Anda di halaman 1dari 4

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, rahimakumullah.

Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Robbul’izzati,


Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita
yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga
dan sahabatnya.

Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib


berwasiat kepada diri saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita
senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu
melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, rahimakumullah.

Beberapa hari yang lalu, gemuruh takbir, tahlil, tahmid dan tasbih
berkumandang diseantero dunia mulai dari waktu magrib malam idul adha
dan diteruskan pada beberapa hari yang lalu. Kita bertakbir karena yang
maha besar itu hanya Allah. Kita bertahlil karena Tuhan yang sebenar-
benarnya Tuhan adalah Allah. Kita bertahmid karena yang berhak dipuji
hanya Allah. Dan kita bertasbih karena yang maha suci itu adalah Allah.
Inilah empat kalimat pokok sebagai pengakuan yang tulus untuk membasmi
segala keangkuhan, kedengkian, kesedihan, keputusasaan dan keraguan
yang terkadang kerap kali menodai kesucian jiwa dan kejernihan akal pikiran
kita.

Betapa kalimat-kalimat suci ini mengetuk pintu hati kita agar benar-benar
sadar, sesungguhnya kita adalah makhluk hina tidak mengerti apa-apa. Kita
bisa melihat, bergerak, berjalan, menikmati indahnya dunia karena kebaikan
Allah yang diberikan kepada kita. Maka amat sangat disayangkan kalau
kalimat-kalimat agung itu tidak meresap dan merasuk kedalam jiwa.
Kalimat-kalimat ini sangat berat timbangannnya kelak di akherat, bahkan
dikatakan jika ditimbang dengan bumi beserta isinya maka masih lebih berat
kalimat-kalimat tersebut. Rasulullah SAW bersabda :

ْ‫ َعن‬ ‫ َعنْ ه َُري َْر َة أَ ِبي‬  ِّ‫صلَّى ال َّن ِبي‬


َ ُ ‫ان َقا َل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه هَّللا‬ ِ ‫ان اللِّ َس‬
ِ ‫ان َعلَى َخفِي َف َت‬
ِ ‫ان َكلِ َم َت‬ ِ ‫ان فِي َثقِيلَ َت‬ َ ‫ان ْالم‬
ِ ‫ِيز‬ ِ ‫الرَّ حْ َم ِن إِلَى َح ِبي َب َت‬

َ ‫ان ْال َعظِ ِيم هَّللا ِ ُسب َْح‬


(‫ان )البخاري رواه‬ َ ‫َو ِب َحمْ ِد ِه هَّللا ِ ُسب َْح‬

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam


bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan
dicintai Allah yang Maha Rahman, yaitu Subhaanallahul ‘azhiim dan
Subhanallah wabihamdihi.” (HR. Bukhari)
Untuk memantapkan ke empat kalimat suci tersebut, sehingga menjadi
kalimat yang kokoh tidak tergoyahkan walau badai kehidupan sebesar
apapun menimpa, maka kita harus selalu menuntun hidup kita dengan ayat-
ayat Allah dalam Al Quran sebagai pedoman dan petunjuk terbaik dalam
hidup di dunia. Ibarat kuda jika ingin kuda itu ditaruh disebuah tempat,
harus diikat dengan ikatan yang kuat sehingga tidak lari kemana-kemana.

Diantara ayat Al Quran sebagai pengikat yang sangat kuat agar kalimat
tersebut benar-benar istiqomah bersemayam di dalam hati adalah tiga ayat
yang terdapat dalam surah Al Kautsar yaitu :

َ ‫ال َك ْو َث َر أَعْ َط ْي َن‬,ِّ


‫اك إِ َّنا‬ ْ ‫صل‬ َ ‫اأْل َ ْب َت ُر ه َُو َشا ِن َئ‬
َ ‫ َوا ْن َحرْ ل َِرب‬, َّ‫ك إِن‬
َ ‫ِّك َف‬
Artinya : “Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.
(QS Al Kautsar 1-3).

Dalam ayat tersebut dikatakan sesungguhnya Allah memberikan nikmat yang


banyak. Diantara nikmat yang banyak itu, yang paling tinggi adalah nikmat
iman dan diantara upaya kita untuk terus memperkokoh keimanan didalam
hati adalah dengan banyak membaca empat kalimat tersebut. Karena
keempat kalimat itu adalah kalimat suci yang akan mensucikan jiwa
manusia, sehingga dari jiwa yang suci itu akan muncul kualitas iman yang
kokoh, dari iman yang kokoh akan berbuah taqwa. Inilah nikmat tertinggi
yang wajib kita syukuri.

Dan wujud syukur yang paling utama, disamping kita banyak mengucapkan
Alhamdulillah, juga disempurnakan dalam amaliyah shalat lima waktu
ditambah shalat sunnah lainnya. Shalat itu mengaktifkan seluruh unsur yang
ada dalam tubuh kita. Lisan kita membaca kalimat suci, pikiran tertuju untuk
memahami, hati menghayati setiap bacaan dan seluruh tubuh digerakkan
untuk menyembah Allah ‘azza wajalla. Inilah ibadah yang paling banyak
dilakukan oleh junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sehingga istri
beliau yang bernama ‘Aisyah sedikit protes tentang ibadah shalat beliau yang
sangat lama dan dalam jumlah rakaat yang banyak. “Wahai baginda, surga
sudah dijamin oleh Allah, karena engkau adalah kekasih-Nya. Kalau boleh
saya sarankan, janganlah memaksakan diri beribadah shalat, berdoa dan
membaca istigfar sebanyak ini.” Maka Rasulullah dengan tawaddhu
menjawab; “Afala akuunu ‘abdan syakuura artinya aku melakukan hal ini
adalah sebagai tanda syukurku kepada Allah atas segala nikmat yang telah
diberikan kepadaku”. Demikian kurang lebih makna bebasnya (Bahar Al
Anwar, jilid 10 hal. 40).
Demikian besar nikmat Allah terus menerus tercurah kepada kita, jika
dihitung dengan alat komputer secanggih apapun, niscaya kita tidak akan
pernah mampu menghitungnya. Maka disamping kita diperintahkan untuk
shalat sebagai tanda syukur, juga kita diperintahkan untuk melakukan
qurban.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, rahimakumullah.

Qurban itu terbagi menjadi tiga yaitu qurban harta, jiwa dan raga. Qurban
dalam bentuk harta, kita menyisihkan sebagian rizqi kita untuk membeli
seekor kambing, sapi atau unta sebagai wujud syukur kepada Allah atas
nikmat rizqi yang begitu banyak tercurah kepada kita. Qurban jenis ini
dilakukan oleh orang-orang tertentu yang mampu melaksanakannya. Bahkan
Nabi mengancam jika ada orang yang mampu berqurban kemudian tidak
dilaksanakannya, maka dia tidak pantas mendekati masjid atau mushalla
(HR. Ahmad)

ْ‫ُض ِّح َف َل ْم َس َع ًة َو َجدَ َمن‬


َ ‫ُصاَّل َنا َي ْق َر َبنَّ َفاَل ي‬
َ ‫م‬
Selanjutnya qurban dalam bentuk jiwa yaitu qurban yang bersifat non
materi. Qurban jenis ini tidak tertentu waktunya kapapun kita bisa
berqurban. Qurban jiwa adalah jiwa kita harus rela melakukan apa saja demi
kemaslahatan bersama, jiwa itu adalah ketulusan, kesabaran dan
keistiqomahan. Qurban tenaga adalah kita kerahkan tenaga kita penuh
semangat untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, sehingga
keberadaan kita menjadi sangat bermakna ditengah-tengah masyarakat.

Sebagai penutup dari surah Al Kautsar, dijelaskan bahwa orang-orang yang


memiliki watak pembenci, pasti akan terputus nilai rahmat dan berkah dari
Allah.

Inilah mentalitas seorang hamba Allah yang tangguh, walaupun dibenci,


dimusuhi, diancam, dihina, difitnah tetap tegar jiwanya, senantiasa bersabar
dan berlapang dada, tetap berada pada jalan yang lurus, karena yaqin
sesungguhnya Allah selalu bersama dimanapun berada. Sebaliknya orang-
orang yang berhati jahat yang selalu membenci dan memusuhi akan
mendapatkan kerugian yang nyata yaitu terputusnya nilai berkah dan rahmat
Allah. Sehingga apapun yang mereka usahakan tidak bernilai apa-apa sia-sia
dihadapan Allah.
Ini menjadi peringatan keras bagi siapapun yang didalam hatinya ada
kebencian, hidupnya tidak akan menemukan kedamaian. Hatinya terhimpit
dan tertekan oleh kebusukan hatinya. Semoga kita terhindar dari keadaan
hati yang rusak seperti ini. Maka melalui momentum idul adha hari ini, kita
bersama-sama mengingat segala nikmat Allah kemudian kita syukuri dengan
syukur yang sebenarnya melalui ucapan Alhamdulillah, kemudian
disempurnakan dengan memperbanyak shalat dan berqurban dengan penuh
ikhlas.

,‫ك‬ َ ‫ار‬ َ ‫آن فِي َو َل ُك ْم لِيْ هللاُ َب‬ ِ ْ‫ال َعظِ ي ِْم ْالقُر‬, ْ ْ‫ت م َِن فِ ْي ِه ِب َما َوإِيَّا ُك ْم َو َن َف َع ِني‬ ِّ ‫ْال َح ِكيْم َو‬
ِ ‫الذ ْك ِر اآل َيا‬ ِ
ْ ‫هللا َواسْ َت ْغفِ ُر َه َذا َق ْولِيْ أَقُ ْول‬
‫ال َعلِ ْي ُم ال َّس ِم ْي ُع ه َُو إِ َّن ُه ِتالَ َو َت ُه َو ِم ْن ُك ْم ِم ِّنيْ َو َت َق َّب َل‬.ُ َ ‫َو َل ُك ْم لِيْ ْال َعظِ ْي َم‬
ُ‫الرَّ ِح ْي ُم ْال َغفُ ْو ُر ه َُو إِ َّن ُه َفاسْ َت ْغفِر ُْوه‬،

Anda mungkin juga menyukai