Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUCHAMAT ARIS MARTAKU

FAKULTAS : FIHISIP

NIM : 041616315

SEMESTER :5

MATA KULIAH : HKUM4312/HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

TUGAS 1 TUTON HKUM4312/HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Kasus 1:

Salah satu contoh kasus di masyarakat terjadi pada anak-anak yang dalam hal ini merupakan objek yang
paling tidak berdaya. Tuntutan untuk serba cepat serta waktu tinggal di luar rumah yang lebih panjang
mendorong orang untuk terbiasa mengkonsumsi makanan siap saji yang cenderung kelebihan gizi, serta
makanan instan yang rentan terhadap kelebihan bahan pengawet dan risiko kadaluwarsa. Makanan seperti
itu boleh jadi tidak memperlihatkan dampak negatif dalam waktu singkat, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) di Denpasar menemukan banyak pelaku usaha yang tidak menarik makanan anak-anak
yang sudah kadaluwarsa dari peredaran. Hal ini sering dilakukan, karena pada dasarnya anak-anak tidak
pernah memperhatikan tentang tanggal kadaluwarsa produk pangan yang mereka konsumsi sehingga
kalangan anak-anak sangat rentan terhadap penipuan dengan cara penjualan produk pangan kedaluwarsa.

Pertanyaan 1 : Analisislah siapa yang bertanggungjawab dalam kasus di atas kaitkan dengan hukum
perlindungan konsumen !

Kasus 2:

Sekolah yang bangunannya ambruk dan fasilitas yang minim serta kurang mendukung bagi kegiatan
belajar-mengajar dapat mengakibatkan banyak peserta didik mengalami kecelakaan saat sedang belajar,
cidera luka-luka, traumatis dan tidak optimal mendapatkan hak-haknya dalam proses belajar-mengajar. 
Hal ini merupakan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen. Kasus bangunan sekolah yang ambruk,
jelas-jelas telah membahayakan keselamatan peserta  didik. Sarana prasarana yang tidak sesuai standar
pendidikan nasional dan standar bangunan, tentu membuat peserta didik dalam posisi yang selalu
terancam. Hal ini juga menyebabkan  situasi  dan  kondisi kegiatan belajar-mengajar tidak kondusif.
Selain itu yang dimaksud dengan fasilitas yang minim adalah terbatasnya atau ketiadaan sarana prasarana
yang menunjang kegiatan pendidikan, seperti laboratorium bahasa dan laboratorium eksakta. Sehingga
lembaga pendidikan telah melanggar hak peserta didik atas tersedianya sarana prasarana yang memadai
bagi kegiatan belajar-mengajar. Hal ini terkait pula dengan pelanggaran atas hak peserta didik untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.

Pertanyaan 2 : Uraikan hak-hak apa saja yang seharusnya diperoleh peserta didik berdasarkan UUPK !

Kasus 3:

Roni berbelanja di mini market yang tak jauh dari rumahnya, dengan tidak sengaja Roni memilih produk
yang aspal (asli tapi palsu), karena kekurang-telitian dari konsumen dan banyaknya produk yang
diaspalkan sehingga membuat konsumen mengira barang yang di display produk asli dan semuanya sama.
Selain itu, produk barang dalam kemasan tersebut juga tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa
sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan perundang- undangan. Fakta tersebut di samping disebabkan
oleh tingkat kesadaran pelaku usaha yang masih rendah, juga disebabkan masih lemahnya pengawasan
yang dilakukan oleh pemerintah (instansi yang berwenang). Atas peredaran produk aspal tersebut Roni
meminta tanggung jawab pelaku usaha atas kejadian yang menimpanya tersebut.

 Pertanyaan 3 : Analisislah kasus di atas bagaimana bentuk pertanggungjawaban dari pelaku usaha
sesuai dengan prespektif hukum perlindungan konsumen !
Jawab :

1. Dalam kasus ini dapat di temukan bahwa yang menjadi masalah nya adalah kesengajaan pelaku
usaha yang membiarkan makanan yang sudah kadaluwarsa itu tetap beredar yang berdampak
terhadap anak-anak yang menjadi objek.
Dalam undang-undang perlindungan konsumen, pelaku usaha dalam menawarkan dan/atau
memasarkan produknya seyogianya dengan sikap jujur dan bertanggung jawab, karena pada
dasarnya pelaku usaha atas peredaran produk yang ada di masyarakat (product liability)
Yang diatur dalam : UU no 8 Tahun 1999 atau Undang Undang Perlindungan
Konsumen (UUPK)
Dan garis besarnya pada kasus ini, pihak pelaku usahalah yang harus bertanggung jawab atas
tindakan yang merugikan konsumen itu sendiri.

(sumber : modul 1 hal. 1.30)

2. Pasal 12ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional,
yaitu:
1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yangdianutnya dan diajarkan oleh
pendidik yang seagama.
2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dankemampuannya.
3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidakmampu membiayai
pendidikannya.
4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidakmampu membiayai
pendidikannya.
5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.
6. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajarmasing-masing dan
tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

(Sumber : Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003)


3. Berdasarkan kasus roni ini maka pemberlakuan Pasal 7 UUPK yang menentukan kewajiban-kewajiban
pelaku usaha sebagai berikut :

- Beritikad baik dalam melakukan kegiataan usahanya


- Memberikan informasi yang benar
- Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
- Menjamin mutu barang dan atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan atau garansi barang
yang dibuat dan ataudiperdagangkan
- Memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian apabilabarang dan atau jasa yang diterima
atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai dengan perjanjian

( Sumber : Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1999 - Undang-undang (UU) tentang


Perlindungan Konsumen )

Anda mungkin juga menyukai