Anda di halaman 1dari 10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN

METODE ANP DAN FUZZY TOPSIS


(Studi Kasus: PT X Mojokerto)

MARKETING STRATEGY DECISION MAKING METHOD USING ANP AND


FUZZY TOPSIS
(Case Study : PT X Mojokerto)

Puteri Rina Mayank Sari1, Purnomo Budi Santoso2, Ihwan Hamdala3


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : puteririna.m.s@gmail.com1, budiakademika@yahoo.com2, ihwan.hamdala@gmail.com3

Abstrak

PT X Mojokerto merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil. Pada
penerapan strategi pemasarannya khususnya untuk produk seragam sekolah masih terdapat beberapa
kelemahan yang menyebabkan pangsa pasar perusahaan akan produk tersebut cukup rendah. Penerapan
strategi pemasaran perusahaan selama ini hanya berdasarkan metode ilmiah dari pengalaman pemasaran
yang dilakukan perusahaan, namun masih belum menggunaan metode ilmiah dengan menggunakan
perhitungan matematik.Oleh karena itu, perlu adanya suatu pemilihan strategi pemasaran PT X dengan
melihat kriteria-kriteria yang mempengaruhi dalam proses pemilihan strategi pemasaran dengan
menggunakan metode Analytical Network Process (ANP) dan FUZZY TOPSIS. Alternatif strategi pemasaran
pada penelitian ini berdasarkan pada analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi
terpilih bagi PT X Mojokerto adalah membangun brand image perusahaan dengan melakukan kegiatan
promosi produk secara online dan jejaring sosial, promosi produk pada pelanggan dua bulan sebelum musin
kenaikan kelas serta mendukung program pemerintah dan penyediaan pusat pelayanan pelanggan melalui
nomor bebas pulsa.

Kata kunci : Strategi pemasaran, Analytic Network Process (ANP), fuzzy Technique for Order Performance
by Similarity to Ideal Solution (FTOPSIS).

1. Pendahuluan Peningkatan laju permintaan produk


Menurut Kementrian Perindustrian industri tekstil biasanya dibarengi dengan
Republik Indonesia laju permintaan produk peningkatan jumlah unit usaha tekstil yang ada
industri tekstil di indonesia mengalami di Indonesia agar dapat tetap memenuhi
peningkatan yang sangat pesat. Diagram pada permintaan pelanggan akan kebutuhan tekstil.
Gambar 1 menunjukkan laju permintaan produk Akan tetapi, menurut BPS terjadi penuruan
tekstil di Indonesia dari tahun 2007 hingga terhadap perkembangan unit industri tekstil di
2011. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 terjadi Indonesia yang terjadi pada tahun 2006 hingga
penurunan sekitar 0,0326 %, pada tahun 2008 2010. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik pada
ke tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar Gambar 2.
3,0441%, pada tahun 2009 ke tahun 2010
terjadi kenaikan sebesar 1,1668 % dan pada
tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan
sebesar 5.7514%.

Gambar 1 Laju Permintaan Produk Tekstil di Gambar 2 Perkembangan Unit Usaha Industri
Indonesia Tekstil di Indonesia
(Sumber : Kementrian Perindustrian RI,2012) (Sumber : Kementrian Perindustrian RI,2012)

428
Penurunan jumlah industri tekstil di
Indonesia diakibatkan karena daya saing
industri tekstil yang menurun terutama industri
yang bersaing di pasar domestik. Penurunan ini
ditandai dengan banyaknya perusahaan tekstil
yang harus tutup karena tidak mampu bersaing
dengan produk pesaing dan produk impor.
Ketidakmampuan perusahaan untuk
bersaing dengan kompetitor yang ada berkaitan
dengan penerapan strategi pemasaran
perusahaan yang kurang baik. Dalam memilih
strategi pemasaran yang kompetitif, dibutuhkan Gambar 3 Jumlah Penjualan Produk Seragam
penelitian dari berbagai faktor yang Sekolah PT X
memungkinkan, termasuk faktor internal dan
eksternal perusahaan yang berpengaruh Diharapkan, penelitian ini mampu
terhadap performansi perusahaan. Salah satu memberikan manfaat bagi X Mojokerto dalam
industri tekstil yang ada di Indonesia saat ini upaya memperbaiki strategi pemasarannya
adalah PT X bisa disingkat PT X. sehingga kedepannya pangsa pasar perusahaan
Untuk memasarkan produk-produknya, terus meningkat.
selama ini strategi pemasaran yang diambil oleh
PT X adalah strategi jemput bola dimana 2. Metode Penelitian
perusahaan langsung memasarkan produknya Penelitian ini meneliti tentang penerapan
ke toko-toko dan berusaha menjalin hubungan metode ANP dan Fuzzy TOPSIS pada
baik dengan para agen/ distributor. Produk- perusahaan untuk memilih strategi pemasaran
produk yang dimiliki oleh perusahaan berupa terbaik pada produk seragam sekolah.
produk pakaian jadi seperti seragam sekolah
dan produk kain seperti kain Broad Cloth, Lau 2.1 Langkah – langkah Penelitian
dan Batiste. Dari 450 jenis produk yang Langkah – langkah yang dilakukan dalam
diproduksi oleh PT X sekitar 23,06% adalah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
produk seragam sekolah. Produk seragam 1. Tahap Awal
sekolah ini merupakan salah satu produk Merupakan tahapan awal dalam penelitian
unggulan dari PT X, namun dari penjualan yang terdiri atas:
selama 3 tahun terakhir tidak terjadi perubahan a. Studi Pustaka
yang cukup berarti. Pada tahun 2009 ke tahun Merupakan tahapan penelusuran
2010 terjadi penurunan total penjulan produk referensi yang bersumber dari jurnal,
meskipun pada tahun 2010 ke tahun 2011 buku, maupun penelitian yang ada
terjadi kenaikan jumlah produk namun jumlah sebelumnya. Berguna untuk mendukung
kenaikan produk tersebut masih belum bisa tercapainya tujuan penelitian yang
melampaui total penjualan produk seragam dirumuskan.
sekolah pada tahun 2009. b. Studi Lapangan
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti Melakukan pengamatan awal pada objek
memilih produk seragam sekolah sebagai objek penelitian di PT X Mojokerto.
penelitian mengingat pentingnya produk c. Perumusan Masalah
seragam sekolah bagi pemasukan perusahaan. Merumuskan permasalahan yang
Jumlah produksi produk seragam sekolah terdapat di PT X Mojokerto.
belum memenuhi target penjualan perusahaan d. Tujuan Penelitian
tiap tahunnya yaitu sebesar 100.000 Menentukan hal spesifik yang menjadi
produk/tahun, menunjukkan bahwa penggunaan tujuan dilakukannya penelitian, yang
strategi pemasaran yang saat ini digunakan oleh berkaitan dengan masalah yang ada.
PT X belum memberikan hasil yang optimal. 2. Tahap Pengumpulan Data
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Gambar Data-data yang digunakan dalam penelitian
3. ini meliputi :
a Kebijakan perusahaan
b Kelebihan dan kelemahan perusahaan
c Strategi pemasaran eksisting

429
d Kuesioner 5. Tahap kesimpulan dan saran
Pada penelitian ini terdapat 3 kuesioner Dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil
yang digunakan, dimana ketiga pengolahan data tersebut untuk menjawab
kusioner ini harus dilakukan secara dari tujuan penelitian ini.
berurutan. Kuesioner yang pertama
disebarkan adalah kuesioner hubungan 3. Hasil dan Pembahasan
antar kriteria. Kuesioner yang kedua 3.1 Analisis SWOT
adalah kuesioner perbandingan Analisis SWOT diperlukan sebagai
berpasangan. Kuesioner yang ketiga langkah awal dalam membentuk alternatif
adalah kuesioner judgment metode strategi pemasaran bagi perusahaan untuk
TOPSIS. produk seragam sekolah dengan melihat unsur-
3. Tahap pengolahan data menggunakan unsur internal, yaitu kekuatan (strength) dan
metode SWOT, ANP (Analytical Network kelemahan (weakness), serta melihat unsur-
Process) dan Fuzzy TOPSIS. unsur eksternal, yaitu peluang (opportunity)
Proses pengolahan data dilakukan dengan dan ancaman (threath). Analisis SWOT
beberapa tahapan yang harus dilakukan dilakukan dengan menggunakan matriks
yaitu, membuat alternatif strategi SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 1.
pemasaran, membangun struktur analitis Berdasarkan hasil dari matriks SWOT
untuk pemilihan strategi pemasaran, didapatkan 9 alternatif strategi pemasaran bagi
melakukan perhitungan bobot tiap kriteria, perusahaan yang kemudian dikerucutkan
lalu menentukan strategi yang terbaik. menjadi 4 alternatif strategi pemasaran karena
a. Membuat alternatif strategi pemasaran ada beberapa alternatif yang memiliki tujuan
Pada tahap ini akan dilakukan analisa dan maksud yang sama. Keempat alternatif
SWOT terhadap kondisi pemasaran strategi pemasaran tersebut adalah sebagai
perusahaan untuk dapat menentukan berikut:
alternatif-alternatif strategi yang 1. Alternatif 1 (A1)
mungkin digunakan oleh pihak Memenuhi target permintaan pasar dengan
perusahaan. pengoptimalan mesin-mesin berteknologi
b. Membangun matriks alternatif dengan tinggi, tenaga kerja, sumber daya
kriteria perusahaan dan penggunaan sistem VMI.
Pada tahap ini akan dibangun matriks (SO1, WO2)
awal untuk perhitungan TOPSIS dengan 2. Alternatif 2 (A2)
mengetahui hubungan antara kriteria Membangun brand image perusahaan
dengan alternatif. dengan melakukan kegiatan promosi
c. Perhitungann nilai bobot kriteria dengan produk secara online dan jejaring sosial,
ANP promosi produk pada pelanggan dua bulan
Pada tahap ini dilakukan pembobotan sebelum musim kenaikan kelas serta
kriteria dan subkriteria dengan mendukung program pemerintah, dan
menggunakan software superdecisions. penyediaan pusat pelayanan pelanggan
d. Pemilihan strategi pemasaran terbaik melalui nomor bebas pulsa. (SO2, SO3,
dengan Fuzzy TOPSIS WO1, WO3, WT2)
Setelah melakukan perhitungann 3. Alternatif 3 (A3)
hubungan antara kriteria dan juga Melakukan pemasaran dengan cara jemput
perhitungan bobotnya, maka pada tahap bola ke beberapa sekolah-sekolah dasar
ini akan dilakukan pemilihan alternatif disetiap daerah untuk penawaran produk
strategi pemasaran yang terbaik. perusahaan. (ST1)
Strategi pemasaran yang diminta dan 4. Alternatif 4 (A4)
sesuai dengan batasan yang ada. Melakukan pertemuan pelaku distribusi
4. Tahap Hasil dan Pembahasan dengan pengadaan rapat rutin tiap bulan
Pada tahapan ini, dilakukan analisa oleh tim pemasaran untuk memperbaiki
terhadap pengolahan data yang telah sistem distribusi perusahaan. (WT1)
dilakukan di tahap sebelumnya.

430
Tabel 1. Analisis Matriks SWOT PT X
Strengths (S) Weakness (W)
Internal 1. Bahan baku berkualitas 1. Saluran distribusi yang
2. Tenaga kerja mudah didapat kurang baik
3. Hubungan yang baik dengan 2. Kegiatan promosi yang
pemerintah kurang optimal
4. Harga produk yang terjangkau 3. Sistem informasi manual
5. Loyalitas pelanggan 4. Kegiatan administrasi order
eksternal 6. Mesin-mesin berteknologi lambat
tinggi 5. Seragam sekolah merupakan
7. Sumber daya perusahaan yang produk yang sejenis, serupa
melimpah dan mirip dengan produsen
lain.
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
1. Jumlah konsumen banyak, 1. Memenuhi target permintaan 1. Melakukan promosi produk
Permintaan pasar akan pasar dengan mengoptimalkan melalui media online dan
produk tekstil terus penggunaan mesin-mesin jejaring sosial untuk
meningkat. berteknologi tinggi, tenaga mensosialisasikan dan
2. Teknologi informasi dan kerja dan sumber daya mempublikasikan produk
komunikasi tanpa batas perusahaan (S2, S6, S7; O1) (W2; O2, O3)
3. Adanya kesadaran konsumen 2. Berpartisipasi aktif dalam 2. Menggunakan sistem VMI
akan kualitas dan harga mendukung setiap program (vendor managed inventory)
produk kegiatan pemerintah dalam untuk memenuhi permintaan
4. Brand image produk yang rangka peningkatan pasar akan produk tekstil
baik pendidikan (S2,S3,S7;O4) (W1, W3, W4; O2)
3. Menciptakan brand image 3. Penyediaan pusat pelayanan
yang baik sehingga dapat pelanggan melalui nomor
mempengaruhi loyalitas bebas pulsa (W1, W4; O2)
pelanggan dan meningkatkan
produksi (S5; O4)
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
1. Jumlah produsen produk 1. Melakukan pemasaran dengan 1. Melakukan pertemuan pelaku
sejenis banyak cara jemput bola ke beberapa distribusi dengan pengadaan
2. Adanya pesaing yang sekolah-sekolah dasar disetiap rapat rutin tiap bulan oleh tim
menawarkan produk yang daerah untuk penawaran pemasaran untuk
sama dengan harga yang produk perusahaan (S1, S4; memperbaiki sistem
lebih murah T1,T2) distribusi perusahaan (W1;
3. Pasar bebas T1, T2, T3)
2. Melakukan proses promosi
produk terhadap pelanggan
dua bulan sebelum musim
kenaikan kelas (W2,
W5;T1,T2,T3)
Sumber : wawancara dengan manajer pemasaran PT X (Maret 2014)

3.2 Penentuan Hubungan Saling Jumlah responden (N) adalah 5 orang,


Ketergantungan Antar Kriteria sehingga jika dalam suatu sel, jumlah
penentuan hubungan saling ketergantungan responden yang memilih (Vij) lebih dari atau
antar kriteria dalam satu kelompok (inner sama dengan Q (N/2 = 2,5), maka dapat
dependency) atau antar kelompok (outer disimpulkan terdapat hubungan saling
dependency) berdasarkan penyebaran kuesioner ketergantungan antar kriteria. Hubungan
hubungan antar kriteria yang didasarkan pada tersebut yang nantinya akan dijadikan dasaran
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasirian dalam pembuatan model ANP dengan
dan Yusuff (2009). Kriteria-kriteria yang menggunakan software super decision. Hasil
digunakan dalam penelitian ini merupakan rekapitulasi hubungan saling ketergantungan
kriteria strategi pemasaran yang digunakan oleh antar kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.
Wu dkk. (2009). Kriteria tersebut ditunjukkan Pada ANP terdapat dua jenis hubungan
pada Tabel 2. ketergantungan, yaitu inner dependence dan
outer dependence.

431
Tabel 2. Kriteria Strategi Pemasaran keefektifan proses pengembangan produk (PP)
Kriteria Atribut merupaka subkriteria dari kriteria Market
Keadaan Finansial (KF) Innovation Capabilities (MIC) dan subkriteria
Keefektifan Manajemen SDM keadaan finansial (KF) merupakan subkriteria
Managerial
(MS) dari kriteria Managerial Capabilities (MCA).
Capabilities
Manajemen Operasi yang Baik Karena kedua subkriteria merupakan subkriteria
(MO) dari kriteria yang berbeda, maka dapat
Tingkat Customer Service (CS)
disimpulkan bahwa terdapat outer dependence
Hubungan dengan Key Target
atau hubungan antara kriteria Market
Customer (KT)
Customer Mengetahui Kebutuhan Konsumen Innovation Capabilities (MIC) dengan kriteri
Linking (KK) Managerial Capabilities (MCA) dimana
Capabilities Menciptakan Hubungan dengan kriteria Market Innovation Capabilities (MIC)
Konsumen (MK) mempengaruhi kriteria Managerial Capabilities
Mengembangkan Hubungan (MCA).
dengan Konsumen (HK)
Kapabilitas Mengeluarkan Produk Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Hubungan
Market Saling Ketergantungan Antar Kriteria
Baru (PB)
Innovation
Keefektifan Proses Pengembangan
Capabilities
Produk (PP)
Human Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
Resource (TK)
Assets Tingkat Retensi Karyawan
Reputational Brand and Reputation (BR)
Assets Integritas (IR)

1. Hubungan inner dependence


Hubungan inner dependence adalah
hubungan yang terjadi antar tiap kriteria yang
berada dalam satu kriteria yang sama. Pada
penelitian ini terdapat beberapa inner Berdasarkan hubungan saling ketergantungan
dependence, yaitu ketika terdapat hubungan antar kriteria yang telah ditunjukkan oleh Tabel
pengaruh antar subkriteria di dalam satu kriteria 3 diatas, maka dibuat model ANP dengan
yang sama. Sebagai contoh, subkriteria keadaan menggunakan Software Super Decisions. Model
finansial (KF) dipengaruhi oleh subkriteria ANP pada penelitian ini yang dapat dilihat pada
keefektifan manajemen SDM (MS) dan Gambar 5.
subkriteria manajemen operasi yang baik (MO).
Subkriteria keadaan finansial, keefektifan 3.2.1.Pembuatan Matriks Perbandingan
manajeman SDM dan manajemen operasi yang Berpasangan Dan Penentuan Bobot
baik merupakan subkriteria dari satu kriteria Prioritas Antar Kelompok/ Kriteria
yang sama yaitu Managerial Capabilities Pembuatan matriks perbandingan
(MCA) sehingga dapat disimpulkan bahwa berpasangan antar kriteria /kelompok ini
kriteria Managerial Capabilities memiliki inner dilakukan berdasarkan hasil dari kuesioner II.
dependence. Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui
2. Hubungan outer dependence hubungan ketergantungan antar subkriteria
Selain hubungan inner dependence dalam yang terdapat pada kriteria yang sama (inner
network juga terdapat hubungan outer dependence) atau pun hubungan
dependence yang terjadi pada subkriteria dalam ketergantungan antar subkriteria pada kriteria
sebuah kriteria dengan subkriteria dari kriteria yang berbeda (outer dependence). Kuesioner
yang berbeda. Pada penelitian ini terdapat outer tersebut dibagikan kepada 5 responden
dependence, yaitu ketika terdapat hubungan sebelumnya dengan menggunakan skala
pengaruh antar subkriteria di dalam satu kriteria fundamental 1-9. Kemudian dari hasil penilaian
yang sama. Sebagai contoh, subkriteria tersebut dilakukan perhitungan nilai rata-rata
keefektifan proses pengembangan produk (PP) geometrik yang akan digunakan untuk
mempengeruhi subkriteria keadaan finansial mendapatkan nilai kepentigan relatif. Nilai
(KF) dengan nilai Q sebesar 4. Subkriteria kepentingan relatif tersebut nantinya akan

432
digunakan sebagai inputan data yang akan
diolah oleh Software Super Decisions. seperti ∑
yang terlihat pada Gambar 4.
Perhitungan Nilai VA

[ ] [ ] [ ]

Perhitungan VA adalah hasil perkalian matriks


perbandingan dengan vector prioritas yang
sudah dilakukan pada perhitungan sebelumnya.
Selanjutnya adalah menghitung nilai VB.

Perhitungan nilai VB

[ ] [ ] [ ]

Gambar 4. Perbandingan Berpasangan Antar Perhitungan nilai VB adalah membagi nilai VA


Kriteria dengan Super Decisions untuk dengan vektor prioritas. Total dari VB (∑VB)
Pemilihan Alternatif Strategi Pemasaran
inilah yang akan digunakan untuk perhitungan
Terbaik
nilai eigen maksimum ( ).
Berdasarkan Gambar 4. dapat dilihat Perhitungan nilai eigen maksimum ( )

bahwa pada subkriteria tingkat keadaan (pers. 2)
finansial dalam kriteria managerial capabilities n = ukuran matriks
ternyata subkriteria manajemen operasi yang
baik (MO) 1.7241 kali lebih penting dari pada
subkriteria keefektifan manajemen SDM (MS). Perhitungan nilai eigen maksimum ( )
Selain itu, kita juga dapat mengetahui dilakukan dengan menjumlahkan total VB
konsistensi responden dalam penilaian (∑VB) kemudian dibagi dengan ukuran matriks
perbandingan berpasangan tersebut dengan yang ada (n). Nilai eigen maksimum ini
menilahat nilai Consistency Ratio (CR). nantinya yang akan digunakan untuk
Penilaian tersebut dianggap konsisten jika menghitung nilai indeks konsistensi (CI).
CR<0,1. Nilai CR dalam perbandingan Perhitungan indeks konsistensi (CI)
berpasangan tersebut adalah sebesar 0.00000,
sehingga dapat disimpulkan bahwa responden ( )
( )
(pers. 3)
konsisten dalam menilai perbandingan
( )
berpasangan tersebut. Berikut ini merupakan ( )
contoh perhitungan nilai konsistensi untuk Perhitungan nilai indeks rasio (CR)
subkriteria keadaan finansial pada kriteria
managerial capabilities: (pers. 4)

Tabel 4. Matriks awal kuesioner


MS MO
Karena nilai CR < 0.1  konsisten
MS 1 0.58
MO 1.7241 1
Tabel 6. Matriks Kelompok untuk Pemilihan
total 2.7241 1.58
Strategi Pemasaran Terbaik Pada PT. X
Tabel 5. Hasil normalisasi matriks
Vektor
TOTAL Prioritas
MS MO (m) (Vp)
MS 0.367 0.367 0.734 0.367
MO 0.633 0.633 1.266 0.633
total 1.000 1.000 2.000

Vektor Prioritas (Vp)  ∑


(pers. 1)

433
Pada Tabel 6 diatas adalah matriks kelompok Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Bobot Normalisasi
yang merupakan output dari software
superdecision. Matriks kelompok
menggambarkan seberapa besar pengaruh antar
cluster. Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
bahwa kriteria Customer Linking Capabilities
pada kolom sebelah kiri mempengaruhi kriteria
yang terdapat pada baris atas, yaitu
mempengaruhi kriteria Alternatif sebesar
0,290988, selanjutnya mempengaruhi kriteria
Customer Linking Capabilities itu sendiri
sebesar 0,3186699 yang berarti kriteria ini
memiliki inner dependence antar subkriteria
didalamnya. Kemudian mempengaruhi kriteria
Human Resource Asset, Market Innovation
Capabilities, dan Reputitional Asset sebesar 0
yang berarti tidak terdapat hubungan outer
dependence antar subkriteria pada kriteria-
kriteria tersebut. Serta yang terakhir
mempengaruhi kriteri Managerial Capabilities
sebesar 0,055529 yang berarti terdapat
hubungan outer dependence antar subkriteria
pada kriteria-kriteria tersebut.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari


kuesioner perbandingan berpasangan dengan
menggunakan Software Super Decisions
didapatkan rekapitulasi rata-rata bobot
normalisasi untuk keseluruhan subkriteria tanpa
mengikut sertakan alternatif yang nantinya akan
digunakan sebagai inputan untuk proses Gambar 5. Variable linguistic fuzzy TOPSIS
pengolahan pada fuzzy TOPSIS. Rata-rata bobot
ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel 7. Dengan fungsi keanggotaan :

3.3 Melakukan Pengolahan Data dengan { (pers. 5)


Fuzzy TOPSIS
Topsis Fuzzy merupakan metode
pengambilan keputusan yang anggotanya { (pers. 6)
merupakan himpunan bilangan fuzzy. Adapun
langkah-langkah dalam perhitungan TOPSIS
adalah sebagai berikut. ( Tansel,Y. 2012)
Menentukan nilai linguistik dengan nilai { (pers. 7)
parameter ( ) untuk penilaian alternatif
terhadap kriteria. Dalam penelitian ini, variabel
linguistik dari bobot kepentingan disajikan { (pers. 8)
dalam Tabel 8 Variable linguistik pada
penelitian ini didapat berdasarkan pada Gambar
5. { (pers. 9)

434
Gambar 5. Model ANP

Tabel 8. Varibel Linguistik Himpunan Fuzzy Hasil dari defuzzifikasi dapat dilihat pada Tabel
Variabel Linguistik Himpunan Fuzzy 9.
Very Poor (VP) (0, 1, 3) Tabel 9. Matriks Hasil Defuzzifikasi
Poor (P) (1, 3, 5)
Fair (F) (3, 5, 7)
Good (G) (5, 7, 9)
Very Good (VG) (7, 9, 10)

1. Pada prosedur TOPSIS Fuzzy, dibuat


matriks keputusan dari nilai-nilai
karakteristik yang diberikan tim ahli yang
selanjutnya dicocokkan untuk diubah ke
bilangan fuzzy. Matriks perbandingan
tersebut didapatkan dari hasil penyebaran 2. Normalisasi matriks keputusan ̃ dengan
kuesioner judgement TOSIS. menormalisasi setiap elemen ̃ yaitu ̃
Dari nilai-nilai karakteristik tersebut, akan dengan rumusan sebagai berikut. Hasil
diubah ke dalam nilai-nilai himpunan normalisasi matriks dapat dilihat pada
fuzzy. Kemudian dicari rata-rata Tabel 10. dibawah ini.
geometrik untuk setiap variable fuzzy ̃ (pers. 11)
dengan rumus sebagai berikut : √∑

√∏ (pers. 10)
Dengan Tabel 10. Matriks Keputusan Normalized
X g = rata-rata geometrik
N = banyak data (total responden)
Xi = skor yang diberikan atau besar data.
fi = Jumlah responden yang memilih
skor Xi
kemudian dilakukan defuzzifikasi dengan
menggunakan metode sugeno yaitu dengan
cara mencari nilai rata-ratanya ( weighted
average)

435
3. Pembobotan matriks keputusan Tabel 12. jarak dari alternatif ke solusi ideal
ternormalisasi oleh yang dirumuskan A* dan kesolusi ideal negatif A-
sebagai berikut. Alternatif D+ D-
̃ (pers. 12) A1 0.045700 0.054834
A2 0.039907 0.057536
Berikut ini merupakan hasil pembobotan A3 0.046198 0.042085
setiap kriteria yang diperoleh dari hasil A4 0.068727 0.038627
perhitungan ANP. Hasil pembobotan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 11
dibawah ini.
6. Nilai preferensi Vi dihitung menggunakan
persamaan dibawah ini sehingga hasilnya
Tabel 11. Hasil Pembobotan Subkriteria dengan akan diranking.
Menggunakan ANP (pers. 17)
0≤ VI ≤ 1, i = 1,2, .... m
Rekapan ranking alternatif berdasarkan
hasil perhitungan Vi dapat dilihat pada
Tabel 13 dibawah ini.

Tabel 13. Hasil Perankingan Altenatif dengan


Metode Fuzzy TOPSIS

4. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ada 5 kriteria dan 14 subkriteria yang
menjadi dasar dalam penentuan strategi
4. Menentukan solusi ideal positif, A* yang pemasaran untuk seragam sekolah.
terbentuk dari semua nilai performa terbaik 2. Terdapat hubungan inner dependence dan
dan solusi negatif-ideal, A- yang terbentuk outer dependence antar kriteria berdasarkan
dari semua nilai performa terburuk pada pengolahan data dengan menggunakan
langkah 3 dan 4. Dengan metode ANP. Hubungan inner dependence
antar subkriteria terdapat pada kriteria
(pers. 13)
managerial capabilities dan customer
- - - -
(pers. 14) linking capabilities dan hubungan outer
5. Menentukan jarak dari alternatif ke dependence antara subkriteria terdapat pada
solusi ideal A* dan kesolusi ideal negatif kriteria managerial capabilities, customer
A- yang dihitung menggunakan persamaan linking capabilities, market innovation
dibawah ini capabilities, human resource assets, dan
reputational assets berdasarkan kuesioner
√∑ ( ) (pers. 15) hubungan ketergantungan antar kriteria
i = 1,2, ...,n dan j = 1,2, ...., m ; yang telah disebarkan terhadap 5
responden.
3. Terdapat 4 alternatif strategi pemasaran
√∑ ( ) (pers. 16) untuk seragam sekolah yang merupakan
i = 1,2,...,n dan j = 1,2,...,m ; z = 4 hasil penkerucutan dari 9 alternatif strategi
Hasil rekapan nilai D+ dan D- dapat dilihat pemasaran yang telah dirumuskan dengan
pada Tabel 12. menggunakan analisis SWOT.
4. Prioritas pertama alternatif strategi
pemasaran terpilih bagi pemasaran produk

436
seragam sekolah PT X Mojokerto Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
berdasarkan hasil pengolahan data dengan (2012). Laju Pertumbuhan Industri
menggunakan metode fuzzy TOPSIS yaitu Pengolahan Non Migas. Available:
strategi Membangun brand image http://www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_gr
perusahaan dengan melakukan kegiatan owthc.php (Diakses 24 september 2013).
promosi produk secara online dan jejaring
sosial, promosi produk pada pelanggan Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
dua bulan sebelum musim kenaikan kelas (2011). Perkembangan Jumlah Unit Usaha
serta mendukung program pemerintah, Industri Besar dan Sedang Indonesia.
dan penyediaan pusat pelayanan Available:
pelanggan melalui nomor bebas pulsa. http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_in
dikator.php?indikator=1 (Diakses 24
Daftar Pustaka september 2013).

Badan Pusat Statistik (BPS). (2008). Tansel,Y. (2012). Development of A Credit


Perkembangan Beberapa Indikator Utama Limit Allocation Model for Banks Using An
Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Integrated Fuzzy TOPSIS And Linear
Pusat Statistik. Programming. Jurnal of Expert System With
Applications. Vol. 39, Hal. 5309-5316.
Kasirian, M.N. dan Yusuff, R.M. (2009).
Determining Interdependencies Among Wu, C.S, Lin C.T., Lee, C. (2009).
Supplier Selection Criteria. European Journal Optimazing a Marketing Expert Decision
of Scientific Research. Vol.35 No.1, pp.76-84. Process for Private Hotel . Jurnal of Expert
System with Aplications.Vol 36 hal 5613-
5619.

437

Anda mungkin juga menyukai