Diusulkan Oleh :
PEMBAHASAN
Drugs management cycle merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan,
administrasi dan pelaporan serta evaluasi dalam pengeololaan perbekalan farmasetika (Ihsan
& Sahid, 2015). Menurut Mompewa et al. (2019), siklus manajemen obat meliputi seleksi,
pengadaan, distribusi dan penggunaan yang didukung oleh manajemen, organisasi, keuangan,
informasi manajemen dan sumber daya manusia. Dalam hal ini siklus manajemen obat akan
didukung oleh organisasi, dimana pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya
pelayananan farmasi yang efisien dan bermutu. Adanya struktur organisasi yang
menggambarkan uraian tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan
koordinasi didalam ataupun diluar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah
sakit.
Menurut Ningrum et al. (2019), mengacu pada Permenkes No.58 tahun 2014 bahwa
rumah sakit harus memiliki petugas kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian serta petugas penunjang kefarmasian yang terdiri dari operator komputer, tenaga
administrasi dan pekarya/ pembantu pelaksana. Dalam pelayanan dirumah sakit yang
memberikan pelayanan produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis
habis pakai serta pelayanan jasa yaitu farmasi klinik (PIO, konseling, meso, monitoring terapi
obat, reaksi merugikan obat) bagi pasien ataupun keluarga pasien diatur oleh suatu organisasi
rumah sakit, yakni Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
PENUTUP
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi dalam suatu instalasi
rumah sakit memiliki peran yang sangat penting atau dengan kata lain sebagai jantung
berdirinya pelayanan kesehatan. Tanpa adanya organisasi permasalahan dalam siklus
manajemen obat akan sangat krusial, mulai dari pengelolaan obat maupun manajemen rumah
sakit yang akan berdampak secara ekonomi maupun pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainaini, R., Marchaban, & Hertiani, T. 2011. Pengukuran Mutu Pelayanan Farmasi di Unit
Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD Sleman. Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Farmasi, 1(4) : 221-229.
Erwansani, E., Muhtadi, A., & Surahman, E. 2016. Evaluasi Manajemen Obat dan
Hubungannya dengan Kualitas Pelayanan Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah
Sakit Kota Pontianak. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 5(1) : 56-66.
Ihsan, S., Amir, S. A., Sahid, M. 2015. Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014. Pharmauho. 1(2): 24-27.
Mompewa, R. S. M., Wiedyaningsih, C., & Widodo, G. P. 2019. Evaluasi Pengelolaan Obat
dan Strategi Perbaikan dengan Metode Hanlon di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Daerah Poso Provinsi Sulawesi Tengah. CHMK Pharmaceutical Scientific Journal, 2(1)
: 10-18.
Ningrum, S. A., Kodyat, A. G., Indrawati, L. 2019. Analisis Sistem Pengawasan dan
Pengendalian Perbekalan Kefarmasiaan di Instalasi Farmasi RS Mitra Husada
Tangerang. Majalah Kedokteran UKI. 35(4): 163-173.
Permatasari, D. W., Larasati, T. A., Carolia, N. 2017. Hubungan Antara Pemberian Informasi
dan Lama Pelayanan Farmasi Resep Jadi dengan Kepuasan Pasien Umum Rawat Jalan
di Instalasi Farmasi RSUD Jendral Ahmad Yani. Medula. 7(4): 88-93.
Walujo, D. S., Yudha, E. P., Septria, F. A. 2018. Analisis Perencanaan Obat dengan
Menggunakan Metode Konsumsi di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Kediri
Tahun 2017. Jurnal Wiyata. 5(1): 25-28.