Anda di halaman 1dari 7

Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No.

3, Desember 2017 225

TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEDAHAN


DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA
1
Theresia Titin Marlina
1
Stikes Panti Rapih, Jl. Tantular 401, Pringwulung, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55823,
email: th77titin@gmail.com

ABSTRACT
Background: Surgery is a major stressor for most patients. Preoperative anxiety determines the success or
failure of surgery and recovery, as well as postoperative anxiety. The role of the nurses are very important in
assessing the patient's anxiety. The giving of information about surgery and post-surgery manajemen are
needed the patients.
Objective: The aims of this study is to determine the level of patients anxiety before and after surgery
Methodes:This research is non experimental with cross sectional design. The population is all patients
undergoing surgery, with a sample of 80 patients by accidental sampling. The instrument is HARS
(Halmington Anxiety Rating Scala). Data collection on April 2015. Beginning with inform concent and then
giving quisioner to patients. The questionnaires were administered before surgery and after the patients had
surgery. Univariate analysis and paired t test are the analysis used.
Results: Middle anxiety levels before surgery are 45% to 25% after surgery. Mild anxiety levels before
surgery are 34% to 10% after surgery. While the respondents who did not anxiety before surgery are 10% to
61,25% after surgery.
Conclusion: There was a significant difference in the patients anxiety levels before and after surgery with p
= 0,00.

Keywords : Anxiety, surgery, role of the nurses

PENDAHULUAN yang dapat berdampak buruk terhadap


Kecemasan adalah keadaan khawatir tindakan operasi yaitu pendarahan.3 Selain
atau tegang dalam diri individu yang terjadi itu, penelitian lain menemukan bahwa
ketika kebutuhan interpersonal akan kecemasan yang berlebihan akan
keamanan dan/atau kebebasan dari menyebabkan pasien secara emosional
perasaan tegang tidak terpenuhi.1 Salah tidak siap menghadapi pembedahan dan
satu faktor yang memengaruhi kecemasan menunda operasi karena mengalami tanda-
adalah terjadinya ketidakmampuan fisiologis tanda fisiologis seperti peningkatan nadi
atau menurunnya kapasitas fungsional perifer dan peningkatan tekanan darah.4
sehari-hari akibat tindakan pembedahan Selain berpengaruh terhadap proses
yang akan dijalani.2 Ketika seseorang pelaksanaan operasi, kecemasan ini juga
mengalami kecemasan maka akan berpengaruh terhadap pasien setelah
merangsang sistem saraf otonom yaitu dilaksanakan operasi. Kecemasan pasien
peningkatan kerja kelenjar adrenal untuk paska pembedahan akan memengaruhi
melepas adrenalin yang menyebabkan persepsi nyeri. Hubungan antara nyeri
meningkatnya frekuensi jantung. dengan kecemasan bersifat kompleks.
Peningkatan kinerja jantung ini Kecemasan dapat menimbulkan persepsi
menyebabkan peningkatan tekanan darah nyeri, begitu juga sebaliknya. Nyeri dapat
226 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017

menyebabkan kecemasan. Stimulus nyeri ini dapat memberikan penjelasan dan memberi
dapat mengaktifkan sistem limbic sebagai gambaran tentang proses pembedahan, apa
pengendali emosi seseorang. Sistem limbic yang harus dilakukan pasien ketika
dapat memproses reaksi emosi terhadap merasakan nyeri, melibatkan keluarga untuk
nyeri yaitu meningkatkan atau menurunkan mendampingi pasien sehingga pasien tidak
5
tingkat nyeri. merasakan cemas lagi. Sedangkan dengan
Sebuah penelitian yang bertujuan mengetahui kecemasan paska pembedahan
mengetahui tingkat kecemasan pasien pre dapat dijadikan dasar untuk melakukan
operasi, didapatkan hasil bahwa dari 30 tindakan keperawatan yang tepat, sehingga
responden terdapat 17 (56,7%) responden pasien tidak mengalami komplikasi.
mengalami kecemasan ringan, 12 (40%) Tujuan penelitian ini adalah untuk
responden mengalami tingkat kecemasan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan
sedang pada waktu sebelum pembedahan.6 sebelum dan sesudah pembedahan.
Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
pembedahan merupakan salah satu faktor BAHAN DAN CARA PENELITIAN
yang memengaruhi kecemasan pasien. Di Penelitian ini merupakan penelitian
sinilah peran perawat sangat dibutuhkan non eksperimental, dengan rancangan
pasien untuk memberikan edukasi yang penelitian cross sectional untuk mengetahui
jelas, memberikan pendampingan psikologis perbedaan tingkat kecemasan pada pasien
bersama keluarga agar pasien siap dan sebelum dan setelah dilakukan tindakan
tenang menjalani pembedahan. pembedahan. Penelitian ini dilakukan di
Berdasarkan pengalaman peneliti salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta
berinteraksi dengan beberapa pasien yang pada bulan April 2015, dengan jumlah
akan dilakukan tindakan pembedahan, sampel 80 orang. Uji normalitas dalam
mereka mengatakan takut, sering penelitian ini, didapatkan nilai Shapiro wilk
menanyakan tentang operasinya dan >0,05 yaitu p=0,84 artinya bahwa data
bahkan ada yang meminta untuk ditemani. terdistribusi normal. Maka analisis data
Demikian pula dengan pasien setelah menggunakan uji t berpasangan. Instrumen
dilakukan tindakan pembedahan, beberapa yang digunakan menggunakan instrument
pasien mengatakan takut kalau jahitan baku kecemasan HARS (Halmington Anxiety
operasinya lepas, tidak berani melakukan Rating Scale). Validitas instrumen ini dengan
pergerakan dan sering menanyakan kapan nilai corrected item total correlation 0,46
lukanya kering. (>0.05) dan reliabilitasnya dengan nilai
Dengan mengetahui kecemasan Cronbach’s alpha 0.77 (>0.05).
pasien sebelum pembedahan, perawat
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 227

HASIL DAN PEMBAHASAN muda. Usia berpengaruh terhadap


Karakteristik responden kematangan berpikir seseorang yang
Tabel 1 tercermin dalam menyikapi permasalahan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Jenis Kelamin, Usia, Suku dan Pendidikan yang dihadapi. Usia dewasa muda biasanya
Pasien Operasi Di Rumah Sakit Swasta seseorang ingin menunjukkan potensi
Yogyakarta N = 80
No. Karakteristik responden Responden dirinya atau aktualisasi diri, sehingga ketika
N (%)
1. Jenis Kelamin : mengalami ancaman fisik seperti
Laki-laki 35 43,75 pembedahan maka respon cemas akan
Perempuan 45 56,25
2. Usia : meningkat.
21 – 30 32 40
31 – 40 14 17,5
Hasil penelitian ini, lebih dari separuh
41 – 50 12 15 (56,25%) responden berjenis kelamin
51 – 60 22 27,5
3. Suku : perempuan. Respon cemas seorang
Jawa 75 93,75
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-
Bugis 3 3,75
Batak 1 1,25 laki. Hal ini disebabkan perempuan lebih
Tionghoa 1 1,25
4. Pendidikan : peka dan sangat menonjolkan perasaannya
SD 1 1,25
daripada logikanya. Dengan stimulus yang
SLTP 1 1,25
SLTA 37 46,25 sama, respon cemas perempuan lebih tinggi
Perguruan Tinggi 41 51,25
Jumlah 80 100 dibandingkan laki-laki. Emosional laki-laki
Sumber: Data primer, 2015 lebih stabil, dan laki-laki lebih enggan
menunjukkan ketakutan mereka kepada
Berdasarkan Tabel 1. Jumlah orang lain. 2
Perempuan memiliki tingkat
responden perempuan lebih banyak toleransi yang rendah terhadap rasa sakit
dibandingkan laki-laki yaitu 56,25%, kurang sehingga melaporkan tingkat kecemasan
dari separuh (40%) berusia 21-30 tahun, yang lebih tinggi.
sebagian besar (93,75%) bersuku Jawa dan Setelah pembedahan, terjadi
kurang dari separuh (41%) berpendidikan peningkatan jumlah responden yang tidak
perguruan tinggi. cemas sebesar 51,25%. Hal ini
Banyak faktor yang memengaruhi dimungkinkan karena pasien masih dalam
kecemasan sebelum pembedahan. pengaruh anestesi sehingga belum
Berdasarkan hasil sebuah penelitian bahwa sepenuhnya merasakan nyeri.
faktor yang memengaruhi kecemasan pasien
sebelum operasi 46,7% adalah faktor umur Perbedaan Kecemasan Pasien Sebelum
7
dan pekerjaan. Pada penelitian ini dan Setelah Operasi
persentase terbesar responden berusia Uji beda dilakukan untuk mengetahui
21-30 tahun atau berada pada tahap dewasa perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
228 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017

sesudah dilakukan tindakan pembedahan. Kematangan pribadi dan mekanisme koping


Sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan ini akan menjadi baik seiring dengan
nilai Shapiro wilk >0,05 yaitu p=0,84 artinya bertambahnya usia. Pada penelitian ini,
bahwa data terdistribusi normal. Maka uji sebagian responden pada usia dewasa,
yang digunakan adalah uji t berpasangan. sehingga dapat diasumsikan bahwa
Tabel 2. responden memiliki kematangan emosi dan
Distribusi Kategori Tingkat Kecemasan
Sebelum Dan Sesudah Pembedahan mekanisme koping yang baik.
Pada Pasien Di Rumah Sakit Swasta Berdasarkan hasil penelitian ini,
Yogyakarta
N = 80 terdapat perbedaan signifikan (p<0,05)
Tingkat Sebelum Setelah antara tingkat kecemasan sebelum dan
Kecemasan operasi operasi
Jumlah dan Jumlah dan sesudah pembedahan. Kecemasan sebelum
persentase persentase pembedahan sering dihubungkan dengan
Tidak cemas 8 (10%) 49 (61,25%)
Cemas ringan 34 (42,5%) 8 (10%) pengetahuan dan pemahaman yang salah
Cemas sedang 36 (45%) 20 (25%)
Cemas berat 2 (2,5%) 3 (3,75%) serta kurangnya informasi yang tepat
Jumlah 80 (100%) 80 (100%) mengenai proses pembedahan sebelum,
Sumber: Data primer, 2015
selama, dan sesudah prosedur.9 Penelitian
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
lain juga menyebutkan bahwa terdapat
bahwa terjadi penurunan persentase tingkat
hubungan signifikan antara tingkat
cemas sedang sebelum pembedahan 45%
pengetahuan dengan tingkat kecemasan
menjadi 25% setelah pembedahan, cemas
dengan p=0,00.10 Semakin tinggi
ringan sebelum pembedahan 42,5% menjadi
pengetahuan seseorang maka akan lebih
10% setelah pembedahan. Sedangkan
mudah menerima dan memahami informasi
responden yang tidak mengalami
yang diberikan sehingga kecemasannya
kecemasan sebelum pembedahan sebesar
berkurang.11
10% meningkat menjadi 61,25% setelah
Pendapat lain mengenai faktor yang
pembedahan.
dapat menyebabkan kecemasan pasien
Tingkat kecemasan responden
sebelum pembedahan adalah disebabkan
sebelum pembedahan lebih banyak berada
karena takut terhadap nyeri, takut mati, takut
pada tingkat sedang dibandingkan ringan.
mengalami deformitas, dan ancaman lain
Hal ini dimungkinkan karena kematangan
terhadap citra tubuh, masalah finansial,
pribadi, pemahaman tentang proses
tanggung jawab terhadap keluarga,
pembedahan, harga diri, dan mekanisme
ketakutan terhadap prognosis yang buruk,
koping.8 Seseorang yang memiliki
dan ancaman ketidakmampuan permanen
kematangan pribadi yang baik, mampu
akibat pembedahan.11 Hasil penelitian lain
menerima informasi perawat mengenai
membuktikan bahwa faktor internal yang
proses pembedahan dengan baik.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 229

paling besar menyebabkan kecemasan signifikan antara tingkat nyeri dengan


adalah usia dan pekerjaan (46,7%), kecemasan pasien paska operasi dengan
sedangkan faktor eksternal yang paling p=0,028.13 Nyeri merupakan hal yang lazim
besar adalah dukungan keluarga (60%).7 terjadi setelah pembedahan, namun skala
Kecemasan setelah operasi nyeri sangat bervariasi tergantung
menunjukkan data bahwa 3,75% cemas bagaimana orang itu mempersepsikan nyeri,
berat, 10% cemas ringan, 25% cemas pengalaman nyeri sebelumnya, ataupun
sedang, dan 61,25% tidak cemas. Meskipun kematangan psikologisnya.7
persentase cemas setelah pembedahan Tabel 3.

tidak besar, namun kecemasan setelah Perbedaan tingkat kecemasan

pembedahan harus mendapat perhatian Sebelum Dan Sesudah Pembedahan


Pada Pasien di Rumah Sakit Swasta
serius oleh tim kesehatan. Karena
Yogyakarta
kecemasan ini akan memengaruhi proses
Skor Mean St P N
kesembuhan pasien. Kondisi cemas akan
pre & deviasi value
meningkatkan pelepasan renin, angiotensin,
post 4.46250 5.71018 0,00 80
aldosteron, dan kortisol yang menyebabkan bedah
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga Sumber : data primer, 2015
suplai darah ke jantung menurun. Selain itu
dengan adanya kecemasan juga Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil t
merangsang hipotalamus untuk test, dengan p=0,00 yang artinya bahwa
memproduksi corticotrophin releasing factor terdapat perbedaan signifikan tingkat
(CRF) yang berfungsi merangsang kelenjar kecemasan sebelum dengan setelah
pituitary anterior meningkatkan produksi menjalani pembedahan.
adeno cortiko tropin hormone (ACTH). Sumber kecemasan sebelum
Hormon ini akan meningkatkan sekresi pembedahan adalah pembedahan itu
kortisol dari korteks adrenal. Semakin sendiri, sedangkan setelah pembedahan
banyak kortisol yang dihasilkan akan adalah rasa nyeri. Berdasarkan uji hipotesis
5
menyupresi sistem imun seseorang. didapatkan data bahwa terjadi perbedaan
Kecemasan setelah pembedahan juga signifikan cemas sebelum dengan sesudah
sering disebabkan karena rasa nyeri. pembedahan. Hal ini dimungkinkan karena
Sebuah penelitian membuktikan adanya sumber cemas adalah pembedahan itu
hubungan yang signifikan antara nyeri dan sendiri. Setelah pembedahan selesai, maka
kecemasan paska operasi dengan cemas pasien turun.
12
p=0,015. Penelitian serupa juga Berdasarkan hasil penelitian ini, sangat
membuktikan bahwa terdapat hubungan jelas peran perawat dalam menyiapkan
230 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017

psikologis pasien dengan memberikan pendampingan dan melibatkan keluarga


pendidikan kesehatan tentang tindakan untuk memberi dukungan kepada pasien.
pembedahan, mendampingi pasien, bersikap
empati, dan memberikan kesempatan TERIMA KASIH
kepada pasien untuk mengungkapkan Terima kasih kepada Andi Kristiawan selaku
perasaannya dan kecemasannya. Dengan pengumpul data penelitian.
kita menggali perasaan pasien, kita dapat
mengidentifikasi sumber cemasnya dan KEPUSTAKAAN
1. Murwani, A. Pengantar Konsep Dasar
menentukan tindakan efektif untuk
Keperawatan. Cetakan Pertama.
mengurangi cemas. Jika cemas tinggi, kita Yogyakarta: Penerbit Fitramaya. 2008
2. Jaya, K. Keperawatan Jiwa. Tangerang :
dapat melakukan kolaborasi pengobatan
Binarupa Aksara Publisher. 2015
dengan dokter. Karena jika cemas tinggi 3. Videbeck, Sheila L,. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2008
sebelum pembedahan tidak tertangani,
4. Meredekawati, D, Sagiran, Khoiriyati, A.
maka akan berisiko terhadap proses Efektivitas Terapi Psikoedukasi dan
Terapi Murattal Terhadap Kecemasan
pembedahan dan perawatan pasien setelah
Pasien Preoperasi Fraktur di Ruang
pembedahan. Pasien bisa mengalami Perawatan Bedah Rsud Raden Mattaher
Jambi. 2013. Diakses dari
pendarahan, karena dampak dilepaskannya
http://thesis.umy.ac.id/
adrenalin yang menyebabkan meningkatnya datapublik/t33392.docx pada tanggal 20
Oktober 2017
frekuensi jantung, dan peningkatan tekanan
5. Potter & Perry. Fundamentals of Nursing
darah.14 8th Edition. Elsevier Mosby. 2013
6. Uskenat, MD, Kristiyawati, SP,
Solechan, A. Perbedaan tingkat
KESIMPULAN kecemasan pada pasien pre operasi
dengan general anestesi sebelum dan
Persentase cemas responden sebelum
sesudah diberikan relaksasi otot
pembedahan adalah 45% cemas sedang, progresif di RS Panti Wilasa Citarum
Semarang. 2012. Diakses dari
dan 42,5% cemas ringan, sedangkan
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/inde
setelah pembedahan 61,25% tidak cemas x.php/ilmukeperawatan/article/view/64
pada tanggal 20 Oktober 2017
dan 25% cemas sedang. Hasil penelitian ini
7. Ahsan, Lestari R, Sriati. Faktor-faktor
secara statistik terdapat perbedaan yang memengaruhi kecemasan pre
operasi pada pasien section caesaria di
signifikan tingkat kecemasan sebelum
ruang Bedah Sentral RSUD kanjuruhan
dengan sesudah dilakukan pembedahan. Kepanjen kabupaten Malang. Jurnal
Muhammadiyah Malang Volume 8, No.1
Perawat dapat memberikan gambaran
Januari 2017. Diakses dari
tentang tindakan yang akan dilakukan, http://ejournal.umm.ac.
id/index.php/keperawatan/issue/view
tindakan yang pasien harus lakukan ketika
pada tanggal 19 Oktober 2017.
nyeri paska pembedahan, memberikan 8. Stuart, Gail W. Buku Saku Keperawatan
Jiwa. Jakarta : EGC. 2007
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 231

9. Setyaningsih, et al. Perbedaan tingkat Diakses dari


kecemasan pre dan post operasi di http://www.etd.unsyiah.ac.id/baca/notfou
Bangsal Bedah Kenanga RSUD Prof Dr nd.php pada tanggal 19 Oktober 2017
Margono Soekarjo periode 1-5 Oktober 13. Iskak M, Manan S, Hotmaida L. (2015).
2012. Mandala of Health, volume 6, No. Hubungan antara tingkat nyeri dengan
1, Januari 2013. Diakses dari tingkat kecemasan pasien post operasi
http://www.portalgaruda. org/article.php? di Ruang Filipus dan Elisabeth RS
pada tanggal 20 Oktober 2017 Immanuel bandung. Immanuel Jurnal
10. Santosa, B. Hubungan antara Ilmu Kesehatan Volume 9, No.1, Juni
karakteristik demograsfi dengan 2015. Diakses dari http://ejournal.stik-
kecemasan pasien pra operasi di RS immanuel.ac.
Isalam Amal Sehat Sragen tahun 2008. id/file.php?file=jurnal&id=515&cd=
Diakses dari e8916294d13c611dd07d432170daf1a9
http://www.skripsistikes.wordpress.com &name=469%20-%20478%20 Srihesty
pada tanggal 21 Oktober 2017 %20 Manan.pdf pada tanggal 20
11. Muttaqin A, Sari, K. Asuhan Oktober 2017
Keperawatan Perioperatif: Konsep, 14. Smeltzer,SC, Bare Brenda G, Hinkle
Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Janice L, Cheever Kerry H. Brunner &
Medika. 2009 Suddarth Textbook of Medical-Surgical
12. Sagala, AP. Hubungan nyeri dengan Nursing Eleventh Edition. Volume 2.
tingkat kecemasan pada pasien kanker Lippincott Williams & Wilkins.
yang menjalani kemoterapi di RS Dr Philadelphia. 2013.
Zainoel Abidin banda Aceh. 2014.

Anda mungkin juga menyukai