Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN


SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU

OLEH :
KELOMPOK 1
 NOVITRI ANGGRAINI.T
 EVI WIWI FRANSISKA
 NORMA
 SYARMILA
 ULFA ADISTIASARI
 RAFLY J.Y

STIKES BATARA GURU SOROAKA


S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Dampak Bencana Terhadap
Kesehatan, Sistem Penanggulangan Bencana Terpadu  ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliahKeperawatan Bencana Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 4
1.3 TUJUAN ....................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI BENCANA ................................................................. 5
2.2 DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN ................. 7
2.3 SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU ......... 8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................. 13
3.2 SARAN ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,
hidrologis serta demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang
disebabkan faktor alam, non alam ulah tangan manusia yang menyebabkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak
psycologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Setiap wilayah tempat tinggal manusia memiliki resiko bencana. Seringkali resiko
tersebut tidak terbaca oleh komunitas dan karenanya tidak di kelola dengan baik. Hal
ini menyebabkan terkadang, dan mungkin juga sering, bencana terjadi secara tak
terduga-duga. Dampak paling awal dari terjadinya bencana adalah kondisi darurat,
dimana terjadi penurunan drastic dalam kualitas hidup komunitas korban yang
menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dengan
kapasitasnya sendiri. Kondisi ini harus bisa direspon secara cepat, dengan tujuan utama
pemenuhan kebutuhan dasar komunitas korban sehingga kondisi kualitas hidup tidak
makin parah atau bahkan bisa membaik.
Bencana apapun sebabnya, merupakan hal yang mengganggu tatanan masyarakat
dalam segala aspeknya, baik psikologis, ekonomi, social budaya maupun material. Jika
kita mengamini faktum bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup layak maka
komunitas manapun yang mengalami bencana berhak atas bentuan kemanusiaan dalam
batas-batas minimum.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa defenisi dari bencana ?
b. Apa saja dampak bencana terhadap kesehatan ?
c. Apa sistem penanggulangan berncana terpadu ?

1.3 TUJUAN
a. Untuk memahami defenisi dari bencana
b. Untuk mengetahui dampak bencana terhadap kesehatan
c. Untuk mengetahui sistem penanggulangan bencana terpadu

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI BENCANA


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau faktor non alam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda serta
dampak psikologis.
Menurut World Health Organizatiton (WHO), bencana merupakan suatu
gangguan yang serius terhadap fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang
mengakibatkan hilangnya nyawa, materi, kerugian ekonomi atau lingkungan yang
melebihi kemampuan dari masyarakat yang terkena dampak bencana tersebut untuk
mengatasi dengan menggunakan sumber daya sendiri.
Bencana menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 pasal 1 tahun
2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam atau mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan
atau faktor non alam maupun faktor manusia.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemic, dan wabah penyakit.
Bencana social adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik social antar kelompok
atau antar komunitas masyarakat, dan terror.

a. Potensi Bencana
1) Bencana banjir
2) Bencana tanah longsor
3) Bencana letusan gunung api
4) Bencana gempa bumi

5
5) Bencana tsunami
6) Bencana kebakaran
7) Bencana kekeringan
8) Bencana angin siklon tropis
9) Bencana wabah penyakit
10) Bencana kegagalan teknologi

b. Kriteria bencana
1) Kriteria bencana alam pada skala Tingkat Nasional
a) Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme system pemerintahan
di daerah tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi atau lebih tidak
berfungsi.
b) Infrakstruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami
rusak berat dan tidak berfungsi.
c) Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta kerusakan
bangunan dan rumah tempat tinggal sangat banyak sehingga
menyebabkan unsur-unsur BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota
tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.
d) Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak,
selanjutnya Presiden menetapkan Bencana Nasional.
2) Kriteria bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi
a) Bencana alam yang terjadi menyebabkan mekanisme system
pemerintahan di daerah tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi atau
lebih tidak berfungsi.
b) Infrakstruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi
c) Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur BPBD
Provinsi masih mampu mengatasi.
d) Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadap korban
manusia dan kerusakan daerah yang timbul.
3) Kriteria bencana alam pada Skala Tingkat Kabupaten/Kota
a) Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme
system pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b) Infrakstruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.

6
c) Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadap
timbulnya korban manusia maupun kerusakan daerah.

2.2 DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN

Berikut ini merupakan dampak bencana yang dapat muncul baik langsung
maupun tidak langsung terhadap bidang kesehatan.

a. Korban jiwa, luka, dan sakit (berkaitan dengan angka kematian dan kesakitan)
b. Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan dan beresiko
mengalami kurang gizi, tertular penyakit, dan menderita stress
c. Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan
keterbatasan air dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vaktor penyakit
d. Seringkali system pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak, besar
kemungkinan tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana
e. Bila tidak diatasi segera, maka derajat kesehatan semakin menurun dan
berpotensi menyebabkan terjadinya KLB.

Pada umumnya masalah kesehatan pasca bencana dapat dibagi dalam 3 fase :

a. Penyakit akut pasca bencana

Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi.


b. Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana
1) Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di
pengungsian (tenda-tenda darurat), nyamuk anopheles bisa menginfeksi
korban-korban bencana
2) DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya
nyamuk aides aigypti, kemudia menginfeksi korban-korban bencana.
3) Diare dan Penyakit Kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang
jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera,
Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan
air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak.

7
Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera, dan kanker usus. Diare yang berat bisa menyebabkan
dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Gejala-gejalanya seperti frekuensi
buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair, sakit/kejang perut,
demam dan muntah.
4) ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
5) Leptospirosis
6) Tipes
c. Masalah kesehatan mental akibat gempa
Penyakit psikologis / trauma berkepanjangan akibat reaksi stress akut saat
bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan
rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang
mendalam.

2.3 SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU


a. Hakekat Penanggulangan Bencana
1) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara pemerintah dan
masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan prakarsa
masyarakat serta Pemerintah Daerah.
3) Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya
bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan
untuk memperkecil, mengurangi dan memperlunak dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
4) Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang
bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan
kehidupan dan penghidupan masyarakat secara lahir batin.

b. Asas Penanggulangan Bencana


1) Kemanusiaan. Memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi
manusia, harkat dan martabat setiap warga Negara dan penduduk Indonesia
secara proporsional

8
2) Keadilan.Setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana
harus mencerminkan keadilan secara proporisonal bagi setiap warga Negara
tanpa kecuali.
3) Kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintahan. Penanggulangan
bencana tidak boleh berisi hal-hal yang membedakan latar belakang antara
lain, agama, suku, golongan, gender atau status social.
4) Keseimbangan, keselarasan dan keserasian. Dalam penanggulangan
bencana harus mencerminkan keseimbangan kehidupan social dan
lingkungan, keselarasan tata kehidupan dan lingkungan dan kehidupan
social masyarakat.
5) Ketertiban dan kepastian hokum. Penanggulangan bencana harus dapat
menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya
kepastian hukum.
6) Kebersamaan. Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan
secara gotong royong.
7) Kelestarian lingkungan hidup. Materi muatan ketentuan dalam
penanggulangan bencana mencerminkan kelestarian lingkungan untuk
generasi sekarang dan untuk generasi yang akan datang demi untuk
kepentingan bangsa dan Negara.
8) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penanggulangan bencana harus
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal sehingga
mempermudah dan mempercepat proses penanggulangan bencana baik
pada tahap pencegahan, pada saat terjadi bencana maupun pada tahap pasca
bencana.

c. Penanggulangan Bencana di Bidang Kesehatan


Dengan melihat faktor resiko yang terjadi akibat bencana, maka
penanggulangan bencana sector kesehatan bisa di bagi menjadi aspek medis dan
aspek kesehatan masyarakat. Pelaksanaannya tentu harus melakukan koordinasi
dan kolaborasi dengan sector dan program terkait. Berikut ini merupakan ruang
lingkup bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, terutama saat
tanggap darurat dan pasca bencana.

9
1) Sanitasi Darurat
Kegiatannya adalah penyediaan serta pengawasan air bersih dan
jamban : kualitas tempat pengungsia, serta pengaturan limbah sesuai
standard. Kekurangan jumlah maupun kualitas sanitasi ini akan
meningkatkan resiko penularan penyakit.
2) Pengendalian Vector
Bila tempat pengungsian dikategorikan tidak ramah, maka
kemungkinan terdapat nyamuk dan vector lain disekitar pengungsi. Ini
termasuk timbunan sampah dan genangan air yang memungkinkan
terjadinya perindukan vector. Maka kegiatan pengendalian vector terbatas
saat diperlukan baik dalam bentuk spraying, atau fogging, larvasiding,
maupun manipulasi lingkungan
3) Pengendalian Penyakit
Bila dari laporan pos-pos kesehatan diketahui terdapat peningkatan
kasus penyakit, terutama yang berpotensi KLB, maka dilakukan
pengendalian melalui intensifikasi penatalaksanaan kasus serta
penanggulangan faktor resikonya. Penyakit yang memerlukan perhatian
adalah diare dan ISPA.
4) Imunisasi terbatas
Pengungsi pada umumnya rentan terhadap penyakit, terutama orang
tua, ibu hamil, bayi dan balita. Bagi bayi dan balita perlu imunisasi campak
bila dalam catatan program daerah tersebut belum mendapatkan crash
program campak. Jenis imunisasi lain mungkin diperlukan sesuai dengan
kebutuhan setempat seperti yang dilakukan untuk mencegah kolera bagi
sukarelawan di Aceh pada tahun 2005 dan imunisasi tetanus toksoid (TT)
bagi sukarelawan di DIY dan jateng pada tahun 2006.
5) Surveilanse Epidemologi
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi epidemologi
penyakit potensi KLB dan faktor resiko atas informasi inilah maka dapat
ditentukan pengendalian penyakit, pengendalian vector, dan pemberian
imunisasi, informasi epidemologi yang harus diperoleh melalui kegiatan
surveilens epidemologi adalah :
a) Reaksi social
b) Penyakit menular

10
c) Perpindahan penduduk
d) Pengaruh cuaca
e) Makanan dan gizi
f) Persediaan air dan sanitasi
g) Kesehatan jiwa
h) Kerusakan infrakstruktur kesehatan

Menurut DepKes RI (2006) manajemen siklus penanggulangan bencana terdiri dari :

a. Impact (saat terjadi bencana)


b. Acute response (tanggap darurat)
c. Recovery (pemulihan)
d. Development (pembangunan)
e. Prevention (pencegahan)
f. Mitigation (mitigasi)
g. Preparedness (kesiapsiagaan)

d. Tujuan Penanggulangan Bencana


1) Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
2) Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
3) Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi dan menyeluruh
4) Menghargai budaya local
5) Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta
6) Mendorong semangat gotong-royong, kesetiakawanan dan kedemawanan
7) Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

e. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana


1) Cepat dan tepat. Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat dan
tepat sesuai dengan tuntunan keadaan.
2) Prioritas. Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat
prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan manusia.
3) Koordinasikan dan Keterpaduan. Penanggulangan bencana didasarkan pada
koordinasi yang baik dan saling mendukung. Sedangkan, keterpaduan adalah

11
penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sector secara terpadu yang
didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung.
4) Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan berdaya guna adalah
dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu,
tenaga dan biaya yang berlebihan. Sedangkan berhasil guna adalah kegiatan
penanggulangan bencana harus berhasil guna dalam mengatasi kesulitan
masyarakat.
5) Transparasi dan Akuntabilitas. Yang dimaksud dengan transparansi pada
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung
jawabkan, sedangkan akuntabilitas berarti dapat dipertanggung jawabkan secara
etik dan hokum.
6) Kemandirian. Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus dilakukan oleh
masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.
7) Nondiskriminasi. Bahwa Negara dalam penanggulangan bencana tidak
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras
dan aliran politik apapun.
8) Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama atau
keyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang di sebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta
dampak psikologis
Beberapa potensi bencana yang perlu di waspadai antara lain bencana banjir,
tanah longsor, tsunami, kebakaran, angin siklon tropis, wabah penyakit, dan bencana
kegagalan teknologi

3.2 SARAN

Meskipun makalah ini masih belum sempurna, semoga pembaca dapat


mempelajari dan mengetahui prinsip dasar pananggulangan bencana. Dengan demikian
pembaca dapatturut serta dalam pengendalian dini bencana yang akan terjadi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/419731468/Ppt-Dampak-Bencana-Terhadap-Kesehatan

https://id.scribd.com/document/363321610/MAKALAH-PELAYANAN-KESEHATAN-KORBAN-
BENCANA

https://id.scribd.com/doc/146250813/Makalah-Sistem-Penanggulangan-Bencana

https://www.academia.edu/36361482/MAKALAH_MANAJEMEN_PENANGANAN_BENCANA_PENYAK
IT_PENYAKIT_MENULAR_PASCA_TERJADINYA_SUATU_BENCANA_DOSEN_PEMBIMBING

14

Anda mungkin juga menyukai