Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

Menyoal Kembali Keterlibatan Pengambilan Keputusan dan Motivasi Berprestasi


Terhadap Kepuasan Kerja
Arvin Hardian
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Jl. Kayu Jati 5 No.2 Pemuda, Jakarta Timur
http:/www.bsi.ac.id

ABSTRAKSI
Sasaran penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan Karyawan dalam pengambilan keputusan dengan
kepuasan kerja karyawan, pengaruh langsung motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja Karyawan dan pengaruh
keterlibatan Karyawan dalam pengambilan keputusan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan
kepuasan kerja karyawan. Target penelitian (responden) dari peneltian ini adalah semua karyawan yang berstatus
tetap, dengan jumlah 45 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan analisis jalur
(path analysis), data diolah dengan program SPSS versi 15.0.
Dari uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan analisis faktor menunjukkan, instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah valid dan reliabel. Hasil analisis regresi linear berganda dan analisi jalur
menunjukkan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi berprestasi, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan motivasi berprestasi secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Sinar Abara Internasional (SAI).
Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan berdasarkan analisis regresi linear
berganda adalah variable keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
Perlu dilakukan pengukuran data dengan menggunakan data kepuasan kerja yang objektif seperti data
prestasi kerja karyawan PT. SAI untuk menguji konsistensi temuan penelitian ini, mengingat keterbatasan penelitian
ini adalah instrument pengukuran, data yang menggunakan data persepsi yang bersifat subjektif sehingga data yang
dikumpulkan cendrung menunjukkan persepsi positif, sebagai respon yang dipengaruhi oleh bias metode self report
yang digunakan dalam pengukuran data.

Kata kunci :
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, motivasi berprestasi dan kepuasan kerja

I. PENDAHULUAN tertentu tampak menarik. Bila kebutuhan yang tidak


Dunia Industri terus berkembang seiring terpuaskan akan menciptakan tegangan yang
pembangunan industri di Indonesia. Mengingat dunia merangsang dorongan-dorongan di dalam diri
industry membutukan tingkat ketrampilan yang individu. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku
mumpuni, Oleh karena itu pelaku pasar wajib pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu
menyiapkan sumber daya manusia yang siap yang apabila tercapai akan memenuhi kebutuhan itu
menghadapi perubahan sebagai akibat kemajuan ilmu dan mendorong ke pengurangan tegangan.
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listianto
pesat. dan Setiaji (2007) menyatakan bahwa motivasi kerja
Dunia industry yang diharapkan dapat memainkan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
peranan yang positif dalam memiliki tenaga-tenaga, karyawan. Hal yang sama juga dibuktikan Prasetyo
terlatih, terdidik dan memiliki daya saing temtunya dan Wahyuddin (2003) mendukung penelitian
dengan senantiasa mengadakan perbaikan, sebelumnya yang menyatakan bahwa motivasi
peningkatan dalam upaya-upaya pengembangannya. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Karyawan akan termotivasi, ia akan berusaha karyawan, dan dalam penelitian ini juga menyatakan
berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang motivasi merupakan faktor dominan yang
diinginkannya. Namun belum tentu upaya yang keras mempengaruhi kinerja karyawan. Dari penelitian
itu akan menghasilkan produktivitas yang terdahulu, hubungan antara motivasi dan kinerja
diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi
dikehendaki perusahaan. Unsur kebutuhan berarti motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang
suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil dihasilkan juga tin.

2579-3292 281
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

Hal klasik yang selalu ditemukan dalam Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan
masalah sumber daya manusia adalah loyalitas dan oleh karyawan dapat dilihat dari banyaknya jumlah
kepuasan kerja selalu bermuara pada imbal jasa absensi dan jumlah karyawan yang keluar dan masuk
(upah). Salah satu faktor yang mempengaruhi yang terjadi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi
loyalitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. jumlah karyawan yang keluar diperusahaan, maka
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja rendah,
emosional karyawan yang terjadi maupun tidak karena karyawan merasa tidak cocok bekerja di
terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja perusahaan. Tingginya jumlah karyawan yang keluar
karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan yang diperusahaan juga dapat disebabkan oleh
tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh kebijakan perusahaan untuk mengurangi jumlah
karyawan yang bersangkutan. karyawan sehingga dapat terjadi efisiensi dalam
Mengenai kepuasan kerja, Gilmer (1966) proses produksi.
dalam As’ad (2003) menyebutkan faktor-faktor yang Begitu juga dengan masa kerja, merupakan
mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan komponen yang paling penting dalam menjelaskan
untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan tingkat pengunduran diri karyawan (Robbins, 2006).
manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi Semakin lama karyawan bekerja dalam suatu
kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan perusahaan semakin kecil kemungkinan karyawan
fasilitas. tersebut akan mengundurkan diri. Bukti juga
Sementara Ranupandojo dan Husnan (2002) menunjukkan bahwa masa kerja pekerjaan terdahulu
mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dari seorang karyawan merupakan indikator
dan keingianan karyawan, yakni gaji yang baik, perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri
pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, karyawan dimasa mendatang (Robbins, 2006).
penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang Tingginya tingkat absensi dan jumlah
berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil karyawan yang keluar dapat menjadi indikasi bahwa
dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, karyawan merasa kurang termotivasi dan kurang puas
dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh dengan pekerjaan yang dilakukan. Tingginya jumlah
masyarakat. karyawan yang keluar dapat juga disebabkan karena
Kepuasan dan ketidakpuasan karyawan perusahaan ingin melakukan efisiensi biaya, yaitu
tergantung pada perbedaan antara apa yang dengan mengurangi jumlah karyawan sehingga
diharapkan. Sebaliknya, apabila yang didapat pekerjaan menjadi lebih ramping. Karyawan yang
karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan kepuasan kerjanya rendah akan berakibat pada
akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor- penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan,
faktor yang mempengaruhi kepuasan atau karena karyawan menjadi motor penggerak dari
ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan perusahaan.
kerja, tunjangan, perilaku yang adil, keamanan kerja, Prestasi Terhadap Kepuasan Kerja berdasarkan
peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan pada uraian diatas, maka dapat diajukan sebuah
kinerja, dan kesempatan bertumbuh. penelitian dengan judul “ Pengaruh Keterlibatan
Ketidakpuasan karyawan dapat terjadi apabila Dalam Pengambilan Keputusan, dan Motivasi
pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa
yang di peroleh dari perusahaan. Ketidakpuasan para Indentifikasi
karyawan ini menimbulkan hal-hal yang tidak Dalam proses identifikasi masalah dan
diinginkan dan dapat merugikan perusahaan yang mencermati obyek penelitiannya, dimaksudkan agar
bersangkutan. Misalnya; adanya aksi mogok kerja, terjadi penyelesaian masalah yang tajam, mengerucut
kemangkiran karyawan meningkat, turunnya kinerja dan terukur. Berikitan dengan obyek pokok
karyawan, dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan penelitian, berhasil diindentifikasi bahwa secara
menurunkan kinerja perusahaan itu sendiri. Maka, keseluruhan keterlibatan dalam pengambilan
para pimpinan sebaiknya mengerti apa yang keputusan, motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
dibutuhkan para karyawan dan mengetahui karyawan dalam perusahaan ini dirasakan sebenarnya
keinginan-keinginan apa yang membuat karyawan masih dapat ditingkatkan.
puas dan meningkatkan kinerjanya, berikut semua Penyebab utama adalah rendahnya
konsekuensinya, termasuk apa dan berapa bonus pengetahuan tentang keterlibatan dalam pengambilan
yang akan mereka terima jika target atau tujuan keputusan dan motivasi berprestasi, dimana
kerjanya tercapai. Sehingga para karyawan tidak karyawan sebagai obyek penelitian belum
melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya mengetahui kinerja pada dirinya sendiri dan tidak
dikerjakan. digunakannya masukan untuk selalu melibatkan
dirinya dalam pengambilan keputusan, sebagai proses

282 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

untuk perbaikan dan peningkatkan kepuasan kerja II. KAJIAN TEORI


yang lebih baik. Demi memudahkan rekonstrusi penulis perlu
membangun sebuah teori yang berkaitan dengan
masalah pokok. Landasan teoritik dijelaskan konsep-
Teori klasik selalu menyebutkan Kepuasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini yang
kerja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti meliputi kepuasan kerja, keterlibatan Karyawan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan dalam pengambilan keputusan, penilaian Karyawan
motivasi berprestasi. Mendukung pernyataan tersebut terhadap motivasi berprestasi.
adalah Herzberg (1999) dengan teori motivasi dua 1. Hakekat Kepuasan Kerja
faktor yang memandang bahwa kepuasan kerja Banyak para ahli yang memberikan
berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan pendapat tentang kepuasan kerja, dimana setiap orang
ketidakpuasan kerja berasal dari ketidak-beradaan member pendapat yang tidak begitu berbeda satu
faktor-faktor ekstrinsik. sama lain, hanya sudut pandang dan penekanan
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dimensi-dimensi kepuasannya yang berbeda, namun
dalam penelitian ini hanya membatasi pada variabel pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan member alas an dan kejelasan. Hal itu dapat terjadi
motivasi berprestasi pengaruhnya terhadap kepuasan disebabkan pandangan terhadap perbedaan
kerja Karyawan, sehingga variabel-variabel yang kepentingan dari individu. Perbedaan kepentingan itu
digunakan dalam penelitian ini adalah : berupa perbedaan arti, nilai, makna harapan dan
1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan perbedaan sudut pandang tentang unsur-unsur
sebagai variabel bebas pertama (X1) kepuasan itu sendiri.
2. Motivasi Berprestasi sebagai variabel bebas Kepuasan pegawai dalam bekerja,
ketiga (X2) merupakan suatu pengertian yang sulit didefinisikan,
3. Kepuasan Kerja sebagai variabel tergantung karena terlalu banyak diwarnai oleh nilai, harapan,
(Y) persepsi aspirasi orang yang ingin diketahui
Dari uraian diatas maka permasalahan dirumuskan kepuasaannya atau dapat dikatakan terlalu subyektif.
pokok dari penelitian ini adalah : Namun kalau dilihat dari sudut pegawai sendiri maka
1. Apakah keterlibatan karyawan dalam kepuasan kerja muncul bila keuntungan yang
pengambilan keputusan berpengaruh dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya
terhadap kepuasan kerja ? marginal yang dikeluarkan, yang oleh pegawai
2. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh disebut cukup memadai.
terhadap kepuasan kerja Karyawan ? Dengan kata lain, taraf dan ukuran kepuasan
3. Apakah pengambilan keputusan, motivasi itu sangat relative tergantung siapa yang
berprestasi, berpengaruh terhadap kepuasan merasakannya. Lagi pula kepuasan kerja bukanlah
kerja? suatu yang menyatu padu, tetapi sesuatu yang berisi
Sesuai dengan pokok permasalahn yang telah banyak dimana dari sisi yang satu memuaskan dari
dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sisi lain kurang memuaskan.
dalam penelitian ini sebagai berikut. Untuk Beberapa definisi dapat dikemukakan disini
menganalisis pengaruh yang signifikan keterlibatan antara lain : Kenneth N. Wexley, Gary A. YukL
karyawan dalam pengambilan keputusan dengan mengatakan bahwa “ kepuasan kerja adalah cara
motivasi berprestasi. Berusaha menganalisis ada atau seseorang pekerja merasakan pekerjaannya “
tidaknya pengaruh yang signifikan variabel (Shobaruddin; 1992). Sedangkan Porter
keterlibatan Karyawan dalam pengambilan mendefinisikan kepuasan sebagai selisih dari
keputusan dengan kepuasan kerja. Selebihnya banyaknya sesuatu yang seharusnya ada dengan
mengalisis ada atau tidaknya pengaruh yang banyaknya ada yang ada (Shobaruddin; 1992), dan
signifikan variabel motivasi berprestasi dan kepuasan (Schermerhorn: 1995) mengatakan, kepuasan kerja
kerja karyawan.. adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau
Mencermati manfaat dari penelitian ini negative tentang dari berbagai segi pekerjaan, tempat
diharapkan : dapat memberikan sumbangan ilmiah kerja dan hubungan dengan teman kerja. Fieldman
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama dan Arnold mengatakan kepuasan kerja adalah
berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. jumlah semua aspek-aspek positif yang dirasakan
Bila diapndang perlu dapat memberikan saran seseorang dari pekerjaannya (C.F Daniel, Hugh J.A;
maupun masukan kepada pimpinan sebagai 1993).
pengambil kebijakan yang berhubungan dengan Dari batasan-batasan tersebut dapat digali
usaha peningkatan kepuasan kerja para karyawan PT. bahwa ternyata kepuasan kerja ada kaitannya dengan
SAI. hasil kerja, sedangkan hasil kerja erat kaitannya

2579-3292 283
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

dengan kejadian yang timbul karena usaha si pemilik situation influence the degree to which an
kerja itu sendiri, di sisi lain hasil kerja itu berkaitan individual becomed involved in his jobs )
dengan factor lain yang tidak terlibat secara langsung keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon
dengan pekerjaan. Dengan demikian jelas bahwa terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu
kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor yang ada pada dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata
diri si pemegang kerja atau faktor intrinsik seperti suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam
perasaan tanggung jawab, rasa memiliki, rasa lingkungan kerja akan mempengaruhi orang
dihargai. tersebut makin terlibat atau tidak dalam
Selain faktor tersebut juga ada faktor yang pekerjaannya.
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi
bersumber dari luar diri pemegang kerja, antara lain dengan kuat memihak pada jenis kerja yang
kondisi kerja, rekan kerja yang tercermin pada dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja
keadaan dimana ada rasa kekeluargaan, rasa saling itu (Robbins, 2003). Teori yang mendasari adalah
menghormati, rasa saling mendukung. bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja
Dengan demikian dapat diberi batasan karyawannya dengan demikian maka para karyawan
bahwa kepuasan kerja adalah situasi yang dirasakan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen
oleh pemegang pekerjaan, yang dihasilkan oleh terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih
usahanya sendiri dan didukung oleh hal-hal yang ada produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
diluar dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gibson Banyak ahli telah membuat definisi, tentang
1985, yang mengatakan bahwa “kepuasan kerja pengambilan keputusan dan pada umumnya sepakat
tergantung pada tingkat hasil intrinsik dan hasil mengatakan bahwa pengambilan keputusan tidak
ekstrinsik serta persepsi pemegang kerja terhadapnya terlepas dari kepemimpinan, karena pengambilan
“. keputusan adalah bagian dari kehidupan seorang
2. Keterlibatan dala Pengambilan pimpinan. Pengertian kepemimpinan dapat
Keputusan. diutarakan dari beberapa ahli antara lain : (Kadarman
Dalam suatu perusahaan ataupun suatu A.M, Yusuf Udaya; 1994) mengatakan bahwa
organisasi keterlibatan kerja karyawan sangat kepemimpinan adalah seni atau proses untuk
berperan besar. Ada beberapa teori dari berbagai mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar
sumber yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud mereka mau berusaha mencapai tujuan yang hendak
dengan keterlibatan kerja : The degree to which a dicapai oleh kelompok, sementara itu (Sondang P.
person a identifies psychologically with his or here Siagian; 1994).
work and the importance of work to one’s self image Kepemimpinan adalah kemampuan dan
(Brown, 1996). Dimana seorang karyawan dikatakan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan
terlibat dalam pekerjaannya apabila karyawan tertentu sebagai pimpinan satuan kerja untuk
tersebut dapat mengidentifikasikan diri secara mempengaruhi perilaku orang lain, terutama
psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian
kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk rupa, sehingga melalui perilaku yang positif ia
organisasi beberapa studi yang dilakukan untuk memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian
mengetahui bagaimana keterlibatan kerja dapat tujuan organisasi, sedangkan (Gibson, Ivancevich,
timbul pada para pekerja, yang akhirnya Donelly; 1993) mengatakan bahwa kepemimpinan
menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap adalah suatu upaya mempengaruhi melalui proses
menyebabkan timbulnya keterlibatan kerja adalah : komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Pertama (The first : job involvement is occur Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa
when the possession of certain needs, value, seorang pimpinan harus berperan, berperilaku
or personal characteristics individuals to sebagai organisator dari orang-orang yang
become more or less involved in their jobs) dipimpinnya, karena itu seorang pimpinan bertugas
keterlibatan kerja akan terbentuk karena mendorong, merangsang, menggugah, menciptakan
keinginan dari pekerja akan kebutuhan lingkungan, mengatur pekerjaan dan mengambil
tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang keputusan yang dapat mendukung usaha-usaha untuk
diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan mencapai tujuan yang telah digariskan secara efektif
membuat pekerja tersebut lebih terlibat atau dan efisien, dan dalam suasana kerja yang
malah tidak terlibat pada pekerjaannya. menyenangkan.
b. Kedua adalah ( The second: job involvement Konsep pelibatan pegawai dalam hal ini
as a response to specific works situation Karyawan PT SAI adalah suatu proses untuk
characteristics. In other words certain types mengikutsertakan pada semua level organisasi dalam
of job or characteristics of the work pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.

284 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

Tujuan dari pelibatan adalah untuk meningkatkan harapanMotivasi rendah jika usahanya
kemampuan organisasi dan dengan adanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan akan Motivasi banyak dipengaruhi oleh emosi
dapat mendukung penyempurnaan proses yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu seseorang
pengambilan keputusan, bawahan akan merasa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi perlu
memiliki terhadap keputusan yang dalam proses memahami emosi yang ada pada dirinya sebelum
pembuatannya melibatkan mereka, oleh karena itu berbuat sesuatu. Dengan kata lain setiap orang perlu
mereka memahami dan mendukung keputusan yang memiliki kecerdasan emosional, agar dia dapat
diambil, selain itu dengan melibatkan bawahan mengarahkan emosinya menjadi motivasi yang
dalam proses pengambilan keputusan, maka mengarah pada peningkatan prestasi kerjanya.
pimpinan akan dapat memperoleh gambaran yang Kecerdasan emosional mencakup
lebih akurat mengenai masalah yang sesungguhnya pengendalian diri, semangat, ketekunan dan
yang terjadi di lapangan dan mendapatkan daftar kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Seseorang
kemungkinan solusi potensial yang lebih secara emosional dikatakan cakap apabila
komprehensif (Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, mengetahui dan mampu menangani perasaan mereka
1998). sendiri dengan baik dan mampu membaca dan
Usaha melibatkan Karyawan dalam menghadapi perasaan orang lain dengan efektif.
pengambilan keputusan jelas memberikan dampak Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang berarti terhadap efektivitas penampilan tugas- adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk
tugas tersebut. Namun usaha yang datangnya dari memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri,
pimpinan saja tidak cukup. Keberartian dampak menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi (Daniel
pemberian peluang tersebut akan dipengaruhi pula Coleman; 1997).
oleh kemauan masing-masing karyawan untuk ikut Setiap Karyawan mempunyai pandangan
serta ambil bagian secara aktif. tertentu apa yang mereka inginkan dari pekerjaannya
4. Motivasi Berprestasi Karyawan di kantor. Beberapa diantara keinginan tersebut
Masalah yang akan terus dihadapi oleh antara lain gaji yang cukup, pendapatan tambahan
seorang pemimpin dalam satu organisasi antara lain, yang memadai, kepastian masa depan, kesempatan
kenapa pekerja yang satu memiliki prestasi kerja bekerja mandiri, punya teman baru, kesempatan tugas
lebih baik dari yang lain, bagaimana merangsang belajar dan lain-lain. Adakalanya Karyawan bekerja
anggotanya agar berprilaku seperti yang diinginkan didasari pemikiran hubungan seperti barter. Mereka
organisasi, rangsangan yang bagaimana yang dapat menyumbangkan tenaga dan pemikirannya dan Ia
mendorong peningkatan prestasi kerja setiap pekerja menerima imbalan dari kantor yang sesuai dengan
sehingga diperoleh prestasi yang baik, dalam usaha tujuan yang ingin dicapainya.
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Rangsangan Apabila ini tercapai dia akan merasa
yang diperlukan oleh pekerja akan berbeda antara mendapat kepuasan dalam bekerja. Dari fenomena ini
satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena dapat dikatakan bahwa motivasi perorangan pada
adanya perbedaan sebagai individu. Rangsangan ini hakekatnya merupakan unsur yang menentukan
sering disebut motivasi. dalam memahami perilaku karyawan . dalam
Teori dari Vroom (2004) tentang cognitive mewujudkan suatu prestasi.
theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebut
tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dalam teori motivasi kontribusi dari Barnard yang
dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan mengatakan seseorang cenderung ikut serta dalam
itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi kegiatan organisasi hanya terbatas pada anggapan
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga bahwa imbalan (dorongan untuk bekerja) yang
komponen, yaitu: mereka terima, sebanding dengan usaha (kontribusi)
a. Ekspektasi, yaitu harapan atau keberhasilan mereka (Steers Richards M; 1995). Pemahaman
pada suatu tugas prestasi dan pengertian tentang motivasi berprestasi
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa bisa berbeda antara individu yang terlibat didalamnya
yang akan terjadi jika berhasil dalam sesuai dengan situasi, tempat dan keadaan lingkungan
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas dimana orang itu berada.
untuk mendapatkan outcome tertentu). Motivasi berasal dari kata latin movere yang
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome artinya gerak, dorongan. Kemudian sering diartikan
seperti perasaan posistif, netral, atau dalam bentuk kata kerja menjadi rangsangan,
negatif.Motivasi tinggi jika usaha dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik
menghasilkan sesuatu yang melebihi yang berasal dari dalam diri seseorang maupun yang
berasal dari luar atau lingkungannya. Manusia

2579-3292 285
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

terdorong bergerak untuk mencapai suatu tujuan Prestasi kerja dipengaruhi oleh usaha, tetapi
hanya jika mereka merasa hal itu merupakan bagian pada gilirannya prestasi mempengaruhi kepuasan dan
dari tujuan pribadinya (Chester L Bernard dikutip ganjaran. Sementara itu faktor usaha, kepuasan dan
dari Richard M. Hodgetts, Donald F. Kurako; 1998). gajaran memiliki hubungan dua arah (udai Pareek;
Pengertian atau batasan tentang motivasi 1991). Hal ini berarti bahwa suatu prestasi kerja
telah banyak diberikan oleh para ahli antara lain hanya akan dapat dicapai apabila ada usaha dengan
(Gibson; 1993) mengatakan, motivasi adalah suatu bekerja keras. Prestasi bukanlah sekedar hasil, tetapi
konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan hasil yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan
kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau dengan hasil yang dicapai sebelumnya.
didalam diri seseorang untuk menemukan dan MC. Cleland (1991) mengatakan bahwa
mengarahkan perilaku. (Wahyu Sumidjo; 1994) setiap manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu (1)
berpendapat, motivasi adalah dorongan kerja yang kebutuhan berprestasi (Need Achievment) (2)
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam kebutuhan akan kekuasaan (need of power) dan (3)
mencapai tujuan yang telah ditentukan. kebutuhan akan apiliasi (need for apliation). Teori ini
Sedangkan (Koontz O. Donnel dan mengatakan bahwa manusia pada dasarnya dalam
Weihrich; 1980) mengatakan bahwa motivasi sebagai dirinya memiliki keinginan untuk berprestasi,
keseluruhannya dorongan, keinginan, kebutuhan dan berkuasa dan bersahabat.
daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku. Disadari maupun tidak disadari dalam suatu
Motivasi mengacu pada dorongan upaya untuk organisasi didalamnya ada kebutuhan berprestasi,
memuaskan keinginan atau tujuan dan pemenuhan berkuasa dan bekerjasama seperti yang telah
kebutuhan mengacu pada pengalaman yang dikatakan oleh MC. Cleland adalah suatu kenyataan,
menyenangkan pada saat terpenuhinya suatu dan perlu dimotivasi agar perilaku maupun tindakan
keinginan. para insan yang ada didalamnya terarah pada apa
Batasan-batasan tersebut menunjukan yang menjadi misi organisasinya.
kesamaan arah dan tujuan yaitu ransangan yang Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan
mendorong seseorang berperilaku melakukan sesuatu yang dimiliki seseorang untuk mewujudkan hasil
untuk mencapai tujuan tertentu, walaupun diutarakan kerja yang melebihi hasil kerja orang lain. Dorongan
dengan cara yang berbeda. Sehingga dapat untuk menunjukkan hasil kerja yang memiliki
disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dorong keunggulan dari hasil kerja orang lain dalam bidang
untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, kemauan yang sama. Dengan demikian ada unsur bersaing
dan kepuasan. Motivasi menjadi penyebab perilaku untuk menghasilkan sesuatu, dorongan ini bersifat
seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tetap yang menjadi suatu karakteristik dari seseorang.
motivasi itu adalah “dorongan dan usaha”. Motivasi berprestasi tidak tumbuh dengan
Prestasi adalah jumlah sukses yang mungkin sendirinya, akan tetapi tumbuh dan berkembang
dicapai dalam suatu keadaan dan dalam kurun waktu karena adanya lingkungan yang memungkinkan
tertentu. Prestasi hanya akan dicapai melalui kerja orang untuk bersaing, seperti kesempatan berinteraksi
keras dari orang yang memiliki kemampuan, dengan orang lain dan kesempatan untuk belajar.
dorongan, keinginan untuk sukses dari usaha nyata. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa
Hal ini didukung oleh teori Smith dan Cranny yang motivasi berprestasi adalah rangsangan yang
mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan mendorong seseorang berperilaku untuk mencapai
hasil interaksi usaha, kepuasan dan ganjaran. suatu tujuan tertentu yang dapat memberikan
Hubungan dari tiga faktor ini digambarkan sebagai kepuasan pada dirinya.
berikut: Aspek yang mungkin timbul dari tingkah
laku, perbuatan atau aktivitas Karyawan dapat
menjadi motif pembangkit maupun pendorong dan
sekaligus sebagai pengarah. Sebagai pembangkit
dapat menumbuhkan, membangun, atau merangsang
tumbuhnya gerak dengan intensitas yang tinggi
dalam keberhasilan , khususnya program atau
kegiatan yang dilakukan. Sebagai pengarah dapat
menjadi kompas, arah, petunjuk dalam usaha untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai manajemen.
Kuat lemahnya motivasi berprestasi yang
Gambar 2.1 : Hubungan tiga faktor
dimiliki individu oleh Stringer dikatakan sangat
Smith dan Cranny 1990
tergantung pada : Besarnya harapan yang ingin
dicapai, kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi

286 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

serta besarnya kepuasan yang diinginkan. Tiga dalam penelitian ini, selanjutnya kajian tersebut akan
komponen itu merupakan pemicu utama dalam suatu menjadi dasar kerangka berpikir untuk mengajukan
motivasi yang dimiliki setiap orang (Gene W. Dalton; hipotesis penelitian, sebagai berikut : “Pengaruh
1998). antara keterlibatan Karyawan dalam
Pada penelitian ini dibatasi pada beberapa Pengambilan Keputusan dan Kepuasan Kerja”
indikator yang menjadi penyebab timbulnya motivasi Pimpinan sebagai penggerak organisasi
berprestasi pada Karyawan yang patut diduga erat dalam usaha melibatkan Karyawan PT. SAI
hubungannya dengan kepuasan kerja. Indikator- dalam mengambilan keputusan dapat terwujud
indikator tersebut antara lain : apabila ada tiga unsur yang relevan, antara lain :
1. Indikator Pertama : Dorongan untuk a. Kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam
berprestasi yang meliputi tujuan yang pengambilan keputusan yang tercermin
ingin dicapai, keyakinan diri, dalam kesediaan pimpinan memberikan
persaingan, kebanggaan. kesempatan pada Karyawan PT. SAI untuk
2. Indikator Kedua: Kesediaan ambil bagian tugas dengan tujuan dan
menerima tugas, tanggungjawab, sasaran yang diharapkan dan pengambilan
umpan balik dan kesediaan keputusan.
menghadapi risiko. b. Kesediaan Karyawan SAI untuk ambil
bagian dalam pengambilan keputusan yang
5. Penelitian Sebelumnya tercermin pada kemampuan mengemukakan
Samurti Rasimin, dkk dari Fakultas pendapat dan kesediaan menerima pendapat
Psikologi Universitas Gadjah Mada pernah orang lain.
mengadakan penelitian yang berjudul Kualitas c. Pelaksanaan keputusan yang tercermin pada
Kekaryaan Ditinjau dari Karakteristik, Keterlibatan Karyawan PT. SAI untuk ikut tanggung
kerja, motif berprestasi, dan kepuasan kerja karyawan jawab, kesesuaian pelaksanaan keputusan,
dibeberapa perusahaan di Indonesia. Kesimpulan dan kemandirian dalam melaksanakan
yang didapat dari penelitian tersebut dalam keputusan.
hubungannya dengan produktivitas kerja, variabel Bagaimana pengaruh ketiga unsur
kepuasan kerja memberikan sumbangan yang paling tersebut terhadap kepuasan kerja Karyawan baik
tinggi terdapat produktivitas kerja dari semua bersfiat intrinsik maupun kepuasan yang bersifat
variabel yang ada. Menurut penelitian ini disebabkan ekstrinsik, adalah hal-hal yang akan diteliti pada
karena kepuasaan kerja merupakan hasil akhir dari penelitian ini, karena dengan melibatkan
apa yang dirasakan individu setelah ia berinteraksi Karyawan dalam pengambilan keputusan adalah
dengan banyak faktor dalam bekerja. kunci penentu agar tugas yang diselenggarakan
Sihombing Umberto (1995) dari Program Karyawan dalam organisasi benar-benar terarah,
Pascasarjana IKIP Jakarta dalam desertasinya yang sehingga Karyawan tahu persis kemana dan
berjudul Kepuasan Kerja Pamong Belajar, Balai bagaimana harus bergerak dan berbuat, sehingga
Pengembangan Kegiatan Belajar : Studi Korelasional pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan baik.
tentang Keterlibatan Pamong Belajar dalam
Pengambilan Keputusan, Penilaian terhadap Pengaruh antara Motivasi Berprestasi dengan
lingkungan kerja, Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan Kerja Pamong Belajar. Dari hasil Setiap lembaga atau organisasi memiliki
penelitiannya didapatkan kesimpulan antara lain : tujuan yang ingin dicapai dan dalam pencapaian
1. Terdapat hubungan positif antara tujuan tersebut masing-masing lembaga
keterlibatan pamong belajar dalam menyusun tugas dan pekerjaan yang akan
pengambilan keputusan dengan kepuasan dilaksanakan, menyusun formasi serta mengisi
kerja pamong belajar. sumber daya manusia yang diperlukan dalam
2. Terdapat hubungan positif antara penilaian melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam usaha
pamong belajar terhadap lingkungan kerja pencapaian tujuan tersebut.
dengan kepuasaan kerja pamong belajar. Untuk merealisasi suatu tujuan,
3. Terdapat hubungan positif antara motivasi diperlukan kesungguhan, kemantapan, ketekunan
berprestasi pamong belajar dengan kepuasan dan penguasaan materi yang komprehensif. Untuk
kerja pamong belajar. itu setiap pelaksanaan tugas perlu memiliki suatu
pandangan, keinginan yang dapat menggoyah,
Hipotesis mendorong dirinya untuk memberikan
Dalam bagian terdahulu telah dikaji secara teoritis kemampuan terbaiknya dalam menyelesaikan
dan konseptual tentang hakekat variabel-variabel pekerjaannya. Motivasi berprestasi sebagi

2579-3292 287
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

pembangkit gairah untuk menghasilkan yang 1. Terdapat pengaruh positif keterlibatan


terbaik dari suatu pekerjaan memiliki beberapa Karyawan dalam pengambilan keputusan
unsur, diantaranya yaitu : terhadap kepuasan kerja
(1) Dorongan untuk berprestasi dengan sub 2. Terdapat pengaruh positif motivasi
indikator tujuan yang ingin dicapai, berprestasi Karyawan terhadap kepuasan
keyakinan diri untuk berhasil untuk kerja
menyelesaikan suatu pekerjaan, serta 3. Keterlibatan Karyawan dalam pengambilan
penghargaan dari atasan karena hasil keputusan dan motivasi berprestasi secara
kerjanya diakui. bersama-sama berpengaruh terhadap
(2) Usaha berprestasi yang dicerminkan kepuasan kerja.
dengan kesediaan menerima tugas tanpa
ada kesan menolak, tanggungjawab yang III. METODOLOGI
tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan, Dalam penelitian ini disusun intrumen / alat untuk
terbuka pada umpan balik untuk mendapatkan data yang diinginkan. Adapun intrumen
memperbaiki program dan kesediaan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
menghadapi dan memikul risiko. 1) Kuesioner
(3) Bagaimana pengaruh unsur-unsur tersebut Kuesioner diisi oleh seluruh responden karyawan PT.
di atas terhadap kepuasan kerja Karyawan SAI, yang terdiri dari Kuesioner untuk mendapatkan
, apakah mempunyai pengaruh positif karakteristik responden, data keterlibatan karyawan
terhadap kepuasan kerja? dalam pengambilan keputusan, motivasi berprestasi
(4) Pengaruh kepuasan kerja Karyawan dan kepuasan kerja karyawan
melalui keterlibatan Karyawan dalam 2) Program / Komputer
pengambilan keputusan dan Motivasi Komputer dipergunakan untuk pengolahan data
Berprestasi. statistik dengan mempergunakan Program SPSS 15,0.
Data dalam suatu penelitian dapat dikumpulkan
Gambaran logis dan teoritis sebelumnya dengan instrumen. Instrumen yang dipakai dalam
telah menunjukan ada dugaan pengaruh yang positif mengumpulkan data haruslah memenuhi dua
antara masing-masing ketiga variabel bebas tersebut persyaratan penting, yaitu validitas dan reliabilitas.
terhadap kepuasan kerja. Belum ada literatur maupun a. Penentuan skor Jawaban Responden
hasil penelitian yang mengungkap pengaruh kedua Kuesioner dibuat dalam bentuk pernyataan
ubahan tersebut secara bersama-sama terhadap yang telah disediakan jawabannya dengan
kepuasan kerja. Walaupun secara nalar setiap ubahan skala bertingkat. Skala yang digunakan
tersebut memberi sumbangan positif untuk dengan skala Likert. Jawaban dibuat dalam 4
menimbulkan kepuasan kerja, dan apabila dianggap (empat) alternatif jawaban denga masing-
bahwa pengaruh masing-masing ubahan dengan masing diberi skor dengan menggunakan
kepuasan kerja adalah linier, maka seharusnya ketentuan sebagai berikut :
ubahan-ubahan tersebut secara bersama-sama akan Pernyataan Positif
menunjukkan pengaruh yang positif pula dengan a) Jawaban “Sangat Tidak Setuju”
kepuasan kerja. Gambaran Kerangka Pemikiran mempunyai nilai 1
sebagai berikut: b) Jawaban “Tidak Setuju” mempunyai
nilai 2
c) Jawaban “Setuju” mempunyai nilai 3
d) Jawaban “Sangat Setuju” mempunyai
nilai 4
Pernyataan Negatif
e) Jawaban “Sangat Tidak Setuju”
mempunyai nilai 4
f) Jawaban “Tidak Setuju” mempunyai
nilai 3
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir g) Jawaban “Setuju” mempunyai nilai 2
h) Jawaban “Sangat Setuju” mempunyai
Bertitik tolak dari kerangka teoritis dan nilai 1
kerangka pemikiran seperti disebutkan di atas,
hipotesis penelitian disusun sebagai berikut :

288 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

b. Uji Validitas Instrumen Penelitian rumus statistic product moment dengan


metode belah dua (Spearman Brown) yaitu
Validitas data menurut Azwar (1997) (Azwar,1997) :
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan 2 (r 1-2)
fungsi ukurnya. Uji validitas menggunakan rхy = ----------------------
statistik korelasi product moment 1 + r 1-2
(Azwar,1997). Keterangan :
Instrumen yang digunakan dalam rхy = Koefisien
penelitian dapat dikatakan valid jika mampu reliabilitas Speaman - Brown
mengukur apa yang ingin diukur dan dapat r 1-2 = Koefisien
mengungkapkan data dari variabel yang korelasi antara kedua belahan
diteliti secara tepat. Pengukuran validitas
dilakukan secara statistik dengan hasil Suatu instrumen dapat dikatakna
perhitungan analisis faktor (factor loading) reliabel atau andal jika alat ukur tersebut
yang menggambarkan seberapa kuat butir- mengarah pada keajegan atau konstan, dimana
butir instrumen (variabel terukur menyatu tingkat reliabilitas dengan memperlihatkan
sama lainya). Untuk menghitung korelasi ini sejauhmana alat ukur dapat diandalkan dan
digunakan teknik korelasi product moment dipercaya, sehingga hasil pengukuran tetap
dengan rumus Karl Pearson (Arikunto, 2002). konsisten jika dilakukan pengukuran
berulang-ulang terhadap gejala yang sama
dengan alat ukur yang sama pula (Sugiono,
N ( xy )  ( x y) 2003).

r
Uji relliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
[ N  x 2  ( x ) 2 ]  [ N  y 2  ( y ) 2 ] Alpha Crombach karena data yang
dikumpulkan adalah berbentuk skala
(Arikunto, 2002). Jika r Alpha positif dan
lebih besar dari r tabel maka butir atau
Dimana : variabel tersebut reliabel. Sebagai pedoman
r = Angka Korelasi umum untuk menentukan reliabilitas butir
N = Jumlah Responden pertanyaan maka koefisien korelasi minimum
X = Data/nilai untuk setiap dianggap memenuhi syarat adalah jika
item/pernyataan r=0,600 dan kalau lebih kecil dari 0,600 maka
Y = Data/nilai jumlah seluruh butir pertanyaan dinyatakan tidak reliabel
item/pertanyaan (Sugiono, 2003). Untuk menghitung besarnya
koefisien korelasi dipergunakn komputer
Setelah nilai rxy diperoleh maka dengan program SPSS.
untuk menentukan valid atau tidaknya tiap
butir pertanyaan digunakan tarif sigmnifikan IV. PEMBAHASAN
(alpa=0.05). Bila nilai probabilitas lebih kecil
atau sama dengan 0.05 maka butir pertanyaan Hasil analisis data secara statistik
tersebut dinyatakan valid, dan jika sebaliknya membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan
dinyatakan gugur. Sebagai pedoman umum signifikan antara variabel Keterlibatan karyawan
untuk menentukan validitas butir pertanyaan dalam pengambilan keputusan terhadap motivasi
maka koefisien korelasi minimum dianggap berprestasi yang ditunjukkan dari nilai Standardized
memenuhi syarat adalah jika r= 0.500 dan direct effect sebesar 0,303. Dalam penelitian ini
kalau lebih kecil dari 0.500 maka butir ditemukan pengaruh positip dan signifikan antara
pertanyaan dinyatakan tidak valid. variabel Keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan terhadap motivasi berprestasi. Hal ini juga
c. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian diperkuat oleh hasil nilai sign sebesar 0.043, dimana
nilainya lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). Ini
Reliabilitas menunjukkan suatu berarti bahwa semakin tinggi keterlibatan karyawan
instrument cukup dapat dipercaya untuk dalam pengambilan keputusan di perusahaan maka
digunakan sebagai alat pengumpul data. semakin tinggi pula dorongan atau motivasi untuk
Analisis reliabilitas instrument menggunakan mencapai prestasi untuk menjadi lebih baik.

2579-3292 289
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

pendapat dan kesediaan menerima pendapat


Hasil penelitian yang dilakukan oleh orang lain.
Robbins (2003), Karyawan dalam keterlibatan yang c. Pelaksanaan keputusan yang tercermin pada
tinggi dengan kuat memihak pada jenis kerja yang Karyawan PT.SAI untuk ikut tanggung jawab,
dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja kesesuaian pelaksanaan keputusan, dan
itu. Teori yang mendasari adalah bahwa dengan kemandirian dalam melaksanakan keputusan.
mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan Bagaimana pengaruh ketiga unsur
demikian maka para karyawan akan menjadi lebih tersebut terhadap kepuasan kerja Karyawan SAI
termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi baik bersifat intrinsik maupun kepuasan yang
ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas bersifat ekstrinsik, adalah hal-hal yang akan
dengan pekerjaan mereka. diteliti pada penelitian ini, karena dengan
melibatkan Karyawan dalam pengambilan
Dengan demikian dapat dikatakan ada keputusan adalah kunci penentu agar tugas yang
kesamaan hasil yang diperoleh dimana variabel diselenggarakan Karyawan dalam organisasi
bebasnya memiliki pengaruh yang signifikan benar-benar terarah, sehingga Karyawan PT. SAI
terhadap kepuasan kerja karyawan, namun dalam tahu persis kemana dan bagaimana harus
penelitiannya variabel yang berpengaruh dominan bergerak dan berbuat, sehingga pekerjaannya
adalah dapat dilaksanakan dengan baik.
Keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan, sedangkan motivasi berprestasi Hasil analisis data secara statistik
pengaruhnya tidak langsung terhadap kepuasan kerja. membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan
Pengaruh Keterlibatan karyawan dalam signifikan antara variabel motivasi berprestasi
pengambilan keputusan terhadap Kepuasan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan yang ditunjukkan
Karyawan Hasil analisis data secara statistik dari nilai Standardized direct effect sebesar 0,444..
membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh positip dan
signifikan antara variabel Keterlibatan karyawan signifikan antara variabel motivasi berprestasi
dalam pengambilan keputusan terhadap kepuasan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini juga
kerja karyawan yang ditunjukkan dari nilai diperkuat oleh hasil nilai sign sebesar 0.000, dimana
Standardized direct effect sebesar 0,555. Dalam nilainya lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). Ini
penelitian ini ditemukan pengaruh positip dan berarti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi di
signifikan antara variabel Keterlibatan karyawan perusahaan maka semakin tinggi pula kepuasan kerja
dalam pengambilan keputusan terhadap kepuasan karyawan di perusahaan tersebut.
kerja karyawan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil nilai Menurut MC Cleland (1991), Motivasi
sign sebesar 0.000, dimana nilainya lebih kecil dari berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki
nilai probabilitas (0,05). Ini berarti bahwa semakin seseorang untuk mewujudkan hasil kerja yang
tinggi keterlibatan karyawan dalam pengambilan melebihi hasil kerja orang lain. Dorongan untuk
keputusan di perusahaan maka semakin tinggi pula menunjukkan hasil kerja yang memiliki keunggulan
kepuasan kerja karyawan di perusahaan tersebut. dari hasil kerja orang lain dalam bidang yang sama.
Berkaitan dengan pendapat Schermerhorn Dengan demikian ada unsur bersaing untuk
(1995), mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah menghasilkan sesuatu, dorongan ini bersifat tetap
tingkat dimana seseorang merasa positif atau yang menjadi suatu karakteristik dari seseorang.
negative tentang dari berbagai segi pekerjaan, tempat Untuk merealisasi suatu tujuan, diperlukan
kerja dan hubungan dengan teman kerja. Pimpinan kesungguhan, kemantapan, ketekunan dan
sebagai penggerak organisasi dalam usaha penguasaan materi yang komprehensif. Untuk itu
melibatkan Karyawan PT. SAI dalam mengambilan setiap pelaksanaan tugas perlu memiliki suatu
keputusan dapat terwujud apabila ada tiga unsur yang pandangan, keinginan yang dapat menggoyah,
relevan, antara lain : mendorong dirinya untuk memberikan kemampuan
a. Kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam terbaiknya dalam menyelesaikan pekerjaannya.
pengambilan keputusan yang tercermin dalam Motivasi berprestasi sebagai pembangkit gairah
kesediaan pimpinan memberikan kesempatan untuk menghasilkan yang terbaik dari suatu
pada Karyawan PT.SAI untuk ambil bagian pekerjaan memiliki beberapa unsur, diantaranya yaitu
tugas dengan tujuan dan sasaran yang :
diharapkan dan pengambilan keputusan. (1) Dorongan untuk berprestasi dengan sub
b. Kesediaan Karyawan PT.SAI untuk ambil indikator tujuan yang ingin dicapai,
bagian dalam pengambilan keputusan yang keyakinan diri untuk berhasil untuk
tercermin pada kemampuan mengemukakan menyelesaikan suatu pekerjaan, serta

290 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

penghargaan dari atasan karena hasil signifikan secara langsung terhadap


kerjanya diakui. kepuasan kerjai PT.SAI
(2) Usaha berprestasi yang dicerminkan c. Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan
dengan kesediaan menerima tugas tanpa signifikan secara langsung terhadap
ada kesan menolak, tanggungjawab yang kepuasaan kerja karyawan PT.SAI
tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan, d. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan
terbuka pada umpan balik untuk keputusan dan motivasi berprestasi secara
memperbaiki program dan kesediaan bersama-sama berpengaruh positif dan
menghadapi dan memikul risiko. signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT.SAI
Berdasarkan hasil penelitian ini, disadari e. Variabel yang berpengaruh dominan
bahwa temuan yang dihasilkan belum sepenuhnya terhadap kepuasaan kerja karyawan PT SAI
memberikan jawaban atau pemecahan masalah secara adalah keterlibatan karyawan dalam
menyeluruh dalam usaha meningkatkan kepuasan pengambilan keputusan dengan ditunjukkan
kerja karyawan PT.SAI, karena adanya keterbatasan- oleh standardized coefficient beta paling
keterbatasan antara lain. besar.
a. Penelitian ini hanya mengukur keterlibatan
karyawan dalam pengambilan keputusan DAFTAR PUSTAKA
dan motivasi berprestasi terhadap kepuasan
kerja karyawan secara umum, sementara _______, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia,
dalam kebijakan atau keputusan Untuk Bisnis yang Kompetitif, Cetakan
penempatan karyawan dan minat karyawan Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada
ada kalanya berbeda untuk lokasi/wilayah University Press.
kerja, jabatan dan pendidikan. Demikian
pula evaluasi kesesuaian jabatan tidak Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Cetakan
dihubungkan dengan latar belakang keempat Jakarta : Rineka Cipta
pendidikan yang terbukti mempengaruhi
semangat kerja maupun kepuasan kerja. Azwar, sifudin, 1997, Reliabilitas dan Validitas,
b. Keterbatasan waktu dan variabel penelitian, Pustaka pelajar, Yogyakarta
dimana waktu dalam penelitian ini cukup B. Samurti Rasimin, dkk, Kualitas Kekayaan
singkat dan variabel dalam penelitian ini Ditinjau dari Karakteristik, Kerelibatan
hanya menggunakan variabel keterlibatan Kerja, Motif Berprestasi, dan Kepuasan
karyawan dalam pengambilan keputusan Kerja karyawan di beberapa perusahaan di
dan motivasi berpresatasi terhadap Indonesia, peneliti dari fakultas Psikologi
kepuasan kerja karyawan PT.SAI Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
c. Masih ada variabel lain yang belum UnPub
dimasukkan dalam mempengaruhi Chester L. Bernard dikutif oleh Richard M. Hodgetts
kepuasan kerja karyawan yang mungkin dan donal F. Kurako,1998, Managing
akan berpengaruh terhadap kinerja Individual and Group Behavior in
perusahaan PT. SAI seperti misalnya Organizations, New York : McGraw Hill.
variabel; kompensasi, lingkungan kerja, dan Daniel Coleman, 1997, Emotional intelegence, alih
semangat kerja bahasa T. Hermaya, Gramedia Cet. III,
(Lihat di daftar Tabel) Jakarta.
Gene w. Dalton, 1978, Motivation and Control in
Organization, Boston : Alyn and Bacon.
V. KESIMPULAN Gibson, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses,
alih bahasa Djarkasih, Erlangga, Jakarta,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 1993.
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat Harold Koontz O Donnel dan Heinz Weihrich, 1980,
disimpulkan sebagai berikut : management, Mc. Graw Hill Kogagusha.
a. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan Kadarman A.M. Yusuf Udayana, Pengantar Ilmu
keputusan berpengaruh positif dan Managemen, Gramedia, Jakarta, 1994.
signifikan secara langsung terhadap motivasi Kenneth N Wexley, Gary A. Yukl, 1992,
berprestasi karyawan PT.SAI Organization Behavior and Personal
b. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan Psychology, terjemahan Shobaruddin :
keputusan berpengaruh positif dan Rineka Cipta Cet. II, Jakarta.

2579-3292 291
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017

Notoatmodjo, Soekidjo. 1998. Pengembangan Sondang P. Siagian, Oraganisasi Kepmimpinan dan


Sumber Daya Manusia. Edisi Kedelapan Perilaku Administrasi, Masaung, Jakarta,
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 1994.
Steers, Richard M. 1990, Efektivitas Organisasi
Riduwan, Kuncoro M. Engkos Achmad. 2007. Cara Kaidah Perilaku, Erlangga, Jakarta,
Menggunakan dan Memaknai Sugiyono, 2003, Statistik Untuk Penelitian, Alfa
Beta, Bnadung
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
Versi Bahasa Indonesia, Edisi Kedelapan. Kelima. Bandung : CV. Alfabeta.
Jakarta: Penerbit Prehallindo Sumamur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja,
Gunung Agung, Jakarta, 1996.
Schermerhorn Hunt Obsborn, 1985, Managing Tjiptono. F, Anastasia Diana, 1998, Total Quality
Individual and Group Behavior, New York Management, Edisi 2, Cet. II, Andi Offset,
: Sec Ed Jhon Welly & Sons. Yogyakarta
Sedermayanti, Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Udai Pareek. Perilaku Organisasi, PT. Karya
Mandar Maju, Jakarta, 1996. Unipress, Cet. II, Jakarta, 1991.
Sihombing Umberto, 1985, Desertasi tentang Umar, Husein. 1999. Riset Sumber Daya Manusia
Kepuasan Kerja Pamong Belajar, Balai Dalam Organisasi. Jakarta: Penerbit
Pengambangan Kegiatan Belajar : Studi Gramedia Pustaka Utama.
Korelasional tentang Keterlibatan Pamong Wahyu Sumidjo, Kiat Kepemimpinan Dalam Teori
Belajar dalam Pengambilan Keputusan, dan Praktek, Harapan Massa, 1994.
Penilaian terhadap lingkungan kerja, Wahyuningsih, MV Sri. 2002. Analisis Kontribusi
Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Faktor Motivasi Terhadap Semangat Dan
Kerja Pamong Belajar, Program Pasca Kegairahan Kerja Karyawan di PT united
Sarjana IKIP Jakarta, Jakarta. Indobali di Denpasar. Tesis Program Studi
Sitepu, Nirwana K, 1994, Analisis Jalur, unit Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Pelayanan Statistika Jurusan Statistik Universitas Udayan, Denpasar.
FMIPA Unpad, Bandung

292 2579-329

Anda mungkin juga menyukai