Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Medis


2.1.1 Definisi
Infeksi saluran kemih sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa
kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh penyebaran infeksi
dari bakteri (Mansjoer, 2010)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2008).
2.1.2 Klasifikasi
Infeksi kandung kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan letak peradangan
yaitu :
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Infeksi saluran kemih  pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1. Infeksi saluran kemih Uncomplicated ( simple )
Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran
kencing baik, anatomik maupun fungsional normal. Infeksi saluran kemih  ini
pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. Infeksi saluran kemih Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas , kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika , sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih
ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan  sebagai berikut :
a) Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap
dan prostatitis.
b) Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
c) Gangguan daya tahan tubuh.
d) Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.
2.1.3 Etiologi
Penyebab infeksi saluran kemih ini adalah mikroorganisme yang terdiri dari :
1. Bakteri gram negatif : E. Coli, Entherobacter, Pseudomonas, Serrativa.
2. Bakteri gram positif ; Staphylococcus Saprophyt, streptococcus.
3. Virus : jarang ditemukan
4. Jamur :  jarang ditemukan
Mikroorganisme tersebut terdapat dalam vesika urinaria yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
1) Intake minum yang kurang setiap harinya
2) Hygiene yang kurang
3) Jarang mengganti pakaian dalam
4) Pakaian dalam pada wanita yang terbuat dari bahan sintetis, bukan dari katun
5) Penggunaan jeans yang terlalu ketat.
6) Personal hygiene yang salah
7) Hubungan sex yang berlebihan
8) Urine Reflux
9) Trauma Urethra
10) Penggunaan instrumen yang tidak steril  : pemasangan kateter.
11) Sabun dengan pH yang tidak seimbang dan cenderung ke peningkatan Ph
12) Spray hygiene wanita yang dapat menimbulkan reaksi alergi dan iritasi
13) Usia di atas 65 tahun
14) Penyakit Diabetes Melitus
15) Batu ginjal, yang dapat menyebabkan obstruksi urine.
2.1.4 Tanda dan Gejala
Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri
yang mungkin dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari
adanya infeksi. Pada keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
1. Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).
2. Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.
3. Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan kandung
kemih yang tidak tuntas.
4. Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat terjadi low
back pain.
5. Spasme kandung kemih.
6. Warna urine yang keruh.
7. Hematuri pada keadaan lanjut.
8. Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia. 
2.1.5 Anatomi fisiologi
Saluran perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan
urethra.Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang dan terletak di kedua
sisi kolumna vertebralis.Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibanding ginjal kiri karena
tertekan ke bawah oleh hati katup terletak di kosta ke-12, sedangkan ginjal kiri
terletak setinggi kosta ke-11.Berat Ginjal + 125 gram.Ureter merupakan saluran yang
menghubungkan ginjal dengan vesika urinaria, panjang ureter 10 – 12 inci, berfungsi
sebagai penyalur urine ke vesika urinaria.Kandung kemih adalah suatu organ yang
berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os pubis, yang tersusun
dari otot polos, yang berkontraksi dan berfungsi sebagai tempat penampungan urine
sementara dan menyalurkan urine ke uretra.Uretra merupakan saluran kecil yang
dapat mengembang dan berjalan dari kandung kemih keluar tubuh. Panjang uretra
pada wanita 1,5 inci dan pada pria 8 inci.
1. Fungsi- fungsi utama dari ginjal adalah :
a) Ultra filtrasi : Menyaring darah dan bahan-bahan yang terlarut serta
membuang cairan yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh.
b) Pengendalian cairan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
c) Keseimbangan asam basa : Mempertahankan derajat asam dan basa dengan
mensekresi ion H dan pembentukan Bicarbonat sebagai Buffer.
d) Mengatur tekanan darah dengan mengendalikan volume sirkulasi dan
sekresi urine.
e) Mengatur metabolisme dengan mengaktifkan vitamin D yang diatur oleh
kalsium fosfat ginjal.
f) Memproduksi eritrosit : eritropoetin yang disekresikan oleh ginjal dan
merangsang sumsum tulang agar membuat sel-sel eritrosit.
g) Ekskresi produk sisa : Membuang langsung produk metabolisme yang
terdapat pada filtrasi glomerulus.
2. Pembentukan Urine
Nefron merupakan unit fungsional dari ginjal, yang merupakan awal 
pembentuk urine. Ginjal ini tersusun + 1 juta nefron yang terdiri dari sebuah
glomerulus dan sebuah tubulus.Dinding kapiler glomerulus tersusun oleh sel-sel
endotel dan membran basalis, Glomerulus membentang dan membentuk
tubulus yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
a) Tubulus proximal :
Dalam keadaan normal, + 20 % dari plasma melewati glomerulus akan
disaring ke dalam nefron dengan jumlah 80 liter per hari yang terdiri dari
filtrat yaitu : air, elektrolit dan molekul kecil lainnya masuk  ke dalam
tubulus proximal di proses hingga 60 % dan filtrat tersebut di serap
kembali ke dalam darah, kecuali glukosa 100 % di serap yang disebut
dengan  “Reabsorbsi Obligat” (mutlak).
b) Ansa Henle
Cairan dari tubulus proximal masuk ke Ansa henle. Ketika cairan turun ke
ansa henle desenden, ada transportasi aktif ureum yang menyebabkan
kepekatan meningkat, ketika naik lewat ansa henle asenden ada transportasi
aktif H2O (dikeluarkan)
c) Tubulus Distal
Di dalam tubulus ini terjadi 3 proses yaitu :
a) Reabsorbsi air oleh Anti Diuretik Hormon
Bila tubuh kekurangan air maka otak akan membuat banyak anti
diuretic hormon sehingga penyerapan di distal banyak juga dan urine
menjadi sedikit. Begitu sebaliknya bila air berlebih jumlah anti
diuretik hormon sedikit dan filtrat dapat lolos yang akhirnya jadi
urine banyak.
b) Bekerjanya anti diuretik hormone
Anti diuretik hormon dapat juga dikeluarkan oleh korteks anak ginjal
untuk melakukan transportasi aktif yaitu mengeluarkan kalsium dan
menarik natrium.
c) Sekresi zat-zat sisa metabolime dan zat racun tubuh.Ductus
Kolligentes
3. Vesika Urinaria
Suatu kantong berotot yang disebut musculus Detrusor, yang terisi sedikit
demi sedikit urine, mulai dari volume 0 – 100 cc, tekanan kandung kemih
sedikit bertambah. Dari volume 100 – 400 cc tekanan kandung kemih tidak
berubah, karena Musculus Detrusor  mengembang mengikuti jumlah air
kemih lewat 400 cc ke atas tekanan meningkat dan meregangkan Musculus
Detrusor.Regangan ini mengirim impuls afferent ke medula spinalis lumbal
dan sacral dengan susunan saraf pusat.Dari lumbal sacral keluar impuls
efferent ke Musculus Detrusor (mengerut).Merangsang pembukaan sfingter
urethra internal untuk membuka sehingga timbul keinginan untuk BAK,
dengan mengalirkan urine keluar tubuh melalui sfingter urethra eksterna.
4. Komposisi Urine
Urine yang normal biasanya berwarna jernih sampai dengan kuning muda,
tidak terdapat glukosa, eritrosit, leukosit dan trombosit serta protein.Bau
sedikit pesing, berat jenis 1010 – 1030. Urine terdiri dari :
a) Air
b) Elektrolit
c) Zat asam sisa metabolism
2.1.6 Jenis kelainan produksi urine
1. Anuria adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat memproduksi urine
2. Disuria adalah istilah medis yang berarti nyeri pada saat buang air kecil,
terasa tidak nyaman atau terasa panas perih saat buang air kecil
3. Poliuria kelainan frekuensi diuresis/buang air kecil sebagai akibat kelebihan
produksi urine
4. Nokturia adalah gangguan dimana seseorang mengalami dorongan untuk
buang air kecil pada malam hari dalam frekuensi yang sering.
5. ematuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya darah di urin
6. Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang yang
sering ditemukan pada sistitis akut
7. Oliguria didefinisikan sebagai keluaran urin kurang dari 1 mL/kg/jam pada
bayi, kurang dari 0,5 mL/kg/jam pada anak, dan kurang dari 400 mL/hari pada
dewasa
2.1.7 Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK,
asending dan hematogen. Secara asending yaitu:
1. masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi,
kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering
terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi
struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen,
yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung
kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
3. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif
b) Mobilitas menurun
c) Nutrisi yang sering kurang baik
d) System imunnitas yng menurun
e) Adanya hambatan pada saluran urin
f) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii
yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan
bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri,
kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius.
Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi
aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam
pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum
obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang
sering ditemukan pada laki-laki diatas usia60 tahun.
 

Nyeri
Akut

Ketidakseimbangan Defisiensi Ansietas


nutrisi kurang dari Intoleran Pengetahuan
kebutuhan tubuh aktivitas
Hipertermi

Gangguan
eliminasi urine
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan
diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH
meningkat
b) Urine kultur :
- Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll
- Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
- Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
3. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
4. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan
5. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung
kemih
2.1.9 Penatalaksanaan medis
Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala
dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah
infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
b) Perubahan pola hidup diantaranya :
c) Membersihkan perineum dari depan ke belakang
d) Pakaian dalam dari bahan katun
e) Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan
1) Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
a) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
b) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti )
dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
c) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur
dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila
ada komplikasi lebih lanjut.
2) Analgetik dan Anti spasmodic
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
3) Obat golongan Venozopyridine : Pyridium
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
2.1.10 Rumus Balance Cairan
1. Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk :  mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan
dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang
di drip, albumin dll.
2. Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter
maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter, kemudian feses. 
1. IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas. 
2. RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
                  24 jam
2.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena
adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan
kronik.
2.1.12 Pencegahan
1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari
2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung
kemih
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
a) Tidak menahan keinginan untuk berkemih dan berkemih dengan tuntas
b) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk
membersihkan perineum dari depan ke belakang
c) Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat
d) Tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat
e) Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu
biasakan mengosongkan kandung kemih.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Satu keluhan yang menjadi masalah utama ( aktual )
P: Provokatif atau Paliatif ( Provokatif apa saja yang memperberat
keluhan, paliatif apa saja yang dapat mengurangi keluhan )
apakah yang menyebabkan gejala terjadinya nyeri.
Q: Qualitas:Bagaimana gejala dirasakan / sejauh mana anda
merakan sekarang.
R: Region / area : dimana gejala terasa? Apakah menyebar, area
dimana gejala di rasakan.
S: Skala keparahan : seberapakah keparahan yang dirasakan
T: Timing / waktu : kapan gejala mulai timbul, seberapa sering
gejala terasa apakah tiba-tiba atau bertahap, seberapa lama gejala
yang di rasakan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kronologi mencakup awitan/mulai timbulnya masalah dan
semua pengobatan, gejala yang timbul saat itu yang di tulis letak,
kwalitas, kwantitas, waktu, situasi, faktor-faktor yang memperberat
atau yang mengurangi, manifestasi/faktor pencetus yang berhubungan
nyeri dalam infeksi saluran kencing.
c. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa
khususnya yang ada kaitannya dengan penyakit sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Buat Genogram ( 3 Generasi ), riwayat penyakit keluarga antara
lain : DM, stroke, TBC, Hipertensi.
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat
termasuk keluarga yang terkait dengan penyakitnya serta spiritual
menggambarkan keyakinan beragama pandangan / nilai dari
kepercayaan.
f. Pola Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus dan kandung kemih.
3) Aktivitas / Latihan
Menggambarkan pola latihan dan aktivitas.
4) Istirahat Tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat.
5) Sexualitas / Reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau di rasakan
dengan seksualitas.
g. Keadaan / Penampilan / Keadaan Umum Pasien
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus,
gemuk, personal hygiene, gaya hidup, ekspresi wajah, tanda-tanda
distress, keadaan umum.
h. Tanda-Tanda Vital
Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi suhu tubuh,
denyut nadi, tekanan darah, nafas, tinggi badan dan berat badan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
Inspeksi : Memperhatikan ada tidaknya lesi, warna dan distribusi
rambut.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya pembengkakan ataupun nyeri
tekan.
b. Mata
Inspeksi : Bentuk kelopak mata, konjungtiva, kesimetrisan mata.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
c. Telinga
Inspeksi : Kesimetrisan telinga, keadaan terhadap ukuran, bentuk,
warna, lesi/adanya masa, serumen dan pendarahan
Palpasi : Untuk mengetahui adanya peradangan pada telinga
d. Hidung
Inspeksi : Kesimetrisan Lubang Hidung, bentuk / tulang hidung
Palpasi : Perhatian terhadap adanya nyeri tekan

e. Mulut
Inspeksi : Mengamati bibir, gigi dan lidah
f. Leher
Inspeksi : Bentuk leher, adanya pembengkakan
Palpasi : Palpasi kelenjar thyroid
g. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku
Inspeksi : Warna kulit, keadaan kulit
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan benjolan
h. Pemeriksaan Payudara dan ketiak (bila di perlukan)
Inspeksi : Ukuran, bentuk, kesimetrisan payudara, adanya lesi, odema,
benjolan, adanya pembesaran kelenjar lymfe di ketiak,
adanya tanda-tanda kemerahan.
i. Pemeriksaan Thorak / Dada
Inspeksi : Postur, bentuk, kesimetrisan ekspansi, sekaligus perlu
diamati kemungkinan adanya kelainan tulang belakang
seperti kyposisi, lordosis, scoliosis, gerakan dada saat
bernafas.
Palpasi : Ada nyeri tekan atau tidak.
j. Paru
Inspeksi : Pergerakan dada saat inperasi dan ekspirasi seimetris atau
tidak.
Palpasi : Untuk mengkaji keadaan dinding dada, Taktil Fremitus
simetris atau tidak.
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga plura,
misalnya adanya suara tambahan : ronchi kering / ronchi
basah.
k. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Tampak / tidak tampak ictus kordis
Palpasi : Teraba ictus kordis di daerah mana
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Irama regular atau irregular, S1=lub , S2=dub
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk / adanya ketidak simetrisan, ada jejas / tidak, adanya
bekas operasi atau tidak.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya massa / nyeri tekan
Perkusi : Thympani
Auskultasi : Diafragma stetoskope dengan tekanan ringan pada setiap
kuadran terdengar bising usus ( normal 8-12x/menit )
m. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Inspeksi : Kebersihan.apakah ada inflamasi
n. Anus
Inspeksi : Apakah ada lesi, hemoroid, massa dan kelainan-kelainan
lain
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan atau tidak
o. Pemeriksaan muskuloskeletal
Inspeksi : Amati persendian, kaji rentang gerak sendi masing-masing
anggota gerak (ROM), derajat kekuatan otot dengan skala 0-
5
Cara penilaian :
Skala 0 : Paralisis total
Skala 1 : Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
Skala 2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan sokongan
Skala 3 : Gerakan normal penuh melawan gravitasi
Skala 4 : Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit
penahanan
Skala 5 : Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Palpasi : Ada tidaknya nyeri tekan pada persendian
p. Pemeriksaan Neurologi : Pemeriksaan GCS untuk mengetahui
tingkat kesadaran, reaksi pupil dan reflek
patella
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. SDKI
Gangguan eliminasi urin D.0040
Definisi
Disfungsi eliminasi urin
Penyebab
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan menyadari tanda gangguan kandung kemih
4. Efek tindakan medis dan diagnotik (mis. Operasi ginjal, operasi saluran
kemih, anestesi, dan obat obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Mobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1. Desakan berkemih 1. Distensi kandung kemih
2. Urin menetes 2. Berkemih tidak tuntas
3. Sering buang air kecil (hesitancy)
4. Nokturia 3. Volume residu urin meningkat
5. Mengompol
6. Uneresis
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
Tidak tersedia Tidak tersedia

Kondisi klinis terkait


1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
2. Hiperglikemia
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Skeloris multipel
11. Obat alpha adrenergik

SIKI
Manajemen eliminasi urine
I.04152
Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi urine
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejalan retensi atau inkontenensia urine
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotenensia urine
3. Monitor eliminasi urine (frekuensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
1. Catat waktu dan haluaran berkemih
2. Batasi asupan cairan jika perlu
3. Ambil sampel urine tengah atau kultur
Edukasi
1. Ajarkan tanda gejala infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
3. Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
5. Anjurkan minum cukup
6. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
1. Kolaboasi pemberian obat supositoria uretra

Dukungan perawatan diri :BAK/BAB


I.11349
Definisi
Menfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil dan buang air besar
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kebiasan bab/bak sesaui usai
2. Monito integritas kulit pasien
Terapeutik
1. Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
2. Dukung penggunaan toilet/pispot
3. Jaga privasi selama eliminasi
4. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
5. Bersihkan alat bantu bak/bab
6. Sediakan alat bantu
Edukasi
1. Anjurkan bak/bab secara rutin
2. Anjurkan ke kamar mandi/toilet

SLKI
Eliminasi urine L.04034
Definisi
Pengosongan kandung kemih yang lengkap
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
meningkat menurun
Desakan
berkemih 1 2 3 4 5
(urgensi)
Distensi kandung 1 2 3 4 5
kemih
Berkemih tidak
1 2 3 4 5
tuntas (hesitency)
Volume residu
1 2 3 4 5
urine
Urine menetes 1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Mengompol 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Disuria 1 2 3 4 5
Anuria 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
Frekuensi BAK 1 2 3 4 5
Karakteristik
1 2 3 4 5
urino

2. Nyeri Akut
NYERI AKUT ( D.0077)
Definisi :
Pengalaman senseorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan

Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologi (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, proseduroperasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : Objektif :
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Suli ttidur

Gejala dan tanda minor


Subjektif : Objektif :
Tidak tersedia 1. Tekanandarahmeningkat
2. Polanapasberubah
3. Nafsumakanberubah
4. Proses berpikirterganggu
5. Menarikdiri
6. Berfokuspadadirisendiri
7. Diaforesis

KondisiKlinis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
5. Glakoma

SIKI
Manajemen Nyeri I.08238
Definisi:
mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan:
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
h) Monitor efek samping penggunaan analgesik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS,
hipnosia, kupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitas istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan penggunaan analgesik secara tepat
e) Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.

SIKI
Pengaturan Posisi I.01019

Definisi:
menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan sehatan fisiologis dan/atau
psikologis.

Tindakan:
Observasi
a) Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah merubah posisi
b) Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
a) Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
b) Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
c) Sediakan matras yang kokoh/padat
d) Atur posisi tidur yang disukai atur posisi untuk mengurangi sesak (mis semi
fowler)
e) Posisikn pada kesejajaran tubuh yang tepat
f) Tinggikan tempat tidur bagian kepala
g) Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cidera dengan tepat
h) Berikan bantal yang tepat pada leher
i) Motivasi melakukan ROM aktif/pasif
j) Motivasi terlibat dalam perubahan posisi
k) Hindari posisi yang menimbulkna ketegangan pada luka
l) Hindari menempatkan posisi yang dapat meningkatkan nyeri
m) Ubah posisi setiap 2 jam
n) Ubah posisi dengan teknik roll
o) Pertahankan posisi dan integritas traksi
p) Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
a) Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
b) Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik
selama melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi jika perlu

SIKI
Terapi relaksasi I.09236

Definisi
menggunkan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan
seperti nyeri, ketengangan otot, atau kecemasan.

Tindakan:
1. Observasi
a) Identifikasi teknnik relaksasi yang pernah efektif digunakan
b) Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
c) Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2. Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
3. Edukasi
a) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
b) Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
c) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
d) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
e) Demonstrasikan dan latihan teknik relaksasi (mis, nafas dalam, peregangan,
atau imajinasi).

SLKI
Tingkat Nyeri L.08066

Defisini: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan sehingga berat dan
konstan

Ekspetasi membaik

Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan menuntaskan
1 2 3 4 5
aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami
1 2 3 4 5
cedera ulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasatertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
SLKI
Kontrol Nyeri L.08063

Defisini: tindakan untuk meredakan pengalam sensorik atas emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan

Ekspetasi meningkat

Cukup
Cukup Sedan Meningka
Menurun meningka
Menurun g t
t
Melaporkan nyeri terkontrol 1 2 3 4 5
Kemampuan mengenali onset
1 2 3 4 5
nyeri
Kemampuan mengenali
1 2 3 4 5
penyebab nyeri
Kemampuan menggunakan
1 2 3 4 5
teknik non-farmakologi
Dukungan orang terdekat 1 2 3 4 5
Meningka Cukup Sedan Cukup
menurun
t meningkat g menurun
Penggunaan analgesik 1 2 3 4 5

SLKI
Status Kenyamanan L.08064

Defisini: keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik prikologis, spiritual, sosial,
budaya, dan lingkungan.

Ekspetasi meningkat

Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kelsejahteraan 1 2 3 4 5
fisik
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
psikologgis
Dukungan sosial 1 2 3 4 5
dari keluarga
Dukungan sosial 1 2 3 4 5
dari temn
Perawatan sesuai 1 2 3 4 5
dengan keyakinan
budaya
Perawatan sesuai 1 2 3 4 5
kebutuhan
Kebebasan 1 2 3 4 5
melakukan ibadah
Rileks 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan tidak 1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan 1 2 3 4 5
kedinginan
Keluhan 1 2 3 4 5
kepanasan
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan diri 1 2 3 4 5
sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi alkohol 1 2 3 4 5
Penggunaan zat 1 2 3 4 5
Percobaan bunuh 1 2 3 4 5
diri
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Memori masa lalu 1 2 3 4 5
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai