Anda di halaman 1dari 4

1. Bagaimana dengan barang sewa yang digelapkan oleh temannya si penyewa ?

Kepada siapa pemberi sewa harus menuntut barangnya ? Jelaskan beserta dasar
hukumnya !
Dalam Pasal 1560 KUH Perdata dijelaskan bahwa penyewa harus menepati dua
kewajiban utama yaitu:
1. memakai barang yang disewa sesuai dengan tujuan yang diberikan pada barang
itu menurut perjanjian sewanya.
2. membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan
Sehingga menurut pasal 1560 KUH perdata, penyewa wajib menggunakan barang sesuai
tujuan yang disepakati dan bukan malah membiarkan temannya menggunaknnya yang
berakhir pada penggelapan barang. Sehingga prinsipnya penyewa harus mengembalikan
barang yang disewa sesuai dengan jangka waktu perjanjian sewa. Jika barang tersebut
telah dijual oleh penyewa maupun temannya. Ini berarti penyewa telah
wanprestasi.Tidaklah dapat juga pihak penyewa membuat alibi, bahwa seolah-olah
dirinya adalah “sama sama menjadi korban juga” oleh temannya yang telah mengelapkan
barang pinjaman. Sehinga pemberi sewa harus menuntut barangay ke si penyewa.
2. Pak Andi menyewa mobil selama 1 minggu dengan biaya Rp. 2.100.000,-. Setelah 3
hari Pak Andi merasa bosan karena tidak nyaman dan mengembalikan mobil
sewaannya. Bolehkah Pak Andi mengembalikan mobil sewa ke rental mobil
sewaannya dengan menuntut pengembalian sisa uang sewa sebesar Rp. 1.200.000,- ?
Bagaimana kalau Pihak Rental menolaknya ? Jelaskan !
Dalam Pasal 1570 KUHPer dikatakan bahwa jika sewa dibuat dengan tulisan, maka sewa
itu berakhir demi hukum, apabila waktu yang ditentukan telah lampau, tanpa
diperlukannya suatu pemberhentian untuk itu. Akan tetapi jika sewa tidak dibuat dengan
tulisan, maka sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan setelah
salah satu pihak memberitahukan kepada pihak yang lain bahwa ia hendak menghentikan
sewanya dengan mengindahkan tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan
setempat (Pasal 1571 KUHPer).
Merujuk pada ketentuan Pasal 11 PP 44/1994, Jika hubungan sewa menyewa diputuskan
sebelum berakhirnya jangka waktu sewa menyewa, sebagaimana terdapat dalam Pasal 11
PP 44/1994, maka:
a) jika yang dirugikan pihak penyewa maka pemilik berkewajiban mengembalikan
uang sewa;
b) jika yang dirugikan pihak pemilik, maka penyewa berkewajiban mengembalikan
rumah dengan baik seperti keadaan semula, dan tidak dapat meminta kembali
uang sewa yang telah dibayarkan.
Dalam kasus di soal penyewa memutuskan sewa karena alasan bosan dan tidak nyaman,
tetapi alasan ini tidk bisa dianggap kerugian dipihak penyewa karena bosan dan tidak
nyaman merupakan bentuk subjektif sehingga kurang kuat dan mudah dimanipulasi. Oleh
karena itu, pihak yang menyewakan tidak punya kewajiban untuk mengembalikan uang
sewa.
3. Pak Ali menyewa mobil selama 2 hari untuk dipakai ke Kendal bersama keluarga.
Ternyata saat sampai di Semarang rem mobilnya rusak dan harus diganti karena
rusak parah. Bolehkah Pak Ali menuntut biaya ganti rem ke rental mobil ?
Jelaskan beserta dasar hukumnya !
Pada Pasal 1564 KUH Perdata menyatakan bahwa penyewa bertanggung jawab atas
segala kerusakan yang ditimbulkan pada barang yang disewakan selama waktu
sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu terjadi di luar kesalahannya.
Sehingga dilihat dari segi hukum perdata, apabila kerusakan mobil tersebut disebabkan
oleh si penyewa, maka si penyewa tidak bisa menuntut biaya ganti ke rental mobil.
Karena ssesuai Pasal 1564 KUH perdata penyewa bertanggungjawab atas segala
kerusakan yang ditimbulkan objek yg disewa. Kecuali jika si penyewa dapat
membuktikan bahwa kerusakan mobil itu disebabkan di luar kesalahannya. Maka dia
tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut dan bisa menuntut biaya ganti.
4. Bu Novi menyewa rumah selama 1 tahun kepada Bu Retno. Setelah 8 bulan dan
memasuki musim kemarau, Bu Retno berencana akan merenovasi dan mengecat
rumah sewaannya karena merasa sudah kotor dan terlihat tidak layak, namun
tidak membahayakan. Bolehkah apa yang dilakukan oleh Bu Retno ? Bagaimana
kalau Bu Novi menolaknya ? Jelaskan !
Perjanjian sewa rumah diatur dalam Pasal 1548 hingga Pasal 1600 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata). Dalam peraturan tersebut tercantum beberapa kewajiban
penyewa, yaitu:
1. Penyewa wajib menjaga dan merawat bangunan rumah seperti pemilik yang baik
2. Penyewa wajib mengembalikan barang dalam keadaan seperti barang tersebut
diterima (Pasal 1562 KUHPerdata)
3. Penyewa wajib bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul sewaktu masa sewa
berjalan. Namun hal ini tak berlaku jika penyewa bisa membuktikan jika kerusakan
terjadi di luar kesalahannya (Pasal 1564 KUHPerdata)
4. Penyewa bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan
oleh teman-teman serumah, atau oleh mereka yang mengambil alih sewanya (Pasal
1566 KUHPerdata).
Dari keempat poin yang disebutkan tadi dapat disimpulkan bahwa penyewa wajib
bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di rumah kontrakan selama masa sewa
masih berjalan. Hanya saja, jika ada ketentuan dalam perjanjian sewa menyewa yang
menyebutkan bahwa pihak yang menyewakan adalah pihak yang mengganti kerusakan-
kerusakan tertentu, maka ia bertanggung jawab akan hal itu. Jika Bu Novi selaku yang
menyewakan rumah menolak, maka sebaiknya dikomunikasikan lebih lanjut atau
membuat perjanjian baru yang menyatakan bahwa Bu Novi tidak mengizinkan rumahnya
untuk diperbaiki meski ada kerusakan dan Bu Novi yang akan bertanggung jawab atas
kerusakan tersebut

5. Bolehkah penyewa mengulangsewakan dan menyewalepaskan barang sewa ?


Jelaskan perbedaan sewa ulang dan sewa lepas !
Mengulang-sewakan dan menyewalepaskan barang atau objek yang disewakan telah
diatur dalam Pasal 1559 KUH Perdata. “Mengulang-sewakan” adalah suatu perbuatan
yang dilarang secara hukum, kecuali jika diperjanjikan dengan tegas dalam perjanjian
sewa sebelumnya dengan pemilik asal.
Pasal 1559 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”) yang menyatakan
bahwa penyewa, jika tidak diizinkan, tidak boleh menyalahgunakan barang yang
disewanya atau melepaskan sewanya kepada orang lain, atas ancaman pembatalan
persetujuan sewa dan penggantian biaya, kerugian dan bunga sedangkan pihak yang
menyewakan, setelah pembatalan itu, tidak wajib menaati persetujuan ulang sewa itu.
Jika yang disewa itu berupa sebuah rumah yang didiami sendiri oleh penyewa,
maka
dapatlah ia atas tanggung jawab sendiri menyewakan sebagian kepada orang lain jika
hak itu tidak dilarang dalam persetujuan.
perbedaan mendasar antara “mengulang-sewakan” dan “melepaskan sewa”.
Menurut Prof. R Subekti, S.H. dalam bukunya Aneka Perjanjian, pada hal. 46,yaitu,
“Dalam hal “mengulang-sewakan”, si penyewa barang bertindak sendiri sebagai pihak
dalam suatu perjanjian sewa-menyewa kedua yang diadakan olehnya dengan seorang
pihak ketiga, sedangkan dalam hal “melepaskan sewanya” ia mengundurkan diri sebagai
penyewa dan menyuruh seorang pihak ketiga untuk menggantikan dirinya sebagai
penyewa, sehingga pihak ketiga tersebut berhadapan sendiri dengan pihak yang
menyewakan.”
6. Jika Anda sebagai pemilik usaha sewa, tentunya untuk mengantisipasi segala
macam risiko dan kemungkinan yang akan terjadi pada kemudian hari yang
merugikan, Anda pasti membuat suatu ketentuan dan segala informasi yang akan
tercantum dalam perjanjian sewa, terlebih mengenai hak dan kewajiban para
pihak. Buatlah contoh perjanjian sewa menyewa dengan opsi sebagai berikut :
a. NIM Ganjil  objek barang tidak bergerak
b. NIM Genap  objek barang bergerak

Anda mungkin juga menyukai