Anda di halaman 1dari 4

Nama : Clauwdia Plantika

Kelas : DDM Tanah(B)


NIM : 2110231018
AGROINDUSTRI

PENGERTIAN AGROINDUSTRI
Agroindustri merupakan aktivitas yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan dasar
atau baku dengan rancangan dan ketersediaan peralatan dan jasa untuk kegiatan tersebut.
Definisi agroindustri secara eksplisit dalam sejarahnya pertama kali dikemukakan oleh Austin
pada tahun 1981 yaitu perusahaan atau pabrik yang memanfaatkan bahan nabati atau dari
tumbuhan dan hewani atau dari hewan sebagai bahan pemrosesan.
Agroindustri adalah suatu sistem gabungan atau telah integrasi yang menghubungkan
sumber daya hasil pertanian, ilmu dan teknologi, manusia, dana, dan informasi. Produk
agroindustri merupakan hasil output akhir yang akan dikonsumsi oleh konsumen.
Oleh karena istilah agroindustri adalah sub sektor yang mencakup industri dari hulu
sektor pertanian hingga industri hilir. Industri dari hulu merupakan industri yang
menghasilkan peralatan dan mesin pertanian yang dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian.
Sementara industri hilir adalah industri yang mengelola hasil pertanian hingga menjadi bahan
baku yang siap untuk dikonsumsi biasanya berupa kegiatan industri pasca panen dan
pengelolaan hasil pertanian.

PENTINGNYA AGROINDUSTRI
Pentingnya peran sektor agroindustri difokuskan dalam perekonomian nasional yaitu
pada nilai pengganda output, nilai tambah, tenaga kerja dan keterkaitan antar sektor serta
perannya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga. Apabila upah tenaga kerja
diasumsikan merupakan suatu konstanta yang bersifat konstan dalam satu titik waktu, maka
nilai tambah tenaga kerja dapat dijadikan sebagai proxy penyerapan tenaga kerja nasional,
sementara peran sektor agroindustri dalam meningkatkan pendapatan sektor lain dapat
diproksi melalui pengganda keterkaitan sektor, khususnya keterkaitan ke belakang. Makna
dari nilai pengganda sektor agroindustri adalah sebagai berikut. Apabila diberikan stimulus
ekonomi sebesar 1 milyar rupiah ke sektor agroindustri, akan meningkatkan total output, nilai
tambah tenaga kerja ataupun penerimaan sektor lain secara nasional sebesar masing-masing
nilai penggandanya dengan satuan yang sama.

RUANG LINGKUP AGROINDUSTRI


 Manajemen Industri
Manajemen Agroindustri terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan agroindustri
(industri pertanian). Manajemen adalah tindakan untuk mencapai suatu tujuan dengan
cara mengkoordinasikan kegiatan orang lain. Fungsi-fungsi atau kegiatan manajemen
melipiti perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan.
Sedangkan, agroindustri (industri pertanian) adalah industri yang mengolah komoditas
pertanian primer menjadi produk olahan baik produk akhir (Finish Product) maupun
produk antara (Intermediate Product). Pengertian manajemen agroindustri adalah
penerapan ilmu manajemen dalam industri pertanian agar dapat dilakukan secara efisien.
Fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi,
pengarahan dan pengawasan harus dijalankan pada setiap tahapan kegiatan agroindustri.
Tahapan dalam agroindustri terdiri dari input, proses produksi dan output. Tahapan
input meliputi bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan.
Tahapan proses produksi mencakup teknologi yang digunakan, kapasitas mesin dan
proses produksinya, sedangkan tahapan output meliputi kuantitas dan kualitas produk
termasuk menjaminan kualitas produknya.
Adanya manajemen dalam agroindustri, diharapkan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tetap mempertimbangkan
keberlanjutannya.

 Teknologi Agroindustri
Alternatif teknologi yang tersedia untuk pengolahan hasil-hasil pertanian bervariasi
mulai dari teknologi tradisional yang digunakan oleh industri kecil (cottage industry)
sampai kepada teknologi canggih yang biasanya digunakan oleh industri besar. Dengan
demikian alternatif teknologi tersebut bervariasi dari teknologi yang padat karya sampai
ke teknologi yang padat modal.
Teknologi maju dan mesin-mesin berkapasitas besar dapat mengurangi biaya peubah
(variable cost) seperti biaya tenaga kerja per unit output serta dapat memperkuat
kedudukan perusahaan di pasar produk bersangkutan, karena kualitas outputnya yang
tinggi, standar kualitasnya yang konsisten, dan volume produksinya yang besar sehingga
dapat menarik pembeli dengan jumlah pembelian besar. Tetapi tingkat produksi dan
teknologi yang tinggi menuntut pengembangan prasarana, pengelolaan, dan tenaga kerja
terampil. Di samping itu, karena biaya tetap (fixed cost) yang tinggi maka perusahaan
seperti itu harus memiliki kepastian penyediaan bahan baku serta kepastian pasar untuk
produk yang dihasilkan dan beroperasi mendekati kapasitas efektifnya agar perusahaan
tersebut berjalan sehat (viable).
Pada tahap-tahap produksi, setiap perusahaan agroindustri terdiri dari komponen-
komponen fisik sebagai berikut: (a) penerimaan dan penyimpanan bahan mentah, (b)
pengkondisian bahan mentah, (c) pengolahan utama (pemisahan, pemusatan,
pencampuran, dan stabilitas), (d) pengemasan, (e) penyimpanan produk-produk yang
dihasilkan, dan (f) pengiriman produk-produk yang dihasilkan. Disamping komponen-
komponen fisik tersebut di atas, perusahaan agroindustri memerlukan sistem-sistem
penunjang seperti sumber energi, air, bahan-bahan, perlakuan dan dan pembuangan
limbah, pemeliharaan dan perbaikan. Kebanyakan agroindustri juga mempunyai sistem
penerimaan, penyimpanan, dan penyiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam
pengolahan secara terpisah, dan paling sedikit mempunyai sistem produk sampingan yang
dilengkapi dengan tahap-tahap pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi.
Sistem administrasi dan pengolahan serta perumahan staf juga diperlukan untuk
menjamin operasi pabrik secara efisien.
Untuk menemukan teknologi atau paket barang modal yang tepat untuk suatu
perusahaan agroindustri, perusahaan tersebut harus memahami pasar yang dilayani dan
memahami ketersediaan bahan baku. Setelah menetapkan produk yang diinginkan serta
semua semua parameter dalam sistem penyediaan bahan baku, faktor-faktor yang
berkaitan dengan teknologi pengolahan atau faktor-faktor yang berkaitan dengan
persyaratan produk dan proses perlu diidentifikasi.
Dalam menyelidiki pilihan teknologi, beberapa pertanyaan berikut ini perlu mendapat
jawaban: (a) sampai tingkat mana penggunaan kapasitas yang mungkin dan bagaimana
pengaruhnya terhadap biaya produksi, (b) secara relatif, bagaimana pentingnya tenaga
kerja, modal, dan faktor-faktor produksi lainnya dalam biaya setiap alternatif teknologi di
lokasi yang direncanakan, (c) bagaimana setiap alternatif teknologi mempengaruhi
produksi dan fleksibilitas pemasaran, (d) infrastruktur apa dan pelayanan pendukung apa
yang diperlukan oleh masing-masing alternatif teknologi, dan (e) apa implikasi
pengelolaan dari masing-masing teknologi dan faktor-faktor sosial ekonomi apa yang
mempengaruhi penyediaan bahan baku, pekerja dan pelanggan.
Pemilihan teknologi adalah satu keputusan yang sangat penting dalam pelaksanaan
agroindustri. Austin (1981) menunjukkan bahwa kriteria utama yang harus diperhatikan
dalam pemilihan teknologi diantaranya adalah :
1. Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang dipilih
harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar terutama yang menyangkut
kualitas. Karena preferensi konsumen sangat beragam, maka teknologi yang
dipilihpun harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Kebutuhan pengolahan (process requirements). Sudah barang tentu bahwa setiap
jenis alat pengolahan memiliki kemampuan tertentu untuk mengolah suatu bahan
baku menjadi berbagai bentuk produk. Semakin tinggi kemampuan suatu alat
untuk menghasilkan berbagai jenis produk, maka akan semakin kompleks jenis
teknologinya dan akan semakin mahal investasinya. Oleh karena itu, pemilihan
teknologi harus memadukan pertimbangan antara kompleksitas teknologi dan
biaya yang dibutuhkan.
3. Penggunaan kapasitas (capacity utilization). Pemilihan teknologi harus
disesuaikan dengan kapasitas yang akan digunakan, sedangkan kapasitas yang
akan digunakan sangat tergantung dari ketersediaan dan kontinuitas bahan baku
(raw material).
4. Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Biasanya suatu
pengelolaan akan berjalan baik pada tahap awal karena besarnya kegiatan masih
berada dalam cakupan pengelolaan yang optimal (optimum management size).
Setelah besar, masalah biasanya mulai muncul dan hal itu menandakan bahwa
skala usaha sudah melebihi kapasitas pengelolaan.

 Proses Dalam Agroindustri


1. Penerimaan dan penyimpanan bahan mentah
2. Pengkondisian barang mentah
3. Pengolahan utama (pemisahan, pemusatan, pencampuran, dan stabilitas)
4. Pengemasan
5. Penyimpanan produk
6. Distribusi
7. Penjualan produk
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, Jaya, Akbar, Rizal. Pengertian Agroindustri. Dosen Pertanian. 15. 20.
Hidayati, Deny. Pengertian Manajemen Industri. Worldpress. 20.12
Arifin. 2016. Pengantar Agroindustri. Bandung : CV. Mujahid Press.

Anda mungkin juga menyukai