambat laun akan mengakibatkan kerusakan diberbagai sistem di
dalam tubuh khususnya saraf dan pembuluh darah. Diabetes mellitus merupakan
penyakit metabolik yang berlangsung lama atau kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah sebagai akibat dari kelainan insulin, aktivitas insulin
ataupun sekresi insulin yang dapat menimbukan berbagai masalah serius dan
prevalensi dari penyakit diabetes mellitus ini berkembang sangat cepat.
Melihat dari apa yang telah diuraikan di atas maka bila penyakit diabetes tidak
segera untuk ditangani secepat mungkin maka akan dapat menyebabkan masalah
lain yang lebih serius. Maka dari itu sangat diperlukan edukasi mengenai penyakit
diabetes mellitus, baik cara untuk melakukan pencegahan, dan cara untuk
mendeteksi serta mengatasi bila telah terlanjur menderita diabetes mellitus.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan penedekatan
femenologi. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode wawancara terbuka
dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur .
Waktu penelitian dilakukan selama empat hari terhitung dari 20 Januari
sampai dengan 24 Januari 2021. sementara karena ini merupakan penelitian
kualitatif, jadi tempat tidak terbatas.
Target penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap konsumsi
glukosa pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Subyek penelitian ini adalah paman saya sendiri sebagai pengidap penyakit
diabetes mellitus tipe 2.
Data dalam penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam untuk
mendapatkan data pengalaman responden terhadap penyakit diabetes mellitus tipe
2. Wawancara dilakukan kurang dari 60 menit.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai klien penderita


diabetes mellitus tipe 2 untuk mengetahui reaksi apa saja yang dirasakan pada
tubuh saat mengalami diabetes mellitus

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil dari wawancara dengan informan peneliti mendapatkan tiga tema dan
sub tema yang menjelaskan masalah penelitian. Tema dan sub tema yang
diperoleh dari Pengalaman penderita dan menjelaskan uraian tentang respon
penderita diabetes mellitus tipe 2 adalah :
(1) Aspek pengetahuan tentang Diabetes Mellitus
Pengetahuan partisipan mengenai penyakit Diabetes Mellitus dirasa masih
kurang, partisipan masih belum terlalu paham mengenai penyebab,gejala,
dan tanda dari penyakit Diabetes Mellitus. Hal itu tergambar dari
pernyataan yang diberikan oleh partisipan:
“ Saya kena kencing manis juga karena dulu bapak saya juga ada penyakit
gula,kan kencing manis ini turunan, jadi ya saya juga kena lah, kencing
manis tu juga ga bisa sembuh toh. Jadi ya ini ga bakal bisa hilang udah.”

(2) Respon Fisik Terhadap Diabetes Mellitus


Dari hasil penelitian yang dilakukan partisipan telah mengetahui dan telah
peka terhadap tanda-tanda bila terjadi kenaikan dan penurunan kadar
glukosa dalam darah:
“ Kalo gula lagi tinggi itu, rasanya lemes sekali sampe saya ga bisa
ngapa-ngapain pokoknya. Jangankan mau kerja, mau buka mata saja
rasanya ga sanggup. Badan rasanya ga bisa digerakkin anatara sadar ga
sadar udah. Rasanya tuh kayak capek banget badan. Saya juga rasanya
haus sama lapar terus bawaannya.”
(3) Respon Psikologis dan Sosial terhadap Diabtes Mellitus
Teridentifikasi partisipan mengalami beberapa tahapan dalam respon
psikologis yaitu tahapan penyangkalan,mulai menerima, dan penerimaan.
Sedangkan terdapat perubahan dalam faktor sosial, partisipan menjadi
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan sosial semenjak menderita Diabetes
Mellitus. Tergambar dari pernyataan partisipan sebagai berikut:
“ Pertama kali tau kena gula itu kayak ga percaya, kaget kan pasti saya itu.
Yah habis itu coba pasrah aja mau gimana lagi?, Namanya juga sudah
terjadi jadi ya terima saja dan coba ikhtiar aja lah buat ngobatin kencing
manis. Pas kena gula itu juga saya kan dulu aktif kegiatan pengajian tiap
malam Kamis di masjid, nah sekarang sudah jarang saya ikut itu
pengajian.”

Pembahasan :

Pemahaman tentang Diabetes Mellitus

Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa pemahaman mengenai gejala


yang dirasakan partisipan merupakan gejala utama yang memang sering
kali muncul pada pasien penderita Diabetes Mellitus. Gejala utama yang
dirasakan adalah sering kencing, mudah lapar serta mudah haus.
Sedangkan gejala lain yang dirasakan adalah badan lemas, mudah
mengantuk, dan terus merasa lelah. Partisipan telah paham mengenai
gejala yang diakibatkan oleh penyakit Diabetes Mellitus.

Respon Fisik terhadap Diabets Mellitus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan telah mampu


mengenali tanda dari kenaikan kadar glukosa dalam darah. Respon yang
diberikan partisipan menunjukan bahwa partisipan memiliki kepekaan
terhadap reaksi yang dirasakan terhadap tubuh saat mengalami kenaikan
kadar glukosa.
Respon fisik yang dialami partisipan seperti mudah merasa lapar,
merasa lemas, terus-menerus haus, dan sering buang air kecil. Tanda-tanda
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Keuer dan Lausch
(2006) yang mengadakan studi femenologi dengan 12 partisipan berusia
antara 50 sampai dengan 62 tahun yang merupakan pengidap diabetes
mellitus tipe. Penelitian berlokasi di Texas bagian selatan, dalam
penelitian ditemukan gejala yang dominan dirasakan yaitu peningkatan
rasa haus, lapar ,mengantuk, peningkatan volume buang air kecil, dan
terjadi kelemahan pada tubuh.

Respon Psikologi Dan Sosial TerhAdap Diabetes Mellitus

Respon psikologis partisipan terhadap penelitian ini ialah menunjukan


respon tahap kehilangan, sesuai dengan teori oleh KublerRoss (1997),
meliputi pengingkaran (denial), tawar-menawar,dan depresi. Dalam
penelitian ini peneliti tidak dapat memastikan butuh waktu berapa lama
bagi partisipan untuk sampai pada tahap penerimaan, karena waktu
lamanya sakit partisipan lebih dari 1 tahun menderita diabetes mellitus tipe
2.

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,dapat disimpulkan
bahwa terdapat kurangnya makna dari respon pengendalian yang muncul pada
pada partisipan diabetes mellitus tipe 2.
Kurangnya pemahaman dari partisipan mengenai diabetes mellitus
meyebabkan terpengaruhnya pengendalian penyakit diabetes mellitus. Selain
itu partisipan kurang terampil dalam menghadapi respon yang muncul akibat
penyakit diabetes mellitus. Sehingga perlu diadakan program untuk
mensosialisasikan mengenai penyakit diabetes mellitus,sehingga dapat
dilakukan pencegahan sedini mungkin agar tingkat penderita diabetes mellitus
jumlahnya tidak terus menerus meningkat secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. (2013). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula
Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo
Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, 20.
https://doi.org/10.26714/jg.2.1.2013.%25p
Fatimah, R. N. (2015). DIABETES MELITUS. J MAJORITY, 93.
http://scholar.unand.ac.id/46683/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Fitriyanti, M. E. (2015). DIABETES MELITUS TIPE 2. J MAJORITY , 98.
http://www.e-
jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/view/280
Hestiana, D. W. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEPATUHAN DALAM PENGELOLAAN DIET PASIEN
RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI SEMARANG.
Journal of Health 2, 139.http://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/
Trisnawat, S. K. (2012). PENGALAMAN PENDERITA DIABETES MELLITUS
DALAM PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK . Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 6.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/61
5/619
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai