Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Huzay Billybina Adamy

NIM : A1A020090

KELAS : IESP C

UTS EKONOMI PEMBANGUNAN

1. Jelaskan perbedaan pokok antara Negara yang sedang berkembang dengan Negara maju
2. Jelaskan upaya apa yang harus dilakukan Indonesia untuk menjadi Negara maju
3. Masalah pembangunan ekonomi apa yang anda rasakan di daerah anda dan bagaimana
cara mengatasinya
4. Mengapa pembangunan ekonomi di Indonesia sangat lambat meskipun Negara Indonesia
kaya akan sumber daya alam dan budaya

JAWAB
1. Negara berkembang adalah yang masih terbelakang bila dibandingkan dengan negara
maju. Negara berkembang pada umumnya memiliki penghasilan penduduk yang rendah,
ekonomi yang besarnya kecil, pendidikan warganya yang rendah, dan kualitas kesehatan
yang rendah.  Perbedaan pokok antara Negara yang sedang berkembang berkembang dan
negara maju :
- Penghasilan penduduknya : Negara maju memiliki pendapatan perkapita yang tinggi,
sementara Negara berkembang pendapatan perkapita penduduknya rendah
- Besar hasil produksi ekonomi : produk domestic bruto (PDB) Negara maju lebih
besar dibandingkan Negara berkembang
- Tingkat pembangunan manusia, diukur dari HDI (Human development index),
Negara maju memiliki tingkat pembangunan diukur dalam HDI yang tinggi,
dibandingkan dengan Negara berkembang
- Kesehatan penduduknya : angka harapan hidup Negara maju lebih tinggi
(penduduknya memiliki usia harapan hidup lebih besar) dari Negara berkembang
- Pendidikan penduduknya : angka tingkat literasi (kemampuan baca tulis) Negara
maju lebih tinggi (mendekati 99%) dibandingkan Negara berkembang
2. Berikut ini adalah beberapa upaya Indonesia untuk menjadi negara maju:

a. Peningkatan Pendapatan per Kapita

Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah


menargetkan pendapatan per kapita sebesar 7.000 dolar AS. Sementara itu, Bank Dunia
menyebutkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2013 mencapai 3.475 dolar AS.
Beberapa program yang dikembangkan pemerintah untuk peningkatan pendapatan adalah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), pengembangan usaha kecil dan koperasi
penyediaan infrastruktur di perdesaan dalam

b. Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan 

Indonesia sangat menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam


pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menganggarkan 20% APBN untuk sektor
pendidikan. Berbagai program tengah dilaksanakan untuk perluasan akses dan kualitas
pendidikan. Perluasan akses pendidikan dilakukan dengan menambah jumlah kelas atau
rombongan belajar dan pembangunan sekolah baru. Pemerintah juga memberikan bantuan
operasional sekolah (BOS) dan berbagai jenis beasiswa.

Dalam peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah secara terus-menerus memberikan berbagai


macam pelatihan bagi para pendidik. Dengan cara demikian, diharapkan kualitas para pendidik
terus meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan mereka.

Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pendidikan dengan baik, pemerintah menyediakan


dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan berupa alat dan media pembelajaran,
perpustakaan, laboratorium, dan lainlain. Pemerintah juga menerapkan program besiswa, sekolah
gratis, dan proram wajib belajar untuk mempermudah akses memperoleh pendidikan bagi
masyarakat.

c. Penguasaan Iptek

Menghadapi berbagai persoalan tersebut, pemerintah berupaya mengembangkan iptek melalui


berbagai program seperti peningkatan kualitas penelitian, pemberian insentif, percepatan alih
teknologi, penguatan kelembagaan iptek dan pemanfaatan sistem inovasi nasional. Pemerintah
juga mengembangkan proses alih teknologi dengan melakukan kerja sama antarpemerintah
melalui beasiswa pendidikan ke luar negeri, pengembangan kebijakan alih teknologi dengan
perusahaan luar yang beroperasi di Indonesia, dan lain-lain.

Negara maju sangat didukung oleh ilmu pegetahuan dan teknologi. Dengan nilai tambah yang
sangat besar. Sayangnya, pembangunan di bidang iptek masih menghadapi banyak permasalahan
seperti masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, kecilnya anggaran iptek, belum
terjalinnya komunikasi antara pengembang untuk iptek dengan pengguna iptek khususnya
industry.

3. Permasalahan pembangunan ekonomi yang saya rasakan di daerah saya adalah Tidak
meratanya distribusi pendapatan yang kemudian memicu terjadinya ketimpangan
pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan, Membiarkan
masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperkeruh keadaan, dan tidak jarang
dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik cara yang
harus dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah: Dalam sisitem kapitalistik yang
berlaku di Indonesia, penetapan pajak pendapatan/penghasilan merupakan solusi untuk
mengurangi terjadinya ketimpangan. Dengan mengurangi pendapatan penduduk yang
pendapatannya tinggi, sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya
rendah, asalkan tidak salah sasaran dalam pemberiannya. Pajak yang telah dipungut
apalagi menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi
prosentase tarifnya), oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan,
subsidi dan proyek pembangunan. Namun kenyataanya tidaklah demikian. Pajak tidak
hanya dibebankan pada orang kaya tetapi semua komponen masyarakat tanpa pandang
kaya atau miskin semua dikenai pajak. Inilah yang menyebabkan permasalahan
kemiskinan tak kunjung selesai.
4. Hasil evaluasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menunjukkan
ada tujuh persoalan yang mendasar dan krusial yang pemerintah belum dapat selesaikan
yang menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi lambat :
Pertama, tumbuhnya ekspor Indonesia tidak tidak dibarengi dengan peningkatan industri,
pertumbuhannya hanya karena lonjakan harga komoditas. Kinerja ekspor masih sangat
tergantung pada bahan mentah, di mana sudah seharusnya barang ekspor merupakan hasil
dari proses industri. Selain itu, akhir-akhir ini Indonesia juga menghadapi isu pelarangan
ekspor komoditas dari berbagai negara, yang menyebabkan tekanan terhadap ekspor
tahun ini.
Kedua, Indonesia terlalu bergantung pada bahan baku dan barang modal impor. Hal
tersebut menggambarkan ketidakmandiriannya ekonomi Indonesia. Pemerintah juga
sering sekali memilih impor sebagai strategi pemenuhan kebutuhan dasar seperti beras,
bawang, bahkan garam.
Ketiga, Industri mengalami stunning karena kurangnya insentif dan lingkungan pasar
yang tidak mendukung. Insentif yang tepat dari pemerintah itu kurang dan pasar
Indonesia dipenuhi barang impor, jadi sulit industri untuk berkembang,. Adapun,
pertumbuhan industri pengolahan hanya 4,27%, atau berada di bawah pertumbuhan
ekonomi nasional 5,07%. Maka wajar jika seandainya ada yang mengatakan
deindustrialisasi,". Padahal, seperti diketahui, industri manufaktur sangat berperan
penting dalam penyerapan tenaga kerja.
Keempat, optimisme bisnis dan konsumen yang cenderung lesu pada kuartal IV/2017.
Indeks tendensi bisnis (ITB) pada kuartal IV/2017 tercatat 111,02, atau turun dari kuartal
sebelumnya 112,39. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya penurunan penggunaan
kapasitas usaha dan rata-rata jumlah kerja. Bahkan ITB diperkirakan akan turun kembali
pada kuartal pertama tahun ini menjadi 108,6. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) juga
mengalami penurunan pada kuartal IV/2017 ke level 107, atau turun dari kuartal
sebelumnya 109,42. Hal tersebut dipengaruhi oleh pendapatan dan pengaruh inflasi
terhadap konsumsi. Bahkan ITK juga diperkirakan akan turun kembali pada kuartal
pertama tahun ini menjadi 101,35.
Kelima, iklim investasi yang baik belum mampu mendorong realisasi investasi yang
signifikan. Padahal Indonesia sudah hattrick tahun kemarin dapat EoDB, investment
grade, perbaikan rating daya saing, tetapi investasi tidak naik signifikan,".
Keenam, penyerapan anggaran pemerintah perlu diperbaiki walaupun kontribusi
konsumsi pemerintah terhadap PDB tidak relatif besar, yakni 9,1%. Penyerapan anggaran
pemerintah sering tidak menentu, biasanya anggaran itu menumpuk pada akhir tahun,
jadi tidak efektif, jika di negara lain, penyerapannya stabil dan bisa rata.
Ketujuh, dana transfer daerah yang diterima tidak dikelola dengan baik, dan sering sekali
diendapkan oleh pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai