Anda di halaman 1dari 14

REFORMASI BIROKRASI

OLEH :

NAMA : ALFINDA JULIANDARI

NIM : S1A119002

KELAS :A

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
MERIVIEW BUKU “ Miftah Thoha ,2014, Birokrasi Pemerintah Indonesia
di Era Reformasi,Jakarta:Kencana”

BAB 1

POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN RI

Presidensial Menurut UUD Amandemen

Sekarang di bawah naungan UUD hasil amandemen kekuasaan presidensial tidak


seperti kekuasaan pemerintahan presidensial dalam masa dua presiden terdahulu,
Bung Karno dan Pak Harto. Presiden tidak bisa membekukan dan atau
membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (pasal 7C). Akan tetapi, presiden dapat
diberhentikan oleh MPR atas usul DPR jika terbukti Presiden melakukan
pelanggaran hukum berupa penghianatan kepada negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya ataupun perbuatan tercela atau terbukti tidal lagi
memenuhi syarat oresiden (Pasal 7A). Ini berarti presiden tidak bisa di impeach
gara-gara kebijakannya dianggap kurang tepat oleh DPR. Kalau kebijakan
presiden dianggap kurang tepat misalnya mendukung keputusan PBB tentang
Iran, bukan impeachment yang dipakai untuk menjatuhkan presiden.

Presiden menurut UUD hasil amandemen memegang kekuasaan pemerintahan


menurut Undang-Undang Dasar dan dalam melakukan kewajibannya presiden
dibantu oleh seorang Wakil Presiden (Pasal 4) selain dibantu wakil presiden juga
dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh presiden, dan setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan.

Seharusnya sistem pemerintahan presidensial itu tidak terlampau kuat melebihi


kekuasaan normal pemerintahan yang demokratis, dan juga tidak terlalu lemah
melebihi kelemahan pemerintahan parlementer. Pemerintahan Presidensial
pimpinan pemerintahannya dan wakilnya berasal dari satu partai, dipilij untuk
periode waktu tertentu dan disepakati untuk dipertahankan kecuali melanggar
konstitusi (Pasal 7A). Jangan sewaktu-waktu disajikan keinginan untuk diganggu
dalam perjalanan 5 tahun masa jabatannya.

Desentralisasi Dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi yang meletakkan provinsi sebagai wilayah administrasi


selain sebagai wilayah pemerintahan otonomi masih menyimpan persoalan-
persoalan dalam hubungannya dengan pemerintahan otonomi di kabupaten dan
kota. Dalam Pasal 186 (UUD No. 32/2004) mengatakan bahwa rencana perda
kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangangan
peraturan bupati/wali kota tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh
bupati/wali kota paling lama 3 hari disampaikan kepada gubernur untuk
dievaluasi. Pasal ini menimbulkan pertanyaan besar, siapa yang membantu
gubernur mengevaluasi? Dibawah gubernur ada perangkat daerah, bukan
perangkat administrasi (aparat pemerintahan pusat). Apakah gubernur bekerja
sendiri atau menyerahkan meminta bantuan kepada dinas-dinas? Perangkat daerah
yang terdiri dinas-dinas dan staf sekretariat bukanlah aparat pemerintah pusat
melainkan aparat pemerintah otonom.

Pemilihan langsung atas kepala daerah dan anggota dewan daerah menyimpan
juga persoalan. Anggota dewan merasa mempunyai kekuasaan yang sama besar
dengan kepala daerah. Oleh karena itu, check and balance yang seharusnya bisa
dijalankan dengan seimbang sering kali tidak terjadi kalau ada evaluasi dari
dewan ke eksekutif karena merasa sama-sama kuat dipercaya oleh rakyat secara
langsung.

Proliferasi Birokrasi Pemerintah

Penyakit yang suka menanbah-menambah atau membentuk organisasi baru teori


organisasi menyebutkan proliferation. Proliferation ini tergolong penyakit
birokrasi. Menurut konsepnya, penyakit ini tumbuh karena pimpinan lembaga
birokrasi kejangkitan penyakit Parkinson, yakni suatu penyakit bahwa para
pemimpin birokrasi merasa akan tambah berwibawa, berkuasa, dan tidak ada yang
menandinginya kalau dia mempunyai jumlah staf yang banyak tanpa dianalisis
apakah jumlah stafnya itu bisa bekerja atau tidak. Karena keinginan mempunyai
jumlah staf yang banyak agar dikatakan berkuasa, maka staf itu dicarikan tempat
dan posisi, maka dibentuklah organisasi baru. Penyakit dalam birokrasi
pemerintah telah menghinggapi semenjak zaman Bung Karno, Pak Harto, Gus
Dur, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kesembuhan.

Lembaga Birokrasi Pemerintah Yang Besar

Lembaga birokrasi pemerinah baik di pusat maupun di daerah masih tergolong


besar. Jumlah dan macam jenisnya di pemerintahan pusat merupakan tinggalan
dari pemerintah Orde Baru. Jumalah lementerian negaranya masih besar karena
dipertahankan oleh partai politik sebagai arena bargaining untuk mendukung
presiden terpilih, kalau perlu harus ditambah lagi supaya virus Parkinson dan
Poliferasi tidak bisa sembuh. Dengan partai politik sekarang ini diperkirakan
menjadi salah satu penyebab membesarnya lembaga birokrasi pemerintah.
Reformasi Birokrasi Pemerintah

Gerakan reformasi birokrasi itu belum menghinggapi atmosfer pemerintahan


zaman sekaranng. Gegap gempitnya gerakan reformasi birokrasi tidak sedahsyat
gerakan anti korupsi. Padahal korupsi itu terjadi karena lembaga birokrasinya
yang kuat dan kebesaran ini. Reformasi birokrasi pemerintah tidak mungkin bisa
dilakukan tanpa didahului oleh upaya pemerintah melakukan evaluasi atau
penelitian terhadap lembaga pemerintahannya.

Sistem politik yang berubah dari zaman pemerintahan Orde Baru menyadarkan
kita bahwa semakin banyaknya partai politik, maka semakin banyak keinginan
partai politik memrintah birokrasi pemerintah. Orang-orang parpol akan menjadi
pimpinan lembaga birokrasi pemerintah. Oleh karena itu, perlu diatur sistem
hubungan kerja antara jabatan politik, jabatan negara, dan jabatan birokrasi karier
pemerintah. Sampai sekarang ini hubungan dari ketiga jabatan tersebut belum ada
tanda-tanda diatur. Adapaun yang sekarang berlaku adalah cara-cara pemerintahan
Pak Harto yang diteruskan oleh pemerintahan yang sekarang ini.

BAB 2

BIROKRASI PEMERINTAH

Birokrasi Weberian

Menurut Weber tipe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dalam cara-cara
sebagai berikut:

1) Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh


jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan
individual dalam jabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya
untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
2) Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingktan hierarki dari atas ke bawah dan
ke samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada
pula yang menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil.
3) Tugas dan fungsi masing-masing jabtan dalam hierarki itu secara spesifik
berbeda satu sama lainnya.
4) Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan. Uraian
tugas (job description) masing-masing pejabat, merupakan domain yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai
dengan kontrak.
5) Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya
hal tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif.
6) Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun
sesuai dengan tingkatan hierarki jabatn yang disandangnya. Setiap pejabat
bisa memutuskan untuk keluar dari pkerjaannya dan jabatannya sesuai
dengan keinginan dan kontraknya bisa diakhiri dalamkeadaan tertentu.
7) Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi
berdasarkan senioritas dan merita sesuai dengan pertimbangan yang
objektif.
8) Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan
resources instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
9) Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem
yang dijalankan secar disiplin, (Webwe, 1978 dan Albrow, 1970).

Biro Sebagai Suatu Mesin Politik

Birokrasi Weberian selama ini banyak diartikan sebagai fungsi sebuah biro.
Suatu biro merupakan jawaban yang rasional terhadap serangkaian tujuan
yang telah ditetapkan. Ia merupakan sarana untuk merealisasikan tujuan-
tujuan tersebut. Seorang pejabat birokrat tidak seyogianya menetapkan tujuan-
tujuan yang ingin dicapai tersebut. Penetapan tujuan merupakan fungsi politik
dan menjadi wewenang dari pejabat politik yang menjadi masternya. Oleh
karena itu, birokrasi merupakan suatyu mesin politik yang melaksanakan
kebijakan politik yang telah diambil atau dibuat oleh pejabat-pejabat politik.

Politik – Birokrasi Pemerintah

Birokrasi pemerintah tidak bisa dilepaskan dari proses dan kegiatan politik.
Pada setiap gugusan masyarakat yang membentuk suatu tata kepemerintahan
tidak bisa dilepaskan dari aspek politik. Politik sebagaimana kita ketahui
bersama terdiri dari orang-orang yang berperilaku dan bertindak politik
(consist of people acting politically), yang diorganisasikan secara politik oleh
kelompok-kelompok kepentingan dan berusaha mencoba mempengaruhi
pemerintah untuk mengambil dan melaksanakan suatu kebijakan dan tindakan
yang bisa mengangkat kepentingannya dan mengesampingkan kepentingan
kelompok lainnya. Birokrasi pemerintah langsnung ataupun tidak langsung
akan selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok kepentingan dalam
masyarakat.

Politik adalah identik dengan konflik dalam pemerintahan suatu negara salah
satu kenyataan dasar dari kehidupan manusia ini bahwa orang hidup bersama-
sama tidak dalam isolasi satu sama lainnya.
Lembaga Organisasi Birokrasi Pemerintah

Jenis lembaga birokrasi pemerintah pusat banyak sekali ragamnya. Ada


lembaga kementerian negara ada pula lembaga pemerintah non kementerian.
Selain itu, adajuga lemabaga pemerintah non struktural, ditambah lagi
lembaga pemerintah dibidang usaha perekonomian yang dikenal dengan
sebutan badan usaha milik negara. Kesemuanya itu di bawah kendali dan
kontrol presiden Republik Indonesia sebagai kepala pemerintahan. Hanya saja
masing-masing lembaga dipercayakan oleh Presiden kepada kepalanya
masing-masing.

Lembaga Pemerintah Non Departemen

Lembaga ini dahulu dibentuk zamannya presiden Sukarno dan nuga diteruskan
dan dikembangkan oleh Presiden Suharto. Lembaga ini dibentuk untuk
memberikan masukan kebijakan kepada presiden sesuai dengan
profesionalitas dan keahlian serta kompetensi dari lembaga tersebut.

Organisasi Publik

Dalam pengertian yang umum dipakai, organisasi lebih banyak dimaknai


sebagai wadah dimana sekelompok orang bekerja sama secara terkoordinasi
dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan bersma.

Organisasi pemerintah dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, yaitu:


melindungi kepentingan masyarakat, melayani kebutuhan masyarakat, dan
pada akhirnya tujuan yang paling utama adalah mewujudkan kesejahteraan
dan keadilan bagi masyarakat. Agar dapat mewujudkan tujuan organisasi
pemerintah tersebut, maka organisasi pemerintah perlu dikelola dengan
efektif.

Perumpunan Urusan Pemerintahan

Penyusunan organisasi perangkat daerah tidak harus dibentuk ke dalam


organisasi tersendiri. Dalam hal beberapa urusan yang ditangani oleh satu
perangkat daerah, maka penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan
pemerintahan yang dikelompokkan dalam bentuk dinas dan lembaga teknis
daerah.
BAB 3

Pemerintahan yang demokratis

Istilah demokrasi tampaknya merupakan pernyataan emosional bagi setiap


orang, setiap pihak, setiap parpol, setiap negara terhadap suatu sistem institusi
politik yang benar-benar memenuhi Hasrat dan seleranya

Konsep demokrasi

Demokrasi tampaknya, tidak bisa dipisahkan dari pembahasan hal-hal yang


berkaitan dengan tata pemerintahan dan kegiatan politik semua proses politik,
dan Lembaga-lembaga pemerintahan berjalan seiring dengan jalannya
demokrasi. Oleh karena itu Ranny (1996), berpendapat bahwa demokrasi
merupakan suatu bentuk pemerintahan yang ditata dan diorganisasikan
berdasarkan prinsip- prinsip kedaulatan rakyat (popular sove`reignity),
kesamaan politik (political equality), konsultasi atau dialog dengan rakyat
(popular consultasion), dan berdasarkan pada aturan suara mayoritas.

Kedaulatan rakyat (popular sovereignity)

Secara singkat dikatakan bahwa prinsip kedaulatan rakyat itu menekankan


bahwa kekuasaan tertinggi ( the ultimate power) untuk membuat keputusan
terletak di tangan beberapa atau salah satu dari orang tertentu. Sistem
pemerintahan yang demokratis adalah sistem yang meletakkan kedaulatan dari
kekuasaan yang berada di tangan rakyat, bukan berada di tangan sekelompok
tuanku yang ada di senayan maupun di kantor departemen pemerintah

Kesetaraan politik (political Equality)

Prinsip dasar kedua dari pemerintahan yang demokratis ialah adanya


kesetaraan atau kesamaan politik. Kesetaraan politik memerlukan bahwa
setiap warga negara dewasa mempunyai kesempatan yang sama dengan yang
lainnya, untut berperan serta dalam proses pembuatan kebijakan atau
keputusan politik.Prinsip kesetaraan politik merupakan konsekuensi logis dari
prinsip kedaulatan rakyat.semua warga negara dewasa, sehat jasmani dan
rohani tidak terpidana mempunyai hak yang sama untuk berperan serta dalam
proses pembuatan kebijakan politik suatu negara.
Konsultasi rakyat (popular consultation) Prinsip konsultasi rakyat ini
merupakan syarat ketiga dari sistem pemerintahan yang demokratis.prinsip ini
mempunyai dua ketentuan,yakni:

Pertma, negara harus mempunyai mekanisme yang melembaga yang


dipergunakan oleh pejabat-pejabat negara memahami dan mempelajari
kebijakan publik sesuai dengan yang dikehendaki dan dituntut oleh rakyat,
kedua, negara harus mampu mengetahui secara jelas preferensi-preferensi
rakyat.

Kekuasaan mayoritas (Mayority Rule)

Prinsisp demokrasi yang keempat dalah kekuasaan mayoritas. Manakala


rakyat dalam pemerintahan yang demokratis menyetujui dengan suara bulat
terhadap suatu kebijakan public sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat, maka
pemerintah harus mengikuti melaksanakan kebijakan publki tersebut

BAB 4

Diskresi pemerintah daerah

Pemerintahan daerah (Local government) menunjukkan adanya kekuasaan


(authority) dari unit pemerintahan yang terdiri sendiri (dependen) yang
didirikan atas persetujuan parlemen untuk memberikan pelayanan dan yang
mewakili kepentingan umum (general interest) dari suatu wilayah tertentu di
bawah kepemimpinan pemimpin daerah yang dipilih oleh rakyat

Status konstitusional dari pemerintah local

Sejarah pemerintahan local di inggris menurut aslinya telah dimulai semenjak


zaman Anglo-saxon sebelum inggris menyatukan britanika sebagai negara
kesatuan. Oleh karenanya, sepanjang abad ke 20 pemerintah dijalankan di
atas prinsip yang didukung oleh hukum dan keberadaan pemerintah daerah itu
di karunia yang diberikan oleh negara (bygrace and favour of the state)

Jenjang dan fungsi pemerintahan daerah


Rancangan untuk susunan principle dari pemerintahan daerah disusun
berdasarkan atas satu lapis (single-tier) dan yang dua lapis (two tier) Dalam
otoritas satu lapis terdapat satu pimpinan otoritas daerah yang membawahi
wilayah tertentu. Jika dalam dua lapis, maka tugas-tugas mengadministrasi
pemerintahan daerah di bagi atas anatra distrik- distrik yang lebih kecil dan
country yang lebih besar yang terdiri atas beberapa distrik.dua tingkatan
peemerintahan itu bukan merupakan organisasi yang tersususn secara hierarki
bahwa yang kecil menjadi subordinasi atau menjadi bawahan dan subjek
untuk dikendalikan oleh tingkatan yang lebih besar.

Pemerintah daerah setelah reformasi

Mengamati perkembangan pemerintah daerah setelah reformasi kedudukan


sistem birokrasi pemerintahan terhadap kepemimpinan pejabat politik yang
memimpinnya menjadi sangat menghawatirkan.

Intervensi politik

Semenjak era reformasi kepemimpinan birokrasi pemerintah daerah harus di


jabat kepala daerah yang pencalonannya melalui partai politik. Dengan
demikian , biriokrasi pemerintah daerah dipimpin oleh pejabat politik dari
partai politik tertentu yang memperoleh mandate dari rakyat (konstituen partai
politik tertentu)

Demokrasi Dan Desentralisasi

Sistem pemerintahan yang demokratis itu esensinya adalah suatu


pemerintahan yang dilakukan atas dasar kepentingan rakyat untuk kepentingan
dan dilakukan

oleh rakyat , dengan demikian , sumber otoritas dan kewenangan mengatur


pemerintahan berasal dari rakyat. Desentralisasi merupakan solusi yang baik
dalam menjalankan pemerintahan yang demoktratis

Pelaksanaan otonomi daerah

Pemerintah daerah di era reformasi yang di mulai tahun 1999 yang lalu
dengan diperlakukan UU No.22 tahun 1999 telah membuahkan jenis
pemerintahan yang berlainan dengan semasa pemerintahan orde baru
melaksanakan UU No. 5 tahun 1974.Undang- undang No 22/1999 merupakan
tonggak dilaksanakannya reformasi terhadap pelaksanaan pemerintahan di
daerah.

Evaluasi kelembagaan perangkat daerah

Kelembagaan organisasi pemerintah baik di pusat maupun di daerah sekarang


ini menurut saya belum pernah secara serius di analisis efektivitas dan
ketepatan eksitensinya. Sejumlah Lembaga organisasi pemerintah terlalu
banyak dan banyak yang double fungsi (doublurus)

Sistem manajemen pemerintahan daerah

Sistem merupakan keseluruhan proses yang dipergunakan untuk


melaksanakan ataua mewujudkan kebijakan. Sistem manajemen pemerintahan
daerah dijalankan berdasarkan desentralisasi,dekonsentrasi, dan perbantuan.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah


(pusat) kepada gubernur seagai wakil pemerintah dan/ atau kepada intansi
vertical di wilayah tertentu.dikonsentrasi ini dalam sistem pemerintahan
daerah dijalankan hanya berada di pemerintah daerah provinsi.

Perilaku manajmen pemerintahan daerah

Peranan pemerintah pusat yang perilakunya masih banyak mencampuri urusan


kewenangan yang telah diserahkan ke daerah itu lebih diperkuat lagi karena
perilaku pejabat daerah masih banyak menggantungkan bantuan dan
bimbingan pemerintah pusat.

Perilaku pelayanan kepada publik ditengarahi masih belum memberikan


kepuasan kepada masyarakat.hal ini bukan karena sumber daya pegawainya
yang kurang berkualitas akan tetapi bentuk kelembagaan pemerintah daerah
banyak dinilai kurang responsive dan akuntabilitas.

BAB 5

STRATEGI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH

Kilas Balik Reformasi Birokrasi Pemerintah

Reformasi birokrasi pemerintah dahulu pernah dilakukan di zaman pemerintahan


bung Karno dengan slogan yang terkenal disebut retooling aparatur. Ketika
pemerintah proklamasi melaksanakan pemerintahan sendiri kita mewarisi sistem
administrasi dan pemerintahan kolonial.

Reformasi pertama yang dilakukan ketika zaman keprisidenan Soekarno didorong


oleh perubahan yang terjadi di lingkungan strategis nasional dan global.pengaruh
global terjadi bermula dari sistem administrasi yang moderen,praktis dan efisien
yang di kembangkan oleh Amerika Serikat.

Reformasi kedua dilakukan dizaman soeharto. Dorongan untuk melakukan


reformasi diawali dengan keinginan membangun bangsa dan negara yang di mulai
untuk menyelenggarakan stabilitas bangsa di segala sektor.

Kedua presiden tersebut mempunyai perhatian besar terhadap pengembangan ilmu


administrasi dan birokrasi pemerintahan untuk kemanfaatan birokrasi
kepemimpinan yang dipimpinnya.itulah reformasi yang pernah dilakukan
sepangjang sejarah kemerdekaan ini ,mulai pemerintah yang dilakukan awal tahun
1998.

Adapun faktor yang bisa mendorong timbulnya reformasi birokrasi pemerintahan


adalah :

1. Adanya kebutuhan melakukan perubahan dan pembaruan,


2. Memahami perubahan yang terjadi dilingkungan strategis nasional;
3. Memahami perubahan yang terjadi dilingkungan strategis global;
4. Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigma manajemen
pemerintahan.

Adanya kebutuhan melakukan perubahan dan pembaharuan aparatur


negara dan pemerinttahan yang sangat tergantung dari kebutuhan
pimpinan nasional kita. Kebutuhan itu didukung oleh kebijakan politik
yang strategis dan dijadikan suatu program nasional dengan dukungan
seluruh komponen rakyat,maka perubahan dan pembaharuan aparatur
negara/pemerintahan bisa dilakukan.
Faktor perubahan lingkungan strategis nasional sangat penting dipahami
,karena fakror ini yang akan menimbulkan rencna dan tindakan
pembaharuan aparatur negara/pemerintahan.faktor ini mendorong agar
pembaharuan tidak berdiri sendiri melainkan mempertimbangkan
perubahan global tersebut.

Kelembagaan Birokrasi Pemerintah

Kelembagaan terdiri dari kultur dan struktur. Kultur merupakan perpaduan tata
nilai ,kepercayaan dan kebiasaan yang diyakini kebenarannya untuk
diperjuangkan.kultur inilah yang akan membentuk suatu boundary yang
membedakan suatu pemeritahan itu dengan pemerintahan lainnya. Adapun
struktur merupakan kerangka yang dipergunakan sebagai tata aliran proses
bagaimana kultur itu bisa diterapkan dan diwujudkan dalam suatu pemerintahan
itu. Kultur dalam lembaga pemerintahan sering kali muncul dan dipakai adalah
kultur yang menjamin kebiasaan asal bapak senang (ABS).kultur yang
membiasakan partisipasi rakyat yang menjamin kebiasaan demokrasi dan
responsive.inilah yang harus dipilih dalam strategi pembaharuan kelembagaan .

Sistem Penataan Birokrasi Pemerintah

Sistem inilah yang amat menntukan dan sangat tergantung visi dan keinginan
politik menunjang tercapainya sistem yang menciptakan aparatur yang
menghargai ditegakannya hukum,profesional,kompoten dan akuntabel. Jangan
justru pilih sistem yang justru memberikan kelonggaran terhadap maraknya
ketidakjujuran,korupsi dan suka tidak menghargai dan tidak mematuhi hukum.

Sistem yang sesuai dengan perubahan paradigma manajemen pemerintahan dan


kebutuhan global akan mengarahkan pada pilihan yang up to date bisa diterima
dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Sistem Daya Aparatur

SDM aparatur pemerintah ini dikenal sebagai aparatur yang tidak profesional dan
kesejahteraannya amat kurang . oleh karena itu masalah tidak profesional SDM
perlu perubahan lingkungan strategis global dan paradigma peribahan dijadikan
pertimbangan agar SDM tidak jauh ketinggalan dari kemajuan global.

Kesejahteraan pegawai perlu ditinjau kembali sistem penggajian yang selama ini
dilakukan. Gaji pegawai dan kesejahteraannya membuat status pegawai negeri ini
tergolong kaum duafa .dan keadaan ini tali temali dengan profesialisme pegawai.
Pelayanan kepada masyarakat diharapkan dilakukan secara profesional,terhambat
karena kesejahteraan mereka tidak mampu memberikan pelayanan yang prima.

BAB 6

REFORMASI KELEMBAGAAN BIROKRASI

Kebijakan Penataan Kelembagaan

Secara keseluruhan kebijakan penataan kelembagaan organisasi pemerintah


pusatmasih mengikuti cara yang ditetapkan oleh pemerintah orde sebelumnya.
Dahulu yang memerintah dan mengatu kelembagaan pemerintah termaksud sistem
kepegawaiannya ,tetap yakni golongan yang memerintah ,sekarang partai yang
bergantian yang memerintah.

Sebelum diadakannya perubahan kelembagaan birokrasi pemerintah ,sebaiknya


pemerintah membentuk tim assessment (penilaian) efektifitas kelembagaan
organisasi birokrasi pemerintah ini. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
suatu pemerintahan baik di dalam maupun diluar negri jika akan melakukan
reformasi lembaga birokrasi pemerintahannya dibentuk tim evaluasi .tim ini
melakukan kajian dan penelitian yang menyeluruh terhadap eksistensi birokrasi
pemerintah.

Sistem Penataan Aparatur

sistem inilah yang amat sangat menentukan dan sangat bergantung pada kebijakan
atau visi dan keinginan politik yang ada. Sistem ini yang sering kali
dipertanyakan banyak pihak mana yang lebih dulu diperbaiki sistemnya atau
orangnya atau sumber daya manusianya.

Sistem kelembagaan yang sesuai dan bisa menjamin adanya profesionalisme yang
berlandaskan pada kompetensi,akuntabilitas,transparansi akan bisa mendorong
kinerja yang baik.

Manajamen PNS

sistem pengembangan karir PNS ada beberapa alternatif pola pengembangan


antara lain :

 Sistem terpadu , tidak tersentralisasi dan tidak desentralisasi.mengingat


indonesia terdiri dari wilayah-wilayaah yang luas dan tersebar,makan
sentralisasi akan menyulitkan penataan kepegawaian.
 Sistem terbuka , pengisian jabatan-jabatan yang kosong sebaiknya berlaku
secara terbuka ,bisa diisi oleh PNS dari luar organisasi (departemen ) atau
dari pemerintah daerah lain asalkan prestasi dan kompetensi nya dipenuhi
dan sistem seleksinya terbuka ,tidak rahasia seperti sekarang ini.

Ada 3 jalur pengembangan karier PNS yaitu :

 Jalur 1 dimasuki oleh calon PNS yang berijazah S3 (Doktor) baik dalam
tamatan universitas luar maupun negri.
 Jalur 2 dimasuki oleh calon tamatan pendidikan S2 (master atau megister)
.calon ini tidak bisa mengembangkan karirnya sampai keesolan tertinggi di
jabatan struktural,mereka hanya sampai eselon 2,hakim agung ,jaksa,dll.
Jalur ini bisa di masuki oleh calon berpendidikan S3 namun tertutup bagi
S1.
 Jalur 3 untuk tamatan S1,SLTP/SITA, Dan diploma ,jenjang tertinggi bagi
S1 adalaj eselon III dan bagi SD Dan SLTP menjadi staf tidak
berselon.bagi SLTA dan diploma eselon V.

Bagi semua calon selama meniti jenjnang karir PNS tidak bisa
menyesuaikan ijazah apabila diesok hari dia sekolah lagi dan memperoleh
ijazah jenjang lebih tinggi . ke 3 jalur ini memang merupakan jenjang karir
yag tertutup bagi calon yang berpendidikan tertentu.

Alternatif 3 jalur ini bisa di rancang tanpa memerhatikan jenjang


pendidikan ,akan tetapi ujian saringan untuk memasuki 3 jalur ini
persyaratan yang dibuat sangat tiggi.ujian jalur pertama hanya bisa diikuti
oleh yag berwawasan tinggi dan berpengatahuan luas. Sedangkan jalur
kedua dan ketiga sesuai dengan persyaratan yang lebih ringan ketimbang
jalur pertama bagi jalur 2 dan lebih ringan dari jalur bagi jalur ketiga
.demikian juga bagi yang mau pindah jalur memasuki jenjang rendah
karier tinggi tanpa dilihat ijazah pendidikan diperkenankan asalkan
mengikuti testing yang dilakukan oleh lembaga independen yang
profesional.
Didalam sistem penataan kepegawaian PNS perlu diperkenalkan sistem
out-searching atau sistem kontrak ,tidak semua pegawai dan jabatan
dikerjakan oleh pegawai negeri.
Ada beberapa jabatan dan pekerjaan yang bisa dipekerjakan oleh pegawai
non pegawai negeri tetap. Pegawai ini dipekerjakan bedasarkan kontrak
kerja tertentu jika kontrak selesai bisa diperpanjang atau berhenti. Sistem
kontrak ini bisa diperlakukan tidak hanya pada jabatan pelaksana atau staf
melainkan untuk semua lini jabatan.
Semua sistem jenjang karir yang telah diuraikan semuanya tidak akan ada
artinya kalau gaji dan pendapatn PNS masih senin-kamis seperti
sekarang,oleh karena itu, sistem penggajian dan struktur gaji PNS harus
diperbaiki yang bisa membanggakan dan meningkatkan derajat PNS.

Anda mungkin juga menyukai