Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gout Artritis merupakan salah satu penyakit radang sendi. Gout artritis dalam
masyarakat lebih dikenal dengan nama asam urat. Asam urat merupakan hasil dari pemecahan
purin didalam tubuh yang terdapat didalam darah dan urin. Setiap orang memiliki asam urat di
dalam tubuh karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat yang
terdapat di dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak boleh berlebihan (Ode, 2012) dalam (Ellin,
2018). Pemicu peningkatan kadar asam urat salah satunya proses penuaan pada lansia. Menurut
WHO lansia merupakan seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Lansia mengalami proses
penuaan dengan begitu secara progresif akan kehilangan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan
akan menumpuk semakin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit
degeneratif. Penyakit degeneratif yang sering dialami lansia salah satunya asam urat. Perjalanan
asam urat ditandai dengan rasa nyeri pada kaki dan hasil pemeriksaan kadar asam urat lebih pada
laki – laki >7, sedangkan pada perempuan >5,7 (IP.Suiraoka, 2012) dalam (Ellin, 2018).
Penatalaksanaan asam urat salah satunya dengan menggunakan pemberian air rebusan daun
salam.
Data World Heatlh Organization (2007) penderita asam urat sekitar 230 juta, akan terus
meningkat pada tahun 2020. Kejadian asam urat akan terus meningkat baik pada negara maju
maupun negara berkembang. Sedangkan jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1% jiwa. Pada
tahun 2018, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 24 juta jiwa dan di perkirakan
pada tahun 2020, jumlahnya mencapai 36 juta jiwa, Jika di lihat sebaran penduduk lansia
menurut provinsi, presentase lansia diatas 10% sekaligus paling tinggi ada di provinsi Jawa timur
(12,92%) (Diah, 2019). Dari data (Dinkes Banyuwangi, 2017) di ketahui bahwa jumlah lansia
pada tahun 2017 terdapat 182,096, tertinggi berada di kecamatan Singojuruh sebanyak 7.392
lansia dan sasaran pra lansia dan lansia yaitu 10.481 total lansia yang berada di Kabupaten
banyuwangi adalah 71%. Penderita asam urat di Indonesia sebanyak 11,9% dan di Jawa Timur
sebanyak 26,4% (Kemenkes RI, 2013). Penderita asam urat di banyuwangi sebanyak 16.225
orang. Pendapat ini sesuai dengan laporan hasil penelitian bahwa penderita asam urat di Sulawesi
Selatan dari waktu ke waktu semakin meningkat, menunjukan asam urat menyerang 10% pada
laki-laki dan 4% pada perempuan (Dinaria, 2015) dalam (Ellin, 2018). Dari hasil studi
pendahuluan yang di lakukan di Desa Gambor menunjukan dari 134 lansia yang aktif posyandu
65 lansia yang memiliki kadar asam urat berlebih.
Faktor penyebab asam urat meliputi usia, obesitas, pola makan tinggi purin, konsumsi
alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan yang meningkatkan asam urat, cedera sendi dan stress.
Dampak dari kadar asam urat yang berlebih menyebabkan nyeri terutama pada malam hari atau
pagi hari bangun tidur, kesemutan, bengkak, panas dan kemerahan pada sendi yang terserang
(Ode, 2012) dalam (Ellin, 2018). Kadar asam urat yang tinggi dan tidak dilakukan pengobatan
akan menimbulkan asam urat kronik. Masyarakat akan melakukan pemeriksaan ke pelayanan
kesehatan dan dilakukan pemeriksaan asam urat menggunakan fotometer maupun stick apabila
dampak yang dirasakan sudah mengganggu dalam aktivitas sehari-hari. Daun salam mengandung
flavonoid yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan menghindari gejala
inflamasi (Dinaria, 2015) dalam (Ellin, 2018). Dengan flavonoid dalam air rebusan daun salam
bermanfaat untuk megurangi kadar asam urat dalam darah dan dapat mengurangi rasa nyeri pada
kaki yang biasa timbul ketika terjadi peningkatan kadar asam urat (Agoes, 2010) dalam (Ellin,
2018).
Pengobatan asam urat dapat menggunakan terapi farmakologi seperti allopurinol,
ibuprofen, piroxicam, dan dexamethasone maupun non farmakologi seperti tempuyung, daun
salam, daun sendok, daun seledri dan sambiloto (Sustrani, Alam & Hadibroto 2004) dalam
(Ellin, 2018). Penggunaan terapi farmakologi secara terus menerus dapat menimbulkan efek
samping pada tubuh, oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang akan lebih efektif dan
terjamin keamananya untuk tubuh. Sebagian masyarakat belum mengetahui manfaat daun salam
untuk mengurangi kadar asam urat yang terdapat dalam darah yang dapat digunakan sebagai
terapi non farmakologi. Daun salam selain digunakan untuk bumbu dapur juga dapat di
manfaatkan sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan asam urat dalam darah.
Efektivitas akan dirasakan dengan pemberian air rebusan daun salam selama 7 hari sebanyak 1
kali perhari.
Dari hasil studi pendahuluan dan wawancara pada tanggal 15 februari 2018 dengan
sebagian lansia yang aktif dalam posyandu dan mengalami peningkatan kadar asam urat belum
mengetahui manfaat daun salam untuk menurunkan kadar asam urat. Sehingga dengan melihat
fenomena yang ada peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh pemberian air
rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar
asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa Gambor Kecamatan Singojuruh Kabupaten
Banyuwangi ?
2.3.4 Klasifikasi
Penyakit asam urat digolongkan menjadi 2 macam mencakup :
1. Penyakit gout primer
Penyebab penyakit gout primer belum diketahui. Diduga berkaitan dengan faktor genetik
dan faktor hormonal yang mengganggu sistem metabolisme yang mengakibatkan tubuh tidak
mampu mengeluarkan asam urat dan terjadi penumpukan asam urat di dalam tubuh (Ode, 2012).
2. Penyakit gout sekunder
Penyebab gout sekunder antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi yaitu makanan tinggi purin. Penyebab lain adalah obesitas, obat-obatan, penyakit kulit,
diabetes mellitus (Ode, 2012) dalam(Ellin, 2018).
2.3.5 Gejala yang timbul apabila kadar asam urat didalam darah berlebih meliputi (Ode,
2012) dalam (Ellin, 2018):
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa pada
malam maupun pagi hari.
2.3.8 Pencegahan
Penyakit asam urat pada umumnya sulit dicegah tetapi beberapa faktor pencetusnya
dapat dihindari. Usaha terbaik yang dapat dilakukan dengan makan tidak berlebihan. Jika sudah
terlanjur menderita gangguan asam urat sebaiknya membatasi hal-hal yang dapat memperburuk
keadaan contohnya makanan tinggi purin.
Menurut Saraswati (2009) dalam IP.Suiraoka (2012) pengelompokan makanan
berdasarkan kandungan purinnya adalah sebagai berikut :
1. Golongan A : makanan yang mengandung purin tinggi (150—800 mg/100 gram bahan
makanan): hati, ginjal,otak, jantung, paru-paru, jeroan, udang, kerang, tape, abon daging,
alkohol serta makanan dalam kaleng.
2. Golongan B : makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram bahan
makanan) : kerang-kerangan, kacang-kacangan, bayam, kembang kol, buncis, jamur,
singkong, pepaya, kangkung.
3. Golongan C : makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram bahan
makanan) : keju, susu, telur, sayuran dan buah- buahan.
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan :
K : subjek (lansia yang mengalami peningkatan kadar asam urat)
O : observasi kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan daun salam
I : intervensi (pemberian air rebusan daun salam)
OI : observasi kadar asam urat sesudah pemberian air rebusan daun salam (Nursalam, 2017)
dalam (Ellin, 2018)
4.3 Waktu dan tempat penelitian
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan penusunan laporan skripsi
yang dimulai dari bulan JULI 2021. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli 2021
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Posyandu Lansia Desa Sipungguk yang termasuk dari Wilayah
Kerja Puskesmas Salo.
4.4 Populasi, sampel dan sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo,
2010). Populasi harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian (Nursalam,
2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia 60-74 tahun bersedia menjadi
responden, mengalami peningkatan kadar asam urat, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat menurunkan kadar asam urat di Posyandu Lansia Desa Gambor sebanyak 33
orang.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi subjek dalam penelitian melalui
sampling yang harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Nursalam, 2017).
Menurut Nursalam (2017) perhitungan besar sampel menggunakan rumus sebagai berikut
:
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat signifikan (d=0,05)
jadi untuk menghitung besar sampel dalam penelitian adalah :
N
n= 2
1+ N (d )
33
n=
1+ 33(0,05)2
33
n= 2
1+ 33(0,0025)
33
n=
1+ 0,0825
33
n=
1,0825
n = 30,48
n = 30
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lanjut usia 60-74 tahun bersedia menjadi
responden, mengalami peningkatan kadar asam urat, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat menurunkan kadar asam urat di Posyandu Lansia Desa Gambor sebanyak 30
orang.
4.4.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi
(Nursalam, 2017). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling
dengan jenis simple random sampling. Untuk melakukan sampling jenis ini dengan menuliskan
nama responden dalam kertas kemudian diambil secara acak. den dalam kertas kemudian diambil
secara acak
Kerangka kerja
Identifikasi Masalah
Penyusunan Proposal
Rancangan Penelitian
Analitik Pra-eksperimental dengan One-group pre-post test design
Populasi
Semua lanjut usia 60-74 tahun bersedia menjadi responden, mengalami peningkatan kadar asam urat, tidak
sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menurunkan kadar asam urat di Posyandu Lansia
Desa Sepanyul sebanyak 33 orang
Sampel
Sebagian lanjut usia 60-74 tahun bersedia menjadi responden, mengalami peningkatan kadar asam urat, tidak sedang
mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menurunkan kadar asam urat di Posyandu Lansia Desa Sepanyul sebanyak 30
orang.
Sampling
Simple random sampling
Pengumpulan data
Dengan mengukur kadar asam urat pada
responden
Gambar 4.5 Kerangka kerja pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan
kadar asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa gambor.