Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Agrogeologi dan Mineralogi Tanah

BATUAN SEDIMEN

NAMA : M.WAIS AL QURNI


NIM : G011191379
KELAS : Agrogeologi dan Mineralogi
KELOMPOK : 4 ( EMPAT )
ASISTEN : IRWAN FEBRIAWAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah gunung api terdapat aktifitas mangma yang terjadi didalamnya,
dimana dari aktifitas magma ini dapat terbentuk batuan. Dimana saat magma yang
mengalami penurunan suhu maka akan mengalami pembekuan sehingga terbentu
menjadi batuan. Selain terjadi didalam gunung api hal ini juga dapat terjadi di luar
gunung api, yaitu saat terjadi inrusif secara eksplosif maupunefusi mangma dapat
keluar menuju permukaan dan akan mengalami pembekuan akibat penurunan
suhu sehungga membentuk bataun.
Mangma yang membeku akan menjadi batuan yang dikenal sebagai batuan
beku dan apa bila mengalami pelapukan , maka akan tertransportkan dan akan
mengalami pengendapan hasil dai pengendapan batuan beku ini akan menjadi
bataun sedimen.
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik yaitu material asal yang mengalami 
proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan terendapkan
(sedimen)  selanjutnya mengalami proses pembatuan (lithification) dari endapan-
endapan tersebut. Menurut Tucker (1991), 70% batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen, tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi
Dari uraian diatas maka perlu dilakaukan praktikum untuk mengidentivikasi
yang mana sajakah yang termasuk dalam jenis batuan lebih tepatnya yaitu batuan
sedimen.
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan mempelajari bagaimana model
batuan sedimen dalam bentuk hand speciment di laboratorium, serta mengetahui
dan mempelajari berbagai jenis dan kandungan mineral penyusun batuan sedimen.
Kegunaan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
pengidentifikasiaan atau membedakan jenis-jenis mineral yang terdapat dalam
batuan sedimen dan golongan-golongan batuan sedimen serta mengetahui
karakteristik dan genesa dari jenis-jenis batuan sedimen.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batuan Sedimen

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik yaitu material asal yang mengalami 
proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan terendapkan
(sedimen)  selanjutnya mengalami proses pembatuan (lithification) dari endapan-
endapan tersebut. Menurut Tucker (1991), 70% batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen, tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis. Beberapa ahli memberikan juga berrpendapat mengenai
batuan sedimen yang berbeda, seperti berikut:
a. Pettijohn, 1995
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sedah ada sebelumnya atau hasil aktivitas
kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada
permukaan bumi kemudian mengalami pembatuan.
b. O’Dunn & Sill, 1986
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen,
sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air,
angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam dan material lain
2.1 Karakteristik Batuan Sedimen
Karakteristik batuan sedimen dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
a. Warna batuan sedimen
Batuan sedimen yang sering dijumpai umumnya memiliki warna terang,
seperti putih, kuning, atau abu-abu terang. Namun, ada juga batuan
sedimen yang memiliki warna gelap, seperti hitam, coklat, dan merah.
Warna batuan sedimen tergantung pada komposisi mineral penyusunnya.
b. Bentuk butir penyusun batuan sedimen
Berdasarkan perbandingan dimensi tinggi, panjang, dan lebarnya, ada
empat bentuk batuan sedimen yaitu:
1. Oblate, apabila ukuran tinggi sama dengan panjangnya, tetapi tidak
sama dengan lebarnya.
2. Equant, apabila ukurang tinggi, panjang, dan lebarnya hampir sama.
3. Bladed, apabila ukuran tinggi, panjang, dan lebarnya berbeda-beda.
4. Prolate, apabila ukuran panjang dan lebarnya sama, tetapi ukuran
tingginya berbeda
c. Kebundaran penyusun batuan sedimen
Berdasarkan kebundaran material penyusun batuan, komponen batuan
sedimen dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu:
1. Sangat meruncing
2. Meruncing
3. Meruncing tanggung
4. Membundar tanggung
5. Membundar
6. Sangat membundar
2.2 Proses Pelapukan Batuan Sedimen

Menurut Islami (2018) asal mula batuan sedimen melibatkan empat proses
utama: Pelapukan, Transportasi, Pengendapan (Deposition) dan Pemadatan.

1. Pelapukan

Pelapukan adalah pemecahan batu, tanah, dan mineral serta bahan


kayu dan buatan melalui kontak dengan atmosfer bumi, perairan,
dan organisme biologis. Pelapukan terjadi, yaitu di tempat yang
sama, dengan sedikit atau tanpa gerakan, dan karenanya tidak
boleh disalahartikan dengan erosi. Pelapukan melibatkan
pergerakan batuan dan mineral oleh agen seperti air, es, salju,
angin, ombak dan gravitasi lalu diangkut dan disimpan di lokasi
lain.

2. Transportasi,

Transportasi memerlukan agen untuk melakukan proses


pembentukan batuan sedimen, yaitu gravitasi, angin, air. Dapat
dikatakan bahwa pembentukan batuan sedimen itu dari lereng
menuju dataran rendah atau cekungan melalui agen-agen tersebut.

3. Pengendapan (Deposition)

Pengendapan adalah proses geologi di mana sedimen yang


dihasilkan oleh proses pelapukan, ataupun tanah dan batuan
ditambahkan ke suatu lahan yang dataran lebih rendah yang di
tansportasikan oleh angin, es, air, dan gravitasi. Deposisi terjadi
ketika kekuatan yang bertanggung jawab untuk transportasi
sedimen tidak lagi cukup untuk mengatasi gaya gravitasi dan
gesekan, menciptakan ketahanan terhadap gerak. Deposisi juga
bisa mengacu pada penumpukan sedimen dari bahan turunan
organik atau proses kimia. Sebagai contoh, kapur dibuat sebagian
dari kerangka kalsium karbonat mikroskopik plankton laut,
pengendapan yang telah menginduksi proses kimia (diagenesis)
untuk mendepositkan kalsium karbonat lebih lanjut. Demikian
pula, pembentukan batubara dimulai dengan pengendapan bahan
organik, terutama dari tanaman, dalam kondisi anaerobic.

4. Pemadatan (Compaction) dan Penyemenan (Cementation)

Pemadatan terjadi ketika sedimen terkubur dalam-dalam,


menempatkan mereka di bawah tekanan karena berat lapisan di
atasnya. Sedangkan Penyemenan adalah mineral baru menempel
pada butiran sedimen bersama sama seperti semen mengikat
butiran pasir pada bahan bangunan. Jika dilihat dengan seksama
foto mikroskop, itu bisa dilihat kristal mineral yang tumbuh di
sekitar butiran sedimen dan mengikatnya bersama-sama
memperlihatkan proses butiran sedimen yang telah menumpuk dan
lama kelamaan akan semakin padat karena tekanan dari sedimen
diatasnya, dan akhirnya tersemsasi (terkompaksi).

3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 1 Oktober 2021 pada pukul
13.00 WITA – selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium dan Genesis,
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Batuan Sedimen yaitu penuntun praktikum,
format praktikum, lup, pipet tetes, lap kasar dan lap halus. Bahan yang digunakan
yaitu sampel batuan sedimen, air dan HCL.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang akan dilakukan pada praktikum Batuan Sedimen yaitu
sebagaai berikut:
1. Mengamati batuan yang mewakili setiap jenis batuan sedimen
2. Mengamati warna batuan, warna utama, warna yang menyertainya, serta
warna pelapukannya
3. Mengamati batuan sedimen klastik dengan menggunakan LUP. Hal-hal yang
harus diamati untuk batuan sedimen klastik yaitu:
a. Mengamati tekstur batuan sedimen klastik yang terbagi atas:
- Tekstur klastik kasar, jika mineral-mineral dan fragmen-fragmen
batuan berukuran >1/16 mm
- Tekstur klastik halus, jika mineral-mineralnya berukuran <1/16 mm
b. Mengamati komposisi batuan sedimen klastik yang terbagi menjadi tiga
yaitu:
- Fragmen yaitu komponen dalam batuan piroklastik yang ukurannya
lebih besar dari komponen lainnya. Pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan mistar/penggaris.
- Matriks yaitu komponen yang ukurannya relatif lebih kecil dari
fragmen. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan
mistar/penggaris.
- Semen yaitu mineral/unsur yang mengikat fragmen dan matriks suatu
batuan. Caranya adalah dengan meneteskan larutan HCl pada sedimen.
Jika membuih maka semennya adalah kalsit. Sedangkan jika tidak
membuih maka semennya adalah silika.
c. Mengamati sortasi atau tingkat keseragaman butir dari batuan yang terdiri
dari tiga yaitu sortasi baik, sortasi sedang, sortasi jelek.
d. Mengamati roundness (kebundaran), yaitu tingkat atau bentuk pemundaran
dari butiran batuan sedimen yang terdiri dari lima yaitu membundar baik,
membundar, membundar tanggung, menyudut tanggung dan menyudut.
e. Mengamati porositas dan permeabilitas. Porositas pada batuan dapat diuji
dengan meneteskan air pada batuan sedimen. Jika air langsung menyerap
pada batuan maka porositasnya baik begitupun sebaliknya. Porositas
berbanding lurus dengan permeabilitas.
f. Mengamati kemas batuan. Jika fragmen saling bersentuhan maka
kemasnya adalah kemas tertutup. Jika fragmen tidak saling bersentuhan
dan mengembang dalam matriks maka kemasnya adalah kemas terbuka.
4. Mengamati batuan sedimen non klastik dengan HCl dan LUP untuk
mengetahui komposisi kimianya serta mengethaui golongan batuan sedimen
tersebut. Batuan sedimen non klastik terbagi atas :
a. Golongan karbonat
b. Golongan silika
c. Golongan evaporit
5. Mengamati struktur batuan. Struktur terbagi dalam dua kelompok yaitu
struktur berlapis jika terdapat perbedaan warna, ukuran butir dan kompaksi
mineral/butiran dan struktur tidak berlapis.
6. Memberikan nama pada batuan sedimen. Nama batuan ditentukan berdasarkan
tekstur dan komposisi kimianya. Untuk batuan sedimen yang bertekstur
klastik digunakan skala, untuk batuan sedimen karbonat klastik digunakan
klasifikasi Dunham. Sedangkan untuk batuan sedimen non klastik ditentukan
berdasarkan komposisi kimianya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Identifikasi Batuan Sedimen

Warna Kompo
Kompo
Ukuran sisi Nama
Perme
Golong Tekst Sort Kema Round Porosi Struk sisiBat
No Lapuk Segar abilitia Butir Materi Batuan Gambar
an ur asi s ness tas tur uan
s al

Batugam
Non
1 Krem Putih - - - - - - - - Kalsit - ping
klastik
kristal

2 Non - Kuning - - - - - - - - Kalsit - Batugam


klastik kemerah ping
an kristal
Menyu
Tidak
Tertut dut Kuran Kurang Batu
3 Klastik - Putih Halus Baik - berlap Kalsit Clay
up tanggun g baik baik lempung
is
g

Batugam
Non
4 - Putih - - - - - - - - Kalsit - ping
klastik
kristal

Non Batu
5 - Coklat - - - - - - - - Silika -
klastik rijang

6 Klastik Kuning Putih Kasar Seda Terbu Angula Kuran Kurang 4 mm Tidak Kalsit Pebble Batu
berlap
kecoklatan ng ka r g baik baik breksi
is

Tertut <1/256 Berla Batu


7 Klastik - Abu-abu Halus Baik Me Buruk Buruk - Clay
up mm pis lempung

Biru Kuning Tidak


Tertut Angula 4 – 64 Batu
8 Klastik keabu- kecoklat Kasar Baik Buruk Buruk berlap - Pebble
up r mm breksi
abuan an is

Non
klastik Berla
9 - Hitam - - - - - - - Coal - Batubara
(karbon pis
)
10 Klastik Kekuninga Abu-abu Kasar Buru Tertut Membu Buruk Buruk >256 Tidak - Boulder Batu
lat
berlap konglom
n k up tanggun mm
is erat
g

Tidak Batugam
Non
11 - Putih - - - - - - - berlap Kalsit - ping
klastik
is koral

Membu
Tertut lat 2-1/16 Berla Karbon Batu
12 Klastik Kuning Putih Halus Baik Baik Baik Sand
up tanggun mm pis at berpasir
g
4.2 Pembahasan

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari lapukan batuansebelumnya


yang mengalami diagenesa, sedangkan menurut Peetijohn (1975) batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasilperombakan batuan
yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimiamaupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yangkemudian mengalami
pembatuanBatuan sendimen terbentuk dari lapukan batuan lain yang
mengalamiproses fisika maupun proses kimia, selain dari lapukan batuan lain,
batuansedimen juga dapat terbentuk dari lapukan cangkang binatang dan sisa
tumbuhan.
5. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dan praktikum yang telah kita lakukan maka dapat kita
simpulkan bahwa batuan sedimen memiliki komposisi mineral yang berbeda
sesuai dengan bahan pembentuknya. Batuan sedimen dapat diketahui berdasarkan
jenis-jenis batuan sedimen, dimana batuan sedimen tergolongkan menjadi 2 yaitu
klastik dan non klatik. Batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh proses
mekaniknya, sedangkan batuan sedimen non klastik dipengaruhi oleh proses
penguapan oleh bantuan sifat kimia dan biologis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,A.2018.BukuPanduanPraktikumAgrogeologidanMineralogiTanah.
Fitri, D. B. D., Hidayat, B., & Subandrio, A. S. (2017). Klasifikasi Jenis Batuan
Sedimen Berdasarkan Tekstur Dengan Metode Gray Level Co-occurrence
Matrix Dan K-nn. eProceedings of Engineering, 4(2).
Helfinalis, H. (2018). Sedimen dan Manfaatnya. OSEANA, 43(1), 37-43.
O Dunn and Sill. 1986. Manual of Carbonate Sedimentology ALexicographical
Approach. Academic Press, Inc.
Purasongka, N. W., Syafri, I., dan Jurnaliah, L. 2015. Karakteristik Batuan
Sedimen Berdasarkan Analisis Petrografi Pada Formasi Kalibeng Anggota
Banyak. Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, 13(1).
Tucker. 1991. Glossary of Geology3ed. Virginia: AmericanGeological Institute.
Utomo, M, dkk. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Jakarta:
Kencana.
Zakri, R. S., Prengki, I., & Saldy, T. G. (2020). Hubungan Kuat Tekan Uniaksial
dan Kuat Tarik Tidak Langsung Pada Batuan Sedimen Dengan Nilai Kuat
Tekan Rendah. Bina Tambang, 5(3), 59-70.

Anda mungkin juga menyukai