NIM : R0220035
Kelas : A
2020/2021
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
B. Perumusan Masalah......................................................................................... 3
A. Kesimpulan...................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................ 8
2
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi?
2. Bagaimana menghentikan budaya korupsi ini?
3. Bagaimana sikap pemuda generasi Z menyikapinya?
3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Korupsi
kata korupsi dari bahasa Latin corruptio atau corruptus yang berasal dari
bahasa Latin yang lebih tua corrumpere. Istilah korupsi dalam bahasa Inggris
corruption dan corrupt, dalam bahasa Perancis corruption dan dalam bahasa
Belanda corruptie yang menjadi kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Henry
Campbell Black dalam Black's Law Dictionary menjabarkan korupsi adalah
perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan beberapa keuntungan
yang bertentangan dengan tugas dan hak orang lain. Perbuatan seorang pejabat
atau seorang pemegang kepercayaan yang secara bertentangan dengan hukum,
secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan
untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak
orang lain.
4
strafbaar feit atau delict. Strafbaar feit terdiri dari tiga kata, yakni straf, baar, dan
feit, secara literlijk, kata “straf” artinya pidana, “baar” artinya dapat atau boleh
dan “feit” adalah perbuatan. Dalam kaitannya dengan istilah strafbaar feit
secara utuh, ternyata straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Dan sudah
lazim hukum itu adalah terjemahan dari kata recht, seolah-olah arti straf sama
dengan recht. Untuk kata “baar”, ada dua istilah yang digunakan yakni boleh
dan dapat.Sedangkan kata “feit” digunakan empat istilah yakni, tindak,
peristiwa, pelanggaran, dan perbuatan.
5
BAB III PEMBAHASAN
6
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak
pidana korupsi dalam sebuah korupsi. Semakin lemah pengendalian
manajemen sebuah organisasi semakin besar juga peluang seseorang
melakukan tindak korupsi.
c. Tidak Adanya Kultur Organisasi yang Benar.
Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya.
Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan
menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan
organisasi. Pada posisi demikian perbuatan negatif, seperti korupsi
memiliki peluang untuk terjadi.
7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Istilah tindak pidana merupakan masalah yang berhubungan erat dengan
masalah kriminalisasi yang diartikan sebagai proses penetapan perbuatan orang
yang semula bukan merupakan tindak pidana menjadi tindak pidana, proses
penetapan ini merupakan masalah perumusan perbuatan-perbuatan yang berada
di luar diri seseorang. Faktor-faktor bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi,
tetapi bisa juga berasal dari lingkungan yang kondusif untuk melakukan korupsi.
Mencegah tindak pidana Korupsi adalah hal yang sulit untuk dilakukan karena
korupsi sendiri bagaikan budaya yang tidak bisa hilang pada diri seseorang.
B. Saran
Sebagai generasi muda yang berbangsa dan bernegara kita bisa melakukan
Gerakan anti-korupsi untuk menghentikan budaya korupsi yang terus menjamus
sampai di tingkat daerah ini. Kita melakukannya bukan hanya untuk kita sendiri
tapi untuk kepentingan masa depan bangsa dan negara kita yaitu negara
Indonesia. Selain itu, kita bisa menerapkan ideologi kita Pancasila sebagai
pedoman kita untuk terhindar dari tindak pidana korupsi. Sebagi pemuda bangsa
mari kita selamatkan negara tercinta kita ini dari tindak pidana Korupsi. Brantas
semua penyebab terjadinya Korupsi dan budayakan anti-Korupsi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Asriana Issa Sofia, Emil Radhiansyah, M.Si , Handrix Chris Haryanto, M.A.M.A.
(2018). Pendidikan Antikorupsi. Jakarta Selatan: Direktorat Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat KPK.
HartantuEvi. (2007). Tindak Pidana Korupsi Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.
https://www.kpk.go.id/id/
9
Prof. Dr. Sutan Remy SjahdeiniS.H. (2017). Ajaran Pemidanaan : Tindak Pidana
Korporasi dan Seluk-Beluknya. Depok: Kencana.
10