Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 3, Maret 2019, hlm. 2874-2880 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pemodelan Dan Rekomendasi Proses Bisnis Menggunakan Metode


Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: NGALUP.CO)
Deafinansia Nurido Andiyani1, Nanang Yudi Setiawan2, Ismiarta Aknuranda3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1deafinansia17@gmail.com, 2nanang@ub.ac.id, 3i.aknuranda@ub.ac.id

Abstrak
Ngalup.co adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif. Ngalup.co menemukan
bahwa ada beberapa proses yang tidak dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga terlaksana secara
kurang tepat. Indikasi yang terjadi adalah pemesanan event hall yang memakan waktu lama dan
membutuhkan banyak sumber daya sehingga seringkali terlewatkan proses bisnis yang ada. Berdasarkan
indikasi permasalahan, maka penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi proses bisnis dan
menganalisis potensi masalah dan akar permasalahan yang terjadi pada proses bisnis Ngalup,co dan
kemudian diberikan rekomendasi perbaikan proses bisnis tersebut. Penelitian ini menggunakan diagram
Business Process Modeling and Notation (BPMN) dan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) untuk menganalisis dan evaluasi proses bisnis serta metode Business Process Improvement
(BPI) untuk melakukan perbaikan. Dari hasil simulasi yang dilakukan pada proses bisnis saat ini (as is)
dan proses bisnis rekomendasi (to be) ditemukan bahwa peningkatan pada time analysis mencapai
12.39% pada pemesanan event hall, 4.07% pada pelaksanaan event, dan 6.49% pada evaluasi event.
Selain itu dilakukannya resource analysis dengan peningkatan dan kenaikan tertinggi adalah 34.54%
yang dilakukan oleh customer pada proses bisnis pemesanan event hall, 16.44% oleh community host
pada proses bisnis pemesanan event hall, dan 8.86% oleh event manager pada proses bisnis evaluasi
event.
Kata kunci: Proses Bisnis, Business Process Improvement (BPMN), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
Business Process Improvement (BPI)
Abstract
Ngalup.co is the company engaged in creative industry area. Ngalup.co found that there are several
processes that are not carried out according to the procedure, so that it’s implemented inappropriately.
Indications that occur are booking hall events that took a long time and needs a lot of resources, so that
the process business often missed. Based on the indication problems, this study was conducted to
evaluate business processes and to analyze the potential problem and the root of problem that occurs
in business process at Ngalup.co and then given the recommendation for improvement of business
process. This study uses Business Process Modeling and Notation (BPMN) diagram and Failure Mode
and Effect Analysis method (FMEA) to analyze and evaluate business process, and Business
Improvement Method (BPI) to do improvement. From the results of simulations carried out in the
current business process (as is) and business process recommendation (to be), found out that an increase
in time analysis reached 12.39% on booking hall events, 4.07% on event implementation, and 6.49% on
event evaluation. Beside that, an increase on resource analysis also done with the highest increase
34.54% done by the customer in the event hall ordering business process, 16.44% by community host in
the event hall ordering business process, and 8.86% by event manager in the event evaluation business
process.
Keyword: Business Process, Business Process Improvement (BPMN), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
Business Process Improvement (BPI)

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 2874
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2875

yang berjalan semakin efektif dan efisien.


1. PENDAHULUAN Proses bisnis rekomendasi (to be) tersebut
NGALUP.CO merupakan perusahaan yang kemudian dilakukan pemodelan menggunakan
bergerak dalam bidang industri kreatif. diagram BPMN yang berupa alur aktivitas baru
Coworking space ini dibagi menjadi tiga dan aktor yang terlibat serta waktu yang
bagian, yaitu; Coworking Space, Event hall, dan dibutuhkan.
Meeting Room. Proses bisnis utama yang Tahap selanjutnya adalah menjalankan
dijalani saat ini adalah proses reservasi yang simulasi menggunakan Bizagi pada kedua
dilakukan oleh bagian event dimana proses proses bisnis yaitu proses bisnis saat ini (as is)
tersebut menangani langsung mengenai dan proses bisnis rekomendasi (to be) . Simulasi
reservasi dari seluruh jenis pemesanan. Proses yang dilakukan berdasarkan process validation,
bisnis adalah serangkaian kegiatan yang time analysis, dan resource analysis. Setelah
dilakukan dengan saling berkoordinasi pada simulasi berhasil, dilakukan perbandingan
lingkungan suatu organisasi dan teknisnya yang process validation, time analysis, dan resource
bertujuan untuk mewujudkan tujuan bisnis yang analysis pada kedua proses bisnis tersebut
telah ditentukan (Weske, 2012). Proses bisnis untuk menilai seberapa besar peningkatan atau
yang dijalankan oleh Ngalup.co dibagi menjadi improvement serta pengaruh lain dari perbaikan
proses bisnis utama dan proses bisnis yang dilakukan.
pendukung. Pada penelitian ini, evaluasi dan Pada tahapan terakhir, dilakukan penarikan
analisis proses bisnis akan difokuskan pada kesimpulan-kesimpulan yang berdasarkan oleh
proses bisnis utama bidang reservasi event dan hasil dari analisis dan evaluasi proses bisnis
pelaksanaannya. yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Untuk mengetahui apakah proses bisnis Kemudian selanjutnya memberikan saran
yang dijalankan oleh Ngalup.co berjalan secara berupa rekomendasi perbaikan proses bisnis
optimal, maka diperlukan analisis secara yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan
mendalam untuk mengetahui apakah perbaikan proses bisnis dan pendapatan Ngalup.co.
proses bisnis perlu diadakan. Maka untuk
mengetahui apakah perbaikan pada proses 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
bisnis diperlukan atau tidak, dilakukan analisis 2.1 Failure Mode and Effect Analysis
potensi kesalahan dan akibatnya terhadap Failure Mode and Effect Analysis
proses bisnis menggunakan metode Failure (FMEA) adalah suatu metode sistematis untuk
Mode and Effect Analysis (FMEA). Metode mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah
FMEA mengidentifikasi potensi masalah, yang terjadi dan mencegah masalah pada proses
tingkat kemudahan terdeteksi, dan tingkat sebelum masalah tersebut dapat terjadi
kemunculan. (McDermott, 2009). Terdapat 10 langkah dalam
Setelah melakukan analisis dengan metode menerapkan metode FMEA:
FMEA, hasil analisis diperbaiki menggunakan 1. Menganalisis segala proses yang terjadi
metode Business Process Improvement (BPI). 2. Menganalisis potensi kesalahan yang
BPI dapat digunakan untuk memperbaiki sistem akan terjadi (Failure Mode)Melakukan
yang belum berjalan maksimal karena masih pendataan potensi efek dari keselahan
adanya proses bisnis yang tidak sesuai, tidak yang terjadi.
terdokumentasi, dan ada beberapa proses bisnis 3. Menganalisis efek dari potensi
yang belum terstandarisasi. (Faizal, 2006) kesalahn yang akan terjadi
Perbaikan dilakukan berdasarkan dengan Memberikan nilai tingkat frekuensi
penyebab kesalahan dan efek kesalahan dari kemunculan potensi kesalahan.
potensi masalah yang dapat terjadi pada setiap 4. Membuat penilaian tingkat keseriusan
aktivitas yang berjalan. Perbaikan proses bisnis yang diakibatkan (Severity)
dilakukan dengan melihat nilai Risk Priority 5. Membuat penilaian tingkat frekuensi
Number (RPN) yang berasal dari perkalian terjadinya masalah (Occurrence)
antara nilai tingkat kesalahan (severity), tingkat 6. Membuat penilaian mengenai
kejadian (occurrence), dan tingkat terdeteksi kemampuan untuk mencegah
(detection). Perbaikan tersebut menghasilkan terjadinya masalah (Detection)
proses bisnis baru sebagai rekomendasi agar 7. Menghitung Risk Priority Number
permasalahan dapat diminimalisir dan aktivitas (RPN) dari masalah yang terjadi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2876

8. Membuat skala prioritas masalah yang melakukan identifikasi proses bisnis yang
harus diselesaikan berdasarkan RPN dijalankan oleh Ngalup.co, mengidentifikasi
9. Melakukan perbaikan dari suatu kegiatan apa saja yang termasuk proses bisnis
masalah yang terdeteksi utama dan proses bisnis pendukung. Langkah
10. Menghitung Risk Priority Number selanjutnya adalah memodelkan proses bisnis
(RPN) setelah dilakukan perbaikan yang telah teridentifikasi menggunakan
Business Process Model and Notation (BPMN).
2.2 Business Process Improvement Penelitian ini berfokus pada proses
Menurut Harrington (1991), Business bisnis utama pada pemesanan event hall.
Process Improvement (BPI) adalah suatu Setelah memodelakan tiga proses bisnis utama
metode sistematik yang dikembangkan untuk yang berjalan saat ini (as-is), maka akan
mempermudah organisasi melakukan perbaikan dilakukan analisis dan evaluasi dengan
yang signifikan pada proses bisnisnya. Dalam menggunakan metode Failure Mode and Effect
pelaksanaan BPI, terdapat lima tahap Analysis (FMEA). Hasil dari analisis
pelaksanaan: menggunakan metode FMEA adalah daftar
1. Organizing for improvement potensi masalah serta peringkatnya. Peringkat
2. Understanding the process dari potensi masalah didapatkan dari Risk
3. Stramlining Priority Number (RPN) yang berasal darii
4. Measurements and Controls perkalian antara tingkat kesalahan (severity),
5. Continuous improvement tingkat frekuensi kejadian (occurrence), dan
tingkat kemudahan terdeteksi (detection).
3. METODOLOGI PENELITIAN Potensi masalah dengan nilai RPN tertinggi
menandakan bahwa masalah tersebut adalah
Studi Literatur
yang paling mendesak untuk diselesaikan.
Pada penelitian ini, potensi masalah
Wawancara dan yang akan diselesaikan adalah peringkat
Observasi
tertinggi pada tiap proses bisnis. Setelah
ditemukan akar permasalahannya, maka
Identifikasi Organisasi
permasalahan itu akan diselesaikan
menggunakan tool streamlining yang terdapat
Identifikasi Proses Bisnis pada metode Business Process Improvement
(BPI). Proses bisnis yang permasalahannya
telah dipecahkan, akan dimodelkan
Pemodelan Proses Bisnis
menggunakan BPMN dan menjadi proses bisnis
rekomendasi (to-be).
Analisis dan Evaluasi
Proses Bisnis
Setelah itu, proses bisnis as-is dan to-
be akan disimulasikan pada tahap time analysis
Pemodelan Rekomendasi menggunakan Bizagi untuk mengetahui apakah
Proses Bisnis
proses bisnis to-be menghasilkan peningkatan
waktu. Pada tahapan terakhir, dilakukan
Simulasi Proses Bisnis penarikan kesimpulan dan saran yang didasari
oleh hasil dari penelitian ini.
Perbandingan Proses
Bisnis
4. HASIL PENELITIAN

Kesimpulan dan Saran


4.1 Evaluasi Proses Bisnis
Identifikasi proses bisnis dilakukan pada
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian bagian pemesanan pada Ngalup.co. Proses
bisnis utama mencakup pemesanan event hall,
Alur dari penelitian ini digambarkan pelaksanaan event, dan evaluasi event.
pada gambar 1. Diawali dengan melakukan Pemodelan dilakukan untuk melakukan analisis
studi literature untuk mempelajari teori-teori dan evaluasi terhadap proses bisnis guna
yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya mendapatkan potensi kesalahan dan akar
wawancara dan observasi untuk mengenali penyebab permasalahan tersebut. Potensi
objek penelitian seperti struktur organisasi, visi masalah didapatkan dengan menggunakan
misi dan tujuan perusahaan. Selanjutnya

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2877

metode Failure Mode and Effect Analysis


(FMEA). Berdasarkan tabel 2, maka proses bisnis
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi yang dimodelkan rekomendasinya adalah
menggunakan fmea, dilakukan juga analisis proses bisnis pemesanan event hall,
aktivitas dengan dengan menggunakan value- pelaksanaan event, dan evaluasi event.
added, yaitu Real Value Added (RVA) yang Pemodelan proses bisnis rekomendasi (to-be)
mempunyai nilai langsung terhadap customer, dimodelkan menggunakan diagram BPMN.
Business Value Added (BVA) yang tidak Untuk mengetahui perbedaan yang ada antrara
memiliki nilai langsung terhadap customer proses bisnis saat ini (as-is) dengan proses
namun diperlukan untuk proses bisnis dan Non bisnis rekomendasi (to-be), maka terdapat
Value Added (NVA) yang tidak mempunyai perbedaan warna pada diagram BPMN proses
nilai tambah. Pada tabel 1 akan dijelaskan bisnis to-be pada aktivitas yang mengalami
mengenai hasil analisis aktivitas dengan perubahan atau aktivitas yang baru
menggunakan value added. ditambahkan.

Tabel 1. Hasil Analisis Aktivitas 4.3 Perbandingan Proses Bisnis


Menggunakan Value Added Tahap selanjutnya adalah melakukan
Proses Bisnis Jumlah Jumlah Jumlah simulasi proses bisnis pada proses bisnis as-is
RVA BVA NVA dan to-be. Simulasi dilakukan pada time
Pemesanan Event hall 14 8 4
Pelaksanaan Event 2 5 1
analysis dan resource analysis untuk
Evaluasi Event 2 5 4 mengetahui apakah ada perubahan pada waktu
dan sumber daya yang diperlukan untuk
Pada tabel 1 dapat disimpulkan pada menyelesaikan seluruh aktivitas dalam satu
proses bisnis pemesanan event hall, proses. Pada simulasi ini, jumlah transaksi yang
akan disimulasikan adalah sebanyak tiga puluh
terdapat 14 aktivitas RVA dan 8 aktivitas
proses, dikarenakan jumlah tersebut adalah
BVA, tetapi terdapat 4 aktivitas NVA. Pada jumlah transaksi rata-rata bulanan pada
proses bisnis pelaksanaan event, terdapat 2 Ngalup.co.
aktivitas RVA dan 5 aktivitas BVA dan terdapat
1 aktivitas NVA. Pada proses bisnis evaluasi Tabel 3. Perbandingan Simulasi Time
event, terdapat 2 aktivitas RVA dan 5 aktivitas Analysis proses bisnis pemesanan event hall
BVA dan terdapat 4 aktivitas NVA. Process
Validation Peningkatan
As Is To Be Selisih
4.2 Rekomendasi Proses Bisnis & Time (%)
Analysis
Selanjutnya dilakukan perbaikan untuk
Min. Time 50m 2s 50m 32s -30s -0.99%
peningkatan atau improvement proses bisnis Avg. Time 90m 5s 63m 12s 26m 53s 29.84%
menggunakan BPI. Terdapat 6 tools Max. Time 65m 37s 57m 29s 8m 87s 12.39%
streamlining yang sesuai untuk digunakan
dalam melakukan perbaikan yaitu, Pada tabel 3 diketahui bahwa terjadi
Simplification, Upgrading, Bureaucracy peningkatan sebesar 29.84% atau 26m 53s pada
Elimination, Value Added, Standardization dan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
Supplier Partnership. Berikut adalah tabel hasil menyelesaikan satu kali transaksi pada proses
perbaikan pada BPI menggunakan tools bisnis pemesanan event hall. Rata-rata waktu
streamlining. yang dibutuhkan pada proses bisnis (as is)
adalah 90m 5s sedangkan waktu yang
Tabel 2. Rancangan Perbaikan Proses Bisnis dibutuhkan pada proses bisnis rekomendasi (to
be) adalah 63m 12s. Maka dapat disimpulkan
Aktifitas Awal Jenis Streamliming
Menyediakan kertas registrasi Upgrading
bahwa pada proses bisnis rekomendasi pada
Mendorong peserta review Upgrading pemesanan event hall lebih efektif dan efisien
Memasukkin event ke Google dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya.
Upgrading
Calender
Menyebarkan form testimoni Duplication Elimination Tabel 4. Perbandingan Simulasi Resource
Membuatkan confirmation
letter
Duplication Elimination Analysis proses bisnis pemesanan event hall
Memastikan kebutuhan
Standardization Resoruce As Is To Be Keterangan
pelaksanaan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2878

Customer 91.97% 57.43% turun sebesar 16.44%, event manager mengalami


Community Host 71.83% 68.59% turun kenaikan dari 80.62% menjadi 88.43% atau
Event Manager 25.38% 19.62% turun
Space manager 9.95% 50.2% naik
kenaikan sebesar 7.81% dan space manager
mengalami penurunan dari 5.67% menjadi
Pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa 2.77% atau penurunan sebesar 2.9%
kegunaan dari resource customer sebesar
91.97% pada proses bisnis As Is dan mengalami Tabel 7. Perbandingan Simulasi Time
penurunan menjadi 57.43% pada proses bisnis Analysis proses bisnis pelaksanaan event
To Be atau penurunan sebesar 34.54%,
Process
community host mengalami penurunan dari Validation Peningkatan
71.83% menjadi 68.59% atau penurunan As Is To Be Selisih
& Time (%)
sebesar 3.24%, event manager mengalami Analysis
penurunan dari 25.38% menjadi 19.62% atau Min. Time 60m 13s 53m 55s 6m 58s 10.46%
Avg. Time 68m 23s 63m 56s 4m 67s 6.49%
penurunan sebesar 5.76% dan space manager
Max. Time 80m 24s 71m 12s 9m 12s 11.23%
mengalami kenaikan sebesar 40.25%.
Pada tabel 7 diketahui bahwa terjadi
Tabel 5. Perbandingan Simulasi Time
peningkatan sebesar 6.49% atau 2m 10s pada
Analysis proses bisnis pelaksanaan event
waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu kali transaksi pada proses
Process
Validation Peningkatan bisnis evaluasi event. Rata-rata waktu yang
As Is To Be Selisih dibutuhkan pada proses bisnis (as is) adalah
& Time (%)
Analysis 68m 23s sedangkan waktu yang dibutuhkan
Min. Time 45m 18s 42m 32s 2m 46s 6.12% pada proses bisnis rekomendasi (to be) adalah
Avg. Time 53m 20s 51m 10s 2m 10s 4.07%
63m 56s. Maka dapat disimpulkan bahwa pada
Max. Time 65m 24s 63m 29s 1m 55s 2.94%
proses bisnis rekomendasi pada pelaksanaan
event lebih efektif dan efisien dalam melakukan
Pada tabel 5 diketahui bahwa terjadi
aktivitas-aktivitasnya.
peningkatan sebesar 4.07% atau 2m 10s pada
waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
Tabel 8. Perbandingan Simulasi Resource
menyelesaikan satu kali transaksi pada proses
Analysis proses bisnis pelaksanaan event
bisnis pelaksanaan event. Rata-rata waktu yang
dibutuhkan pada proses bisnis (as is) adalah Resoruce As Is To Be Keterangan
53m 20s sedangkan waktu yang dibutuhkan Customer 9.35% 4.87% turun
pada proses bisnis rekomendasi (to be) adalah Community Host 75.49% 72.73% turun
51m 10s. Maka dapat disimpulkan bahwa pada Event Manager 54.06% 45.2% turun
proses bisnis rekomendasi pada pelaksanaan
event lebih efektif dan efisien dalam melakukan Pada tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa
aktivitas-aktivitasnya. kegunaan dari resource customer sebesar 9.35%
pada proses bisnis As Is dan mengalami
Tabel 6. Perbandingan Simulasi Resource penurunan menjadi 4.87% pada proses bisnis
Analysis proses bisnis pelaksanaan event To Be atau penurunan sebesar 2.76%,
community host mengalami penurunan dari
Resoruce As Is To Be Keterangan 75.49% menjadi 72.73% atau penurunan
Customer 45.71% 38.15% turun sebesar 4.48%, dan event manager mengalami
Community Host 70.79% 54.35% turun
Event Manager 80.62% 88.43% naik kenaikan dari 54.06% menjadi 45.2% atau
Space manager 5.67% 2.77% turun kenaikan sebesar 8.86%.

Pada tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa 5. KESIMPULAN


kegunaan dari resource customer sebesar Ngalup.co adalah perusahaan yang
45.71% pada proses bisnis As Is dan mengalami bergerak dalam bidang industri kreatif dan
penurunan menjadi 38.15% pada proses bisnis sebuah tempat dimana para individu - individu
To Be atau penurunan sebesar 7.56%, yang memiliki latar belakang pekerjaan ataupun
community host mengalami penurunan dari bisnis bekerja dalam sebuah tempat. Pada
70.79% menjadi 54.35% atau penurunan Ngalup.co dilakukan analisis proses bisnis

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2879

utama dan proses bisnis pendukung customer pada proses bisnis pemesanan event
menggunakan metode analisis FMEA. hall, 16.44% oleh community host pada proses
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bisnis pemesanan event hall, dan 8.86% oleh
menggunakan metode FMEA, ditemukan event manager pada proses bisnis evaluasi
bahwa proses bisnis utama pada Ngalup.co event.
adalah pemesanan event hall, pelaksanaan
event, dan evaluasi event. Kemudian proses DAFTAR PUSTAKA
bisnis yang telah diidentifikasi dimodelkan Hammer and Champy. 1994. Reengineering the
menggunakan notasi BPMN. Corporation: A Manifesto for Business
Setelah dilakukannya evaluasi terhadap
Revolution, Harper Business
proses bisnis yang ada dengan menggunakan
metode Failure Mode and Effect Analysis, Ngalup.co Coworking Space, 2018. Home.
potensi kesalahan dalam proses bisnis dapat [Online] Available at: <
teridentifikasi. Beberapa kesalahannya diantara http://www.Ngalup.co/> [Diakses 05
lain adalah kesalahan komunikasi, kelalaian Februari 2018]
staff, hingga kekurangannya sumber daya Ghozi, D. L., 2016. Pemodelan dan Evaluasi
manusia. Kesalahan yang telah teridentifikasi Proses Bisnis dengan Business Process
oleh metode Failure Mode and Effect Analysis, Improvement (BPI) (Studi kasus: Unit
akan dipilih berdasarkan peringkat tertinggi Pengembangan Karir dan Kewirausahaan
untuk dicari akar permasalahannya. Universitas Brawijaya). S1. Universitas
Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan Brawijaya
pada proses bisnis Ngalup.co ditemukannya
beberapa akar masalah yang menjadi Weske, M., 2012. Business Process
penghambat bagi proses bisnis. Berdasarkan Management Concepts, Languagaes,
hasil dari evaluasi dengan menggunakan Architectures. s.l.:Springer Berlin
metode Business Process Improvement Heidelberg.
diterapkan untuk menyusun rekomendasi Asari, D.D., 2011. Analisis dan Perbaikan
perbaikan proses menggunakan tools pada BPI Prosedur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
bernama streamlining. Pada proses Baru di Universitas Sebelas Maret dengan
streamlining, diterapkan Standardization pada Metode Business Process Improvement
proses memeriksa kebutuhan. Kemudian (BPI). S1. Universitas Sebelas Maret
Duplication Elimination pada proses
membuatkan confirmation letter dan Putra, R.R., 2017. ANALISIS DAN
EVALUASI PROSES BISNIS
menyebarkan form testimony. Lalu ada
MENGGUNAKAN BUSINESS
upgrading pada proses memasukkan event ke
PROCESS IMPROVEMENT (BPI)
Google Calender, menyediakan kertas PADA UB GUEST HOUSE. S1.
registrasi, dan mendorong peserta untuk Universitas Brawijaya
mereview.
Rekomendasi proses bisnis utama pada McDermott, Robin E., Raymond J.Mikulak &
Ngalup.co dibuat berdasarkan rancangan Michael R. Beauregard. 2009. The Basic
perbaikan proses bisnis yang telah dilakukan Of FMEA 2nd Edition. New York : Taylor
menggunakan metode Business Process & Francis Group.
Improvement (BPI). Terdapat beberapa Bizagi. 2016. Retrieved from Bizagi User
aktivitas yang mengalami perubahan, aktivitas Guide. [Online] tersedia di: <
yang ditambahkan hingga aktivitas yang http://help.bizagi.com> [Diakses 13
dihilangkan. Dari hasil simulasi yang dilakukan Februari 2018]
pada proses bisnis saat ini (as is) dan proses
bisnis rekomendasi (to be) ditemukan bahwa Harrington, H.J., 1991. Business Process
peningkatan pada time analysis mencapai Improvement. New York: McGraw-Hill,
12.39% pada pemesanan event hall, 4.07% pada Inc.
pelaksanaan event, dan 6.49% pada evaluasi Soemohadiwidjojo, A.T., 2014. Mudah
event. Selain itu dilakukannya resource Menyusun SOP. [Online] Jakarta:
analysis dengan peningkatan dan kenaikan Penebar Plus. Tersedia di:
tertinggi adalah 34.54% yang dilakukan oleh <https://books.google.co.id/books?id=g3

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2880

VmCAAAQBAJ&printsec=frontcover&
hl=id#v=onepage&q=proses%20bisnis&
f=false> [Diakses 13 Februari 2018]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai