Anda di halaman 1dari 14

Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri biasanya menyebar melalui kontaminasi

air. Kolera menyebabkan diare dan dehidrasi parah. Jika tidak diobati, kolera bisa fatal
akibatnya dalam beberapa jam saja bahkan pada seseorang yang sebelumnya sangat sehat.
Adanya sistem pembuangan limbah modern dan perbaikan sistem air sebenarnya telah
mengurangi kasus kolera di negara industri. Wabah terbesar di Amerika terjadi terakhir kali
pada 1911. Tapi kolera masih terjadi di Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan gurun
Sahara-Afrika. Risiko epidemik kolera meningkat tinggi ketika kemis Sebagian besar orang
terpapar bakteri kolera (Vibrio cholerae) namun tidak langsung sakit dan tidak pernah
mengetahui bahwa mereka sudah terjangkit kolera. Ini terjadi karena mereka mengeluarkan
bakteri kolera melalui kotoran mereka selama 7-14 hari. Artinya, mereka masih bisa
terjangkit bakteri kolera dari air yang terkontaminasi. Gejala kolera yang paling menonjol
yaitu menyebabkan diare ringan sampai tingkat menengah. Seringkali sulit membedakan
diare karena kolera atau karena masalah lainnya. Hanya sekitar satu dari 10 orang penderita
kolera mengalami tipikal gejala dan tanda-tanda penyakit kolera Gejala-gejala kolera adalah:
Diare. Kolera terhubung dengan diare yang terjadi tiba-tiba dan dengan cepat menyebabkan
kehilangan cairan yang banyak---sebanyak 95 liter per jamnya. Diare yang disebabkan kolera
sering ditandai dengan kotoran pucat seperti susu mirip seperti air tajin. Mual dan muntah.
Terjadi pada tahap awal dan tahap lanjutan penyakit kolera, muntah dapat berlangsung terus
menerus selama satu jam. Dehidrasi. Dehidrasi timbul dalam waktu hitungan jam setelah
merasakan gejala kolera. Tergantung dari banyaknya cairan tubuh yang terbuang, dehidrasi
bisa pada tahap ringan sampai parah. Kehilangan 10 persen cairan atau lebih dari total berat
badan mengindikasikan dehidrasi pada tingkat parah. Tanda-tanda dan gejala dehidrasi kolera
termasuk sensitif terhadap rangsangan, lesu, mata menjadi sayu, mulut kering, kehausan yang
luar biasa, kulit keriput yang jika kulit dicubit kulit tidak langsung kembali ke bentuk semula
tapi perlahan-lahan, sedikit atau tidak mengeluarkan air seni, tekanan darah rendah, dan detak
jantung yang tidak normal (aritmia). Dfehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam
darah (elektrolit) dengan cepat yang berguna untuk menjaga keseimbangan cairan di tubuh
Anda. Ini disebut dengan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Ketidakseimbangan
elektolit dalam tubuh Ketidak seimbangan elektolit dalam tubuh dapat memicu gejala dan
tanda serius seperti: Keram otot. Ini terjadi karena hilanganya kadar garam dalam darah
seperti sodium, klorida dan potasium. Shock. Ini adalah salah satu komplikasi serius dari
dehidrasi. Hal ini terjadi ketika volume darah yang rendah menyebabkan tekanan dan jumlah
oksigen dalam tubuh menurun secara drastis. Jika tidak diatasi hypovolemic parah dapat
terjadi dan dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit. Gejala dan tanda-tanda
kolera pada anak Secara umum, anak dengan kolera memiliki tanda dan gejala yang sama
seperti yang dialami otrang dewasa, tapi mereka juga bisa merasakan: · Perasaan kantuk yang
luar biasa bahkan koma · Demam · Meledak-ledak Risiko kolera hanya ada sedikit di negara
maju, dan bahkan dalam daerah endemik kemungkinan tidak akan tertular jika mengikuti
rekomendasi makanan yang diberikan. Namun masih terjadi kasus sporadis kolera muncul di
seluruh dunia. Jika Anda merasakan diare parah setelah mengunjungi daerah endemik kolera.
Segeralah temui dokter. Jika mengalami diare, terutama diare kronis, dan berpikir Anda
terkena kolera, segera cari bantuan medis. Dehidrasi tingkat parah adalah gejala medis yang
harus segera mendapatkan penanganan medis terlepas dari apapun penyebabnya, kinan,
perang dan bencana alam memaksa orang-orang tinggal pada situasi yang ramai/padat tanpa
adanya sanitasi yang memadai. Kolera mudah untuk diobati. Kematian dan dehidrasi bisa
dicegah dengan solusi sederhana dan murah. Gejala Sebagian besar orang terpapar bakteri
kolera (Vibrio cholerae) namun tidak langsung sakit dan tidak pernah mengetahui bahwa
mereka sudah terjangkit kolera. Ini terjadi karena mereka mengeluarkan bakteri kolera
melalui kotoran mereka selama 7-14 hari. Artinya, mereka masih bisa terjangkit bakteri
kolera dari air yang terkontaminasi. Gejala kolera yang paling menonjol yaitu menyebabkan
diare ringan sampai tingkat menengah. Seringkali sulit membedakan diare karena kolera atau
karena masalah lainnya. Hanya sekitar satu dari 10 orang penderita kolera mengalami tipikal
gejala dan tanda-tanda penyakit kolera Gejala-gejala kolera adalah: Diare. Kolera terhubung
dengan diare yang terjadi tiba-tiba dan dengan cepat menyebabkan kehilangan cairan yang
banyak---sebanyak 95 liter per jamnya. Diare yang disebabkan kolera sering ditandai dengan
kotoran pucat seperti susu mirip seperti air tajin. Mual dan muntah. Terjadi pada tahap awal
dan tahap lanjutan penyakit kolera, muntah dapat berlangsung terus menerus selama satu jam.
Dehidrasi. Dehidrasi timbul dalam waktu hitungan jam setelah merasakan gejala kolera.
Tergantung dari banyaknya cairan tubuh yang terbuang, dehidrasi bisa pada tahap ringan
sampai parah. Kehilangan 10 persen cairan atau lebih dari total berat badan mengindikasikan
dehidrasi pada tingkat parah. Tanda-tanda dan gejala dehidrasi kolera termasuk sensitif
terhadap rangsangan, lesu, mata menjadi sayu, mulut kering, kehausan yang luar biasa, kulit
keriput yang jika kulit dicubit kulit tidak langsung kembali ke bentuk semula tapi perlahan-
lahan, sedikit atau tidak mengeluarkan air seni, tekanan darah rendah, dan detak jantung yang
tidak normal (aritmia). Dfehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam darah
(elektrolit) dengan cepat yang berguna untuk menjaga keseimbangan cairan di tubuh Anda.
Ini disebut dengan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Ketidakseimbangan elektolit
dalam tubuh Ketidak seimbangan elektolit dalam tubuh dapat memicu gejala dan tanda serius
seperti: Keram otot. Ini terjadi karena hilanganya kadar garam dalam darah seperti sodium,
klorida dan potasium. Shock. Ini adalah salah satu komplikasi serius dari dehidrasi. Hal ini
terjadi ketika volume darah yang rendah menyebabkan tekanan dan jumlah oksigen dalam
tubuh menurun secara drastis. Jika tidak diatasi hypovolemic parah dapat terjadi dan dapat
menyebabkan kematian dalam hitungan menit. Gejala dan tanda-tanda kolera pada anak
Secara umum, anak dengan kolera memiliki tanda dan gejala yang sama seperti yang dialami
otrang dewasa, tapi mereka juga bisa merasakan: · Perasaan kantuk yang luar biasa bahkan
koma · Demam · Meledak-ledak Risiko kolera hanya ada sedikit di negara maju, dan bahkan
dalam daerah endemik kemungkinan tidak akan tertular jika mengikuti rekomendasi makanan
yang diberikan. Namun masih terjadi kasus sporadis kolera muncul di seluruh dunia. Jika
Anda merasakan diare parah setelah mengunjungi daerah endemik kolera. Segeralah temui
dokter. Jika mengalami diare, terutama diare kronis, dan berpikir Anda terkena kolera, segera
cari bantuan medis. Dehidrasi tingkat parah adalah gejala medis yang harus segera
mendapatkan penanganan medis terlepas dari apapun penyebabnya. Penyebab & Faktor
Risiko Bakteria bernama Vibrio cholera menyebabkan infeksi. Namun, efek mematikan dari
penyakit kolera adalah hasil dari pengaruh kuat racun, yang bernama CTX, bakteri ini
diproduksi di usus kecil. CTX menempel pada dinding usus, di mana bakteri ini bisa
menggangu aliran normal sodium dan klorida. Gangguan ini menyebabkan tubuh
mengeluarkan banyak sekali air, dan menyebabkan diare dan hilangnya cairan dan kadar
garam (elektrolit) dalam tubuh. Air yang terkontaminasi adalah sumber utama infeksi kolera,
meskipun ikan dan kerang-kerangan mentah, sayuran dan buah-buahan yang tidak dimasak
dan makanan lainnya bisa menjadi sumber bakteri kolera. Bakteria kolera bisa terdapat di dua
lingkungan, yaitu lingkungan sekitar dan dari manusia. Bakteri kolera yang berasal dari
lingkungan Bakteri kolera terjadi secara alami di daerah perairan laut, di mana mereka
menempel pada makhluk jenis krustasea yang disebut copepods. Bakteri kolera hidup dengan
induk semang, berkembang biak sebagaimana krustasea sebagai sumber utama makanan bagi
bakteri---tipe alga dan plankton tertentu yang hidup berkembang biak secara besar-besaran
saat suhu air naik. Pertumbuhan alga lebih banyak mendapat asupan nutrisi dari urea yang
ditemukan di area pembuangan limbah dan di daerah dengan curah hujan. Bakteri kolera
yang berasal dari manusia Ketika manusia menelan bakteri kolera, mereka tidak langsung
terjangkit penyakit itu, tapi membuang bakteri kolera dari kotoran yang dikeluarkan. Ketika
manusia mengonsumsi air dan makanan yang terkontaminasi, keduanya dapat menjadi sarang
berkembangbiaknya bakteri kolera. Karena lebih dari jutaan bakteri kolera---kira-kita jumlah
yang bisa didapat dari segelas air---yang dibutuhkan untuk bisa terkena penyakit ini, kolera
biasanya tidak menular melalui kontak satu orang ke orang lainnya. Sumber yang paling
umum bakteri kolera adalah genangan air dan beberapa jenis makanan tertentu, termasuk
makanan laut, buah-buahan dan sayuran mentah, dan juga biji-bijian/padi-padian. Air
permukaan atau air sumur. Bakteri kolera bisa hidup diam-diam di air dalam jangka waktu
yang lama, dan mengontaminasi sumur-sumur air yang diakses masyarakat, adalah sumber-
sumber yang menyebabkan terjadinya wabah kolera dalam skala besar. Orang yang tinggal di
lingkungan yang padat tanpa adanya sistem sanitasi yang memadai adalah berisiko tinggi
terkena kolera Makanan laut. Mengonsumsi makanan laut mentah atau makanan yang tidak
dimasak, terutama kerang dan ikan-ikanan, yang berasal dari daerah tertentu bisa
menyebabkan Anda terjangkit kolera. Beberapa kasus kolera terbaru yang terjadi di Amerika
telah ditelusuri dan ternyata bakteri kolera berasal dari makanan laut dari teluk Meksiko.
Buah dan sayuran mentah. Mentah, dalam hal ini buah-buahan dan sayuran yang tidak bisa
dikupas adalah sumber bakteri kolera yang ditemukan di daerah endemik kolera. Di negara-
negara berkembang, pupuk penyubur yang tidak membusuk atau air irigasi yang mengandung
limbah buangan bisa mempengaruhi hasil produksi lahan. Padi-padian/biji-bijian. Di wilayah
dimana kolera menyebar, padi-padian seperti beras dan jewawut (tanaman pangan serealia
non-beras ) yang terkontaminasi setelah proses pemasakan dan dibiarkan tersimpan pada
suhu ruangan dalam beberapa jam menjadi perantara tempat tumbuhnya bakteri kolera.
Faktor risiko Setiap orang rentan terhadap kolera, terkecuali pada bayi yang mendapat
imunisasi dari air susu ibunya yang pernah mengalami kolera. Tetap saja, beberapa faktor
bisa membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit atau lebih rentan terhadap gejala-gejala
dan tanda-tanda kolera. Faktor-faktor tersebut adalah: Sanitasi buruk. Kolera lebih berpotensi
berkembang di dalam lingkungan dimana sanitasinya --- termasuk penyediaan air bersih---
tidak dijaga dengan baik. Kondisi seperti ini biasa ditemukan di penampungan pengungsi,
negara-negara miskin, daerah dengan tingkat kelaparan yang tinggi, perang atau bencana
alam. Berkurangnya atau tidak stabilnya asam dalam perut (hypochlorhydria atau
achlorhydria). Bakteri kolera tidak bisa hidup dalam lingkungan yang terdapat asam, dan
perut yang normal biasanya akan mengeluarkan asam sebagai pertahanan pertama untuk
mencegah infeksi penyakit. Tapi orang dengan tingkat asam di perut yang rendah---misalnya
anak-anak, orang dewasa dan orang yang mengonsumsi antasida, H-2 blockers atau proton
pump inhibitors,--- kurang memiliki perlinduungan semacam ini, jadi mereka memiliki risiko
lebih tinggi terjangkit kolera. Tinggal serumah. Risiko terjangkit kolera bisa sangat
meningkat jika Anda tinggal dengan orang yang yang terjangkit kolera. Golongan darah O.
Karena beberapa alasan yang tidak begitu jelas, orang dengan golongan darah O memiliki
risiko dua kali lebih besar untuk terjangkit kolera daripada orang dengan golongan darah
lainnya. Produk laut yang mentah atau tidak dimasak. Meskipun kasus kolera skala besar
tidak lagi terjadi di negara-negara industri, mengonsumsi makanan laut dari daerah perairan
tempat bakteri kolera berkembang biak bisa meningkatkan risiko Anda terkena kolera.
Komplikasi Kolera bisa menjadi fatal. Dalam kasus-kasus kolera parah, hilangnya cairan
tubuh dengan cepat bisa menyebabkan kematian dalam dua atau tiga jam saja. Dalam kasus
yang kurang berbahaya, orang yang tidak mendapat penanganan medis bisa meninggal karena
dehidrasi dan shock dalam waktu 18 jam sampai beberapa hari setelah terkena gejala kolera
pertama. Meskipun shock dan dehidrasi parah adalah komplikasi kolera yang paling
mematikan, masalah – masalah lain juga bisa muncul, misalnya: Kadar gula darah rendah
(hipoglikemia). Secara membahayakan level gula darah (glukosa)---yang merupakan sumber
tenaga utama tubuh---bisa terjadi saat seseorang kehilangan nafsu makan karena sakit. Anak-
anak memiliki risiko paling tinggi terkena komplikasi, yang bisa menyebabkan kejang,
pingsan, bahkan kematian. Tingkat potasium rendah (hipokalemia). Penderita kolera
kehilangan banyak jumlah mineral, termasuk potasium selama mereka buang-buang air.
Tingkat potasium yang rendah akan mengganggu jantung dan fungsi saraf dan kondisi ini
mengancam keselamatan jiwa. Gagal ginjal. Ketika ginjal kehilangan kemampuan untuk
menyaring, kelebihan cairan, elektrolit dan hasil buangan lainnya menumpuk di tubuh ---ini
adalah kondisi yang membahayakan jiwa—mengancam keselamatan. Pada penderita kolera,
gagal ginjal seringkali disertai dengan shock. Pencegahan Jika Anda melakukan perjalanan di
daerah endemik kolera, Anda bisa memperkecil risiko terkena kolera jika mengikuti langkah-
langkah di bawah ini: Cuci tangan dengan sabun secara rutin, terutama setelah menggunakan
toilet dan sebelum memegang makanan. Gosokkan sabun di tangan yang basah paling tidak
selama 15 menit dan bilas. Jika tidak tersedia air dan sabun, makag gunakan pembersih
tangan instan (hand sanitizer) yang berbahan dasar alkohol. Minum air yang benar-benar
bersih, termasuk air botolan atau air yang telah dimasak. Gunakan air botolan juga untuk
menyikat gigi. Biasanya minuman panas bebas dari kolera dan aman dikonsumsi, sama juga
seperti minuman kalengan, tapi selalu bersihkan bagian atas kaleng tempat Anda menyeruput
muniman kaleng sebelum Anda membuka minuman kaleng tersebut. Makanlah makanan
yang sudah benar-benar matang dan hindarilah makanan pinggir jalan jika memungkinkan.
Jika membeli makanan dari toko makanan di pinggir jalan, pastikan makanan dimasak
dengan matang dan disajikan saat masih panas. Hindari makan sushi, dan juga makanan
mentah atau ikan dan produk laut lainnya yang dimasak dengan kurang matang Makanlah
buah dan sayuran yang bisa dikupas/olah sendiri, misalnya pisang, jeruk dan alpukan. Hindari
salad dari buah yang tidak bisa dikupas seprti anggur dan buah berri. Hati-hati pada produk
susu olahan, termasuk es krim, yang sering terkontaminasi dan juga susu mentah yang belum
diolah. Vaksinasi kolera. Karena porang yang suka bepergian memiliki risiko kecil terserang
kolera dan karena vaksin tradisional mampu memberikan perlindungan yang rendah, tidak
ada vaksin kolera tersedia di Amerika saat ini. Beberapa negara memberikan dua vaksin oral
yang memberikan kekebalan tubuh yang nantinya mampu melindungi tubuh lebih baik
daripada vaksin sebelumnya. Jika Anda ingin mencari informasi tentang vaksin ini segera
hubungi dokter atau pusat kesehatan setempat. Perlu diingat bahwa tidak ada negara yang
mensyaratkan imunisasi kolera sebagai syarat masuk ke negara mereka.

Source: http://www.dokterdigital.com/id/penyakit/166_kolera.html
Copyright DokterDigital.com
Cholera umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi yang buruk yang
menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas merupakan mekanisme utama
penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika selatan.

Fasilitas ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat mengakibatkan hamper tidak pernah
terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul karna kerang yang diambil dari perairan
pantai yang tercemar oleh kotoran, dimakan mentah. Cholera dapat juga ditularkan oleh
kerang yang dipanen dari air yang tidak tercemar karena V. cholera O1 merupakan bagian
dari Mikrobiota penghuni alami perairan pantai.

Vibrio Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada
epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam masnifestasi
exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat
dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya gejala dan mungkin meninggal dalam
waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari
bangku cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam
untuk beberapa hari.

1.2         Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mikrobiologi


2. Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit kolera

BAB II

PEMBAHASAN

2.1          Pengertian Kolera

Penyakit kolera adalah penyakit yang menginfeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya)
pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat,
akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan
masuk pada kondisi dehidrasi.

Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan
asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila
penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu,
Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal
saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:


1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri

2. Vibrio cholera serogrup O1.

Dalam kebanyakan kasus, Vibrio cholerae serogrup O1 adalah jenis Vibrio cholerae yang
menyebabkan kolera. Vibrio cholera serogrup O139, sebuah Vibrio cholerae serogrup O1
non-bakteri, adalah penyebab lain dari kolera. Ada sekitar 70 spesies lain dari Vibrio cholera
serogrup O1 non-bakteri, namun spesies lainnya jarang menyebabkan diare.

2.2          Gejala Penyakit Kolera

Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum
merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare
dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya
jenis diare yang dialami.

Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang
ditampakkan, antara lain ialah :

1. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan
putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti
manis yang menusuk.
3. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-
tandanya seperti: detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,
hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti
cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.

2.3          Penularan Penyakit Kolera

1. Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan tercemar
dengan Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi,
biasanya tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di
daerah dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
2. Vibrio cholerae juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan
perairan pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio
cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan
kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.
3. Karena Vibrio cholerae tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang
lain, kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
4. Setelah Vibrio cholerae yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana
mereka mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera
karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.
5. Dalam rangka mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio
cholerae. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida
(atau siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
6. Penyakit dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan
sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari
limbah.

2.4          Penyebab Penyakit Kolera

1. Paparan kebersihan yang buruk


2. Makan makanan mentah atau kerang
3. Kekurangan asam klorida dapat meningkatkan kerentanan

2.5          Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera

Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera,
yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal.
Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang
banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan
terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti
Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn.

Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada
kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian
makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde).
Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia),
sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat
meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007: Getting Serious about Cholera).

2.6          Pencegahan

1. Penjernihan cadangan air dan pembuangan faeces yang memenuhi standar


2. Meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak
3. Menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai matang
4. Sayuran dan buah-buahan harus dicuci dengan larutan kalium permanganat
5. Pemberian antibiotic tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada orang-orang
yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang terinfeksi kolera.

2.7          Diagnosis Penyakit Kolera

Diagnosis kolera meliputi diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam menegakkan diagnosis
pada penyakit kolera yang berat, terutama pada suatu daerah endemik, tidaklah sukar.
Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang,
terutama di luar endemi atau epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah simtomatik dan kausal
berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.
Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat maka pengobatan dapat dilakukan
segera, sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.

1. Diagnosis

Masa inkubasi : 3 – 6 hari

1. Keluhan pokok

1)        Tiba-tiba diare

2)        Tinja yang encer/lembek

3)        Diikuti oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis

4)        Mual – muntah menyusul diare.

1. Tanda penting

1)      Dehidrasi (turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung)

2)      Jari-jari keriput

3)      Asidosis

4)      Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin

5)      Hipokalemi

1. Pemeriksaan khusus

1)      Pemeriksaan laboratorium

1. Komplikasi

Gagal ginjal akut

2.8          Penatalaksanaan Penyakit Kolera

A. Terapi umum

1. Dasarnya mengganti cairan dan elektrolit


2. Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air kelapa.
3. Kalau dehidrasi berat harus dengan cairan infuse
4. Istirahat
5. Istirahat di rumah sakit
6. Larutan ringer laktat dan larutan garam fisiologi
7. Diet
8. Diet bebas
9. Medikamentosa
10. Obat pokok :
1. tetrasiklin 3 x 500, 2-3 hari.
2. kloramfenikol sama dengan tetrasiklin
3. Streptomisin peroral
4. Tanpa antibiotik dapat sembuh sendiri, asal masukan dan elektrolit
mencukupi.
5. Obat alternatif : –

2.9          Epidemiologi

Cholera telah menjadi endemic di Ganges delta,Bengal barat,Bangladesh dan asia


bagianselatan sekitar 1817,33 beberapa jenis obat resisten terhadap kolera,sementara di
Rwanda terjadi kematian lebih dari 20.000. epidemic kolera pada 1991 dan 1998
menyebabkan lebih dari 1 juta kematian di amerika latin. Insidensi 1 kasus per satu juta
orang.

Vibrio cholera adalah kelompok yang paling sering menyebabkan wabah dan penyakit. Ada 2
2 biotipe, classic dan E1 Tor .33. pada tahun 1992 grup baru ditemukan yaitu 0138
Bengal,ditemukan di india dan menyebar cepat ke asia bagian selatan. Sekitar 25 % sampai
50 % kasus berakibat fatal jika tidak mendapat perawatan. Pencegahan perpindahan kolera
tergantung pada usaha pembersihan air minum dan sanitasi lingkungan,yang sangat susah
diwujudkan di negara berkembang.

2.10      Etiologi

Vibrio cholerae adalah kuman aerob, gram negatif berukuran 0,2-0,4 mm x 1,5-4,0 mm,
mudah dikenal dalam sediaan tinja kolera dengan pewarnaan gram sebagai batang-batang
pendek sedikit bengkok ( koma ), tersusun berkelompok seperti kawanan ikan yang berenang.
V cholerae dibagi menjadi 2 biotipe, klasik dan El Tor, yang dibagi berdasarkan struktur
biokimianya dan parameter laboratorium lainnya. Tiap biotipe dibagi lagi menjadi 2 serotipe,
Inaba dan Ogawa.

Vibrio cholerae dapat tumbuh cepat dalam berbagai dari media selektif seperti agar garam
empedu, agar-gliserin-telurit-taurokolat, atau agar thiosulfate-citrate-bile salt-sucrose ( TCBS
). Kelebihan medium TCBS ialah pemakaiannya tidak memerlukan sterilisasi sebelumnya.
Dalam medium ini koloni vibrio tampak berwarna kuning-suram. Identifikasi Vibrio cholerae
biotipe El Tor penting untuk tujuan epidemiologis. Sifat-sifat penting yang membedakannya
dengan biotipe kolera klasik adalah resistensi terhadap polimiksin B, resistensi terhadap
kolerafaga tipe IV dan menyebabkan hemolisis pada eritrosit kambing ( Soemarsono, 2006 ).

2.11      Patogenesis/Patofisiologi
V.cholera adalah bakteri gram negative berbentuk basil yang karakteristiknya sama dengan
family enterobakteriaceae. Patologi kolera dihasilkan dari entero toksin (toksin kolera) yang
diproduksi oleh bakteri. Kondisi mengurangi keasaman lambung seperti penggunaan
antacid ,pemblok reseptor histamine atau penghambat pompa proton atau infeksi
Helicobacter pylory, meningkatkan resiko terkena penyakit ini. Toksin cholera mernagsang
adenilat siklae yang akan meningkatkan Camp intrasel dan menghasilkan penghambatan
absorpsi natrium dan klorida oleh mikrovili dan menyebabkan pengeluaran klorida dan air
oleh sel crypt. Aksi toksin seperti terjadi di sepanjang saluran pencernaan, tetapi kehilangan
cairan banyak terjadi di duodenum. Efek dari toksin cholera adalah pengeluaran cairan
isotonis (terutama di usus ) yang melebihi batas kapasitas saluran intestinal (terutama di
kolon). Akan menyebabkan diare yang berair dengan konsentrasi elektrolit sama dengan
plasma. Periode inkubasi rata – rata untuk infeksi V. Cholerae adalah 1 – 3 hari. Presentasi
klinik dapat bertukar dari asimptomatik menjadi dehidrasi life – threatening ( dapat sembuh
dengan sendirinya ) untuk diare yang encer. Onset dari diare tiba – tiba dan ditunjukkan
dengan cepat atau kadang didahului dengan mual. Tanda umumnya tidak mempunyai “ rice
water “ adalah tanda klasik yang ditandai dengan cholera. Demam terjadi pada kurang dari
5% pasien dan pemeriksaan fisik berkotelasi baik dengan dehidrasi yang berat. Pada sebagian
kasus yang berat, penyakit ini dapat berprogres pada kematian pada 2 – 4 jam jika tidak
ditangani. Pada beberapa kasus, akumulasi cairan di dalam lumen intestinal menyebabkan
distensi ( penggelembungan ) abdomen dan ileus dan menyebabkan deplesi (intravaskular
tanpa diare. Pasien dapat kehilangan sampai 1 liter cairan isotonis setiap jam ( Dipiro, 2005 ).

Vibrio cholera termakan dengan jumlah yang banyak

Sensitifitas asam lambung menurun,karena pasien menggunakan obat


penurun asam lambung.

Kolonisasi di usus halus tergantung motilitas (flagella polar),produksi


musin untuk reseptor spesifik.

Produksi toxin

Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam jumlah besar(tidak ada


darah,sel darah putih pada feses)

2.12      Taksonomi Bakteri Vibrio Cholerae

Kerajaan            : Bacteria
Filum                 : Proteobacteria

Kelas                 : Gamma Proteobacteria

Ordo                  : Vibrionales

Famili                : Vibrionaceae

Genus                : Vibrio

Spesies               : V. cholerae

Nama binomial :Vibrio cholerae

Pacini 1854

2.13      Studi kasus

2.13.1    Latar Belakang

Pada Januari 2010, terjadi wabah Kolera di Kabupaten Ciamis,Jawa Barat, Indonesia
melibatkan 302 pasien di komunitas dan di sekolah. Tujuaninvestigasi adalah menentukan
sumber dan cara transmisi wabah, sertamengendalikan wabah.

2.13.2    Metode

Studi kasus kontrol dilakukan di komunitas pada 90 kasus dan 90 kontrol.Informasi


dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi faktor risiko dan faktor
protektif seperti sumber air, kebiasaan makan, jumlah jiwa dalamrumah dan penggunaan
jamban. Pada kelompok anak sekolah dilakuan diskusikelompok terarah (DKT) untuk
mengetahui faktor yang juga berpengaruh.

2.13.3    Hasil

Analisis multivariate menunjukkan faktor risiko wabah adalah laki-laki (OR2,21 ; IK 95%
1,07 ± 4,55), makan rambutan (OR 2,92 ; IK 95% 1,22 ± 6,98),pelajar (OR 9,89 ; IK 95%
4,13 ± 23,66) dan jumlah jiwa lebih dari 5 orang dalamsatu rumah (OR 2,6 ; IK 95% 1,04 ±
6,52). Pada studi ini faktor lingkungan seperti tidak menggunakan jamban dan jenis sumber
air tidak terbukti bermakna sebagai faktor yang berpengaruh. Hasil DKT menunjukkan
bahwa pengetahuan pelajar terhadap sumber dan cara penularan diare masih rendah,
mempunyai kebiasaan jajan makanan atau minuman dan tidak terbiasa mencuci tangan
sebelum makan.

2.13.4    Simpulan
Respons terhadap wabah kolera dan penerapan upaya pencegahantelah dilakukan dengan
cepat sehingga dapat meminimalkan fatalitas kasus.Temuan studi menunjukkan pentingnya
upaya perbaikan praktik higieneperorangan terutama untuk kalangan pelajar dan mereka yang
terbiasamengkonsumsi buah yang tidak dicuci. Hasil DKT memberikan informasi tentangcara
transmisi wabah di sekolah dan perlu ditindaklanjuti dengan upaya promosikesehatan yang
sesuai.

BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan

1. Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
2. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran)
manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkon-taminasi air sungai dan
sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena
penyakit kolera itu juga.
3. Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan
prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air
yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan
memakai sabun/anti-septik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang
dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah
matang.
Pencegahan

Pencegahan Jika Anda melakukan perjalanan di daerah endemik kolera, Anda bisa
memperkecil risiko terkena kolera jika mengikuti langkah-langkah di bawah ini: Cuci tangan
dengan sabun secara rutin, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang
makanan. Gosokkan sabun di tangan yang basah paling tidak selama 15 menit dan bilas. Jika
tidak tersedia air dan sabun, makag gunakan pembersih tangan instan (hand sanitizer) yang
berbahan dasar alkohol. Minum air yang benar-benar bersih, termasuk air botolan atau air
yang telah dimasak. Gunakan air botolan juga untuk menyikat gigi. Biasanya minuman panas
bebas dari kolera dan aman dikonsumsi, sama juga seperti minuman kalengan, tapi selalu
bersihkan bagian atas kaleng tempat Anda menyeruput muniman kaleng sebelum Anda
membuka minuman kaleng tersebut. Makanlah makanan yang sudah benar-benar matang dan
hindarilah makanan pinggir jalan jika memungkinkan. Jika membeli makanan dari toko
makanan di pinggir jalan, pastikan makanan dimasak dengan matang dan disajikan saat masih
panas. Hindari makan sushi, dan juga makanan mentah atau ikan dan produk laut lainnya
yang dimasak dengan kurang matang Makanlah buah dan sayuran yang bisa dikupas/olah
sendiri, misalnya pisang, jeruk dan alpukan. Hindari salad dari buah yang tidak bisa dikupas
seprti anggur dan buah berri. Hati-hati pada produk susu olahan, termasuk es krim, yang
sering terkontaminasi dan juga susu mentah yang belum diolah. Vaksinasi kolera. Karena
porang yang suka bepergian memiliki risiko kecil terserang kolera dan karena vaksin
tradisional mampu memberikan perlindungan yang rendah, tidak ada vaksin kolera tersedia di
Amerika saat ini. Beberapa negara memberikan dua vaksin oral yang memberikan kekebalan
tubuh yang nantinya mampu melindungi tubuh lebih baik daripada vaksin sebelumnya. Jika
Anda ingin mencari informasi tentang vaksin ini segera hubungi dokter atau pusat kesehatan
setempat. Perlu diingat bahwa tidak ada negara yang mensyaratkan imunisasi kolera sebagai
syarat masuk ke negara mereka. Logo Artikel Artikel Terkait Waspadai Dehidrasi, Bisa Bikin
Emosi Tak Terkendali dan Suli... 04 Nov 2016 Hobi Makan Tapi Selalu Lapar? Mungkin Ini
Penyebabnya 03 Oct 2016 Inilah Alasan Dehidrasi dan Stres Bisa Merenggut Nyawa saat ...
11 Jul 2016 banner tanya dokter banner obat
  Penularan Penyakit Kolera

1. Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan tercemar
dengan Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi,
biasanya tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di
daerah dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
2. Vibrio cholerae juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan
perairan pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio
cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan
kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.
3. Karena Vibrio cholerae tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang
lain, kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
4. Setelah Vibrio cholerae yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana
mereka mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera
karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.
5. Dalam rangka mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio
cholerae. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida
(atau siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
6. Penyakit dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan
sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari
limbah.

2.4          Penyebab Penyakit Kolera

Anda mungkin juga menyukai