Oleh :
SILVAWILIS
e-mail : silvawillyspdg@yahoo.com
HP : 085278062791
Anggota:
AZWIR NASIR
ELFI ILHAM
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
ABSTRACT
The research this is to knowing impact from decision strategy merger and akuisisi at
company value and to knowing impact from mechanisme control to decision merger and
akuisisi.
Population which used in this research is company go public which doing decision
merger and akuisisi which amount to 10 company. Withdrawal of sampel which used in this
research sampling proposive with criterion. Testing hipotesisi by using analysis method, that
is method analyse logistic regresi which is used in examination of Hypothesis.
Result of measurement of entirety of model (Overall Model Fit) which seen from
value Hosmer dan Lomeshow’s Goodness of Fit Test and test Log Likelihood. Showing that
used by model is fit with data, meaning model of regresi can be used and can for the
memprediksi of its value of him. Correlation Matrixm in this research also showing that not
is symptom of multikolinearitas serious between independent variable. Relate to variable
variabilitas of dependen able to be explained by independent variable (Nagelkerke R Square),
used model only can explain phenomenon the equal to 22,70% for a while the rest explained
by other variables outside this research. Pursuant to result of examination with storey;level of
signifikansi 5%, obtained by evidence that Tobins'Q, momentum of retur, publication of new
equitas and new debt have an effect on to acceptance of Company of Merger.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merger adalah suatu strategi bisnis yang diterapkan dengan menggabungkan antara
dua atau lebih perusahaan yang setuju menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis
yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara
bersama-sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat, (Hitt,et.al., 2001).
Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan atau pengandaliam atas saham
atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
pengambilalih maupun yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah,
(Abdul Moin, 2004).
1
Marger dan Akuisisi merupakan bentuk penggabungan usaha antara perusahaan yang
satu, dengan perusahaan yang lain bertujuan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga akan
memperoleh hak kendali atas perusahaan tersebut. Di Indonesia sendiri, perkembangan
merger dan akuisisi terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Perkembangan merger dan
akuisisi di Indonesia di awali pada tahun 1980an, di mana pada masa itu banyaknya
perbankan di Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi, walaupun merger dan akuisisi
itu sendiri mulai merambah di Indonesia pada tahun 1960an.
Dalam pelaksanaan strategi Marger dan Akuisisi, perusahaan mengharapkan reward
atau pengembalian yang dapat diterima perusahaan atas pelaksanaan strategi tersebut.
Reward yang diharapkan perusahaan atas pelaksanaan strategi tersebut dapat berupa
meningkatnya laba perusahaan, meningkatnya harga saham perusahaan, semakin banyaknya
investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan, serta semakin dikenalnya perusahaan
oleh masyarakat. Di beberapa Negara, termasuk Indonesia, palaksanaan merger dan akusisi
banyak dipengaruhi oleh perusahaan faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
akan mendorong keberhasilan pelaksanaan keputusan merger dan akuisisi tersebut. Faktor
tesebut berupa faktor eksternal (external factor) dan faktor internal (internal factor). Dalam
faktor eksternal dapat berupa pembiayaan merger dan akuisisi, yang berhubungan dengan
modal perusahaan yang digunakan dalam pelaksanaan strategi tersebut (cash atau penerbitan
saham baru dalam pembiayaan merger dan akuisisi, serta faktor internal yang berhubungan
dengan kemampuan manager dalam mengambil dan melaksanakan keputusan merger dan
akuisisi.
Alasan utama perusahaan lebih memilih melakukan merger dan akuisisi sebagai
strategi utama perusahaan dalam menggembangkan perusahaannya adalah karena dengan
strategi merger dan akuisisi perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena
bisnis share perusahaan telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat
dengan cepat terwujud. Selain itu merger dan akuisisi memberikan banyak keuntungan lain
yaitu peningkatan sumber daya manusia perusahaan, peningkatan kemampuan dalam hal
pemasaran, skill manajerial, riset, perpindahan atau transfer teknologi, dan akan adanya
efisiensi biaya produksi perusahaan.
Bagi pihak manajemen, keputusan akuisisi yang tepat, akan mampu meningkatkan
harga saham perusahaan juga akan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham. Atas
hal tersebut manajemen akan memperoleh insensif atau bonus atas keputusan akuisisi
tersebut. Hal tersebut dikarenakan manager yang bertindak sebagai pengambil keputusan
dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan (Bertrand dan Schoar, 2003: Adams et
al, 2005: Dow dan Raposo, 2005).
Salah satu penyebab terjadinya merger dan akuisisi antara lain adalah karena adanya
deregulasi, persaingan usaha, memperluas ukuran perusahaan dan persaingan ekonomi
hingga global, meningkatkan teknologi yang dimiliki suatu perusahaan dan keinginan
perusahaan untuk mengalihkan bisnisnya ke bisnis baru (Yudyatmoko & Naim, 2000).
Martin dan Mc Connel (1991) mengidentifikasikan dua motif merger dan akuisisi, yaitu (1)
mendorong sinergi antara perusahaan pengakuisisi (bidder) dan perusahaan yang terakuisis
(target) dalam bentuk efisiensi karena adanya kombinasi operasi atau fisik sehingga dapat
berkompetsi di pasar, (2) untuk mendisiplinkan atau mengontrol kinerja manajer dari
perusahaan terakuisisi agar dapat menciptakan keunggulan produk. Diantara kedua alasan
tersebut, alasan sinergilah yang paling dominan.
Strategi yang digunakan perusahaan merger dan akuisisi dalam hal pencapaian tujuan
sangat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan modalnya pada suatu
perusahaan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan feedback yang nantinya akan diterima
2
investor. Pada dasarnya, strategi perusahaan dengan menggunakan merger dan akuisisi dalam
meningkatkan nilai perusahaan akan memberikan sinyal yang baik bagi investor, sehingga
akan membuat investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Dalam perkembangannya, tujuan merger dan akuisisi bagi perusahaan dalam hal ini
meningkatkan nilai perusahaan, mengalami perubahan tujuan. Jika merger dan akuisisi
dilakukan secara efisien, meningkatnya nilai perusahaan tidak hanya dialami oleh perusahaan
bidder, tetapi juga oleh perusahaan target. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan
Kymaz dan Baker (2008), menjelaskan secara keseluruhan abnormal return bagi perusahaan
target menunjukkan angka positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa return yang diterima
perusahaan target lebih baik dari perusahaan bidder. Kymaz dan Baker (2008) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh antara keterkaitan industri dan abnormal return, sehingga hal
tersebut memungkinkan terjadinya sinergi yang baik.
Fung et al (2009) secara rinci menjelaskan keputusan merger dan akuisisi tidak lagi
dianggap sebagai strategi peningkatan nilai perusahaan, tetapi pada beberapa hal malah
mengabaikan kepentingan perusahaan dan meningkatkan konflik agensi. Hal tersebut
dikarenakan adanya perbedaan tujuan yang hendak dicapai antara agent (manajer) dan
principal (pemegang saham) dalam keputusan merger dan akuisisi yang diambil, sehingga
kegiatan perusahaan tidak diperbaiki dalam keputusan akuisisi, keputusan tersebut akan dapat
menghacurkan nilai bagi pemegang saham (shareholder) perusahaan bidder (Fung et al.
2009).
Disamping itu, banyak Negara, termasuk Indonesia keputusan merger dan akuisisi
sangat dipengaruhi oleh pasar saham dimana pasar saham memainkan peran yang
berpengaruh pada keputusan merger dan akuisisi, dan pasar saham akan memiliki dampak
yang signifikan dalam dilakukan tidaknya merger dan akuisisi (Shleifer dan Visny, 2003).
Disamping itu peran CEO atau manajer perusahaan yang memainkan peranan penting dalam
keputusan merger dan akuisisi, sehingga relevansi atau keterbukaan atas informasi
perusahaan pada pasar saham, dapat dijadikan dasar atas keberhasilan merger dan akuisisi itu
sendiri.
Beberapa penelitian mengungkapkan akuisisi yang berbasis pada pasar umumnya
berdasarkan pada alasan-alasan teoritis. Hal itu senada atau konsisten dengan perspektif
neoklasik yang didukung oleh Jovanovic dan Rousseau (2002). Jovanovic dan Rousseau
(2002) menyatakan bahwa merger dan akuisisi memiliki nilai (keuntungan) yang lebih besar
pada saat pasar dalam penilaian yang tinggi. Ketika pasar saham menjadi faktor yang sangat
berpengaruh dalam segala keputusan merger dan akuisisi, hal tersebut berkaitan dengan
informasi yang terkandung dalam pasar itu sendiri. Informasi yang mencerminkan atas harga
saham, serta hal lain yang berkaitan dengan hal itu, akan mempengaruhi manajer dalam
pengambilan keputusan merger dan akuisisi.
Ketika harga saham mengalami kenaikan (overvalued), dan perusahaan cenderung
menerbitkan saham baru, hal itu akan menjadi daya tarik sendiri bagi perusahaan lain untuk
melakukan merger dan akuisisi. Hal hal tersebut senada dengan Stein (1996) dan Loughran
dan Vijh (1997) mengungkapkan manajer cenderung menjual saham ketika overvalued, dan
akan membeli saham ketika unovervalued. Ketika harga saham perusahaan mengalami
peningkatan, hal tersebut akan menjadikan investor tertarik dalam menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut, karena akan dianggap investor akan memdapatkan pengembalian
(return) atas investasi tersebut. Bahkan ketika harga saham mengalami kenaikan
(overvalued), hal tersebut mengidikasikan kinerja perusahaan tersebut baik, dan akan
mendorong perusahaan bidder dalam melakukan akuisisi terhadap perushaan target.
Pelaksanaan keputusan merger dan akuisisi secara langsung maupun tidak langsung
akan memberikan dampak bagi bidding firm maupun bagi perusahaan target. Dampak
3
tersebut dapat berupa meningkatnya volume perdagangan perusahaan, return saham serta
kinerja perusahaan itu sendiri. Dalam pelaksanaan merger dan akuisisi, para pelaku pasar
akan memperoleh informasi yang terkait atas adanya strategi perusahaan, informasi tersebut
mengenai metode pembayaran yang dilakukan oleh bidding firm pada perusahaan target.
Kesalahan yang terjadi oleh bidding firm dalam menilai perusahaan target dalam pelaksanaan
merger dan akuisisi, maka hal tersebut akan menjadikan keputusan merger dan akuisisi
menjadi tidak optimal.
Jensen (2005) berpendapat bahwa keputusan merger dan akuisisi yang overvalued
akan menghancurkan nilai perusahaan dalam keputusan akuisisi. Moeller et al (2006) juga
menyatakan hal yang serupa bahwa penilaian yang lebih tinggi dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa manajer akan membuat akuisisi yang buruk. Sehingga pengembanganya
merger dan akuisisi mengalami diversifikasi tujuan. Keputusan strategi merger dan akuisisi
dapat memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu saja. Dalam hal ini, manajer akan
lebih mendapat keuntungan atas adanya keputusan tersebut. Dan sebaliknya, bagi keuntungan
bagi pihak principal (pemegang saham), dalam hal ini meningkatnya kesejahteraan akan
semakin terhambat. Hal tersebut berkaitan dengan adanya agency problem dalam keputusan
tersebut, sehingga keputusan merger dan akuisisi yang dilakukan akan memiliki nilai yang
dapat menghancurkan bagi perusahaan.
Metode pembayaran yang dilakukan perusahaan dalam keputusan merger dan
akuisisi akan memberikan informasi kepada pelaku pasar. Metode pembayaran yang
dilakukan dalam proses pelaksanaan merger dan akuisisi akan menggambarkan tingkat
kemampuan atau kapabilitas perusahaan pengakuisisi dalam melakukan akuisisi, di pihak lain
hal tersebut juga menunjukkan ekspektasi pasar terhadap sinergi yang dihasilkan oleh
keputusan merger dan akuisisi yang dilakukan. Banyak penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk meneli pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan
dengan hasil yang beragam. Bember dan Cheon (1995), melakukan penelitian terhadap
keputusan merger dan akuisisi perusahaan. penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
perubahan harga merefleksi perubahan prediksi rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya
volume perdagangan merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual.
Reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang
bersangkutan diukur dengan menggunakan abnormal return, sehingga bila suatu
pengumuman mengandung informasi yang positif maka investor akan mendapatkan abnormal
return. Halil Kiymaz dan H.Kent Baker (2008) mengatakan bahwa secara keseluruhan
abnormal return bagi perusahaan pengakuisisi adalah negatif. Sedangkan abnormal return
bagi perusahaan target menunjukkan angka positif, sehingga hal itu akan menunjukkan
bahwa return yang diterima pemegang saham perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi berbeda antara perusahaan target dan pengambil alih.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Merger Dan Akuisis Pada Perusahaan Publik Yang
Terdaftar Di BEI”
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah ini diajukan beberapa pertanyaan penelitian (research question)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi merger dan akuisisi, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Apakah nilai perusahaan berpengaruh terhadap keputusan strategi merger dan
akuisisi?
b. Apakah mekanisme control berpengaruh terhadap keputusan merger dan akuisisi?
4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dampak dari keputusan strategi merger dan akuisisi pada nilai
perusahaan.
b. Untuk mengetahui dampak dari mekanisme control terhadap keputusan merger dan
akuisisi.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan mengenai pengaruh masalah keagenan pada
pasar saham yang mendorong terjadinya akuisisi, serta konsekuensinya.
b. Bagi perusahaan, dapat dijadikan pedoman dan dasar dalam melaksanakan keputusan
bisnis, dalam hal ini keputusan merger dan akuisisi.
c. Bagi investor, dapat dijadikan sebagai sumber informasi berkaitan dengan investasi
yang akan dilakukan merger dan akuisisi, dalam menentukan strategi investasi yang
tepat, sehingga dapat memperoleh return yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh atas kebijakan akuisisi yang
didorong atau dipengaruhi oleh penilaian pasar, serta juga untuk mengetahui bagaimana
implikasi manager (agent) atas kebijakan tersebut, serta juga akan melihat pengaruh dan
dampak setelah akuisisi dilaksanakan. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis secara vertical,
yang artinya membandingkan data dari hari ke hari sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan merger dan akuisisi. Melakukan uji analisisi dengan regresi berganda persamaan:
5
Keterangan :
Prob (M&Ait) : Perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan merger dan akuisisi
MR : Momentum Return
PEB : Penerbitan Ekuitas Baru
HB : Hutang Baru
Uji hipotesisi dilakukan untuk membuktikan kebenaran atas hipotesis yang diajukan
dalam penelitian. Hipotesis yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi
data yang digunakan untuk setiap variabel. Nilai yang diamati dalam analisis ini adalah nilai
minimum, maksimum,rata-rata, dan deviasi standar.
6
Table. 4.1: Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Perusahaan Merger 50 .00 1.00 .6800 .47121
Tobins'Q 50 .74 7.35 1.9168 1.27643
Momentum Return 50 -.05 .09 .0040 .02291
PEB 50 .03 5.30 .7512 1.12710
HB 50 -3 8 2.22 2.283
Valid N (listwise) 50
Sumber : Hasil pengolahan data
B. Analisis Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis yang
diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model
regresi logistic. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (@) 5%.
7
Tabel. 4.3: Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant X1 X2 X3 X4
Step 1 1 55.356 .033 .377 -18.467 .258 -.071
2 53.984 -.322 .633 -22.630 .455 -.099
3 53.825 -.511 .749 -24.134 .569 -.107
4 53.822 -.540 .764 -24.385 .592 -.108
5 53.822 -.540 .765 -24.391 .593 -.108
6 53.822 -.540 .765 -24.391 .593 -.108
Sumber : Hasil pengolahan data
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 62.687
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than
.001.
3. Koefisien Determinasi
8
(Ghozali, 2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan
nilai maksimumnya.
4. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi dapat
dilihat pada table berikut ini:
C. Pengujian Hipotesis
9
menggunakan hasil uji regresi yang ditujukan dalam variabel in the equation. Dalam uji
hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat variabel in the equation, pada kolom
significant (Sig) dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat
signifikansi <0,05, maka Ha diterima.
10
Tabel IV.2.6 menunjukan nilai koefisien (β) sebesar -24.391 dengan tingkat
siginifikansi 0,012. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti nilai 0,012 > 0,05. Ini
berarti bahwa hasil perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung Ha 2 yang diajukan,
sehingga dari hasil penelitian terbukti bahwa Momentum Return berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan Perusahaan Merger.
Berpengaruhnya penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan perusahaan
yang diteliti yang mempunyai kondisi keuangan yang baik, karena memiliki kondisi
keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan Perusahaan Merger.
Berpengaruhnya penelitian ini menunjukkan bahwa Momentum Return adalah
pendapatan perusahaan atas adanya kelebihan harga saham selama periode waktu tertentu,
dimana penilaian pasar mendapatkan informasi yang tidak selalu berhubungan dengan nilai
fundamental perusahaan. Pasar saham menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam segala
keputusan merger dan akuisisi, hal tersebut berkaitan dengan informasi yang terkandung
dalam pasar itu sendiri. Informasi yang mencerminkan atas harga saham, serta hal lain yang
berkaitan dengan hal itu, akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan merger
dan akuisisi.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Murni Hadingsih
(2007) mengungkapkan bahwa peningkatan dan penurunan yang terjadi pada rasio-rasio
keuangan tidak cukup kuat untuk menunjukkan adanya pengaruh merger dan akuisisi
momentum return, baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi. Hal ini
dapat dibuktikan dengan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara satu tahun sebelum
dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan satu tahun
sesudah merger dan akuisisi.
11
4. Pengujian hipotesis keempat (H4)
Ho4 : Hutang Baru tidak berpengaruhsignifikan terhadap Perusahaan Merger
Ha4 : Hutang Baru berpengaruhsignifikan terhadap Perusahaan Merger
Hutang Baru pada tabel IV.2.6 menunjukan nilai koefisien (β) sebesar -0,108 dengan
tingkat signifikansi 0,045. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05, berarti
nilai 0,045 < 0,05. Ini menunjukan bahwa hipotesis yang diterima, yaitu Ha 4: Hutang Baru
berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan Merger.
Berpengaruhnya hasil penelitian ini dikarenakan, Hutang merupakan alternatif lain
yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Perusahaan
dapat meminjam sejumlah dana kepada pihak-pihak yang mengalami kelebihan dana.
Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor
sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Pihak-pihak lain
tidak akan memberikan hutang jika perusahaan tidak mempunyai modal yang cukup agar
hutang – hutang tersebut dapat terbayarkan. Bila pihak-pihak tersebut tidak mempercayai
perusahaan maka pendukungan kegiatan operasional terganggu, sehingga pengaruhnya akan
terlihat pada expected earnings (Syahril Djajang, 2006).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Samosir (2003)
mengungkapkan hutang mengalami penurunan, namun dalam penelitian Widjanarko (2006),
hutang justru mengalami peningkatan.
2. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada empat variabel
independen yaitu Tobins’q, Momentum Return, PEB dan Hutang Baru.
2. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, sehingga beberapa sampel
terpaksa dieliminasi karena data yang didapat dengan cara men-download dari
situs www.idx.co.id maupun dari database Pusat Referensi Pasar Modal kurang
lengkap.
12
3. Saran
Dengan berbagai telaah yang telah penulis lakukan, serta berdasarkan keterbatasan
dari peneliti, dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Pada peneltian selanjutnya, bisa menambahkan variabel lain, seperti rasio
likuiditas yang dapat membuktikan bahwa rasio ini mungkin menyebabkan
ketidakmampuan perusahaan melunasi kewajibannya, laporan arus kas yang
menggambarkan aktifitas keuangan, profitabilitas, serta dapat memperpanjang
tahun pengamatan sehingga dapat melihat kecendrungan trend penerbitan
Perusahaan Mergerdalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
pembedaan antara periode krisis moneter dengan periode kondisi ekonomi
normal.
2. Bila memiliki banyak waktu, penelitian selanjutnya dapat meneliti sampel
perusahaan dari dua jenis industri atau lebih, sehingga hasil temuan yang didapat
bisa mengeneralisir seluruh perusahaan go public di BEI.
3. Kepada manajemen perusahaan, hendaknya dapat mengenali lebih dini tanda-
tanda kebangkrutan usahanya, sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera
mungkin guna mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari penerimaan
Perusahaan Merger.
DAFTAR PUSTAKA
13
Sijabat, Sarah Indriyani. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan
Akuisisi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi
16. Fakultas Ekonomi USU.
Soendoro, Sri Haryati. 2001. “Kinerja Keuangan Bank-Bank Beku Operasi, Take Over,
Rekapitalisasi dan Sehat Tahun 1992-1998.” VENTURA, Vol.4, No.2, September
2001, pp 97.
Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang “Tata
cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Indonesia”, Bank Indonesia
Susilo, Sri., dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba, Jakarta
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan : Konsep, Teknik & Aplikasi. UPP STIM YKPN
Yogyakarta
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan
14