Anda di halaman 1dari 15

RESUME MATERI PELATIHA MANAJEMEN

BENCANA

NUR FADILAH

( 04329503170044 )

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI, MARET 2021


Bencana tingkat kabupaten, jika tidak bisa mangatasi maka kabupaten akan melaporkan ke
provinsi
Bencana tingkat provinsi, jika tidak bisa mengatasi maka provinsi akan melaporkan ke Negara.
Apa yang perawat berikan dalam pelayanan soal bencana ?
 Komunikasi dengan korban, menjadi pendengar yang baik
 Dapat melakukan perawatan luka
Jenis bencana alam
 Bencana alam : gempa, gunung, tsunami
 Bencana non alam : gagal teknologi, wabah
 Bencana social : konflik, terror, bom
Masalah yang diakibatkan oleh bencana
 Kesakitan dan kematian
Siklus bencana ↔ penanggulangan Bencana
Pra bencana → Bencana → Pasca Bencana
Penetapan resiko akibat bencana
Hazard x Kerentanan
Risk=
kemampu an
Menetapkan resiko
Tahap pra bencana mitigasi
 Kegiatan pengurangan resiko
Tahap tanggap darurat
Kegiatan dilaukan untuk menyelamatkan jiwa, mengurangi korban akibat bencana dan
mengupayakan pelayanan
Peran perawat
 Tahap persiapan/ pra bencana
 Tahap tanggap darurat
 Tahap pemulihan
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
 Tingkat pusat : BNPB
 Tingkat Daerah: BPBD
Sistem komando pengendali lapangan (SKPL)
 Incident Command System (ICS)
 System penanggulangan bencana
Area musibah
 Jika gempa melakukan tindakan jangan di dekat gedung-gedung tinggi
 Menjauh dari zona merah
Organisasi di lapangan
 Kamar mandi
 Barak tidur
 Rawat sementara
 Dapur makan
 Com center posko lapangan
Dasar keperawatan bencana
International council of nursing (KN)
 Guidline : Disaster Nursing Framework
Pelayanan Kesehatan Dan Peran Perawat Saat Tanggap Darurat
Tujuan Umum:peserta memahami pelayanan kesehatan dan peran perawat
Rumah sakit lapangan
 Tenda unit gawat darurat  Tenda farmasi/X Ray
 Tenda bedah  Tenda Personal
 Tenda perawatan  Tenda Administrasi
 Tenda ICU  Tenda Laundry dan setrika
Triase Lapangan
 Sanagt dinamis, tergantung dari keadaan , jumlah koraban dan kemampuan penolong
 Sanagt sulit, kurang sensitive atau spesifik dan mungkin jauh dari sempurna
Keperawatan kelompok beresiko
 Ibu hamil
 Bayi dan anak
 Penyangdang disabilitas/cacat
Perawat anak
 Treatment
 Menurunkan kecemasan
 Mengatasi anak yang kehilangan keluarga atau kerabat
 Memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
Perawat maternitas
 Manajemen ibu hamil
Perawar kesehatan mental
 Penatalaksanaan kepanikan berlebih
Repilance
1. Lebih komprelatif - Penguatan pandu setiap level
2. Memfokuskan kepada ketahanan, - meningkatkan kemampuan masyarakat
dengan prinsip atau kelompok untuk cepat kembali ke
- Belajar dari pergaulan fungsi normal
sebelumnya 3. Bersifat akumulasi kemampuan
- Menghitung aret masyarakat
Emergency Disaster Preparedness
1. Lebih berfokus pada kesiapan dan penangulangan emergency disaster
2. Masyarakat dan kelomok
Peran fungsi : Perawat
1. Triase dan Re-triasse 4. Perencanaan
2. melakukan pengkasijan gawat 5. Pelaksanaan tindakan
darurat 6. Evaluasi dan analisa
3. Penetapan masalah atau diagnosa
Mitigasi dan Kesiapsiagaan Benana
Upaya kepada individu keluarga atau masyarakat yaitu mengedukasi yaitu dalam upaya mitigasi
bencana. Mitigasi bencana untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Jika terjadi gempa
1. Lindungi kepala
2. Cari perlindungan dengan mencari gedung yang bagus
Disaster Management dan Mitigation

- Community Resilience tapi dapat memberi informasi dalam


( ketahanan masyarakat) keadaan bencana.
- Public Information dan warkung -Long – term Valnerability Reducation
Biasanya untuk di daerah sumber -Opertional coerdination
masyrakat yang memliki mic yang -planning
suaranya besar bukan untuk adaptasi saja -threats dan Hasard
Apa itu mitigasi dan preporedness ?
1. Mitigasi mengukur atau mengkaji
- Semua bahan yang ada
- Sruktual dan mastruktural
- Bahaya potensial
Area mitigasi yang sangat bersinggungan
1. contoh kegiaan mitigasi
- Penilaian resiko atau potensi bencana (bahaya, kerentanan dankapasitas)
- Meningkatkan keamana bangunan
meningkatkan atau mengembangkan alat delekasi dini bahaya ( contoh : delekasi
tsunami)
- Imunisasi
Mitigasi Bencana
1. Tsunami : Penanganan mangrove
2. Longsor : Penghijauan
3. Gempa : Bangunan tahan gempa
Edukasi bahaya bencana
Kesiapsiagaan (Preparendss)
1. Presonal
2. Profesional : disaster competency, ICN framework of disaster nursing competencies
3. Komunikasi
4. Pelatihan, drill
Emergency Preparedness
1. Make a plan ( perencanaan )
2. Brild a kit (Kebutuhan makan,obat obatan, dll)
3. Be informed
Masalah yang diakibatkan oleh bencana
1. Kesakitan dan kematian 2. Gangguan sosial
- Cedera - Gangguan aktifitas normal
- Penderitaan - Tak punya rumah
- Penyakit - Pengganguran
- Kelaparan - Prilaku antisosial
- Kematian - Gejolak masyarakat
Mental Health Status After Disaster (WHO)
1. Psycholohical disaster
- mild (ringan) prevelence of 20-40%
No spectific psychososial services needed
- Modurate to server ( prelalece of 30-50%)
Need pychosocial mtervention dan basic pogchological support.
Manajemen Bencana Sdm

Penggerakan Sumber daya kesehatan yaitu terbagi menjadi tim reaksi cepat, tim penilaian
cepat (Rapid health assesment) dan tim bantuan kesehatan.

Zona bencana :

Zona I merah = Zona bahaya atau area musibah untuk tim rescue yang sudah memiliki skill.
Kemudian tim rescue membawa korban ke zona kuning.

Zona II Kuning = Perawat/medis boleh melakukan sortir triage (untuk instalasi yang
diperlukan untuk mendukung korban seperti pos komando dll)

Zona III Hijau = Melakukan rujuk korban ke rumah sakit yang aman dari bencana.

Organisasi lapangan

Terdapat Pos lapangan untuk berkordinasi tentang apapun seperti korban atau kebutuhan
logistik, kemudian ada comm center, dapur makanan, penjernih air, genset, kamar mandi,
barak tidur dan rawat sementara.
Perawat Bencana

Yaitu semua perawat yang memiliki skill dalam bidang asuhan keperawatan bencana yang
dapat meningkatkan kemampuan kelompok, masyarakat atau individu, menangani kondisi
krisis kesehatan. Perawat harus memiliki siap mental, mampu mendengarkan untuk
menganani psikologis korban, penanganan psikologis first aid dan memiliki kemampuan
skill atau telah melakukan pelatihan dalam bidang bencana.

Dasar keperawatan bencana

Resilliance fokus Mengurangi resiko bencana dengan meningkatkan pengetahuan mengenai


bencana, belajar dari pengalaman sebelumnya, meningkatkan kemampuan masyarakat atau
individu kembali ke fungsi normal.

Sedangkan Emergency disaster preparedness harus Fokus pada kesiapan penanganan


emergency disaster, Mampu melakukan bantuan hidup dasar, masyarakat harus bisa
berespon terhadap bencana.

Materi Pelayanan kesehatan dan Peran Perawat saat tanggap darurat bencana

 Pelayanan kesehatan
Saat kondisi rumah sakit rusak dibuat pos pelayanan kesehatan lapangan atau rumah sakit
lapangan. Yang didirikan pertama yaitu ruang IGD diberi tanda sesuai Triage (Merah,
kuning, hijau, hitam), kemudian ruang bedah, bersalin dan ruang perawatan. Melakukan
tindakan di pos lapangan seperti pengkajian, perawatan luka dan melakukan stabilisasi
menggunakan alat sesuai. Jika mau melakukan rujukan, dokumentasi tidak boleh hilang.
Perawat mengecek kesehatan di lokasi pengungsian serta berkoordinasi dengan tim lainnya.

Melakukan triase di lapangan terjadi sangat dinamis dan sulit. Dinamis karena tergantung
keadaan, jumlah korban dan kemampuan penolong, dan sulit karena kurang spesifik dan
jauh dari sempurna namun harus tetap dilakukan prioritas penanganan dan rujukan.

Setelah dilakukan triase, dilakukan initial Assessment dengan ABCDE, lakukan primary dan
secondary survey saat di rumah sakit lapangan.

 Peran perawat
Keperawatan kelompok beresiko seperti ibu hamil, bayi dan anak beresiko, penyandang
cacat, lansia dan pengidap penyakit kronik.
Perawat juga berperan sebagai perawat anak, maternitas dan melakukan keperawatan
kesehatan jiwa, juga keperawatan komunitas.
Materi Hosdip
Standar keselamatan kerja
1. Kode biru : Kegawatdaruratan Medis
2. Kode Hitam : Gawat Darurat BOM
3. Kode Merah : Kebakaran
4. Kode Grey : Gangguan Keamanan
5. Kode Pink : Penculikan Bayi
6. Kode Purple : Evakuasi
7. Kode Hijau : Gempa Bumi
Alur tanggung jawab atau komando:

1. Menteri kesehatan
2. Komandan RS (Dirut RS)
3. Komandan Bencana (Direktur medis/kep)
- Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan medik dan pelayanan manajemen
- Memberi laporan kepada komandan RS
- Menindaklanjuti permintaan bantuan oleh komandan rs
- Mengendalikan pelayanan medis dan manajemen
- Memastikan penanganan korban
- Memastikan sumber pendukung terlaksana dan tersedia
4. Ka Yan Medis
- Bertanggung jawab pada komandan bencana dan pengendalian penanganan korban
hidup dan mati.
- Memberi komando pada ka tim pra rs, koordinasi tugas tim medik dan forensik
- Koodinasi transfer korban keluar rs
5. Ka tim pra RS (Ka IGD)
- Bertanggungjawab untuk pelayanan pra RS dan transfer korban ke RS (meliputi RHA,
triase, ambulans, pelayanan medik dan kep, penunjang)
6. Ka Bid Kep
- Bertanggungjawab untuk pelayanan keperawatan, pengadaan tim keperawatan,
pengelolaan tempat tidur dan informasi mobilisasi korban.
Perawat harus mengetahui data adanya ancaman/ potensi bahaya (Hazard) seperti
kemungkinan kebakaran dan lokasi RS. Mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia dan
SDM untuk mengatasinya, mengetahui alokasi kepadatan dan keramaian di RS serta
membuat protap penanganan

RS dalam penanggulangan bencana harus ada manajemen yang baik, siapa yang
bertanggungjawab sesuai dengan peran, tim evakuasi korban, alur evakuasi dan titik
kumpul, RS yang siap menampung korban atau rujuk, serta fasilitas alat dan ruangan.

Dalam sarana penyelamatan perlu adanya (Pintu dan tangga darurat,ra,bu evakuasi, sarana
jalan keluar dan collecting point. Selain itu upaya memperkecil jumlah korban dapat
dilakukan dengan pengawasan yang baik, SOP Bencana, pemenuhan sarana dan pra sarana,
pelatihan dan melakukan driling rutin.

MITIGASI DAN KESIAPAN BENCANA


Siklus bencana dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Pra Berencana : kesiapsiagaan, mitigasi dan pencegahan
2. Saat Bencana : Tanggap darurat dan respon cepat
3. Pasca Bencana : Pemulihan / recovery dan rekontruksi / pengembangan
 Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana
guna menyelamatkan jiwa manusia.
Apa yang harus kita lihat dimitigasi
- Community resilience (ketahuan)
- Public Information dan Warning
- Long-term Vulnerability Reduction
- Operational Coordination
- Planning
- Threats dan Hazards Indentification
- Risk dan Disaster Resilience Assessment
 Mitigasi vs Preparedness
Mitigasi mengukur/mengkaji :
- Semua bahaya yang ada
- Structural dan non structural
- Bahaya potensial
 Area mitigasi sangat bersinggungan dengan area tenaga professional (multi disiplin,
multi sectoral, seperti arsitektur, ahli geologi, dst.)
Contoh kegiatan mitigasi :
- Penilaian risiko/potensi bencana (bahaya, kerentanan dan kapasitas)
- Meningkatkan keamanan bangunan
- Meningkatkan/mengembangkan alat deteksi dini bahaya (contoh : deteksi tsunami)
- Imunisasi
 Solusi Bencana
Tsunami > Penanaman mangrove
Longsor > Penghijauan hutan
Gempa > Bangunan tahan gempa
Gunung Api Meletus > Penyuluhan masyarakat
 Kesiapsiagaan (Preparedness)
- Personal
- Professional : disaster competency > ICN framework of disater nursing competencies
- Komunikasi
- Pelatihan, drill
Mengenai covid : ISOLASI, KARANTINA, DEKONTAMINASI
Isolasi : 1. Udara
2. Droplet
3. Kontak Langsung
Kata kunci dari kesiapsiagaan adalah Latihan
 Emergency Preparedness
1. Membuat perencanaan (Make a plan)
2. Menyiapkan persediaan (Build a kit)
3. Pastikan tersedia hanphone untuk informasi (be informed)
- Kesiapsiagaan Petugas
- Bertujuan agar kita lebih terlatih dan siap mental menghadapi bencana, yang harus
disiapkan adalah :
- Pelatihan petugas
- Persiapan alat-alat dan pedoman
- Drilling/siniutasi teratur/terencana
 Kesiapsiagaan Masyarakat
- Edukasi masyarakat
- Membuat leaflet/video
- Melakukan simulasi bencana
- Bekerjan sama dengan masyarakat dalam pengembangan logistic, alat evakuasi dan tempat
aman
 Tatalaksana Simulasi Bencana
- Kerja sama lintas sectoral - Barang Berharga
- Pengaktifan pos pos siaga bencana - Barang untuk keperluan darurat
- Pelatihan simulasi bencana - Handphone dan baterai cadangan
- Barang yang dibawa dalam keadaan - Lampu
darurat : - Barang perawatan medis

 Pelayanan Keperawatan Kepada Masyarakat Saat Bencana


Kemampuan saat melayani bencana ialah kita harus surveyver, mampu melakukan
pengkajian cepat terhadap bencana yang terjadi di masyarakat :
1. Rapid health assesment batas-batas area disaster
2. Rapid health assesment penduduk yang terkena dampak (klasifikasi korban)
3. Rapid health assesment kemungkinan bahaya selanjutnya
4. Rapid health assesment angka kematian dan kesakitan
Yang paling utama ialah Kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar untuk masyarakat (bio,
psiko, sosial, budaya, dan spiritual)
 Strategi Intervensi Di Komunitas
a. Pendidikan Kesehatan
b. Strategi Kelompok
c. Pemberdayaan
d. Partnership
 DISASTER
Disaster ialah affected community / berdampak pada masyarakat atau komunitas, Menurut
UU No.24 Tahun 2007 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
 4 Prioritas For Action
1. Understanding Disaster Risk ( memahami resiko bencana)
2. Strengthening Disaster Risk Governance To Manage Disaster Risk (kesiapsiagaan
bencana) : pemerintah kota, kabupaten, provinsi. Harus paham dalam kesiapsiagaan
dalam bencana meliputi : anggaran, logistic sebelum bencana
3. Investing In Disaster Risk Reduction For Resilience (pengurangan resiko bencana dalam
ketahanan) bagaimana masyaraat punya ketahanan (pangan, obat obatan, ekonomi,
social, komunitas. ketahanan sesuai dengan kemampuan masyarakat
4. Enhancing Disaster Preparedness For Effective Response, And To "Build Back Better"
In Recovery, Rehabilitation And Reconstruction : kesiapsiagaan dan recovery cepat,
rehabilitasi
 Tahap Rehabilitasi/ Recovery
1. Trauma Healing : memberikan penguatan psiko-sosio pada keluarga, anak-anak, lansia
selama fase rehabilitasi
2. Relokasi Build Back Better : masyarakat diberikan stimulan agar bisa kembali bersosial
3. Relap Prevention : mencegah terjadinya kasus yang sama dan kerugian yang sama

Penaganan Luka Bencana

 Karakteristik luka pada bencana


Kontaminasi : organisme ( lumpur atau tanah ) dan benda asing ( pisau
Jaringan : hancur dan rusak
Integument : robek dan tusukan dalam
Musculoskeletal : : hancur ( serpihan halus ), faktur ( patah menjadi 2 bagian )
Dan remuk ( serpihan besar )
 Manajemen luka pada bencana
- Luka terkontaminasi
- Jangan hecting sebelum 48 jam jika luka terbuka dan kotor langsung dihecting akan
meningkatkan infeksi tetanus
- Untuk pasien dengan bencana harus ditutup secara longgar
- Dikaji ABCDEFG
A : Scene Assessmen, Abc, Stop Blending
- Kaji Lingkungan
Aman diri, aman lingkungan dan aman pasien
- Primary survey
Kaji ABC ( Airway, Brithing, Circulasi )
- Hentikan pendarahan
Direct pressure Melakukan penekanan langsung dengan tangan dan ditambahkan
dengan kassa atau menggunakan torniguet ( ekstremitas atas 1 jam dan ekstremitas
bawah 1,5 jam jangan terlalu lama melakukan penekanan akan mengakibat peredaran
darah terhambat.
B : Baseline Wound Assessment
- Fungsin distal
PMS ( pulsai, motorik, sensorik )
- Faktur terkait
Musculoskeletal dan jaringan lunak
- Struktur penunjang
Integritas, neurovaskuler, derajat kontaminasi, nekrotik dan benda asing
- Perlu tidak eksplorasi atau ekstensi
C : Control Contamination
Anastesi, cuci luka, bersihkan benda asing, scrub, skesplorasi, exsisi
D : Dres. Don’t Close, Document
Dokumentasi, balut ( tutup luka secara longgar ) dan biarkan luka terbuka ( tutup dengan
helai kasa supaya tidak terjadi kontaminasi dari depu atau binatang seperti serangga
E : Essential Medicine, Explain & Elevate
Elevasi tidak terlalu tinggi hanya 450, kolaborasi Ab Spektrum Luas, pertimbangan ATS
dan elevasi dan istrirahatkan ekstremitas terluka

F : Follow Up 48 Hour After


kaji ulang, pertimbangan penutupan luka definitive ( hecting ) dan redebridement jika
diperlukan
G : Get Help/Specilist
luka yang tidak bisa ditutup, luka komplek, luka komplek pada anak dan keputusan
amputasi dan terminasi

Triage

Triage ( bahasa prancis ) adalah Mengambil, memilih/ menyarang


 Triage : proses pengelompokan penderita – penderita sakit atau cedera pada kejadian
missal
 Tujuan : menolong korban sebanyak mungkin agar mendapat kesempatan terbesar untuk
tetap hidup
 Bersifat dinamis dan proses statis
 Metode triage start ( simple triage and rapid treatment) cara penilainnya tetap
berdasarkan prinsip ABC
 Jangan melakukan terapi hanya memberikan tanda berupa kartu berwarna ( merah,
kuning, hijau, dan hitam
 4 kategori dalam metode triage START
Prioritas 1 – Merah  Adanya bengkak dan perubahan
Korban dengan kondisi kritis : bentuk terutama pada anggota
 Airway dan brething ekstremitas
 Pendarahan yang tidak terkontrol Prioritas 3 – hijau
 Cedera leher atau kepala Korban yang tidak mengalami cedera
 Luka terbuka di perut serius memerlukan perawatan sedikit
 Hiper/ hipotermia dan dapat menggunakan perawatan
Prioritas 2 – kuning tanpa bertambah parah seperti :
Kondisi yang mendesak :  Rasa sakit ringan
 Luka bakar tanpa ada masalah jalan  Luka bakar ringan
napas Prioritas 4 – hitam
 Rasa sakit yang amat sakit  Diberikan pada korban yang sudah
dibeberapa bagian tubuh meninggal
Evakuasi Dan Transportasi Emergency
 Prinsip Dasar Untuk Mencegah Cedera
 Rencanakan gerakan
 Gunakkanlah paha, bukan punggung
 Berat benda sedekat mungkin pada tubuh
 Susunan ( stack) – satukan gerakan tubuh dalam satu kesatuan gerak
 Kurangi jarak atau ketinggaln bila memindahkan sebuah benda
 Pemidahan Darurat
Pengertian : pemindahan penderita ketika dalam keadaan yang membahayakan baik dari
lingkungan maupun penderita itu sendiri.
Misalnya :
 Kebakaran atau suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya kebakaran
 Ledakan atau suatu keadaan yang memungkinakan terjadinya ledakan dll
 Bahanya terbesar dari pemindahan darurat adalah menambah cedera pada tulang
belakang atau memperparah keadaan
 Pindahkan penderita sejauh dan seaman mungkin dari tempat berbahaya
 Jenis Pemindahan
Darurat :
 Tarikan baju
 Tarikan lengan
 Tarikan pemandam
Non darurat
 Pengangkatan langsung dari lantai / tempat tidur
 Pengangkatan ektremitas
 Pengangkatan dengan LSB ( long spine boord ) long roll
 Direct ground lift

Anda mungkin juga menyukai