PENDAHULUAN
Untuk mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang sekitar
8.888 MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang
tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan.
Indonesia Power terus melakukan upaya penambahan kapasitas pembangkit lisrtik,
baik di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa antara lain Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur.
Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan Visi dan Misi yang
terintegrasi dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan
diri menjadi pembangkit kelas dunia. Untuk mendukung terealisasinya keinginan
tersebut, Indonesia Power dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini
dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan nasional dan internasional
antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu), SMK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia,
Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan ASEAN
Renewable Energy Award.
Menjadi Perusahaan Publik dengan Kinerja kelas Dunia dan bersahabat dengan
Lingkungan.
2.2.2. Misi:
2.2.3. Tujuan:
Sebagai salah satu unit pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki PT Indonesia Power,
Unit Bisnis Pembangkitan Semarang memiliki 3 jenis pembangkit dengan total
kapasitas terpasang 1.469,16 MW, yaitu Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU),
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan pembangkit jenis combined
cycle. Pembangkit jenis ini memanfaatkan gas panas pembuangan dari pembangkit
tenaga gas untuk memanasi air dalam pipa-pipa HRSG menjadi uap untuk
menggerakkan turbin uap. Penggunaan teknologi combined cycle menjadikan operasi
pembangkit lebih efisien sebab cara ini memanfaatkan gas panas pembuangan
pembangkit listrik primer menjadi tenaga listrik pada tahap sekunder. Selain itu,
pembangkit tenaga gas merupakan pembangkit yang akrab dengan lingkungan karena
tingkat pembakarannya yang hampir sempurna menghasilkan emisi karbon dioksida
dan limbah lain yang sangat rendah. Jadi, selain efisien, jenis pembangkit ini
merupakan bukti kepedulian terhadap lingkungan.
Sedangkan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit yang
menggunakan bahan bakar minyak.
2.4. Mesin-mesin UBP Semarang
Jumlah Kapasitas
Nama Mesin Total
Mesin Terpasang
PLTGU Tambak
6 109,65 MW 657,90 MW
Lorok
PLTGU Tambak
2 188,00 MW 376,00 MW
Lorok
Dengan faktor kapasitas rata-rata 59,39% maupun daya mampu pembangkit dapat
mencerminkan kemampuan pembangkit PT. Indonesia Power dalam menopang sistem
ketenagalistrikan pada Sistem JAMALI (Jawa Madura Bali).
Jumlah Kapasitas
Nama Mesin Total
Mesin Terpasang
PLTGU Tambak
6 109,65 MW 657,90 MW
Lorok
PLTGU Tambak
2 188,00 MW 376,00 MW
Lorok
STANDARISASI KMnO4
1 50 ml Na2C2O4 + 100 ml air, panaskan sampai 90oC.
2 Tambahkan 10 ml H2SO4, titrasi dengan KMnO4 sampai berubah warna
menjadi merah muda.
Perhitungan : V1.N1 = V2.N2
PROSEDUR ANALISA
1. 50 ml sample dalam flash erlenmeyer 500 ml.
2. Tambahkan 50 ml KMnO4 dan 10 ml H2SO4.
3. Panaskan hingga temperature 90oC, tambahkan 50 ml Na2C2O4.
4. Titrasi dengan KMnO4 sampai warna berubah menjadi merah muda.
PERHITUNGAN
(Vx Vo ) xNx 23004
NO2 (mg/liter) =
Vs
Keterangan :
Vx = ml KMnO4 titrasi
N = normalisasi KMnO4
Vo = ml KMnO4 titrasi untuk blanko
Vs = volume sample
Blanko :
50 ml KMnO4 ditambah 10 ml H2SO4 lalu tambahkan 100 ml air.
Panaskan hingga 90oC, tambahkan 50 ml Na2C2O4, titrasi dengan KMnO4.
Hydroxylamine Hydrochloride :
Larutkan 40 gr Hydroxylamine Hydochloride (NH3OH.HCl) dengan air
destilat sampai volume 200 ml.
Kemudia tambahkan 2-4 ml larutan neocoproine, kocok 1 menit.
Tambahkan 25 ml larutan Chloroform, kocok 1 menit. Pisahkan!
Ulangi sampai jernih.
Chloroform Solvent :
9 (sembilan) bagian CHCl3 dengan 1 (satu) bagian Isopropyl Alkohol.
Campurkan hingga larut.
PROSEDUR ANALISA
1. Siapkan sample sebanyak 200 ml, tambahkan 1 ml Hydroxylamine
Hydrochloride Acid.
2. Kemudian tambahkan 10 ml Sodium Acetat, kocok selama 1 menit.
3. Lalu tambahkan 1-2 ml Neocoproine, kocok selama 1 menit.
4. Tambah 25 Chloroform, kocok selama 1 menit. Biarkan selama 5
menit untuk mencapai kesetimbangan.
5. Ambil larutan pada bagian bawah corong pisah.
6. Tambah 10 ml Isopropyl Alkohol.
7. Ukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
457 nm.
8. Blangko : Demin Water diperlakukan sama dengan sample.
3.4. Analisa hypochlorite dengan tes kit
REAGENT :
1. Sodium TioSulfat
2. Pottasium Iodide
3. Sulfonic Acid
4. Indikator Amylum 5 %
5. Air Demin
ALAT :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Pipet volum 5 ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Gelas ukur 50 ml
e. Bola hisap
f. Titrator
PROSEDUR ANALISA:
1. Ambil distilet 50 ml,tambahSulfonoc Acid 1 pillow,tambah Potasium
Iodide 1 pilow lalu digoyang-goyang.
2. Ambil 5 ml sample (Dari sample minimum 250 ml ) maka akan
timbulwarna kuning kecoklatan, kemudian titrasi dengan Na2S2O3 / PAO
sampai kuning muda.
3. Tambah 2 ml larutan STARCH (Kanji) maka akan timbul warna biru dari
yod amylum.Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang.
PROSEDUR ANALISA :
1. 10 ml sample (boiler water).
2. Tambahkan 5 ml reagent ammonium molybdate.
3. Tambah 1 ml ANS.
4. Larutkan dengan destilat sampai 50 ml, kocok.
5. Tunggu 5 menit, lakukan pengukuran dengan spektrofotometer.
3.5.2. Silika
PROSEDUR PEMBUATAN REAGENT
a. H2SO4 3 N
Larutkan 82,5 ml asam sulfat sg 1,84 dalam 1 liter labu takar dengan
air destilat yang bebas silika.
b. Amonium molybdate 10 %
25 gr amonium molybdate ditambahkan dengan air destilasi hingga
250 ml.
c. Tartaric Acid
Larutkan 50 gr tartaric acid C4H6O6 dalam 500 ml air.
d. Larutan ANS
1,25 gr Amino Naphtol Sulfonic Acid dalam 200 ml air yang
mengandung 2,5 gr Na2SO3.
- 75 gr Na2S2O5 dalam 300 ml air.
- Campurkan kedua larutan dan simpan dalam botol plastik gelap
(ganti larutan setiap 2 minggu).
PROSEDUR ANALISA :
1. 50 ml sample (boiler feed water,boiler water,main steam dan
condensate).
2. Tambahkan 1 ml reagent H2SO4 3N.
3. Tambah 2 ml reagent ammonium molybdate 10 %.
4. Tambah 1 s/d 5 ml reagent tartaric acid 10 %.
5. Tambah 2 ml reagent ANS.
6. Tunggu 5 menit, lakukan pengukuran dengan spektrometer.
3.5.3. Ammonia
PROSEDUR PEMBUATAN REAGENT
a. Rochelle Salt
Larutkan 50 gr pottasium sodium tartate dalam 100 ml air hangat,
tambahkan 5 ml nessler, diamkan selama sehari hingga larutan jernih
dan simpan dalam botol gelap.
b. Nessler’s
10 gr HgJ2 dan 7.5 KI tanbahkan sedikit air.
16 gr NaOH dalam sedikit air.
Campur kedua larutan pelan-pelan dan aduk, tambahkan air
hingga diperoleh volume 100 ml.
Larutan ini dapat tahan 6 bila disimpan dalam botol coklat.
PROSEDUR ANALISA :
1. 40 ml sample (boiler feed water dan condensate).
2. Tambahkan 2 ml reagent rochelle salt.
3. Tambah 1 ml reagent nessler.
4. Tunggu 5 menit, lakukan pengukuran dengan
spektrofotometer.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
HYPOCHLORITE
4.1. Tujuan
Mengetahui kadar hypochlorite yang dihasilkan oleh generator hypochlorite
pada unit intake.
4.2. Dasar Teori
Natrium Hypochlorite (NaOCl) yang diinjeksikan ke sistem pendingin air
laut berguna untuk mencegah agar biota laut tidak menempel pada saluran / pipa
pendingin. Alat yang digunakan untuk memproduksi NaOCl dinamakan
Hypochlorite Generator.
Berikut merupakan gambaran umum sitem hypochlorite generator:
ALAT :
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Pipet volum 5 ml
3. Gelas ukur 25 ml
4. Gelas ukur 50 ml
5. Bola hisap
6. Titrator
PROSEDUR ANALISA:
1. Ambil distilet 50 ml,tambahSulfonoc Acid 1 pillow,tambah Potasium Iodide 1
pilow lalu digoyang-goyang.
2. Ambil 5 ml sample (Dari sample minimum 250 ml ) maka akan timbulwarna
kuning kecoklatan, kemudian titrasi dengan Na2S2O3 / PAO sampai kuning
muda.
3. Tambah 2 ml larutan STARCH (Kanji) maka akan timbul warna biru dari yod
amylum.Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang.
4.4. Data Pengamatan
arus tegangan flow NaOCl Produksi NaOCl Produksi
Tanggal Unit
(ampere) (volt) (m3/h) (ppm) (kg/h) kg/KWh
28 juni 2b 1000 57 38.28 186 12.638142 0.221721789
2010 b 2000 79 62.87 356 39.727553 0.251440209
5 juli 2b 1000 57 38.04 205 13.841805 0.242838684
2010 b 2000 80 66.2 370 43.47685 0.271730313
12 juli 2b 1000 57 38.04 127 8.575167 0.150441526
2010 b 2000 80 65.76 359 41.903916 0.261899475
19 juli 2b 1000 56 37.73 134 8.9740805 0.160251438
2010 b 2000 80 62.15 363 40.04479875 0.250279992
produksi NaOCl unit 2b produksi NaOCl unit b perbandingan kurva unit 2b dan b
arus (ampere)
60 1500 100 3000 0.1
40 1000 2000 0.05
50
20 500 1000
0 0 0
0 0
28 juni 5 juli 12 juli 19 juli 28 juni 5 juli 12 juli 19 juli 28 juni 5 juli 12 juli 19 juli
2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
4.6 Kesimpulan
Produksi Hypochlorite sangat dipengaruhi oleh Arus listrik, Tegangan, dan Flow.
Diperlukan adanya pengaturan distribusi Hypochlorite untuk memenuhi dosis Injeksi
yang sesuai dengan kebutuhan.
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja di
PT.INDONESIA POWER UBP SEMARANG yang diselenggarakan pada tanggal
23 Juni sampai 21 Agustus 2010. Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas dan
sebagai syarat untuk mengikutu UAN.
Laporan ini tersusun atas kerjasama dari berbagai pihak,oleh karena itu kami,ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Oleh
General Manager
SPS Kimia Air,Bahan Bakar
Lingkungan
Ir.Titik Mulyono
Sugeng Riyadi
Pembimbing
Netha Asy MS
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh