Anda di halaman 1dari 4

Aljabar Himpunan dan Fungsi

1. Misal 𝐴 menyatakan suatu himpunan, maka 𝑥 anggota 𝐴 dinyatakan sebagai 𝑥 ∈ 𝐴. Dan


sebaliknya, jika 𝑥 bukan anggota 𝐴 dinyatakan sebagai 𝑥 ∉ 𝐴.
2. Himpunan 𝐴 termuat di di himpunan 𝐵 berarti bahwa ika 𝑥 ∈ 𝐴 maka 𝑥 ∈ 𝐵, secara
matematik pernyataan tersebut dapat Anda nyatakan sebagai 𝐴 ⊆ 𝐵 atau 𝐵 ⊇ 𝐴.
3. Jika ada anggota 𝐵 yang tidak termuat di 𝐴, maka Anda katakana bahwa 𝐴 himpunan bagian
sejati dari 𝐵, dan Anda tulis sebagai 𝐴 ⊂ 𝐵.
4. Dua himpunan adalah sama jika mereka memuat anggota-anggota yang sama, ditulis 𝐴 = 𝐵.
5. Jika diberikan dua himpunan 𝐴 dan 𝐵, maka irisan dari dua himpunan tersebut adalah
himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan 𝐴 dan himpunan 𝐵. Irisan
dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 disimbolkan sebagai 𝐴 ∩ 𝐵.
6. Jika diberikan dua himpunan 𝐴 dan 𝐵, maka gabungan dari dua himpunan tersebut adalah
himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan 𝐴 atau himpunan 𝐵, atau
kedua himpunan 𝐴 dan 𝐵. Gabungan dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 disimbolkan sebagai 𝐴 ∪ 𝐵.
7. Dua himpunan yang irisannya himpunan kosong disebut dua himpunan yang saling asing.
8. Misal 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 adalah tiga himpunan sebarang. Maka
(a) 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴, 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴,
(b) 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴, 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴,
(c) (𝐴 ∩ 𝐵 ) ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶), (𝐴 ∪ 𝐵 ) ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶),
(d) 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶)= (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶), 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶)= (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶).
9. Jika 𝐴 dan 𝐵 dua himpunan, maka komplemen 𝐵 relatif terhadap 𝐴 adalah himpunan semua
anggota 𝐴 yang bukan anggota 𝐵, diberi simbol 𝐴\𝐵 (dibaca 𝐴 dikurangi 𝐵), atau 𝐴 − 𝐵,
atau 𝐴~𝐵.
10. Jika 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 adalah sebarang tiga himpunan, maka
(a) 𝐴\(𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴\𝐵 ) ∩ (𝐴\𝐶)
(b) 𝐴\(𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴\𝐵 ) ∪ (𝐴\𝐶)
11. Jika 𝐴 dan 𝐵 dua himpunan, maka beda simetrik dari 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan yang
anggotanya salah satu dari himpunan 𝐴 atau himpunan 𝐵, tetapi tidak keduanya. Beda
simetrik dari 𝐴 dan 𝐵diberi simbol 𝐴∆𝐵.
12. Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan-himpunan tak kosong, maka perkalian Cartesius𝐴 × 𝐵 dari 𝐴
dan 𝐵 adalah himpunan semua pasangan berurutan (𝑎, 𝑏) dengan 𝑎 ∈ 𝐴 dan 𝑏 ∈ 𝐵, yaitu
𝐴 × 𝐵 ∶= {(𝑎, 𝑏): 𝑎 ∈ 𝐴, 𝑏 ∈ 𝐵 }.
13. Misal 𝐴 dan 𝐵 adalah dua himpunan. Maka sebuah fungsi dari 𝐴 ke 𝐵 adalah sebuah
himpunan 𝑓 dari pasangan berurutan dalam 𝐴 × 𝐵 sehingga masing-masing 𝑎 ∈ 𝐴 ada tepat
satu 𝑏 ∈ 𝐵 dengan (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑓.
14. Misal 𝑓: 𝐴 → 𝐵. Jika 𝐸 adalah himpunan bagian dari 𝐴, maka bayangan langsung dari 𝐸 di
bawah 𝑓 adalah himpunan bagian 𝑓(𝐸) dari 𝐵 yang diberikan oleh

𝑓(𝐸 ) ∶= {𝑓 (𝑥 ): 𝑥 ∈ 𝐸}.

15. Misal 𝑓: 𝐴 → 𝐵 adalah sebuah fungsi dari 𝐴 ke 𝐵.


(a) Fungsi 𝑓 dikatakan injektif (satu-satu) jika diberikan 𝑥 1 ≠ 𝑥 2 , maka 𝑓(𝑥 1 ) ≠ 𝑓(𝑥 2 ).
(b) Fungsi 𝑓 dikatakan surjektif (pemetaan 𝐴 pada 𝐵) jika 𝑓(𝐴) = 𝐵.
(c) Jika 𝑓 kedua-duanya injektif dan surjektif maka dikatakan bahwa 𝑓 bijektif (satu-satu
pada).
16. Jika 𝑓: 𝐴 → 𝐵 adalah fungsi bijektif dari 𝐴 pada 𝐵, maka

𝑔 ∶= {(𝑏, 𝑎): (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑓}

adalah fungsi dari 𝐵 pada 𝐴. Fungsi ini disebut fungsi invers, dan dinyatakan sebagai 𝑓 −1 .
17. Jika 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dan g: 𝐵 → 𝐶, dan jika 𝑅 (𝑓) ⊆ 𝐷 (𝑔) = 𝐵, maka fungsi komposisi 𝑔 ∘ 𝑓
adalah fungsi dari 𝐴 ke 𝐶 didefinisikan oleh

(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥 ) ∶= 𝑔(𝑓(𝑥 )) untuk semua 𝑥 ∈ 𝐴.

Induksi Matematika dan Himpunan Tak Hingga

1. Sifat Urutan Baik Bilangan Asli Setiap himpunan bagian tak kosong dari bilangan asli ℕ
mempunyai anggota paling kecil.
2. Prinsip Induksi Matematik Misal S merrupakan himpunan bagian bilangan asli ℕ yang
mempunyai sifat berikut:
(1) Bilangan 1 ∈ S.
(2) Untuk setiap k ∈ ℕ, jika k ∈ S, maka k + 1 ∈ S.

Maka S = ℕ.

3. Prinsip Induksi Matematik (versi pertama) Untuk masing-masing n ∈ ℕ, misalkan P(n)


adalah pernyataan tentang n. Anggap bahwa:

(1’) P(1) adalah pernyataan benar.

(2’) untuk setiap k ∈ ℕ, jika P(k) adalah pernyataan benar, maka P(k + 1) adalah
pernyataan benar.

Maka P(n) adalah pernyataan benar untuk semua n ∈ ℕ.


4. Prinsip Induksi Matematik (versi kedua) Misal n0 ∈ ℕ dan misal P(n) adalah pernyataan
untuk masing-masing bilangan asli n ≥ n0 . Anggap bahwa:
(1) Pernyataan P(n0 ) adalah benar.
(2) Untuk semua k ≥ n0 , kebenaran P(k) berakibat pada kebenaran P(k + 1).

Maka P (n) benar untuk semua n ≥ n0 .

5. Prinsip Induksi Kuat Misal 𝑆 adalah himpunan bagian dari ℕ sehingga


(1”) 1 ∈ 𝑆.
(2”) Untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, jika {1,2, … , 𝑘} ⊆ 𝑆, maka 𝑘 + 1 ∈ 𝑆.
Maka 𝑆 = ℕ.
6. Himpunan kosong dikatakan mempunyai 0 anggota.
7. Jika 𝑛 ∈ ℕ, sebuah himpunan 𝑆 dikatakan mempunyai 𝑛 anggota jika ada pemetaan bijektif
dari himpunan ℕ 𝑛 = {1,2, … , 𝑛} ke 𝑆.
8. Sebuah himpunan 𝑆 dikatakan hingga jika dia salah satu himpunan kosong atau mempunyai
𝑛 anggota untuk suatu 𝑛 ∈ ℕ, selain itu dikatakan himpunan tak hingga.
9. Jika 𝑆 adalah himpunan hingga, maka banyak anggota dalam 𝑆 adalah bilangan tunggal
dalam ℕ.
10. Himpunan bilangan asli ℕ adalah himpunan tak hingga.
11. Jika 𝐴 adalah himpunan dengan 𝑚 anggota dan 𝐵 adalah himpunan dengan 𝑛 anggota dan
jika 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅, maka 𝐴 ∪ 𝐵 mempunyai 𝑚 + 𝑛 anggota.
12. Jika 𝐴 adalah himpunan dengan 𝑚 anggota dan 𝐶 ⊆ 𝐴 adalah himpunan dengan 1 anggota,
maka 𝐴\𝐶 adalah himpunan dengan 𝑚 − 1 anggota.
13. Jika 𝐶 adalah himpunan tak hingga dan 𝐵 adalah himpunan hingga, maka 𝐶\𝐵 adalah
himpunan tak hingga.
14. Anggap bahwa 𝑇 dan 𝑆 adalah himpunan- himpunan sehingga 𝑇 ⊆ 𝑆.
(a) Jika 𝑆 himpunan hingga, maka 𝑇 himpunan hingga.
(b) Jika 𝑇 himpunan tak hingga, maka Jika 𝑆 himpunan tak hingga.
15. Sebuah himpunan 𝑆 dikatakan denumerable (contably infinite) jika ada pemetaan bijektif dari
ℕ pada 𝑆.
16. Sebuah himpunan 𝑆 dikatakan terhitung jika salah satu hingga atau denumerable, selain itu
dikatakan tak terhitung.
17. Himpunan ℕ × ℕ adalah denumerable.
18. Anggap bahwa 𝑆 dan 𝑇 adalah dua himpunan sehingga 𝑇 ⊆ 𝑆.
(a) Jika 𝑆adalah himpunan terhitung, maka 𝑇 adalah himpunan terhitung.
(b) Jika 𝑇 adalah himpunan tak terhitung, maka 𝑆 adalah himpunan tak terhitung.
19. Pernyataan-pernyataan berikut adalah ekivalen:
(a) 𝑆 adalah himpunan terhitung.
(b) Ada fungsi surjektif dari ℕ pada 𝑆.
(c) Ada fungsi injektif dari 𝑆 ke dalam ℕ.
20. Jika 𝐴𝑚 adalah himpunan terhitung untuk masing-masing 𝑚 ∈ ℕ, maka sebarang gabungan
𝐴 ∶= ⋃∞
𝑚=1 𝐴𝑚 adalah himpunan terhitung.

21. Teorema Cantor Jika 𝐴 sebarang himpunan, maka tidak ada pemetaan surjektif dari 𝐴 pada
himpunan 𝜌(𝐴) dari semua himpunan bagian 𝐴.

Anda mungkin juga menyukai