• Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam
fundus
• Kepala berbentuk bulat, keras dan ada ballottement. Sementara, bokong konsistensinya lunak,
tidak begitu bulat dan tidak ada ballottement.
• Leopold 2: Untuk menentukan dimana letak punggung anak apakah di kanan atau kiri.
Punggung anak memberikan tahanan terbesar.
• Leoplod 3: Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah apakah kepala atau bokong.
• Leopold 4:
• Menentukan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga punggung. Bila
posisi tangan konvergen, berarti baru sebagian kecil kepala masuk panggul. apabila posisi
tangan sejajar, berarti separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul. Sedangkan
apabila posisi tangan divergen, berarti sebagian besar kepala sudah masuk panggul.
auskultasi
Bunyi jantung anak dapat di dengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada akhir bulan ke-3.
Hasil: DJJ 144x/menit (N=120-160).
PP:
• Pemeriksaan darah lengkap (Hb, hematocrit, trombosit, leukosit, LED)
• Pemerikaan clooting time (masa pembekuan darah = 9-15 menit), bleeding time (masa
perdarahan = 1-6 menit), APTT (normal < 34 detik), PT (normal 11,1-13,1 detik)
• USG (rutin dilakukan pada usia kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi kelainan pada
kehamilan)
• Kardiotokografi (KTG), untuk memantau adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia
janin dan menilai pola denyut jantung janin dengan adanya kontraksi atau aktivitas janin.
DD solutio plasenta:
● Penyebab solusio plasenta belum diketahui dengan pasti
● Jika solusio plasenta terjadi saat kehamilan belum mencapai 34 minggu pasien akan dirawat
dan diamati kondisinya. Apabila solusio plasenta terjadi pada usia lebih dari 34 minggu,
dokter biasanya melakukan proses persalinan, jika solusio plasenta tidak terlalu parah akan
dilahirkan secara normal.
● Diagnosis: Gejala klinis, Pemeriksaan Ultrasonografi + colour doppler
1
● Gambaran klinis plasenta: perdarahan dan kram
● Diagnosis: USG, MRI
etiologi
● Cacat bekas bedah sectio caesarea berperan menaikkan insiden 2 sampai 3 kali, penelitian
lain menyebutkan merokok selama kehamilan juga dapat secara signifikan meningkatkan
risiko plasenta previa. Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda bisa
menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Faktor risiko
umur adalah antara 20-35 tahun, baik di bawah dan di atas umur tesebut akan meningkatkan
risiko pada kehamilan dan persalinannya termasuk placenta previa. Prevalensi placenta previa
akan meningkat tiga kali lipat pada usia di atas 35 tahun karena endometrium akan menjadi
kurang subur.
Kuret atau kuretase merupakan tindakan,mengeluarkan jaringan atau sisa jaringan dari dalam
rahim dengan fungsi diagnostik atau terapeuti. Luka inilah yang mengakibatkan gangguan
vaskularisasi pada desidua sehingga kesuburan pada dinding endometrium semakin
berkurang.
ROCecar: Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih
Operasi Caesar dimana jaringan parutnya sudah lebih banyak. Demikian juga kecacatan pada
fundus uteri atau dinding rahimnya secara otomatis lebih luas.
KG: dua janin dan dua placenta atau lebih membuat satu tempat telah terjadi implantasi
placenta dan yang lain akan memilih tempat yang kurang tepat untuk berimplantasi yaitu di
segmen bawah rahim. Kalaupun hanya terdapat satu placenta, placenta tersebut cenderung
melebar untuk menutupi kebutuhan janin sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum.
Tatalaksana pasif:
2 hari untuk meningkatkan maturasi paru janin.
Pada skenario diagnosisnya adalah plasenta previa totalis maka indikasi mutlak adalah dilakukan
sectio caesarea. Perdarahan yang banyak dan berulang merupakan indikasi mutlak untuk
dilakukan sectio caesarea karena perdarahan biasanya disebabkan oleh plasenta previa yang
derajatnya lebih tinggi daripada yang ditemukan pada pemeriksaan dalam atau vaskularisasi yang
hebat pada serviks dan segmen bawah uterus
komplikasi
Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta dari
tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak, sehingga perdarahan dapat
terjadi dan tidak dapat di cegah sehingga pasien bisa mengalami anemia sampai syok
Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat berpotensi
untuk robek dan disertai dengan perdarahan yang banyak
Kelainan letak janin pada plasenta previa lebih sering terjadi
Kelainan premature dan gawat janin sering tidak dapat di hindarkan karena itu tindakan
terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam keadaan kehamilan yang belum aterm.