Anda di halaman 1dari 5

II

PEMBAHASAN
Fungsi pendidikan
Telah disadari bersama bahwa saat ini pendidikan sudah menjadi  kebutuhan
bagi umat manusia, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran umat
manusia akan pentingnya  arti pendidikan, baik bagi individu, masyarakat maupun
negara. Berikut ini saya akan paparkan fungsi-fungsi tersebut.

a.    Fungsi pendidikan bagi individu:

Bagi individu,  pendidikan memiliki fungsi:

(1)   Sebagai sarana untuk mengembangkan potensi  yang dibawa sejak  lahir. Melalui
pendidikan seseorang akan dapat mengasah bakat bawaannya. Orang yang cerdas
adalah orang yang memiliki bakat cerdas dan bakat cerdasnya tersebut telah terasah
melalui proses yang disebut dengan pendidikan. Demikian halnya dengan orang yang
terampil dalam bidang tertentu, ia menjadi terampil bukan semata-mata karena bakat,
melainkan bakat yang dibawa sejak lahir tersebut telah diasah melalui latihan, dimana
latihan merupakan bagian dari pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut maka para
pengelola pendidikan – khususnya guru dan kepala sekolah - harus mampu
memfasilitasi kegiatan belajar para siswa, sedemikian rupa sehingga para siswa  dapat
belajar untuk mengembangkan bakatnya masing-masing semaksimal mungkin dan
berupaya mengantarkan mereka untuk menjadi individu yang bermartabat.

(2)   Sebagai sarana untuk mengubah perilaku. Perilaku merupakan representasi dari


fikiran dan perbuatan seseorang. Seseorang akan dikatakan berperilaku baik jika
fikiran dan perbuatannya baik. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah
perilaku seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Melalui pendidikan yang
baik seseorang akan dilatih untuk hanya berfikir dan berbuat hal-hal yang prositif,
oleh karena itu pendidikan memiliki arti yang sangat penting dalam mengubah
perilaku seseorang. Implikasinya adalah bahwa para pengelola dan pelaksana
pendidikan harus mampu memfasilitasi peserta didik agar dapat memiliki perilaku
yang baik. Adapun wujud fasilitasi yang dapat dilakukan oleh guru dan kepala sekolah
adalah melalui keteladanan dan pembiasaan.

(3)   Sebagai sarana untuk mengembangkan fisik, mental dan sipiritual seseorang.


Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat memfasilitasi perkembangan
fisik, mental dan spiritual peserta didik secara seimbang. Dengan demikian, kepala
sekolah dan guru dituntut untuk dapat mendidik para peserta didik bukan saja dari sisi
kemampuan intelektualnya saja – yang dilakukan melalui pembelajaran mata
pelajaran mata pelajaran sain – melainkan mereka harus dapat membimbing para
siswa untuk dapat mengembangkan fisiknya dan ketajaman sipiritualnya, diantaranya
dengan memberikan ruang belajar, tempat bermain, sarana bersosialisasi, fasilitas dan
pembiasaan untuk beribadah dan lain-lain, yang memadai.
(4)   Sebagai sarana untuk mempersiapkan masa depan. Melalui pendidikan yang baik,
yang dapat mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal, baik intelektual,
psikomotorik maupun spiritualnya, akan memungkinkan bagi peserta didik untuk
lebih siap dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah
harus dapat memfasilitasi peserta didik dengan pendidikan berupa bekal kecakapan
hidup.

(5)   Sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian. Kepribadian seseorang


tercermin dari pola perilaku seseorang, perilaku tersebut merupakan representasi dari
fikiran (kemampuan intelektual/kognitif) dan perbuatan (psikomotorik dan akhlak).
Sementara itu kemampuan intelektual/kognitif serta psikomotorik dan akhlak
seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan yang baik
akan tercermin dari kepribadian individu-individu hasil didikannya. Implikasinya bagi
pendidik adalah bahwa pendidikan harus senantiasa mengedepankan pengembangan
kepribadian melalui pendidikan akhlak/karakter.

(6)   Membantu seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Orang


yang terdidik dengan baik (bedakan dengan berpendidikan tinggi), akan
memungkinkan baginya untuk memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan
yang lebih  baik dibandingkan dengan orang yang tidak terdidik, karena kemapuan
intelektual dan kecakapan hidupnya memungkinkan bagi dirinya untuk dapat
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Implikasinya bagi para guru dan
kepala sekolah adalah bahwa sudah selayaknya kegiatan pembelajaran senantiasa
diarahkan kepada pendekatan-pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta
didik untuk berlatih memecahkan permasalahan, seperti pembelajaran dengan
pendekatan problem based leraning, project based leraning, product based learning,
discovery learning dan inquiry learning.

b.      Fungsi pendidikan bagi masyarakat

Bagi masyarakat pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:

(1)   Pendidikan berperan dalam mendorong terjadinya perubahan dan kendali sosial. Hal
tersebut sangat mungkin terjadi karena dengan dihasilkannya individu-individu yang
terdidik dengan baik secara tidak langsung akan mendorong tumbuhnya masyarakat
pembangun - yaitu masyarakat yang senantiasa memiliki keinginan untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik – dan masyarakat ‘yang kritis’ – yaitu masyarakat
yang senantiasa menyuarakan upaya perbaikan ketika sesuatu yang tidak baik terjadi.

(2)   Pendidikan berperan dalam rekonstruksi pengalaman-pengalaman. Pendidikan terkait


erat  dengan upaya untuk memberikan pengalaman-pengalaman baru dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk merekonstruksi pengalaman-pengalaman
tersebut di dalam dirinya. Sebagaimana kita fahami bahwa masyarakat terbentuk dari
gabungan individu-individu, oleh karenanya pengalaman-pengalaman dari individu-
individu tersebut akan tergambar pula  dalam kehidupan sebuah masyarakat. Dengan
kata lain, hasil-hasil pendidikan yang diperoleh oleh individu-individu dalam
masyarakat akan mewarnai kehidupan masyarakat tersebut. Sebaliknya, karena
pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah sistem sosial yang terbuka, maka
pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam sebuah masyarakat akan mewarnai
sistem pendidikan yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

(3)   Pendidikan berperan dalam mengembangkan nilai-nilai sosial dan moral. Telah saya
sebutkan di atas bahwa pada dasarnya pendidikan tidak hanya semata-mata
membekali peserta didik dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik saja
melainkan juga sebagai upaya untuk mengembangkan sikap atau akhlak mereka ke
arah yang lebih baik. Artinya, jika melalui aktifitas pendidikan telah dapat dihasilkan
individu-individu yang berakhlak baik, maka sudah dapat dipastikan nilai-nilai sosial
dan moral yang tumbuh dalam masyarakatpun akan menjadi baik.

(4)   Pendidikan berperan dalam menyediakan peluang dan kesetaraan. Individu-individu


yang terdidik dengan baik akan memiliki kemungkinan untuk dapat beradaptasi
dengan berbagai lingkungan dan perubahan,  sehingga akan memiliki kesempatan
yang lebih banyak untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, dengan demikian,
individu-individu tersebut akan memiliki kesempatan yang lebih baik pula dalam
mencapai kehidupan yang lebih bermartabat. Sebagaimana telah disebutkan bahwa
masyarakat pada dasarnya terbentuk karena adanya gabungan dari individu-individu,
oleh karena itu, jika individu-individu dalam sebuah masyarakat terdidik dengan baik
maka masyarakat tersebut akan memiliki peluang yang lebih baik untuk menjadi
masyarakat yang bermartabat.
http://www.kabarcianjur.com/search/label/dede%20sunaryat?max-results=7

Anda mungkin juga menyukai