Anda di halaman 1dari 10

RESUME MATERI BIOKIMIA

OKSIDASI BIOLOGI DAN SENYAWA BERENERGI TINGGI

OLEH :
KOMANG NINIS INDRAYANI
DEWA AYU SASMITHA AMBAR DHEA
NI PUTU AYU SRI OKTAVIANI
NI PUTU DIAN WIDYASTURI
ANNISA NURASHAN
KADEK LARAS SUYANTI PUTRI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
OKSIDASI BIOLOGI DAN SENYAWA BERENERGI TINGGI

1. Proses Oksidasi
Secara kimia, oksidasi didefinisikan sebagai suatu reaksi yang mengalami pelepasan
electron, pelepasan hydrogen, penangkapan oksigen dan kenaikan bilangan oksidasi,
Pengertian sempit oksidasi biologi adalah reaksi suatu zat dengan molekul oksigen.
Pengertian lias oksidasi biologi adalah pelepasan hydrogen (dehidrogenasi) atau
pelepasan electron. Contoh reaksi oksidasi: 2Ca + O2 2CaO
Reaksi oksidasi selalu diikuti reaksi reduksi. Dimana, reaksi reduksi adalah reaksi
dimana jika suatu zat atau senyawa menerima atau menangkap electron dan pada reaksi
reduksi ini, suatu unsur mengalami pengurangan bilangan oksidasi. Contoh reaksi
reduksi: 2Fe2O3 +3C 4Fe + 3CO2

Reaksi Oksidasi Reduksi atau yang biasa disebut dengan redoks adalah suatu reaksi
dimana electron dipindahkan dari suatu senyawa ke senyawa lainnya. Di dalam system
biologi sel makhluk hidup, reaksi oksidasi reduksi berperan dalam reaksi-reaksi yang
menghasilkan energy. Contohnya pada oksidasi glukosa menjadi CO2, air dan energy. Proses
oksidasi reduksi ini dapat berlangsung secara anaerob maupun aerob. Pada keadaan aerob
reaksi berlangsung tanpa adanya oksigen sebagai penerima akhir electron atau hydrogen.

1. Reaksi redoks (reduksi & oksidasi) memerlukan enzim oksidoreduktase.


2. Oksidasi biologi pada makhluk hidup tingkat tinggi mutlak memerlukan adanya
oksigen. Pada makhluk tertentu (bakteri anaerob) mampu melakukan oksidasi biolpgi
tanpa oksigen bebas. Kemampuan suatu senyawa melakukan pertukaran electron
(memberi atau menerima electron) disebut sebagai potensial redoks (dinyatakan
dalam satuan volt).

2. Peranan enzyme, koenzym dan logam dalam oksidasi biologi


A. Peranan enzim dalam oksidasi biologi

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam
sistem biologi.. berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Enzim sangat
penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak
ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme pada makhluk hidup
akan terganggu. Pada proses oksidasi biologi biasanya melibatkan beberapa jenis enzim,
secara umum dibagi menjadi 4 kelompok sebagai berikut:

1. Enzim Oksidase
Oksidase merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen yang ada dalam
substrat dengan hasil berupa H2O dan H202. Enzim inl berfungsi sebagai akseptor ion
hidrogen. Enzim ini banyak terdapat dalam mioglobin, hemoglobin, dan sitokrom lain.
Enzim ini merupakan zat terakhir dari rangkalan proses respirasi yang berperan
memindahkan electron yang dihasiikan dari proses oksidasi sebelumnya yaitu oleh enzim
dehidrogenase. Bentuk-bentuk lain yang perannya sama dengan enzim oksidase yaitu
Flavoprotein Mononukieotida (FMN) dan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) yang
berasal dari VITAMIN riboflavin. FMN banyak terdapat dalam ginjal, usus halus, dan
hati. FAD banyak terdapat dalam hati enzim oksidase memanfaatkan Oksigen sebagal
akseptor hidrogen

2. Enzim Dehidrogenase
Enzim ini berperan sebagai pemindah ion Hidrogen dari substrat satu ke substrat
berikutnya dalam reaksi redoks berpasangan. Contohnya ialah penggunaan enzim
dehidrogenase dalam pemindahan electron di membran dalam mitokondria, siklus Kreb,
dan glikolisis fase anaerob. Enzim ini tidak menggunakan Oksigen sebagal akseptor ion
Hidrogen.

3. Enzim Hidroperoksidase
Ada dua jenis hidroperoksidae yaitu:
a. Peroksidase: banyak terdapat dalam air susu, leukosit, trombosit, dan jaringan tubuh
lainnya yang berperan dalam metabolisme eikosanoid (berkaitan dengan asam lemak
tak jenuh) dan berperan penting menjaga lipid membrane sel dan hemoglobin dari
senyawaan peroksida (H202 ) yang bersifat toksik.
b. Katalase : banyak terdapat dalam jaringan hati, sel mukosa, darah, sumsum tulang,
dan ginjal. Bagian organel sel dari jaringan tersebut yang memiliki dua fungsi
sekaligus yaitu untuk menghasilkan dan untuk menghancurkan hydrogen peroksida
adalah enzim peroksisom. Enzim ini berperan menghancurkan hydrogen peroksida
yang dihasilkan dari aktivitas enzim oksidase.
4. Enzim Oksigenase
Enzim ini berperan dalam sintesis atau penguralan berbagal senyawaan Enzim ini banyak
ditemukan dalam hati. Ada dua macam enzim Oksigenase yaitu DIOKSIGENASE dan
MONOOKSIGENASE. Dioksigenase berfungsi mengkatalisis penyatuan oksigen ke
dalam molekul substrat.
B. Peran koenzim dalam reaksi oksidasi biologi
Koenzim ialah sebuah zat yang bekerja dengan enzim untuk memulai atau membantu
fungsi enzim. Koenzim ini tidak bisa berfungsi sendiri dan membutuhkan kehadiran
enzim. Sebuah non-protein organik yang memainkan peran penting dalam beberapa
reaksi yang dikatalisis oleh enzim itu sendiri. Koenzim memiliki fungsi aktif sebagai
katalisator yang dapat meningkatkan kemampuan katalitik suatu enzim
C. Peran logam dalam reaksi oksidasi biologi
Besi dan sulfur dikenal sebagai pusat Fe-S bertugas menerima electron dari FADH2 atau
FMNH2 dan menyerahkannya kepada ubikuinon. Besi pada sitokrom berfungsi menerima
electron yang dilepaskan ubikuinon feri (FE3+) menerima satu electron menjadi bentuk
fero (Fe2+)

3. Transfer electron dalam sel


Rantai transpor elektron terdiri dari reaksi yang berkesinambungan dari molekul
pembawa, yang mampu melakukan reaksi oksidasi-reduksi. Elektron berjalan sepanjang
rantai reaksi, yang mana setiap tahap reaksi melepaskan energi yang dipergunakan sebagai
dasar pembentukan ATP. Hasil akhir oksidasi bersifat irreversibel (berlangsung secara
spontan dan tidak dapat balik secara ilmiah). Transfer elektron pada sel eukariot hampir
semua dehidrogenase spesifik yang diperlukan pada oksidasi piruvat dan bahan bakar melalui
siklus asam sitrat terletak pada bagian dalam mitokondria yaitu matrik, sedangkan pada
prokariot transfer elektron ditemukan pada membran plasma.
Molekul pembawa pada rantai transpor elektron dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
1. Flavoprotein, berasal dari riboflavin (vitamin B) berperan pada gangguan oksidasi dan
reduksi. Salah satu koenzim yang penting adalah flavin mononucleotide (FMN)
2. Sitokhrom, protein yang mengandung besi (heme), dapat merupakan bentuk tereduksi
(Fe2+) atau bentuk teroksidasi (Fe3+). Sitokhrom terlibat dalam rantai transpor elektron
sebagai cyt b (sitokhrom b), cytc1, cyt c, cyt a, dan cyt a3.
3. Ubikuino atau koenzim Q. Simbol Q mempunyai arti pembawa non-protein yang
berukuran kecil.
Hasil akhir dari rantai transpor elektron adalah pelepasan energi, sebagai elektron yang
ditransfer dari komponen energi tinggi menjadi komponen energi rendah.
Rantai transpor elektron pada sel eukariot, yang terjadi di dalam mitokondria memiliki
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap pertama rantai transpor elektron mitokondrial melibatkan transfer elektron
energi tinggi dari NADH menjadi FMN, yang merupakan pembawa pertama dalam
rantai tersebut. Transfer tersebut melibatkan aliran atom hidrogen dengan dua
elektron menjadi FMN, yang kemudian mengikat H+ dari medium cair di sekitarnya.
Transfer pertama menghasilkan oksidasi NADH menjadi NAD+, dan FMN direduksi
menjadi FMNH2.
2. Pada tahap kedua FMNH2 membebaskan 2H+ ke bagian lain membran mitokondria
dan memberikan dua elektron kepada Q. Hasilnya, FMNH2 dioksidasi menjadi FMN,
Q juga mengambil tambahan 2H- dari medium cair di lingkungannya, dan
melepaskannya ke bagian lain membran mitokondria.
3. Tahap selanjutnya pada rantai transpor elektron melibatkan sitokhrom. Elektron
berhasil berjalan dari Q menuju rantaian sitokhrom dan kemudian memberikan
elektronnya kepada molekul oksigen (O2), sehingga muatannya menjadi negatif dan
kemudian mengambil proton dari medium sekitarnya untuk membentuk H2O.

(gambar 1.)
(gambar 2.)

Pada gambar 2. terlihat FADH2 yang berasal dari Siklus Krebs, sebagai sumber lain
elektron. FADH2 menambahkan elektronnya pada rantai transpor elektron pada level yang
lebih rendah dibandingkan NADH. Hal tersebut menyebabkan rantai transpor elektron
memproduksi energi maksimum sepertiga untuk menghasilkan ATP. Terutama ketika
FADH2 menyumbangkan elektron dibandingkan ketika NADH terlibat.

4. Pada gambaran rantai transpor elektron, yang penting adalah adanya beberapa
pembawa. Seperti FMN dan Q yang melepas dan menerima proton dan elektron,
sedang sitokhrom hanya mentransfer elektron. Elektron mengalir dan menurun di
dalam rantai, diikuti adanya transpor aktif proton pada beberapa titik, dari matriks
membran dalam mitokondria ke sisi berlawanan dari membran. Diumpamakan
sebagai suatu air yang menyimpan energi dan dapat dipergunakan untuk
menghasilkan energi listrik.
Pada rantai transpor elektron, terbentuk proton yang menyokong energi untuk
menghasilkan ATP melalui mekanisme kemiosmotik.

4. Hubungan rantai pernafasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi


Rantai respirasi (pernapasan) terdiri dari serangkaian protein dengan gugus protestik yang
terikat kuat, dan mampu menerima dan memberikan elektron. Setiap anggota dapat menerima
elektron dari anggota sebelumnya dan memindahkan elektron ke molekul anggota berikutnya
dalam urutan reaksi yang spesifik. Elektron yang masuk kaya akan energi saat elektron
tersebut melalui rantai menuju oksigen dengan setahap demi setahap elektron kehilangan
energi bebasnya.

Siklus asam sitrat AA piruvat Asam lemak Asetil-KoA NADH NADH dehidrogenase
ubikuinon Sitokrom b Sitokrom c1 Sitokron aa 2H+ + ½O2 H2O
NADH ADP + Pi 2e NADH
Dehidrogenase ATP 2e Ubikuinon 2e
ADP + Pi Sitokrom b 2e Sitokrom c1 ATP 2e Sitokrom c 2e ADP + Pi Sitokrom oksisede 2e
ATP 2H+ + ½O2 H2O
Bagan di atas memperlihatkan asal mula pasangan atom hidrogen yang dipindahkan oleh
dehidrogenase, dengan memindahkan elektronnya menuju rantai transpor elektron, yang
membawanya ke oksigen. Reduksi setiap atom oksigen memerlukan 2e- + 2H +. Energi yang
dibebaskan selama transpor pasangan elektron dari NADH menuju oksigen dipergunakan
untuk melangsungkan sintesis tiga molekul ATP dari ADP dan fosfat di dalam proses
fosforilasi oksidatif

5. Oksidasi hydrogen (H) dalam mitokondria


Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda .
Oksidasi merupakan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion .Kadang-
kadang oksidasi bukan hal yang buruk, seperti dalam pembentukan aluminium anodized
super tahan lama. Sisi lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat dari sebuah mobil atau
merusak buah segar.
Dalam kasus besi, oksigen ini akan membuat proses pembakaran yang lambat, yang
menghasilkan substansi berwarna coklat yang rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi
terjadi pada tembaga, di sisi lain, hasilnya adalah lapisan oksida tembaga berwarna
kehijauan.
Ketika melibatkan oksigen, proses oksidasi tergantung pada jumlah oksigen di udara
dan sifat dari bahan yang disentuhnya. Dalam buah segar, kulit biasanya berfungsi
penghalang terhadap oksidasi. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar buah dan sayuran
tiba dalam kondisi baik di toko kelontong. Setelah kulit telah rusak, sel-sel individual
melakukan kontak langsung dengan udara dan molekul oksigen mulai membakar buah.
Hasilnya adalah bintik kecoklatan. Oksidasi juga dapat menjadi masalah bagi pemilik
mobil, karena lapisan terluar cat terus-menerus terkena udara dan air.
Rahasia mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen adalah untuk memberikan
lapisan perlindungan antara materi terbuka dan udara. Bisa menggunakan lapisan lilin
atau polyurethane pada mobil, lapisan cat pada benda logam atau semprot cepat anti-
oksidan.

6. Struktur dan fungsi mitokondria


Mitokondria mempunyai 2 sistem membrane, membrane luar bersifat licin
mengelilingi keseluruhan mitokondria, strukturnya permiabel terhadap hampir semua
molekul kecil dan ion. Membrane sebelah dalam mengandung rantai transport electron.
Suksinat dehidrogenase, enzim yang mengkatalisis sintesis dan beberapa sistem transport
membrane. Bagian ini bersifat permiabel terhadap banyak ion kecil . Matriks,
mengandung hampir semua enzim-enzim siklus asam sitrat. Sistem piruvat
dehidrogenase, sistem oksidasi asam lemak, ATP, ADP, AMP, Posfat, NAD, NADP dan
koenzim A, juga terdapat K+, Mg2+, dan Ca2+.

7. Proses transfer electron di mikrosom


Pengangkutan electron yang terjadi dalam reticulum endoplasma (mikrosom)
berlangsung dengan adanya system pengangkutan electron yang terikat pada membrane
organel tersebut. proses dalam organel ini dirangkai dalam proses hidroksilasi berbagai
senyawa kimia (substrat) didalam sel. Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh
tersimpan dalam bentuk ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi
anaerob. Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya
akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Disebut dengan transfer elektron
karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari satu protein ke protein yang lain.

System transfer electron di mikrosom yang terdapat didalam sel hati terdiri dari
molekul pembawa electron NADP, NADP dehidrogenase, suatu flavoprotein yang disebut
NADPH-sitokrom P450 Leduktase (enzim yang mengandung FAD) dan sitokrom P450.
bentuk tereduksi P450 yaitu P450.Fe(ll) atau P450.Fe2+, breaksi dengan molekul O2. dalam
reaksi ini satu atom O direduksi menjadi H20 dan satu atom O lainnya dimasukan kedalam
molekul substrat.

Mekanisme dimulai dengan mengikat suatu molekul subtract A oleh sistem P450
dalam bentuk oksidasinya (P450.Fe3+). (P450.Fe3+) direduksi oleh suatu elektron dari
NADPH, menghasilkan bentuk reduksinya (P450.Fe2+). (P450.Fe2+) ini dioksigenesi dan
satu lagi elektron NADPH dipakai untuk mengubah O2 menjadi radikalnya O2-. Suatu reaksi
oksidasi dalam kemudian berlangsung menghasilkan substrak yang terhidroksilasi dan H2O.
Tahap mekanisme ini diakhir dengan regenerasi P450 menjadi bentuk oksidasinya kembali
(P450.Fe3+).

8. Proses oksidasi reduksi di sel darah merah


Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang berbentuk bulat, tidak berinti dan
berwarna merah, yang berumur kurang lebih 120 hari dengan proses pematangan sel
darah merah 1 minggu dan tidak memiliki organel serta ribosom.
Pada sel darah merah, kegunaan pertama dari NADPH adalah mereduksi bentuk
disulfide dari glutathione menjadi bentuk sulfhydryl, reduksi gluthatione ini adalah untuk
mempertahankan struktur normal dari sel darah merah dan untuk menjaga bentuk
hemoglobin dalam bentuk Fe2+ dalam proses oksidasi reduksi dalam sel. Adapun proses
oksidasi reduksi di sel darah merah yaitu:

I. CO2 dalam eritrosit cepat dihidrasi menghasilkan karbonat


CO2 + H2O H2CO3

II. H2CO3 mengalami ionisasi


HCO3 (H+ ) + HCO3
H2CO3- yang terbentuk keluar dari sel masuk ke plasma darah dengan
penukaran ion Cl-. H+ yang dihasilkan dari ionisasi H2CO3 menyebabkan terjadi
pelepasan O2 dan HbO2.
(H+) + HbO2 HHb+ + O2
Jika dalam darah dalam vena banyak mengandung CO2 kembali ke paru-paru
terjadilah kebalikan siklus.
HHb+ + O2 H+ + HbO2
H+ + HCO3 H2CO3
H2CO3 CO3 +H2O
DAFTAR PUSTAKA

Febri Amalia. (2014, November). Oksidasi Biologi dari Senyawa Berenergi Tinggi.
https://www.slideshare.net/HuryCanz/makalah-oksidasi-biologi (diakses pada 3
Agustus 2021)

Kusmiyati, M. (2016). Pratikum Kimia Farmasi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Murwani, S. (2015). Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang: Universitas Brawijaya


Press.

Siskus, O. (2012, April). Peranan Enzim Koenzim dan Logam dalam Oksidasi Biologi.
https://www.scribd.com/doc/90706601/Peranan-Enzin-Koenzim-Dan-Logam-Dalam-
Oksidasi-Biologi (diakses pada 4 Agustus 2021)

Sumarni, E. (2015, Februari). Oksidasi Biologi dan Bioenergetika.


https://www.slideshare.net/dedikusnadi3192/04-oksidasi-biologi-dan-bioenergetika-
44253281 (diakses pada 3 Agustus 2021)

Wahjuni, S. (2013). Metabolisme Biokimia. Denpasar: Udayana University Press.

Widayati, E. (2012). Oxidasi Biologi, Radikal Bebas, dan Antioxidant. jurnal ilmiah kimia
(online), 50(128).
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/view/70/64
(diakses pada 4 Agustus 2021)

Anda mungkin juga menyukai