Anda di halaman 1dari 16

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERSPEKTIF TRI KAYA PARISUDA

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGURUS KOPERASI

Anak Agung Dwi Widyani


Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email: dwiwidyani @ yahoo.com

ABSTRACT

The members of cooperative board elected by the Annual Meeting of Members.


Empirical data showed that 90 percent of the cooperative bankruptcy caused by internal
factors . Actually, lack of understanding of the role of board members and itself that
resulted in the bankruptcy of a cooperative. So performance management is achieved
maximum supported by knowledge that is possessed, it is according to Kosasih (2007).
This is supported by a statement Fatwan (2006), that the factors affecting the business
environment today is no longer the era of information, but has switched to a knowledge
era. According Serrat (2009) knowledge management can be divided into two main
types, namely tacit and explicit knowledge. Knowledge management approach is
consistent with the concept of Hinduism namely the Tri Kaya Parisuda consisting of
manacika (mind), wacika (words) and Kayika (act).

Keywords: tacit knowledge, explicit knowledge, manacika, Kayika, wacika,


performance.
I. PENDAHULUAN koperasi yang aktif lebih lambat lagi.
Peran koperasi sangat penting Jumlah koperasi yang aktif per Desember
dalam menumbuhkan dan 2013 mencapai 143.117 unit, hanya
mengembangkan potensi perekonomian tumbuh 2,72% dari posisi setahun
negara Indonesia. Koperasi tidak hanya sebelumnya yang 139.321. Masih
sebagai Badan Usaha yang dikelola berdasarkan data itu, volume usaha
secara kekeluargaan dan profesional, koperasi per akhir tahun 2013 tercatat
namun koperasi harus dikelola dengan Rp. 125,59 triliun, tumbuh 5,37% dari
baik sehingga dapat menjalankan usaha sebelumnya Rp. 119,18 triliun. Meski
dalam perekonomian rakyat. Data mencatat pertumbuhan usaha dan
terakhir menunjukkan bahwa makin jumlah unit yang tipis, koperasi mencatat
banyak koperasi berstatus tidak aktif. pertumbuhan pendapatan fantastis. Sisa
Hingga akhir Desember 2013, sebanyak Hasil Usaha per Desember 2013 tercatat
29,74% koperasi di Indonesia tidak aktif. Rp 8,12 triliun, tumbuh 21,87% dari
Berdasarkan data Kementerian Koperasi setahun sebelumnya Rp 6,66 triliun.
dan Usaha Kecil dan Menengah, ada Meningkatnya jumlah koperasi yang
60.584 koperasi yang tidak aktif dari tidak aktif selain karena permodalan,
keseluruhan 203.701 unit. Rasio disebabkan juga kurangnya sumber daya
koperasi yang mati suri tersebut naik manusia (SDM) yang handal dan cakap.
dibandingkan akhir 2012. Ketika itu, Penekanan akan makin pentingnya
tercatat ada 54.974 koperasi atau sekitar kualitas sumber daya manusia (SDM)
28,29% koperasi tidak aktif dari merupakan salah satu respon dalam
keseluruhan yang berjumlah 194.295 menyikapi perubahan yang terjadi.
koperasi. Dari data itu terlihat, jumlah Sehingga memerlukan upaya-upaya
koperasi tidak aktif tumbuh 10% dalam untuk meningkatkan dan
periode setahun. Padahal, jumlah mengembangkan SDM. Kualitas SDM
keseluruhan koperasi hanya tumbuh dengan penguasaan pengetahuan
4,84% sepanjang 2012-2013. Sedangkan menjadi pilihan penting yang harus
penambahan jumlah

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 1


dilakukan dalam konteks tersebut. sedangkan explicit knowledge adalah
Laudon (2002) menyatakan bahwa sesuatu yang terdapat dalam dokumen
knowledge management berfungsi agar atau tempat penyimpanan lain selain di
meningkatkan kemampuan anggota otak manusia. Sehingga tacit knowledge
organisasi untuk belajar dari adalah sesuatu yang dialami akan tetapi
lingkungannya dan menggabungkan sulit dipindahkan kepada orang lain
pengetahuan dalam suatu organisasi karena tersimpan dalam masing-masing
untuk menciptakan, mengumpulkan, pikiran individu anggota organisasi.
dan memelihara pengetahuan organisasi Knowledge management jika
tersebut. Akan tetapi Wang (2010) dikaitkan dengan konsep ajaran Hindu
menyatakan bahwa knowledge yaitu tri kaya parisuda yang terdiri dari
management tidak sepenuhnya dapat manacika (pikiran), wacika (perkataan)
diterapkan di semua organisasi dan dan kayika (perbuatan) dapat dijadikan
bisnis. pedoman dalam melaksanakan kegiatan.
Poor record in the management of its Menurut Mudera dalam penelitiannya
knowladge and results in huge wastage of Suhardana (2007) Tri Kaya Parisuda
resources and detrimental effect to quality berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga,
“Kaya” berarti perilaku atau perbuatan
Data menunjukkan dan Parisuda berarti baik, bersih, suci
kebangkrutan lembaga keuangan 90 atau disucikan. Tri Kaya Parisuda artinya
persen karena faktor internal, bukan tiga perilaku manusia berupa pikiran,
faktor eksternal. Oleh karena itu SDM perkataan, dan perbuatan yang
koperasi dituntut untuk kompeten, disucikan. Konsep Tri Kaya Parisuda
professional dan kreatif, serta memiliki mengajarkan bahwa adanya pikiran yang
integritas moralitas yang tinggi. Tentu baik akan mendasari perkataan yang
saja penyebab kebangkrutan tersebut baik, sehingga terwujudlah perbuatan
karena anggota koperasi termasuk yang baik pula ( Sukartha dalam
pengurus dalam benak mereka tidak Suhardana, 2007: 26). Jadi pada
tertanam akan peranan mereka sebagai dasarnya perkataan dan perbuatan
anggota koperasi atau knowledge manusia tersebut bersumber dari
management mereka sebagai anggota pikiran. Pikiran yang baik akan
koperasi tidak dikembangkan. menuntun manusia berkata atau berbuat
Manajemen pengetahuan menurut yang baik pula. Dari prinsip tersebut,
Scarbough et al (1999) maka yang paling awal harus
Knowledge management is ‘any dikendalikan manusia adalah
process or practice of creating, acquiring, pikirannya.
capturing, sharing and using knowledge, Pendekatan tacit knowledge
wherever it resides, to enhance learning merupakan gagasan, persepsi, cara
and performance organizations’. berkir, wawasan, keahlian, pengalaman
menurut Serrat (2009). Sehingga jika kita
Menurut Kosasih (2007) jenis kaitkan dengan konsep tri kaya parisuda
penerapan knowledge management sesuai dengan konsep manacika
adalah tacit knowledge dan explicit (pikiran), sedangkan explicit knowledge
knowledge. Pendapat tentang merupakan bentuk pengetahuan yang
pendekatan knowledge management sudah didokumentasikan, mudah
tersebut sesui dengan Serrat (2009) disimpan, diperbanyak, disebarluaskan
bahwa knowledge dibedakan menjadi dua dan dipelajari dengan pemahaman dan
tipe utama yaitu tacit knowledge dan penyerapan. Contoh explicit knowledge
explicit knowledge. Tacit knowledge adalah buku, laporan, dokumen, surat,
adalah sesuatu yang tersimpan dalam le-le elektronik, data base, audio sual
otak manusia, dan lain-lain. Sehingga pendekatan
explicit knowledge lebih sesuai dengan
konsep wacika (perkataan) dan kayika
(perbuatan).

2 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


Knowledge management yang baik orang lain karena tersimpan dalam
akan dilandasi oleh persepsi dan berkir masing-masing pikiran individu
(manacika) positif serta disebarluaskan, organisasi. Ciri-ciri tacit knowledge
didokumentasikan, diperbanyak (wacika tersebut adalah: tersimpan dalam pikiran
dan kayika) yang benar. manusia, sulit diformulasikan, sulit
Berdasarkan uraian tersebut dan dikomunikasikan dan disebarkan kepada
ketidakkonsistenan hasil penelitian, orang lain, sangat penting untuk
maka peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan kreatitas dan inovasi.
penelitian Knowledge Management Indikator dari tacit knowledge adalah
Dalam Perspektif Tri Kaya Parisuda Serta gagasan, persepsi, cara berkir,
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pengurus wawasan, keahlian, pengalaman.
Koperasi. Sedangkan Explicit knowledge
merupakan bentuk pengetahuan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA sudah didokumentasikan, mudah
2.1 Knowledge Management Based disimpan, diperbanyak, disebarluaskan
View dan dipelajari dengan pemahaman dan
penyerapan.Indikator explicit knowledge
Pendekatan Knowledge tersebut adalah pembuatan dalam
Management Based View memberikan bentuk laporan, dokumen, surat, le-le
pemaparan bahwa organisasi berperan elektronik, data base, audio sual serta
dalam menghasilkan, mengintegrasikan, menginformasikan kepada pihak lain.
dan mendistribusikan pengetahuan. Pengertian manajemen pengetahuan
Menurut pendekatan ini, keberhasilan menurut Amrit Tiwana (1999),
organisasi diukur dari kemampuan Knowledge management is a
organisasi untuk mengembangkan management of organizational knowledge
pengetahuan baru berbasis sumber daya for creating business value and generating
yang dimilikinya. Pendekatan KBV juga a competitive advantage.
menyatakan bahwa sumber daya yang
dimiliki organisasi adalah pengetahuan Knowledge Management
(Grant,1996). memberikan kemampuan untuk
Pengetahuan adalah data dan mencipta, mengkomunikasikan dan
informasi yang digabung dengan menerapkan pengetahuan yang
kemampuan, intuisi, pengalaman, diperlukan dan berguna bagi pencapaian
gagasan, motivasi dari sumber yang semua jenis tujuan bisnis. Menurut
kompeten (Nonaka dan Teece,2001). Amrit Tiwana (1999),
Knowledge merupakan informasi yang “Knowledge management is the ability to
mengubah sesuatu atau seseorang. create and retain greater value from core
Informasi tersebut menjadi dasar untuk business competencies.”
bertindak, atau ketika informasi tersebut
memampukan seseorang atau intuisi Knowledge management
untuk mengambil tindakan yang berbeda menyelesaikan masalah bisnis partikular
atau tindakan yang lebih efektif dari mencakup penciptaan dan penyebaran
tindakan sebelumnya. barang atau jasa inovatif, mengelola dan
Menurut Serrat (2009) knowledge memperbaiki hubungan dengan para
management dibedakan menjadi dua tipe pelanggan, mitra dan pemasok; juga
utama yaitu tacit knowledge dan explicit mengadministrasi serta meningkatkan
knowledge. Tacit knowledge adalah praktek dan proses kerja.
sesuatu yang tersimpan dalam otak
manusia, sedangkan explicit knowledge 2.2 Tri Kaya Parisudha
adalah sesuatu yang terdapat dalam
dokumen atau le dan telah Tri Kaya Parisudha berasal dari kata
terdokumentasikan. Sehingga tacit “Tri” yang berarti tiga, “Kaya” berarti
knowledge adalah sesuatu yang dialami perilaku atau perbuatan, dan
akan tetapi sulit dipindahkan kepada “Parisudha” yang berarti baik, bersih,

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 3


suci atau disucikan. Tri Kaya Parisudha baik karyawan memenuhi persyaratan
artinya tiga perilaku manusia berupa sebuah pekerjaan.
pikiran, perkataan, dan perbuatan yang Sedangkan Mathis dan Jackson
harus disucikan hal tersebut sesuai (2006:378) menjelaskan bahwa kinerja
dengan pendapatnya Suhardana (2007). adalah apa yang dilakukan atau tidak
Tri Kaya Parisudha dapat juga diartikan dilakukan oleh karyawan. Selain itu
sebagai tiga dasar prilaku manusia yang Mathis dan Jackson (2006:113)
harus disucikan, yaitu manacika, menjelaskan ada tiga faktor utama yang
wacika, dan kayika. Menurut Sukartha mempengaruhi kinerja karyawan adalah
dalam Suhardana (2007), manacika kemampuan individu untuk melakukan
berarti pikiran baik, wacika berarti pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang
perkataan baik, dan kayika berarti dicurahkan dan dukungan organisasi
perbuatan yang baik. Adanya pikiran yang diterimanya.
yang baik akan mendasari perkataan Menurut Lawler dalam Mulyadi
yang baik, sehingga terwujudlah (2007:336) kinerja personel ditentukan
perbuatan yang baik pula. Jadi pada oleh tiga faktor yaitu bakat dan
dasarnya perkataan dan perbuatan kemampuan, persepsi tentang peran,
bersumber atau berawal dari pikiran. usaha. Dimana kinerja tinggi dihasilkan
Pikiran yang baik akan menuntun oleh personel yang memiliki bakat dan
manusia berkata atau berbuat yang baik kemampuan serta memiliki peran yang
pula. jelas dalam organisasi. Namun bakat dan
Dari prinsip itu, maka yang paling kemampuan serta peran saja tidak cukup
awal harus dikendalikan manusia adalah menghasilkan kinerja yang tinggi, untuk
pikirannya. Hal-hal yang mempengaruhi menghasilkan kinerja yang tinggi,
pikiran harus selalu terjaga, seperti personel harus dimotivasi untuk
kestabilan jiwa atau emosi, kebutuhan berusaha. Untuk mengetahui kinerja
akan kesehatan jiwa dan raga, termasuk karyawan, maka perlu dilakukan proses
kebutuhan akan estetika. Dengan jiwa penilaian kinerja.
yang tenang orang dapat mengendalikan Mathis dan Jackson (2006:382)
pikirannya sehingga dapat berpikir mendenisikan penilaian kinerja sebagai
dengan jernih yang akhirnya akan proses mengevaluasi seberapa baik
dicetuskan dalam bentuk perkataan yang karyawan melakukan perkerjaan mereka
baik dan perbuatan yang baik. jika dibandingkan dengan seperangkat
Kitab Suci Weda mengajarkan agar standar dan kemudian mengkomunikasikan
umat manusia menjauhkan diri dari informasi tersebut kepada karyawan.
kejahatan dan perbuatan dosa serta Standar yang dimaksud adalah kualitas
menyingkirkan kedengkian. Umat kerja, kuantitas, keandalan,pengetahuan
manusia agar selalu berbuat dharma, serta hubungan kerja mereka.
dengan ucapan yang manis hendaknya
dan selalu berbuat kebaikan. Manusia 2.4 H u b u n g a n k n o w l e d g e
semestinya juga selalu menyucikan management (tacit knowledge
pikiran dan budhinya (Suhardana, 2007: dan explicit knowledge) pada
107). Pernyataan tersebut sama seperti perspektif Tri Kaya Parisudha
yang diajarkan dalam Tri Kaya Parisudha terhadap kinerja
yaitu berpikir baik, berkata baik dan
berbuat baik. Penelitian Malhotra (2000)
menyebutkan bahwa knowledge
2.3 Kinerja Karyawan (Pengurus management yang terdiri dari tacit
Koperasi) knowledge dan explicit knowledge adalah
suatu rangkaian kegiatan yang
Menurut Simamora (2004:339), digunakan oleh organisasi atau
kinerja adalah kadar pencapaian tugas- perusahaan untuk mengidentikasi,
tugas yang membentuk pekerjaan menciptakan, menjelaskan, dan
karyawan dan mereeksikan seberapa mendistribusikan pengetahuan untuk

4 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


digunakan kembali, diketahui, dan Sehingga dari hasil penelitian
dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan terdahulu tersebut dapat dirumuskan
ini biasanya terkait dengan objektif hipotesis untuk penelitian ini adalah :
organisasi dan ditujukan untuk H1 : Tacit knowledge dalam perspektif
mencapai suatu hasil tertentu seperti manacika berpengaruh positif dan
pengetahuan bersama, peningkatan signikan terhadap kinerja
kinerja, keunggulan kompetitif, atau pengurus koperasi di wilayah
tingkat inovasi yang lebih tinggi. Denpasar Selatan.
Menurut Spek and Spijkervet (1997) H2 : Tacit knowledge dalam perspektif
pengetahuan manajemen adalah manacika berpengaruh positif dan
sebagian besar dari ide, pengalaman, dan signikan terhadap explicit
prosedur yang dianggap benar, knowledge dalam perspektif kayika
mengarahkan untuk berkir, bertingkah dan wacika pada pengurus koperasi
laku dan berkomunikasi dengan orang di wilayah Denpasar Selatan
lain. H3 : E k s p l i s i t k n o w l e d g e d a l a m
“Knowledge management is the whole set perspektif wacika dan kayika
of insight, experiences, and procedures berpengaruh positif dan signikan
that are considered correct and true and terhadap kinerja pengurus koperasi
that therefore guide the thougt, behaviour di wilayah Denpasar Selatan
and communication of people” H4 : Eksplisit knowledge memediasi
Malone (2002) pada penelitiannya, hubungan tacit knowledge dalam
mengemukakan bahwa tujuan perspektif manacika (berkir yang
perusahaan yang telah ditetapkan akan baik) terhadap kinerja pengurus
tercapai efektif jika manajemen koperasi di wilayah Denpasar
pengetahuan dalam perusahaan harus Selatan
mengaktifkan konversi pengetahuan dari
tacit menuju explicit knowledge.
III. METODE PENELITIAN
2.5 Penelitian Sebelumnya 3.1 Rancangan Penelitian

Jimes and Lucardie (2003) dalam Rancangan penelitian ini adalah


penelitiannya bahwa melalui pendekatan rancangan penelitian konklusif deskriptif
dan formulasi yang baik explicit ketika mendeskripsikan karakteristik
knowledge akan dapat meningkatkan perusahaan sampel dan konklusif kausal
pencapaian tujuan (goal) organisasi. dalam mencari hubungan sebab akibat
Menurut Coi (2003), bahwa tacit dan antara variabel terikat dan variabel
explicit knowledge adalah dua hal penting bebas.
pada pengetahuan perusahaan. Menurut Serrat (2009) knowledge
Beberapa tahun belakangan ini management dibedakan menjadi dua tipe
perusahaan berusaha untuk memanage utama yaitu tacit knowledge dan explicit
pengetahuan lebih efektif, serta knowledge. Tacit knowledge adalah
diupayakan memberikan motivasi pada sesuatu yang tersimpan dalam otak
peningkatan kinerja perusahaan. manusia, sedangkan explicit knowledge
Elita dan Funny (2005) menyatakan adalah sesuatu yang terdapat dalam
bahwa Pengetahuan tacit sifatnya sangat dokumen atau le dan telah
personal akan memiliki arti bagi terdokumentasikan.
performance jika dikomunikasikan, Indikator dari tacit knowledge
dikodikasi dan diformulasikan (explicit adalah gagasan, persepsi, cara berkir,
knowledge) dengan baik wawasan, keahlian, pengalaman
Penelitian Kosasih (2007) menurut Serrat (2009). Tacit knowledge
menujukkan hasil bahwa knowledge sesuai dengan perspektif manacika
management memiliki pengaruh (berkir) dalam ajaran Tri Kaya
signikan terhadap kinerja karyawan Parisudha.
pada Surabaya Plaza Hotel

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 5


Sedangkan explicit knowledge merupakan kemampuan berkir
merupakan bentuk pengetahuan yang (manacika) dalam ajaran Hindu
didokumentasikan, mudah disimpan, yaitu Tri Kaya Parisudha. Jika
diperbanyak, disebarluaskan, dikembangkan dengan baik
dikomunikasikan dan dipelajari dengan kemampuan tacit ini akan dapat
pemahaman menurut Serrat (2009). meningkatkan kinerja pengurus
Explicit knowledge dipersepsikan dengan koperasi. Terdiri dari 5 (lima)
konsep kayika (berbuat) dan wacika indikator dan item pernyataan
(berkata). Pada intinya knowledge 2) Explicit knowledge (X2) menurut
management (tacit dan explicit) terkait Serrat (2009) merupakan bentuk
untuk peningkatan kinerja dengan p e n g e t a h u a n y a n g
indikator kualitas kerja, kuantitas, didokumentasikan, mudah
keandalan, pengetahuan, dan hubungan disimpan, diperbanyak,
kerja menurut Budiani (2007). d i s e b a r l u a s k a n ,
dikomunikasikan dan dipelajari
Gambar 3.1 dengan pemahaman pengurus
Pengaruh Knowledge Management koperasi. Jika dikembangkan
dalam perspektif Tri Kaya Parisuda dengan dilandasi perspektif
Ter hadap Kinerja Pengurus Koperasi wacika (berkata yang baik) serta
di Denpasar Selatan kayika (berbuat yang baik) yang
merupakan ajaran Tri Kaya
Parisuda maka akan dapat
meningkatkan kinerja penguus
koperasi. Variabel explicit
knowledge terdiri dari 6 (enam)
indikator dan item pernyataan,
3) Kinerja pengurus koperasi (Y)
menurut Kosasih, Budiani (2007)
merupakan proses mengevaluasi
seberapa baik pengurus koperasi
melakukan perkerjaan mereka
jika dibandingkan dengan
seperangkat standar dan
kemudian mengkomunikasikan
Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti informasi tersebut kepada
(2015) pengurus tersebut. Standar yang
dimaksud adalah kualitas kerja,
3.2 Lokasi dan Obyek Penelitian kuantitas, keandalan,
Penelitian ini dilakukan pada pengetahuan serta hubungan
pengurus koperasi di wilayah Denpasar kerja mereka. Kinerja pengurus
Selatan, yang berjumlah 275 koperasi. koperasi terdiri dari 5 (lima)
Obyek penelitian adalah pengaruh tacit indikator dengan total item
knowledge dan explicit knowledge dalam berjumlah 14 (empat belas) item
perspektif tri kaya parisuda serta pernyataan.
pengaruhnya terhadap kinerja pengurus
koperasi.. 3.4 Metode Penentuan sampel
3.3 Denisi Operasional Variabel 3.4.1 Penentuan Populasi
1) Tacit knowledge (X1) menurut Populasi pada penelitian ini
Serrat (2009) merupakan adalah seluruh pengurus pada koperasi
sesuatu yang tersimpan dalam di wilayah Denpasar Selatan yang
pikiran pengurus koperasi yang berjumlah 275 pada tahun 2014. Alasan
berupa gagasan, persepsi, cara dipilihnya koperasi yang berada di
berkir, wawasan, keahlian,serta wilayah Denpasar Selatan, karena
pengalaman mereka. Tacit ini dibandingkan dengan Denpasar Timur,

6 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


Denpasar Utara, Denpasar Barat maka item pernyataan disediakan jawaban
Denpasar Selatanlah yang memiliki dalam bentuk skala likert dengan skor
perkembangan jumlah koperasi nilai 1 (satu) sampai 5 (lima).
terbanyak. Perkembangan koperasi di 2) Wawancara
wilayah Denpasar tersebut dapat Merupakan pengumpulan data yang
ditunjukkan pada tabel 3.1 di bawah ini: dilakukan melalui tanya jawab secara
langsung terhadap pengurus koperasi
Tabel 3.1 sehingga dapat dikonstruksikan
Jumlah koperasi di wilayah makna dalam suatu topik tertentu.
Kotamadya Denpasar
3.6 Jenis dan Sumber Data
No Wilayah Jumlah Jenis data yang digunakan dalam
Koperasi penelitian ini adalah data kuantitatif dan
1 Denpasar Utara 157 kualitatif. Jenis data kuantitatif dapat
2 Denpasar Timur 249 berupa daftar pertanyaan yang terdapat
3 Denpasar Selatan 275 dalam kuesioner dan jawaban dari
4 Denpasar Barat 237 responden yang dibuatkan skor.
Total 918 Sedangkan data kualitatif dalam
penelitian ini berupa nama- nama
Sumber : Dinas UKM dan Koperasi (2014)
koperasi yang berada di wilayah
Tabel 3.1 di atas menunjukkan Kotamadya Denpasar beserta nama
bahwa wilayah Denpasar Selatan pengurusnya. Sedangkan sumber data
memiliki perkembangan jumlah koperasi dalam penelitian ini adalah data primer
yang tertinggi yaitu 275 koperasi. dan data sekunder. Data primer yang
dimaksud adalah pengisian kuesioner
yang dilakukan oleh peneliti. Data
3.4.2 Penentuan Sampel
sekunder dapat diperoleh dengan
Sampel merupakan sebagian kecil
menggunakan metode tinjauan
dari populasi yang mampu mewakili
kepustakaan dan mengakses website
keseluruhan populasinya (Ferdinand,
maupun situs-situs internet.
2006:223). Besarnya sampel penelitian
ditentukan oleh metode analisis yang
dipergunakan dalam penelitian. Metode 3.7 Teknik Analisis Data
analisis menggunakan Stuctural Equation Metode analisis data penelitian
Model Partial Least Square (SEM-PLS) dalam penelitian ini akan dikemukakan
dengan program Smart PLS 2,0 M3 dalam dua katagori, yaitu metode analisis
direkomendasi menggunakan sampel secara deskriptif dan metode analisis
adalah antara 30 sampai 100 responden secara inferensial. Ke dua metode analisis
(Latan dan Ghozali, 2012:53). Sehingga tesebut secara terinci adalah sebagai
pada penelitian ini jumlah sampel yang berikut:
dipergunakan sebagai responden adalah
sebanyak 100 responden. 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam
3.5 Metode Pengumpulan Data penelitian ini memberikan informasi
Metode pengumpulan data dalam mengenai karakteristik responden
penelitian ini dilakukan dengan cara: penelitian, diantaranya mengenai umur
1) Kuesioner responden, tingat pendidikan responden,
Teknik kuesioner yaitu metode jenis kelamin responden, status
pengumpulan data yang dilakukan perkawinan responden, serta lamanya
dengan cara memberi seperangkat responden sebagai karyawan pada
pertanyaan atau pernyataan tertulis Koperasi di wilayah Denpasar Selatan.
kepada responden untuk dijawab Analisis statistik deskriptif dalam
(Sugiyono, 2008:199). Masing-masing penelitian ini akan ditunjukkan pula
peringkat skor rata-rata peroleh nilai
masing-masing indikator dan variabel

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 7


penelitian. Hal ini dilakukan untuk disebut sebagai Inner Model atau
memberikan informasi indikator- Pengujian Goodness of Fit (GoF),
indikator atau variabel-variabel yang menunjukkan hubungan antar
mendominasi dalam model penelitian variabel sesuai dengan kajian teori
ini. serta dukungan hasil-hasil penelitian
sebelumnya. Pengukuran model
3.7.2 Analisis Inferensial struktural dilakukan melalui beberapa
Metode analisis data dalam cara, diataranya dengan menganalisis
penelitian ini mempergunakan metode koefesien R² dan Q² Predictive
partial least square (PLS), dengan program Relevance (Q²).
SmartPLS 2.0 M3. Metode ini diyakini a. R – Square (R²)
sebagai metode yang powerfull menurut R–Square (R²) merupakan koesien
Wold (Ghozali, 2011:4), karena model ini yang menunjukkan pengaruh
tidak menuntut banyak asumsi, seperti substantive antara variabel eksogen
data tidak diharuskan berdistribusi terhadap variabel endogen dalam
normal, serta jumlah responden model penelitian. Besar kecilnya
penelitian tidak harus besar minimal koefesien R² menunjukkan besar
30–100 kasus atau sepuluh kali jumlah kecilnya pengaruh pengaruh variabel
variabel endogen dalam model (Latan dan eksogen terhadap variabel endogen.
Ghozali, 2012:53). Menurut Chin (Ghozali, 2011:27), R²
Tahapan analisis dengan metode sebesar 0,67 (baik), 0,33 (moderat),
partial least square dilakukan dalam dan 0,19 (lemah).
beberapa langkah, diantaranya adalah : b. Q² Predictive Relevance (Q²)
Q² Predictive Relevance (Q²) adalah
1) Analisis Model Pengukuran suatu cara untuk mengevaluasi
Analisis model pengukuran yang seberapa baik nilai observasi dapat
juga dikenal dengan measurement dihasilkan oleh model penelitian.
model atau outer model. Koefesien Q² berkisar antara 0 sampai
a. Composite reliability dikatakan baik, dengan 1, dimana semakin mendekati
jika nilainya di atas 0,70. Composite nilai 1 menunjukkan nilai observasi
reliability bertujuan untuk menguji menghasilkan model yang semakin
nilai reliabilitas antara blok baik, dan sebaliknya semakin
indikator dari konstruk yang mendekati nilai 0, maka nilai observasi
membentuknya. menghasilkan model yang semakin
b. H a s i l p e n g u k u r a n c o n v e r g e n t tidak baik. Menurut Latan dan Ghozali
validity akan ditunjukkan melalui (2012:85), Q² sebesar 0,02 (kecil), 0,15
koesien outer loading indikator (menengah), dan 0,35 (besar). Formula
terhadap variabel konstruknya. untuk memperoleh koesien Q²
Indikator dikatakan valid, jika Predictive Relevance (Q²) adalah :
koesien outer lodingnya diatas Q² = 1 – (1 – R1²)(1 – R2²) ......(1 – Rn²)
0,50. Dimana:
c. Hasil Pengukuran discriminant Q²: Q² Predictive Relevance
validity, akan ditunjukkan melalui R1²: R square variabel endogen 1
akar koesien AVE (Average R2²: R square variabel endogen 2
Variance Extracted) masing-masing
variabel dengan variabel lainnya. 3.7.3 Pengujian Hipotesis
Mod el p en gu k u ran d ik atak an Pengujian hipotesis dalam
reliabel, jika akar AVE (√AVE) penelitian ini dilakukan dengan
menunjukkan nilai lebih besar dari membandingkan koefesien signicance
nilai korelasi antar variabel dalam yang dihasilkan melalui proses
model penelitian. bootstrapping pada metode Partial Least
2) Analisis Model Struktural (Goodness of Square (PLS) yang lebih dikenal dengan
Fit Model) sebutan T-Statistics, dengan nilai T-tabel
Analisis Model Struktural yang juga pada tingkat signicance yang telah

8 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


ditentukan. Signicance weight yang Pengujian composite reliability bertujuan
biasa dipergunakan dalam penelitian untuk menguji validitas instrumen dalam
untuk menentukan level sigikan suatu model penelitian secara khusus
diantaranya level signicance 1 % ( > untuk indikator reeksif. Hasil pengujian
1,65), level signikan 5 % ( > 1,96), dan composite reliability disajikan pada Tabel
level sinikan 10 % ( > 2,58). 4.1 berikut.:
Dalam penelitian ini dipergunakan
level signicance moderat yaitu 5% ( > Tabel 4.1
1,96 ), artinya jika koefesien signikance Hasil Uji Composite Reliability
yang dihasilkan dalam proses
bootstrapping lebih besar dari 1,96, maka
hasil pengujian adalah signikan,
sedangkan sebaliknya jika koefesien
signikan yang dihasilkan dalam proses
bootstrapping lebih kecil dari 1,96, maka
hasil pengujian tidak signikan. Sumber : Data diolah (lampiran 4)

IV. HASIL PENELITIAN DAN Dari Tabel 4.1 diatas memperlihatkan


PEMBAHASAN bahwa nilai composite reliability ke tiga
4.1 Analisis Partial Least Square (PLS) variable yang membentuk model
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian semuanya diatas 0,70. Hal ini
analisis Partial Least Square (PLS) dengan berarti bahwa semua indikator reeksif
Program SmartPLS. Tahapan dalam yang membentuk model penelitian
analisis Partial Least Square (PLS), terdiri adalah reliabel.
dari: 1) evaluasi model pengukuran (outer
model) untuk mengetahui validitas dan 2. Convergent Validity
reliabilitas indikator-indikator yang Perhitungan convergent validity
mengukur variabel laten, dan 2) evaluasi bertujuan untuk mengetahui item-item
model struktural (inner model) untuk yang membentuk indikator dari seluruh
mengetahui ketepatan model dengan variabel laten. Hasil uji convergen validity
Goodness of Fit Model diukur berdasarkan besarnya nilai
loading faktor (outer loading) dari
4.1.1 Evaluasi Model Pengukuran indikator construct. Hasil pengujian
(Outer Model) convergent validity disajikan pada Tabel
Evaluasi model pengukuran (outer 4.2. berikut.:
model) bertujuan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas indikator- Tabel 4.2
indikator yang mengukur variabel laten Hasil Uji Convergen Validity
yaitu; variabel tacit knowledge (X1), (Outer Loading)
explicit knowledge (Y1), variabel kinerja
pengurus (Y2). Evaluasi model Tacit Explicit
pengukuran dilakukan dengan Indikator Kinerja
Knowledge Knowledge
memeriksa convergent dan discriminant
X1.1 0,8440
validity dari indikator konstruk serta
composite reliability untuk blok indikator. X1.2 0,9215
X1.3 0,9435
1. Composite reliability
X1.4 0,9436
Composite reliability bertujuan
untuk menguji nilai reliabilitas antara X1.5 0,8987
blok indikator dari konstruk yang X2.2 0,8044
membentuknya. Hasil Composite
reliability dikatakan baik, jika nilainya di X2.3 0,8565
atas 0,70. X2.4 0,8415

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 9


X2.5 0,8469 Tabel 4.3 (b)
X2.6 0,8827 Hasil Pengujian Discriminant Validity
Y1 0,7528
Variabel √ AVE Tacit-K Explicit-K Kinerja
Y2 0,5911
Y3 0,7184
Tacit-K 0,9110 1,0000 0,0000 0,0000
Y4 0,7338 Explicit-K 0,8468 0,3180 1,0000 0,0000
Y5 0,7366 Kinerja 0,7227 0,5025 0,7829 1,0000
Y6 0,6724 Sumber: lampiran 4
Y7 0,7363
Y8 0,6901 Hasil pengujian pada Tabel 4.3 (a) dan
tabel 4.3 (b) menunjukkan bahwa semua
Y10 0,7115
akar AVE pada variabel penelitian
Y11 0,6842 memiliki nilai lebih besar dari nilai laten
Y12 0,8035 variable correlation. Jadi dapat
Y13 0,7823 disimpulkan bahwa pengukuran ini
Y14 0,7538 memenuhi persyaratan validitas
diskriminan.
Sumber: data diolah
Hasil pengujian pada Tabel 4.2. di atas 4.1.2 Evaluasi model struktural (inner
menunjukkan bahwa seluruh nilai outer model) dengan Goodness of Fit
loading indikator konstruk memiliki nilai Model
di atas 0,5. Jadi dapat disimpulkan Pengujian Goodness of Fit (GoF)
bahwa pengukuran ini memenuhi model struktural pada inner model
persyaratan validitas konvergen. menggunakan nilai predictive-relevance
(Q²) untuk melakukan uji terhadap
3. Discriminant Validity variable-variable yang digunakan pada
Selain menguji convergent validity, model sehingga dapat diketahui seberapa
di dalam analisis PLS juga menguji besar pengaruh variable eksogen
validitas diskriman (discriminant terhadap variable endogen. Nilai R² tiap-
validity). Metode pengujiannya adalah tiap variabel endogen dalam penelitian ini
membandingkan nilai square root of dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut.
average variance extracted (√AVE) setiap
konstruk dengan korelasi antar konstruk Tabel 4.4
lainnya dalam model. Jika nilai Nilai R² Variabel Endogen
pengukuran awal kedua metode tersebut
lebih baik dibandingkan dengan nilai
konstruk lainnya dalam model, maka Variabel dependen R-square
dapat disimpulkan bahwa konstruk
tersebut memiliki nilai discriminant Tacit–K 0,0000
validity yang baik atau sebaliknya. Hasil
pengujian discriminant validity disajikan Explicit–K 0,1011
dalam Tabel 4.3 (a) dan tabel 4.3 (b) Kinerja 0,6844
berikut ini
Sumber: lampiran 4
Tabel 4.3 (a)
Nilai Q² predictive-relevance diperoleh
Perhitungan akar AVE dengan rumus:
Average variance Q² = 1 – ( 1 – R1²) ( 1 – R2² )
Variabel √ AVE
extracted (AVE) Q² = 1 – (1 – 0,1011) (1 – 0,6844)
Tacit Knowledge 0,8300 0,9110 Q² = 1 – (0,8989) (0,3156)
Explicit Knowledge 0,7171 0,8468 Q² = 1 – 0,284
Kinerja 0,5223 0,7227 Q² = 0,716
Sumber: lampiran 4

10 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


Hasil perhitungan memperlihatkan dijelaskan oleh variable lain di luar model
nilai predictive relevance sebesar 0,716 (> penelitian.
0). Hal itu berarti bahwa 71,60 % variasi
pada variabel kinerja pengurus 4.2. H a s i l P e n g u j i a n H i p o t e s i s
(dependent variabel) dapat dijelaskan Penelitian
oleh variabel-variabel yang digunakan Hasil analisis model empiris
dalam model penelitian yaitu tacit penelitian dengan menggunakan alat
knowledge dan explicit knowledge, analisis Partial Least Square (PLS) ini
sedangkan sisanya sebesar 28,4% menghasilkan sebagai berikut.

Gambar 4.1
Hasil Output Partial Least Square (PLS)

Hasil analisis data pada gambar 4.1 nilai loading faktor sebesar Selanjutnya,
dengan menggunakan PLS menunjukkan setelah analisis kembali tanpa indikator
bahwa koesien loading factor indikator X2.1 dan Y9 maka seluruh indikator telah
pada masing-masing variable di dalam memenuhi kriteria pengujian.
model memiliki nilai diatas 0,5 kecuali Hasil pengujian hipotesis dengan
indikator X2.1 yang memiliki nilai loading model persamaan struktural Partial Least
faktor sebesar 0,3267 (kurang dari 0,50), Square ditunjukkan dalam Gambar 4.2
sehingga indikator tersebut dikeluarkan di bawah ini.
dari model penelitian, serta Y9 memiliki

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 11


Gambar 4.2
Hasil Output Partial Least Square (PLS)
(setelah dibootstrapping)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa knowledge dalam perspektif wacika dan


hipotesis 1 (H1), yang menyatakan kayika berpengaruh positif dan signikan
bahwa: Tacit knowledge dalam perspektif terhadap kinerja pengurus koperasi di
manacika berpengaruh positif dan wilayah Denpasar Selatan dapat
signikan terhadap kinerja pengurus diterima. Serta hipotesis 4 (H4) yang
koperasi di wilayah Denpasar Selatan menyatakan bahwa eksplisit knowledge
dapat diterima. Demikian juga hipotesis 2 memediasi hubungan tacit knowledge
(H2) yang menyatakan bahwa Tacit dalam perspektif manacika dengan
knowledge dalam perspektif manacika kinerja pengurus koperasi di wilayah
berpengaruh positif dan signikan Denpasar Selatan memenuhi kreteria
terhadap explicit knowledge dalam sebagai mediasi parsial.
perspektif kayika dan wacika dapat Hasil pengujian hipotesis tersebut
diterima. Hipotesis 3 (H3) eksplisit ditunjukkan pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel. 4.5
Hasil Uji Hipotesis

Hubungan Antar Original sample Mean of


T-Statistic Keterangan
Variabel estimate subsamples

Explicit-K ----- Kinerja 0,6932 0,6993 16,0368 signikan


Tacit-K ------Explicit-K 0,3180 0,3271 3,8175 signikan
Tacit-K ------ Kinerja 0,5025 0,5059 4,8736 signikan

Sumber: Lampiran 4, gambar sebelum dan sesudah bootstraping

12 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


1. Hipotesis 1 : Tacit knowledge dalam 3. Hipotesis 3 : eksplisit knowledge
perspektif manacika berpengaruh dalam perspektif wacika dan kayika
positif dan signikan terhadap berpengaruh positif dan signikan
kinerja pengurus koperasi. terhadap kinerja pengurus koperasi.

Hasil pengujian hipotesis dengan Pengujian hipotesis dengan


pendekatan PLS menghasilkan koesien pendekatan PLS menghasilkan koesien
jalur pengaruh langsung tacit knowledge jalur pengaruh langsung eksplisit
terhadap kinerja pengurus koperasi knowledge terhadap kinerja pengurus
dengan nilai sebesar 0,2821 dan t- koperasi menunjukkan nilai sebesar
statistics 4,8736. Nilai t-statistics 4,8736 0,6932 dengan t-statistik 16,0368.
Karena t-statistics sebesar 16,0368 lebih
lebih besar dari 1,96 ( alpha 5%), maka
kecil dari 1,96 (alpha 5%), maka hipotesis
pengaruh langsung tacit knowledge
3 (H3) yang menyatakan bahwa eksplisit
terhadap kinerja pengurus koperasi
knowledge dalam perspektif wacika dan
adalah positif dan signikan. Dengan
kayika berpengaruh positif dan signikan
demikian, maka hipotesis 1 (H1) yang terhadap kinerja pengurus koperasi
menyatakan Tacit knowledge dalam dapat diterima. Hal ini mengandung
perspektif manacika berpengaruh positif makna, bahwa peningkatan eksplisit
dan signikan terhadap kinerja pengurus knowledge mampu meningkatkan kinerja
koperasi diterima. Hal ini mengandung pengurus koperasi. Hal ini sesuai dengan
makna, bahwa peningkatan tacit penelitiannya
knowledge akan meningkatkan kinerja
pengurus koperasi. 4. Hipotesis 4 : Eksplisit knowledge
memediasi hubungan tacit
2. Hipotesis 2 : Tacit knowledge dalam knowledge dalam perspektif
perspektif manacika berpengaruh manacika (berkir yang baik) dengan
positif dan signikan terhadap kinerja pengurus koperasi.
explicit knowledge dalam perspektif
kayika dan wacika Hipotesis 4 diuji dengan
perhitungan sebagai berikut :
Pengujian hipotesis dengan Model d =a+(bxc)
Persamaan Struktural pendekatan PLS = 0,282 + ( 0,318 x 0,693 )
menghasilkan koesien jalur pengaruh = 0,282 + 0,2204
= 0,502
langsung tacit knowledge terhadap
Hasil perhitungan tersebut
explicit knowledge menunjukkan nilai
menunjukkan bahwa hubungan
sebesar 0,3180 dengan t-statistik 3,8175. pemediasi (d) memiliki nilai yang lebih
Karena nilai t-statitics sebesar 3,8175 besar (0,502) dibandingkan hubungan
lebih besar dari 1,96 (alpha 5%), maka langsung (a) yaitu sebesar 0,282.
hipotesis 2 (H2), yang menyatakan bahwa Kesimpulan tersebut juga bisa dilihat
tacit knowledge dalam perspektif dari hasil analisis pada lampiran 4, yaitu
manacika berpengaruh positif dan nilai total effects antara tacit knowledge
signikan terhadap explicit knowledge terhadap kinerja (0,5025) lebih besar
dalam perspektif kayika dan wacika dibandingkan Path Coefcient antara
kinerja pengurus koperasi dapat tacit knowledge terhadap kinerja
diterima. Hal ini mengandung makna, (0,2821). Hal ini berarti bahwa eksplisit
bahwa peningkatan Tacit knowledge knowledge memediasi secara parsial
dapat berdampak pada peningkatan (partial mediation) tacit knowledge dalam
explicit knowledge. perspektif manacika (berkir yang baik)
dengan kinerja pengurus koperasi.

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 13


4.3. Pembahasan Hasil Penelitian dikomunikasikan dan dipelajari dengan
4.3.1. Pengaruh tacit knowledge yang pemahaman pengurus koperasi.
dilandasi perspektif manacika Hasil penelitian ini sejalan dengan
terhadap kinerja pengurus hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang
koperasi. dilakukan oleh Jimes and Lucardie
(2003), Kosasih (2007); yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa menyimpulkan bahwa tacit knowledge
tacit knowledge yang dilandasi perspektif dari dimensi personal knowledge mampu
manacika berpengaruh positif dan meningkatkan explicit knowledge dengan
signikan terhadap kinerja pengurus dimensi job proceduer dan teknologi.
koperasi. Hasil ini mengindikasikan
bahwa tacit knowledge yang dilandasi 4.3.3. Pengaruh explicit knowledge
perspektif manacika yang dipersepsikan dalam perspektif kayika dan
oleh pengurus koperasi di Denpasar wacika terhadap kinerja
Selatan serta diukur berdasarkan pengurus koperasi
indikator: gagasan, persepsi, cara
berkir, wawasan, keahlian,serta Hasil analisis mengenai pengaruh
pengalaman mereka, terbukti mampu explicit knowledge terhadap kinerja
meningkatkan kinerja pengurus pengurus koperasi menunjukkan hasil
koperasi, yang diukur berdasarkan yang positif dan signikan. Hal ini
indikator adalah kualitas kerja, mengindikasikan bahwa explicit
kuantitas, keandalan, pengetahuan serta knowledge dalam perspektif kayika dan
hubungan kerja. wacika berdasarkan indikator:
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengetahuan yang didokumentasikan,
penelitian yang telah dilakukan oleh mudah disimpan, diperbanyak,
beberapa penelitian terdahulu yaitu: Coi disebarluaskan, dikomunikasikan dan
(2003); Kosasih (2007) yang dipelajari dengan pemahaman pengurus
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh koperasi. Hasil penelitian ini sejalan
positif signikan antara tacit knowledge dengan hasil penelitian sebelumnya
terhadap kinerja pengurus koperasi. terkait explicit knowledge dalam
perspektif kayika dan wacika terhadap
4.3.2. Pengaruh tacit knowledge yang kinerja.
dilandasi perspektif manacika Hasil penelitian ini sesuai dengan
terhadap explicit knowledge penelitian yang telah dilakukan oleh
dalam perspektif kayika dan beberapa penelitian terdahulu yaitu: Coi
wacika (2003); Kosasih (2007) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Hasil analisis menyatakan bahwa tacit positif signikan antara explicit
knowledge berpengaruh positif signikan knowledge terhadap kinerja pengurus
terhadap explicit knowledge. Hal ini koperasi.
penelitian ini mengidikasikan bahwa tacit
knowledge yang dilandasi perspektif 4.3.4. E k s p l i s i t k n o w l e d g e d a l a m
manacika yang dipersepsikan oleh perspektif wacika dan kayika
pengurus koperasi di Denpasar Selatan memediasi hubungan tacit
serta diukur berdasarkan indikator: knowledge dalam perspektif
gagasan, persepsi, cara berkir, manacika dengan kinerja
wawasan, keahlian,serta pengalaman pengurus koperasi di wilayah
mereka, terbukti mampu meningkatkan Denpasar Selatan.
explicit knowledge, yang diukur
berdasarkan indikator pengetahuan yang Hasil analisis mengenai pengaruh
didokumentasikan, mudah disimpan, explicit knowledge dalam perspektif
diperbanyak, disebarluaskan, wacika dan kayika memediasi secara
parsial (partial mediation) tacit knowledge

14 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015


dalam perspektif manacika dengan Choi, Byounggu, and Heeseok Lee, 2003,
kinerja pengurus koperasi di wilayah An empirical investigation of KM
Denpasar Selatan. styles and their effect on corporate
Hasil penelitian ini sesuai dengan performance, Information &
penelitian yang telah dilakukan oleh Management, journal, Elsevier
beberapa peneliti, yaitu Malone (2002) Science B.V.
pada penelitiannya, mengemukakan
bahwa tujuan perusahaan yang telah Elita,M dan Funny,R, Kajian Tentang
ditetapkan akan tercapai efektif jika Manajemen Pengetahuan (Lesson of
manajemen pengetahuan dalam Knowledge management) SKIM IX,
perusahaan harus mengaktifkan Mei 2005
konversi pengetahuan dari tacit menuju
performance melalui explicit knowledge. Ferdinand, A., 2006. Metode Penelitian
Serta penelitiannya Elita dan Funny Manajemen Pedoman Penelitian
(2005) menyatakan bahwa pengetahuan Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan
tacit sifatnya sangat personal akan Disertasi Ilmu Manajemen,
memiliki arti bagi performance jika Semarang: Badan Penernit
dikomunikasikan, dikodikasi dan Universitas Diponegoro
diformulasikan (explicit knowledge)
dengan baik. Ghozali, L., (2001). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
4.4 Implikasi Penelitian Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Implikasi penting penelitian ini
adalah dibuktikannya beberapa hasil Hasibuan, Malayu SP, 2003, Manajemen
penelitian sebelumnya terkait dengan. Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
tacit knowledge, eksplisit knowledge dan Jakarta: PT Bumi Aksara.
kinerja. Penelitian ini juga memberikan
implikasi penting terkait teori tentang Indriantoro, Nur dkk,2002, Metodologi
knowledge managment yang terdiri dari Penelitian Bisnis, BPFE,
tacit dan explisit management serta teori Yogyakarta.
kinerja.
Penelitian selanjutnya hendaknya Ivancevich M,John dkk ,2007, Perilaku
menambahkan variabel lain terkait dan Manajemen Organisasi, Jilid
dengan penelitian tersebut seperti: self 1,Edisi Ketujuh, Jakarta: Erlangga.
leadership dan karakteristik individu.
Keberhasilan aplikasi knowledge Jimes, Cynthia and Lucardie, Larry
management juga sangat bergantung (2003), Reconsidering the tacit-
pada kepemimpinan diri dan explicit distinction - A move toward
karakteristik individu yang melekat pada functional (tacit) knowledge
diri karyawan suatu organisasi atau management, Uppsala University,
perusahaan. Department of Information Science,
Sweden Electronic Journal of
Knowledge Management, Volume 1
DAFTAR PUSTAKA Issue 1 (2003) 23-32

Abdul-Rahman, H and Wang,C (2010) Kosasih, N, Budiani Sri, 2007, Pengaruh


Preliminary Approach to improve Knowledge Management Terhadap
Knowledge Management In Kinerja Karyawan : Studi Kasus
Engineering Management, Scientic Departemen Front Ofce Surabaya
Research and Essays 5(15), Plaza Hotel, Jurnal Manajemen
pp.1950-1964. Perhotelan, Vol.3, No.2

Juima Vol. 5 No. 2, September 2015 15


Kurniandha, A, 2011, Pengaruh Motivasi Robbin, P, Stephen dan Timothy A Judge ,
dan Kemampuan terhadap Kinerja 2009, Perilaku Organisasi Jilid I dan
(Studi Pada Karyawan PT,JAPFA II Terjemahan, Edisi 12, Jakarta:
Comfeed Indonesia, Tbk Unit Penerbit Salemba Empat.
Grobogan), Skripsi, Manajemen,
STIE Widya Manggala, Semarang Robbin, P, Stephen, 2001, Perilaku
Organisasi, Konsep, Kontroversi,
Latan, H. Dan Ghozali, I., 2012. Partial Aplikasi, Jilid I dan II, Edisi
Least Squares, Konsep, Teknik, dan Kedelapan, Jakarta: Prenhallindo.
Aplikasi SmartPLS2.0M3 Untuk
Penelitian dan Empiris, Semarang: Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Badan Penerbit Universitas Sumber Daya Manusia. Edisi
Diponegoro Ketiga. Yogyakarta:STIE, YKPN. 17

Malone, David, 2002, Knowledge


management A model for
organizational learning International
Journal of Accounting Information
Systems, jurnal Pergamon

Mathis, Robert L dan John H Jackson,


2006, Human Resource
Management, terjemahan, Edisi
Kesepuluh, Jakarta, Salemba
Empat.

Musar, 2007, Pengaruh Kemampuan


dan Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pemerintah Provinsi
Gorontalo, Jurnal Ikhsan
Gorontalo, Nomor 3, Volume 2. Hal
1104.

Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka


(1995). The Knowledge-Creating
Company: How Japanese Companies
Create the Dynamics of Innovation.
Oxford: Oxford University Press.

Rahmawati, Enny, Y. Warella dan Zaenal


Hidayat, 2006, Pengaruh Motivasi
Kerja, Kemampuan Kerja dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan pada Badan Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan
Masayarakat Provinsi Jawa Tengah.
Dialogue, Jurnal Ilmu Administrasi
dan Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1,
Januari hal. 89-97.

16 Juima Vol. 5 No. 2, September 2015

Anda mungkin juga menyukai