3072 8261 2 PB
3072 8261 2 PB
ABSTRAKSI
Sasaran penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan Karyawan dalam pengambilan keputusan dengan
kepuasan kerja karyawan, pengaruh langsung motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja Karyawan dan pengaruh
keterlibatan Karyawan dalam pengambilan keputusan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan
kepuasan kerja karyawan. Target penelitian (responden) dari peneltian ini adalah semua karyawan yang berstatus
tetap, dengan jumlah 45 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan analisis jalur
(path analysis), data diolah dengan program SPSS versi 15.0.
Dari uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan analisis faktor menunjukkan, instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah valid dan reliabel. Hasil analisis regresi linear berganda dan analisi jalur
menunjukkan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi berprestasi, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan motivasi berprestasi secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Sinar Abara Internasional (SAI).
Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan berdasarkan analisis regresi linear
berganda adalah variable keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
Perlu dilakukan pengukuran data dengan menggunakan data kepuasan kerja yang objektif seperti data
prestasi kerja karyawan PT. SAI untuk menguji konsistensi temuan penelitian ini, mengingat keterbatasan penelitian
ini adalah instrument pengukuran, data yang menggunakan data persepsi yang bersifat subjektif sehingga data yang
dikumpulkan cendrung menunjukkan persepsi positif, sebagai respon yang dipengaruhi oleh bias metode self report
yang digunakan dalam pengukuran data.
Kata kunci :
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
2579-3292 281
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
Hal klasik yang selalu ditemukan dalam Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan
masalah sumber daya manusia adalah loyalitas dan oleh karyawan dapat dilihat dari banyaknya jumlah
kepuasan kerja selalu bermuara pada imbal jasa absensi dan jumlah karyawan yang keluar dan masuk
(upah). Salah satu faktor yang mempengaruhi yang terjadi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi
loyalitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. jumlah karyawan yang keluar diperusahaan, maka
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja rendah,
emosional karyawan yang terjadi maupun tidak karena karyawan merasa tidak cocok bekerja di
terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja perusahaan. Tingginya jumlah karyawan yang keluar
karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan yang diperusahaan juga dapat disebabkan oleh
tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh kebijakan perusahaan untuk mengurangi jumlah
karyawan yang bersangkutan. karyawan sehingga dapat terjadi efisiensi dalam
Mengenai kepuasan kerja, Gilmer (1966) proses produksi.
dalam As’ad (2003) menyebutkan faktor-faktor yang Begitu juga dengan masa kerja, merupakan
mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan komponen yang paling penting dalam menjelaskan
untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan tingkat pengunduran diri karyawan (Robbins, 2006).
manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi Semakin lama karyawan bekerja dalam suatu
kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan perusahaan semakin kecil kemungkinan karyawan
fasilitas. tersebut akan mengundurkan diri. Bukti juga
Sementara Ranupandojo dan Husnan (2002) menunjukkan bahwa masa kerja pekerjaan terdahulu
mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dari seorang karyawan merupakan indikator
dan keingianan karyawan, yakni gaji yang baik, perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri
pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, karyawan dimasa mendatang (Robbins, 2006).
penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang Tingginya tingkat absensi dan jumlah
berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil karyawan yang keluar dapat menjadi indikasi bahwa
dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, karyawan merasa kurang termotivasi dan kurang puas
dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh dengan pekerjaan yang dilakukan. Tingginya jumlah
masyarakat. karyawan yang keluar dapat juga disebabkan karena
Kepuasan dan ketidakpuasan karyawan perusahaan ingin melakukan efisiensi biaya, yaitu
tergantung pada perbedaan antara apa yang dengan mengurangi jumlah karyawan sehingga
diharapkan. Sebaliknya, apabila yang didapat pekerjaan menjadi lebih ramping. Karyawan yang
karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan kepuasan kerjanya rendah akan berakibat pada
akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor- penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan,
faktor yang mempengaruhi kepuasan atau karena karyawan menjadi motor penggerak dari
ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan perusahaan.
kerja, tunjangan, perilaku yang adil, keamanan kerja, Prestasi Terhadap Kepuasan Kerja berdasarkan
peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan pada uraian diatas, maka dapat diajukan sebuah
kinerja, dan kesempatan bertumbuh. penelitian dengan judul “ Pengaruh Keterlibatan
Ketidakpuasan karyawan dapat terjadi apabila Dalam Pengambilan Keputusan, dan Motivasi
pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa
yang di peroleh dari perusahaan. Ketidakpuasan para Indentifikasi
karyawan ini menimbulkan hal-hal yang tidak Dalam proses identifikasi masalah dan
diinginkan dan dapat merugikan perusahaan yang mencermati obyek penelitiannya, dimaksudkan agar
bersangkutan. Misalnya; adanya aksi mogok kerja, terjadi penyelesaian masalah yang tajam, mengerucut
kemangkiran karyawan meningkat, turunnya kinerja dan terukur. Berikitan dengan obyek pokok
karyawan, dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan penelitian, berhasil diindentifikasi bahwa secara
menurunkan kinerja perusahaan itu sendiri. Maka, keseluruhan keterlibatan dalam pengambilan
para pimpinan sebaiknya mengerti apa yang keputusan, motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
dibutuhkan para karyawan dan mengetahui karyawan dalam perusahaan ini dirasakan sebenarnya
keinginan-keinginan apa yang membuat karyawan masih dapat ditingkatkan.
puas dan meningkatkan kinerjanya, berikut semua Penyebab utama adalah rendahnya
konsekuensinya, termasuk apa dan berapa bonus pengetahuan tentang keterlibatan dalam pengambilan
yang akan mereka terima jika target atau tujuan keputusan dan motivasi berprestasi, dimana
kerjanya tercapai. Sehingga para karyawan tidak karyawan sebagai obyek penelitian belum
melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya mengetahui kinerja pada dirinya sendiri dan tidak
dikerjakan. digunakannya masukan untuk selalu melibatkan
dirinya dalam pengambilan keputusan, sebagai proses
282 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
2579-3292 283
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
dengan kejadian yang timbul karena usaha si pemilik situation influence the degree to which an
kerja itu sendiri, di sisi lain hasil kerja itu berkaitan individual becomed involved in his jobs )
dengan factor lain yang tidak terlibat secara langsung keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon
dengan pekerjaan. Dengan demikian jelas bahwa terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu
kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor yang ada pada dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata
diri si pemegang kerja atau faktor intrinsik seperti suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam
perasaan tanggung jawab, rasa memiliki, rasa lingkungan kerja akan mempengaruhi orang
dihargai. tersebut makin terlibat atau tidak dalam
Selain faktor tersebut juga ada faktor yang pekerjaannya.
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi
bersumber dari luar diri pemegang kerja, antara lain dengan kuat memihak pada jenis kerja yang
kondisi kerja, rekan kerja yang tercermin pada dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja
keadaan dimana ada rasa kekeluargaan, rasa saling itu (Robbins, 2003). Teori yang mendasari adalah
menghormati, rasa saling mendukung. bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja
Dengan demikian dapat diberi batasan karyawannya dengan demikian maka para karyawan
bahwa kepuasan kerja adalah situasi yang dirasakan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen
oleh pemegang pekerjaan, yang dihasilkan oleh terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih
usahanya sendiri dan didukung oleh hal-hal yang ada produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
diluar dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gibson Banyak ahli telah membuat definisi, tentang
1985, yang mengatakan bahwa “kepuasan kerja pengambilan keputusan dan pada umumnya sepakat
tergantung pada tingkat hasil intrinsik dan hasil mengatakan bahwa pengambilan keputusan tidak
ekstrinsik serta persepsi pemegang kerja terhadapnya terlepas dari kepemimpinan, karena pengambilan
“. keputusan adalah bagian dari kehidupan seorang
2. Keterlibatan dala Pengambilan pimpinan. Pengertian kepemimpinan dapat
Keputusan. diutarakan dari beberapa ahli antara lain : (Kadarman
Dalam suatu perusahaan ataupun suatu A.M, Yusuf Udaya; 1994) mengatakan bahwa
organisasi keterlibatan kerja karyawan sangat kepemimpinan adalah seni atau proses untuk
berperan besar. Ada beberapa teori dari berbagai mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar
sumber yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud mereka mau berusaha mencapai tujuan yang hendak
dengan keterlibatan kerja : The degree to which a dicapai oleh kelompok, sementara itu (Sondang P.
person a identifies psychologically with his or here Siagian; 1994).
work and the importance of work to one’s self image Kepemimpinan adalah kemampuan dan
(Brown, 1996). Dimana seorang karyawan dikatakan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan
terlibat dalam pekerjaannya apabila karyawan tertentu sebagai pimpinan satuan kerja untuk
tersebut dapat mengidentifikasikan diri secara mempengaruhi perilaku orang lain, terutama
psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian
kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk rupa, sehingga melalui perilaku yang positif ia
organisasi beberapa studi yang dilakukan untuk memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian
mengetahui bagaimana keterlibatan kerja dapat tujuan organisasi, sedangkan (Gibson, Ivancevich,
timbul pada para pekerja, yang akhirnya Donelly; 1993) mengatakan bahwa kepemimpinan
menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap adalah suatu upaya mempengaruhi melalui proses
menyebabkan timbulnya keterlibatan kerja adalah : komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Pertama (The first : job involvement is occur Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa
when the possession of certain needs, value, seorang pimpinan harus berperan, berperilaku
or personal characteristics individuals to sebagai organisator dari orang-orang yang
become more or less involved in their jobs) dipimpinnya, karena itu seorang pimpinan bertugas
keterlibatan kerja akan terbentuk karena mendorong, merangsang, menggugah, menciptakan
keinginan dari pekerja akan kebutuhan lingkungan, mengatur pekerjaan dan mengambil
tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang keputusan yang dapat mendukung usaha-usaha untuk
diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan mencapai tujuan yang telah digariskan secara efektif
membuat pekerja tersebut lebih terlibat atau dan efisien, dan dalam suasana kerja yang
malah tidak terlibat pada pekerjaannya. menyenangkan.
b. Kedua adalah ( The second: job involvement Konsep pelibatan pegawai dalam hal ini
as a response to specific works situation Karyawan PT SAI adalah suatu proses untuk
characteristics. In other words certain types mengikutsertakan pada semua level organisasi dalam
of job or characteristics of the work pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
284 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
Tujuan dari pelibatan adalah untuk meningkatkan harapanMotivasi rendah jika usahanya
kemampuan organisasi dan dengan adanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan akan Motivasi banyak dipengaruhi oleh emosi
dapat mendukung penyempurnaan proses yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu seseorang
pengambilan keputusan, bawahan akan merasa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi perlu
memiliki terhadap keputusan yang dalam proses memahami emosi yang ada pada dirinya sebelum
pembuatannya melibatkan mereka, oleh karena itu berbuat sesuatu. Dengan kata lain setiap orang perlu
mereka memahami dan mendukung keputusan yang memiliki kecerdasan emosional, agar dia dapat
diambil, selain itu dengan melibatkan bawahan mengarahkan emosinya menjadi motivasi yang
dalam proses pengambilan keputusan, maka mengarah pada peningkatan prestasi kerjanya.
pimpinan akan dapat memperoleh gambaran yang Kecerdasan emosional mencakup
lebih akurat mengenai masalah yang sesungguhnya pengendalian diri, semangat, ketekunan dan
yang terjadi di lapangan dan mendapatkan daftar kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Seseorang
kemungkinan solusi potensial yang lebih secara emosional dikatakan cakap apabila
komprehensif (Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, mengetahui dan mampu menangani perasaan mereka
1998). sendiri dengan baik dan mampu membaca dan
Usaha melibatkan Karyawan dalam menghadapi perasaan orang lain dengan efektif.
pengambilan keputusan jelas memberikan dampak Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang berarti terhadap efektivitas penampilan tugas- adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk
tugas tersebut. Namun usaha yang datangnya dari memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri,
pimpinan saja tidak cukup. Keberartian dampak menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi (Daniel
pemberian peluang tersebut akan dipengaruhi pula Coleman; 1997).
oleh kemauan masing-masing karyawan untuk ikut Setiap Karyawan mempunyai pandangan
serta ambil bagian secara aktif. tertentu apa yang mereka inginkan dari pekerjaannya
4. Motivasi Berprestasi Karyawan di kantor. Beberapa diantara keinginan tersebut
Masalah yang akan terus dihadapi oleh antara lain gaji yang cukup, pendapatan tambahan
seorang pemimpin dalam satu organisasi antara lain, yang memadai, kepastian masa depan, kesempatan
kenapa pekerja yang satu memiliki prestasi kerja bekerja mandiri, punya teman baru, kesempatan tugas
lebih baik dari yang lain, bagaimana merangsang belajar dan lain-lain. Adakalanya Karyawan bekerja
anggotanya agar berprilaku seperti yang diinginkan didasari pemikiran hubungan seperti barter. Mereka
organisasi, rangsangan yang bagaimana yang dapat menyumbangkan tenaga dan pemikirannya dan Ia
mendorong peningkatan prestasi kerja setiap pekerja menerima imbalan dari kantor yang sesuai dengan
sehingga diperoleh prestasi yang baik, dalam usaha tujuan yang ingin dicapainya.
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Rangsangan Apabila ini tercapai dia akan merasa
yang diperlukan oleh pekerja akan berbeda antara mendapat kepuasan dalam bekerja. Dari fenomena ini
satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena dapat dikatakan bahwa motivasi perorangan pada
adanya perbedaan sebagai individu. Rangsangan ini hakekatnya merupakan unsur yang menentukan
sering disebut motivasi. dalam memahami perilaku karyawan . dalam
Teori dari Vroom (2004) tentang cognitive mewujudkan suatu prestasi.
theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebut
tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dalam teori motivasi kontribusi dari Barnard yang
dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan mengatakan seseorang cenderung ikut serta dalam
itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi kegiatan organisasi hanya terbatas pada anggapan
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga bahwa imbalan (dorongan untuk bekerja) yang
komponen, yaitu: mereka terima, sebanding dengan usaha (kontribusi)
a. Ekspektasi, yaitu harapan atau keberhasilan mereka (Steers Richards M; 1995). Pemahaman
pada suatu tugas prestasi dan pengertian tentang motivasi berprestasi
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa bisa berbeda antara individu yang terlibat didalamnya
yang akan terjadi jika berhasil dalam sesuai dengan situasi, tempat dan keadaan lingkungan
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas dimana orang itu berada.
untuk mendapatkan outcome tertentu). Motivasi berasal dari kata latin movere yang
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome artinya gerak, dorongan. Kemudian sering diartikan
seperti perasaan posistif, netral, atau dalam bentuk kata kerja menjadi rangsangan,
negatif.Motivasi tinggi jika usaha dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik
menghasilkan sesuatu yang melebihi yang berasal dari dalam diri seseorang maupun yang
berasal dari luar atau lingkungannya. Manusia
2579-3292 285
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
terdorong bergerak untuk mencapai suatu tujuan Prestasi kerja dipengaruhi oleh usaha, tetapi
hanya jika mereka merasa hal itu merupakan bagian pada gilirannya prestasi mempengaruhi kepuasan dan
dari tujuan pribadinya (Chester L Bernard dikutip ganjaran. Sementara itu faktor usaha, kepuasan dan
dari Richard M. Hodgetts, Donald F. Kurako; 1998). gajaran memiliki hubungan dua arah (udai Pareek;
Pengertian atau batasan tentang motivasi 1991). Hal ini berarti bahwa suatu prestasi kerja
telah banyak diberikan oleh para ahli antara lain hanya akan dapat dicapai apabila ada usaha dengan
(Gibson; 1993) mengatakan, motivasi adalah suatu bekerja keras. Prestasi bukanlah sekedar hasil, tetapi
konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan hasil yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan
kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau dengan hasil yang dicapai sebelumnya.
didalam diri seseorang untuk menemukan dan MC. Cleland (1991) mengatakan bahwa
mengarahkan perilaku. (Wahyu Sumidjo; 1994) setiap manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu (1)
berpendapat, motivasi adalah dorongan kerja yang kebutuhan berprestasi (Need Achievment) (2)
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam kebutuhan akan kekuasaan (need of power) dan (3)
mencapai tujuan yang telah ditentukan. kebutuhan akan apiliasi (need for apliation). Teori ini
Sedangkan (Koontz O. Donnel dan mengatakan bahwa manusia pada dasarnya dalam
Weihrich; 1980) mengatakan bahwa motivasi sebagai dirinya memiliki keinginan untuk berprestasi,
keseluruhannya dorongan, keinginan, kebutuhan dan berkuasa dan bersahabat.
daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku. Disadari maupun tidak disadari dalam suatu
Motivasi mengacu pada dorongan upaya untuk organisasi didalamnya ada kebutuhan berprestasi,
memuaskan keinginan atau tujuan dan pemenuhan berkuasa dan bekerjasama seperti yang telah
kebutuhan mengacu pada pengalaman yang dikatakan oleh MC. Cleland adalah suatu kenyataan,
menyenangkan pada saat terpenuhinya suatu dan perlu dimotivasi agar perilaku maupun tindakan
keinginan. para insan yang ada didalamnya terarah pada apa
Batasan-batasan tersebut menunjukan yang menjadi misi organisasinya.
kesamaan arah dan tujuan yaitu ransangan yang Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan
mendorong seseorang berperilaku melakukan sesuatu yang dimiliki seseorang untuk mewujudkan hasil
untuk mencapai tujuan tertentu, walaupun diutarakan kerja yang melebihi hasil kerja orang lain. Dorongan
dengan cara yang berbeda. Sehingga dapat untuk menunjukkan hasil kerja yang memiliki
disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dorong keunggulan dari hasil kerja orang lain dalam bidang
untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, kemauan yang sama. Dengan demikian ada unsur bersaing
dan kepuasan. Motivasi menjadi penyebab perilaku untuk menghasilkan sesuatu, dorongan ini bersifat
seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tetap yang menjadi suatu karakteristik dari seseorang.
motivasi itu adalah “dorongan dan usaha”. Motivasi berprestasi tidak tumbuh dengan
Prestasi adalah jumlah sukses yang mungkin sendirinya, akan tetapi tumbuh dan berkembang
dicapai dalam suatu keadaan dan dalam kurun waktu karena adanya lingkungan yang memungkinkan
tertentu. Prestasi hanya akan dicapai melalui kerja orang untuk bersaing, seperti kesempatan berinteraksi
keras dari orang yang memiliki kemampuan, dengan orang lain dan kesempatan untuk belajar.
dorongan, keinginan untuk sukses dari usaha nyata. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa
Hal ini didukung oleh teori Smith dan Cranny yang motivasi berprestasi adalah rangsangan yang
mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan mendorong seseorang berperilaku untuk mencapai
hasil interaksi usaha, kepuasan dan ganjaran. suatu tujuan tertentu yang dapat memberikan
Hubungan dari tiga faktor ini digambarkan sebagai kepuasan pada dirinya.
berikut: Aspek yang mungkin timbul dari tingkah
laku, perbuatan atau aktivitas Karyawan dapat
menjadi motif pembangkit maupun pendorong dan
sekaligus sebagai pengarah. Sebagai pembangkit
dapat menumbuhkan, membangun, atau merangsang
tumbuhnya gerak dengan intensitas yang tinggi
dalam keberhasilan , khususnya program atau
kegiatan yang dilakukan. Sebagai pengarah dapat
menjadi kompas, arah, petunjuk dalam usaha untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai manajemen.
Kuat lemahnya motivasi berprestasi yang
Gambar 2.1 : Hubungan tiga faktor
dimiliki individu oleh Stringer dikatakan sangat
Smith dan Cranny 1990
tergantung pada : Besarnya harapan yang ingin
dicapai, kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi
286 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
serta besarnya kepuasan yang diinginkan. Tiga dalam penelitian ini, selanjutnya kajian tersebut akan
komponen itu merupakan pemicu utama dalam suatu menjadi dasar kerangka berpikir untuk mengajukan
motivasi yang dimiliki setiap orang (Gene W. Dalton; hipotesis penelitian, sebagai berikut : “Pengaruh
1998). antara keterlibatan Karyawan dalam
Pada penelitian ini dibatasi pada beberapa Pengambilan Keputusan dan Kepuasan Kerja”
indikator yang menjadi penyebab timbulnya motivasi Pimpinan sebagai penggerak organisasi
berprestasi pada Karyawan yang patut diduga erat dalam usaha melibatkan Karyawan PT. SAI
hubungannya dengan kepuasan kerja. Indikator- dalam mengambilan keputusan dapat terwujud
indikator tersebut antara lain : apabila ada tiga unsur yang relevan, antara lain :
1. Indikator Pertama : Dorongan untuk a. Kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam
berprestasi yang meliputi tujuan yang pengambilan keputusan yang tercermin
ingin dicapai, keyakinan diri, dalam kesediaan pimpinan memberikan
persaingan, kebanggaan. kesempatan pada Karyawan PT. SAI untuk
2. Indikator Kedua: Kesediaan ambil bagian tugas dengan tujuan dan
menerima tugas, tanggungjawab, sasaran yang diharapkan dan pengambilan
umpan balik dan kesediaan keputusan.
menghadapi risiko. b. Kesediaan Karyawan SAI untuk ambil
bagian dalam pengambilan keputusan yang
5. Penelitian Sebelumnya tercermin pada kemampuan mengemukakan
Samurti Rasimin, dkk dari Fakultas pendapat dan kesediaan menerima pendapat
Psikologi Universitas Gadjah Mada pernah orang lain.
mengadakan penelitian yang berjudul Kualitas c. Pelaksanaan keputusan yang tercermin pada
Kekaryaan Ditinjau dari Karakteristik, Keterlibatan Karyawan PT. SAI untuk ikut tanggung
kerja, motif berprestasi, dan kepuasan kerja karyawan jawab, kesesuaian pelaksanaan keputusan,
dibeberapa perusahaan di Indonesia. Kesimpulan dan kemandirian dalam melaksanakan
yang didapat dari penelitian tersebut dalam keputusan.
hubungannya dengan produktivitas kerja, variabel Bagaimana pengaruh ketiga unsur
kepuasan kerja memberikan sumbangan yang paling tersebut terhadap kepuasan kerja Karyawan baik
tinggi terdapat produktivitas kerja dari semua bersfiat intrinsik maupun kepuasan yang bersifat
variabel yang ada. Menurut penelitian ini disebabkan ekstrinsik, adalah hal-hal yang akan diteliti pada
karena kepuasaan kerja merupakan hasil akhir dari penelitian ini, karena dengan melibatkan
apa yang dirasakan individu setelah ia berinteraksi Karyawan dalam pengambilan keputusan adalah
dengan banyak faktor dalam bekerja. kunci penentu agar tugas yang diselenggarakan
Sihombing Umberto (1995) dari Program Karyawan dalam organisasi benar-benar terarah,
Pascasarjana IKIP Jakarta dalam desertasinya yang sehingga Karyawan tahu persis kemana dan
berjudul Kepuasan Kerja Pamong Belajar, Balai bagaimana harus bergerak dan berbuat, sehingga
Pengembangan Kegiatan Belajar : Studi Korelasional pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan baik.
tentang Keterlibatan Pamong Belajar dalam
Pengambilan Keputusan, Penilaian terhadap Pengaruh antara Motivasi Berprestasi dengan
lingkungan kerja, Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan Kerja Pamong Belajar. Dari hasil Setiap lembaga atau organisasi memiliki
penelitiannya didapatkan kesimpulan antara lain : tujuan yang ingin dicapai dan dalam pencapaian
1. Terdapat hubungan positif antara tujuan tersebut masing-masing lembaga
keterlibatan pamong belajar dalam menyusun tugas dan pekerjaan yang akan
pengambilan keputusan dengan kepuasan dilaksanakan, menyusun formasi serta mengisi
kerja pamong belajar. sumber daya manusia yang diperlukan dalam
2. Terdapat hubungan positif antara penilaian melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam usaha
pamong belajar terhadap lingkungan kerja pencapaian tujuan tersebut.
dengan kepuasaan kerja pamong belajar. Untuk merealisasi suatu tujuan,
3. Terdapat hubungan positif antara motivasi diperlukan kesungguhan, kemantapan, ketekunan
berprestasi pamong belajar dengan kepuasan dan penguasaan materi yang komprehensif. Untuk
kerja pamong belajar. itu setiap pelaksanaan tugas perlu memiliki suatu
pandangan, keinginan yang dapat menggoyah,
Hipotesis mendorong dirinya untuk memberikan
Dalam bagian terdahulu telah dikaji secara teoritis kemampuan terbaiknya dalam menyelesaikan
dan konseptual tentang hakekat variabel-variabel pekerjaannya. Motivasi berprestasi sebagi
2579-3292 287
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
288 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
r
Uji relliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
[ N x 2 ( x ) 2 ] [ N y 2 ( y ) 2 ] Alpha Crombach karena data yang
dikumpulkan adalah berbentuk skala
(Arikunto, 2002). Jika r Alpha positif dan
lebih besar dari r tabel maka butir atau
Dimana : variabel tersebut reliabel. Sebagai pedoman
r = Angka Korelasi umum untuk menentukan reliabilitas butir
N = Jumlah Responden pertanyaan maka koefisien korelasi minimum
X = Data/nilai untuk setiap dianggap memenuhi syarat adalah jika
item/pernyataan r=0,600 dan kalau lebih kecil dari 0,600 maka
Y = Data/nilai jumlah seluruh butir pertanyaan dinyatakan tidak reliabel
item/pertanyaan (Sugiono, 2003). Untuk menghitung besarnya
koefisien korelasi dipergunakn komputer
Setelah nilai rxy diperoleh maka dengan program SPSS.
untuk menentukan valid atau tidaknya tiap
butir pertanyaan digunakan tarif sigmnifikan IV. PEMBAHASAN
(alpa=0.05). Bila nilai probabilitas lebih kecil
atau sama dengan 0.05 maka butir pertanyaan Hasil analisis data secara statistik
tersebut dinyatakan valid, dan jika sebaliknya membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan
dinyatakan gugur. Sebagai pedoman umum signifikan antara variabel Keterlibatan karyawan
untuk menentukan validitas butir pertanyaan dalam pengambilan keputusan terhadap motivasi
maka koefisien korelasi minimum dianggap berprestasi yang ditunjukkan dari nilai Standardized
memenuhi syarat adalah jika r= 0.500 dan direct effect sebesar 0,303. Dalam penelitian ini
kalau lebih kecil dari 0.500 maka butir ditemukan pengaruh positip dan signifikan antara
pertanyaan dinyatakan tidak valid. variabel Keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan terhadap motivasi berprestasi. Hal ini juga
c. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian diperkuat oleh hasil nilai sign sebesar 0.043, dimana
nilainya lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). Ini
Reliabilitas menunjukkan suatu berarti bahwa semakin tinggi keterlibatan karyawan
instrument cukup dapat dipercaya untuk dalam pengambilan keputusan di perusahaan maka
digunakan sebagai alat pengumpul data. semakin tinggi pula dorongan atau motivasi untuk
Analisis reliabilitas instrument menggunakan mencapai prestasi untuk menjadi lebih baik.
2579-3292 289
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
290 2579-329
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
2579-3292 291
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017
292 2579-329