BENCANA
NUR FADILAH
( 04329503170044 )
JURUSAN KEPERAWATAN
Penggerakan Sumber daya kesehatan yaitu terbagi menjadi tim reaksi cepat, tim penilaian
cepat (Rapid health assesment) dan tim bantuan kesehatan.
Zona bencana :
Zona I merah = Zona bahaya atau area musibah untuk tim rescue yang sudah memiliki skill.
Kemudian tim rescue membawa korban ke zona kuning.
Zona II Kuning = Perawat/medis boleh melakukan sortir triage (untuk instalasi yang
diperlukan untuk mendukung korban seperti pos komando dll)
Zona III Hijau = Melakukan rujuk korban ke rumah sakit yang aman dari bencana.
Organisasi lapangan
Terdapat Pos lapangan untuk berkordinasi tentang apapun seperti korban atau kebutuhan
logistik, kemudian ada comm center, dapur makanan, penjernih air, genset, kamar mandi,
barak tidur dan rawat sementara.
Perawat Bencana
Yaitu semua perawat yang memiliki skill dalam bidang asuhan keperawatan bencana yang
dapat meningkatkan kemampuan kelompok, masyarakat atau individu, menangani kondisi
krisis kesehatan. Perawat harus memiliki siap mental, mampu mendengarkan untuk
menganani psikologis korban, penanganan psikologis first aid dan memiliki kemampuan
skill atau telah melakukan pelatihan dalam bidang bencana.
Materi Pelayanan kesehatan dan Peran Perawat saat tanggap darurat bencana
Pelayanan kesehatan
Saat kondisi rumah sakit rusak dibuat pos pelayanan kesehatan lapangan atau rumah sakit
lapangan. Yang didirikan pertama yaitu ruang IGD diberi tanda sesuai Triage (Merah,
kuning, hijau, hitam), kemudian ruang bedah, bersalin dan ruang perawatan. Melakukan
tindakan di pos lapangan seperti pengkajian, perawatan luka dan melakukan stabilisasi
menggunakan alat sesuai. Jika mau melakukan rujukan, dokumentasi tidak boleh hilang.
Perawat mengecek kesehatan di lokasi pengungsian serta berkoordinasi dengan tim lainnya.
Melakukan triase di lapangan terjadi sangat dinamis dan sulit. Dinamis karena tergantung
keadaan, jumlah korban dan kemampuan penolong, dan sulit karena kurang spesifik dan
jauh dari sempurna namun harus tetap dilakukan prioritas penanganan dan rujukan.
Setelah dilakukan triase, dilakukan initial Assessment dengan ABCDE, lakukan primary dan
secondary survey saat di rumah sakit lapangan.
Peran perawat
Keperawatan kelompok beresiko seperti ibu hamil, bayi dan anak beresiko, penyandang
cacat, lansia dan pengidap penyakit kronik.
Perawat juga berperan sebagai perawat anak, maternitas dan melakukan keperawatan
kesehatan jiwa, juga keperawatan komunitas.
Materi Hosdip
Standar keselamatan kerja
1. Kode biru : Kegawatdaruratan Medis
2. Kode Hitam : Gawat Darurat BOM
3. Kode Merah : Kebakaran
4. Kode Grey : Gangguan Keamanan
5. Kode Pink : Penculikan Bayi
6. Kode Purple : Evakuasi
7. Kode Hijau : Gempa Bumi
Alur tanggung jawab atau komando:
1. Menteri kesehatan
2. Komandan RS (Dirut RS)
3. Komandan Bencana (Direktur medis/kep)
- Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan medik dan pelayanan manajemen
- Memberi laporan kepada komandan RS
- Menindaklanjuti permintaan bantuan oleh komandan rs
- Mengendalikan pelayanan medis dan manajemen
- Memastikan penanganan korban
- Memastikan sumber pendukung terlaksana dan tersedia
4. Ka Yan Medis
- Bertanggung jawab pada komandan bencana dan pengendalian penanganan korban
hidup dan mati.
- Memberi komando pada ka tim pra rs, koordinasi tugas tim medik dan forensik
- Koodinasi transfer korban keluar rs
5. Ka tim pra RS (Ka IGD)
- Bertanggungjawab untuk pelayanan pra RS dan transfer korban ke RS (meliputi RHA,
triase, ambulans, pelayanan medik dan kep, penunjang)
6. Ka Bid Kep
- Bertanggungjawab untuk pelayanan keperawatan, pengadaan tim keperawatan,
pengelolaan tempat tidur dan informasi mobilisasi korban.
Perawat harus mengetahui data adanya ancaman/ potensi bahaya (Hazard) seperti
kemungkinan kebakaran dan lokasi RS. Mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia dan
SDM untuk mengatasinya, mengetahui alokasi kepadatan dan keramaian di RS serta
membuat protap penanganan
RS dalam penanggulangan bencana harus ada manajemen yang baik, siapa yang
bertanggungjawab sesuai dengan peran, tim evakuasi korban, alur evakuasi dan titik
kumpul, RS yang siap menampung korban atau rujuk, serta fasilitas alat dan ruangan.
Dalam sarana penyelamatan perlu adanya (Pintu dan tangga darurat,ra,bu evakuasi, sarana
jalan keluar dan collecting point. Selain itu upaya memperkecil jumlah korban dapat
dilakukan dengan pengawasan yang baik, SOP Bencana, pemenuhan sarana dan pra sarana,
pelatihan dan melakukan driling rutin.
Triage