Anda di halaman 1dari 34

asia_hw

Senin, 04 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

VISKOSITAS

Dosen Pembimbing : Jumingin, S.Si

Asisten : Weni Lestari

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)

Aria Lismi (12 222 012)


Asia Astuti (12 222 013)

Asri Arum Sari (12 222 014)

Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)

Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)

Ayu Puji Astuti (12 222 017)

Bunga Pertiwi (12 222 018)

Dea Asih Suprianti (12 222 019)

Deby Novianti (12 222 020)

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN RADEN FATAH PALEMBANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat
cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.

Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang
lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang,
tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang
penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang
berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat
cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa
pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya
mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut
dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah
batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat
cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak
lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu
zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan
gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.
Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam
berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian
diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil
sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang,
dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas
berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan
tersebut semakin besar pula.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

2. Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas

3. Dapat memahami penerapan hukum Stokes

4. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli
mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa
sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran
kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di
dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif
atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat
yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian
yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada
dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara
linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya
kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau
benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat
kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair (Martoharsono, 2006).

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas,
dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa
masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam
alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).

Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk
cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula
sebaliknya (Lutfy, 2007).

Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya
viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah
dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang
harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental
(Mobile ) (Martoharsono, 2006).

Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran
viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai
geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan
dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada
lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang
atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan
yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang
seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling
bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari
bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).

Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang
bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011).

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian.
1. Cairan Newtonian

Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini
adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau
gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak
tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan
Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah
disebut “Mobile” (Dogra, 2006).

2. Cairan Non-Newtonian

yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi
kecepatan tidak linear.

Metode Penentuan Kekentalan

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara :

1. Cara Ostwalt / Kapiler

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut
untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah
diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).

Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.

ŋ = Π P r4t

8 VL

Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer
melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)

2. Cara Hopper

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek
= gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari
harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser
selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada
regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju
regangan ( D. Young , 2009).

Laju perubahan regangan geser = laju regangan

Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio
tegangan geser dengan laju regangan :

η = Tegangan geser

Laju regangan

Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui
bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan
kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau
apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu
pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola
yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada
permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum fisika tentang viskositas dilaksanakan pada

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Desember 2012

Pukul : 13.00 s.d 15.00 WIB

Tempat : Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

1. Gelas ukur.

2. Neraca empat lengan


3. Beaker glass.

4. Mikrometer sekrup

5. Stopwatch

6. Penggaris

7. Sendok

8. Kelereng

Bahan:

1. Minyak goreng.

2. Kapas

3.3 Cara Kerja

1. Bacalah Bismillah sebelum memulai eksperimen.

2. Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur dengan menggunakan mistar .

3. Ukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup pada sisi yang berlainan.

4. Timbang berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan

5. Lepaskan kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal) dan catat waktu yang
diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml.

6. Ulangi langkah seperti diatas selama 10 kali dan catat hasilnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO

JARAK (S)

DIAMETER KELERENG
WAKTU (t)

V=

1.

36cm=0,36 m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

2.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

3.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

4.

36cm=0,36m

11,43mm

0,5s
0,72

0,5184

5.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

6.

36cm=0,36m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

7.

36cm=0,36m

11,43mm

0,8s

0,45

0,2025

8.

36cm=0,36m

11,43mm

0,6s

0,6
0,36

9.

36cm=0,36m

11,43mm

0,7s

0,51

0,2601

10.

36cm=0,36m

11,43mm

0,5s

0,72

0,5184

= 0,543

=
= 0,032695 m/s

Dari hasil percobaan diketahui

Diameter kelereng ( d ) = 11.43 mm

Massa gelas ( m1 ) = 72.58 gr

Massa minyak ( m2 ) = 37.09 gr

= 0.543

Ditanyakan :

Penyelesaian :

· d = 11.43 mm, maka r = 5.71 mm = 5.71 x 10-3 m

· mminyak = 37.09 gr, maka mminyak = 0.03709 kg

· mkelereng = 2.15 gr, maka mkelereng = 2.15 x 10-3 kg

· vminyak = 50 ml = 5 x 10-5m3

· vkelereng =

·
Sehingga

poise

4.2 Pembahasan

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul (Bird, 1993).

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih
kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias
dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti
hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya
ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair
ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill
/ nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot,
dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran
fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).

Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon).
Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas
juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang
seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar
molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak
terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida
atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan bahwa viskositas
sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin kental fluida tersebut,
semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.

5.2 Saran

Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak kelapa tanpa ada
bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami tidak bias melihat contoh dari
perbedaan viskositas pada zat cair secara lansung, maka dari itu diharapkan untuk praktium selanjutnya
hal tersebut diatas bisa diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.


Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
Unknown di 23.49

Berbagi

17 komentar:

Unknown24 Februari 2014 15.10

baik

Balas

Nurse Ragil14 Mei 2014 01.49

(y) Tq ya ^^

Balas

Kiki Indra Cahya14 Mei 2015 02.52

thanks ya :)

Balas

Unknown11 Oktober 2017 06.51


Mas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?

Balas

Unknown11 Oktober 2017 08.04

Mas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?

Balas

Unknown1 Desember 2017 02.53

Mas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?

Balas

Unknown9 Oktober 2018 23.47

Ini sumbernya yg mana yah?

Balas

Unknown10 Maret 2019 00.33

Cara buka gambarnya gimana

Balas
Unknown16 Oktober 2019 06.29

Mas boleh minta tolong kirim pdf jurnal nya???

Balas

나나알바 9 Desember 2019 07.45

Thank you very much for seeing 밤알바 information.

Thank you very much for seeing 밤알바 information.

Balas

Little Cactus1 November 2020 18.14

Terimakasih banyak <3

Balas

officelaptop20 Januari 2021 00.34

I’ve found every article I’ve read very helpful. Good one, and keep it going. 먹튀검증

Balas

officelaptop2 Februari 2021 06.04

I can’t believe focusing long enough to research; much less write this kind of article. You’ve outdone
yourself with this material without a doubt. It is one of the greatest contents 먹튀폴리스

Balas
Edward26 Mei 2021 15.37

Sangat menarik bagi saya mengetahui tentang laporan praktikum fisika dasar. Saya berharap
pengetahuan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita. golife

Balas

Raihan Abdillah30 Mei 2021 12.40

Terimakasih telah berbagi. Blog yang sangat bermanfaat. siopung

Balas

Unknown25 September 2021 20.07

Thanks for your marvelous posting! I actually enjoyed reading it, you could be

a great author.I will remember to bookmark your blog and will

eventually come back from now on. I want to encourage you to continue your great

writing, have a nice weekend!

website:온라인바카라

Balas

Cindy_Klaudia6 Oktober 2021 08.06

Cara buka gambarnya gimana?


Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

indahprmtha

Laporan Praktikum Kimfis Viskositas

Indah Paramitha Indah Paramitha

7 years ago

Advertisements

VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

Ni Wayan Indah Paramitha

(1308105004)

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Udayana

2014

ABSTRAK

Viskositas adalah sifat yang dimiliki setiap fluida (gas atau cairan). Setiap zat cair mempunyai sifat kental
dan koefisien kekentalan yang berbeda.. Viskositas cairan dari berbagai larutan dapat diketahui dengan
menggunakan viskometer metode Oswald. Viskositas ditentukan dengan mengukur viskositas dan
fluiditas rata-rata cairan. Pengukuran dilakukan pada waktu cairan untuk mengalir antara dua tanda
yang terdapat dalam viskometer Ostwald. Cairan yang digunakan dalam percobaan yaitu CCl4, etanol,
dan aseton serta air suling sebagai cairan pembanding. Waktu alir cairan yang diuji kemudian
dibandingkan dengan waktu alir air suling. Berdasarkan perhitungan diperoleh data bahwa urutan nilai
viskositas tertinggi hingga terendah adalah Etanol > CCl4 > Air > Aseton dan urutan nilai fluiditas dari
yang tertinggi hingga terendah adalah Aseton > Air > CCl4 > Etanol. Aseton mempunyai nilai viskositas
paling kecil maka dikatakan bahwa aseton merupakan larutan yang paling encer tetapi fluiditasnya
paling tinggi. Sedangkan etanol yang mempunyai nilai viskositas tertinggi merupakan larutan yang paling
pekat/encer namun fluiditasnya paling rendah. Semakin kental suatu cairan, semakin besar gaya yang
dibutuhkan agar dapat mengalir pada kecepatan tertentu sehingga waktu yang diperlukan untuk
mengalir menjadi semakin besar. Faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain jenis zat, komposisi
campuran, tekanan, massa jenis zat, dan waktu alir zat tersebut

Kata kunci : Viskositas, kekentalan, fluiditas, viskometer Oswald, waktu alir

PENDAHULUAN

Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya.
Sifat viskositas dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks
hambatan aliran cairan. Aliran cairan dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar.
viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Tingkat kekentalan fluida
dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang
merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. (Dogra, S 1990) Fluida adalah gugusan molekul
yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan
dengan garis tengah molekul itu (Whilem, 1988).

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas
dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini
juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan
waktu. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan
maupun gas (Bird : 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas, yaitu: suhu, konsentrasi larutan, berat molekul, gaya tarik
antar molekul dan tekanan. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu dan berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan, berat molekul solute, dan tekanan. Dimana semakin besar viskositas maka semakin
kecil suhu dan semakin besar konsentrasi larutan, berat molekul solute, dan tekanan (Farrington, 1978).

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Viskositas dengan kata lain kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul
yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul (Bird :1993).

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat
cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas. (Dudgale : 1986)

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental
biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Tingkat kekentalan
suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. (Dogra : 1990)
Dalam penentuan viskositas cairan berbagai larutan ini, digunakan metode Ostwald, dimana metode
Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poisuille (Atkins, 1996).

Gambar 2.3

Viskometer Oswald

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut
untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah
diketahui, yaitu air. (Moechtar, 1990)

Sejumlah cairan dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan menghisap ataupun meniup cairan dibawa
ke B sampai melewati garis a. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan eaktu yang diperlukan
untuk mengalir dari a ke b diukur. Pada proses pengaliran melalui kapilerl l, tekanan maka viskositas
suatu cairan dapat ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu, t, rapat massa, r, cairan
tersebut terhadap waktu, to, dan rapat massa, ro, cairan pembanding yang telah diketahui viskositasnya
pada suhu pengukuran. Perbandingan viskositas kedua cairan dapat dinyatakan sebagai :

atau (Tim Laboratorium Kimia Fisika, 2014)

METODE
Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah cairan murni yang ditentukan
viskositasnya yaitu 20 mL CCl4, 20 mL aseton , 20 mL etanol dan air suling (aquades) yang digunakan
sebagai cairan pembanding.

Peralatan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah viskometer Oswald,
thermostat, pencatat waktu (stopwatch), pipet ukur 25ml, pipet filter dan piknometer atau neraca
westphal.

Prosedur pengerjaan

Menentukan Densitas Cairan

Pada penentuan densitas larutan, piknometer 10 mL yang kosong ditimbang. Kemudian aquadest
dimasukkan ke dalam piknometer hingga penuh, kemudian ditimbang kembali. Selisih beratnya dihitung
dan densitas aquadest dicari. Percobaan tersebut diulang dengan menggunakan larutan CCl4, aseton,
dan etanol.

Menentukan Viskositas Cairan

Alat viskometer yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian viskometer diletakkan di dalam
termostat pada posisi vertikal. Selanjutnya cairan yang akan ditentukan viskositasnya dipipet sebanyak
10 – 15 mL dan masukkan kedalam reservoir A (lihat gambar), sehingga jika cairan ini dibawa ke
reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservoir A kira – kira masih isi setengahnya. Dengan
pengisap atau meniup bawa cairan ke B sampai sedikit di atas garis m.

Kemudian cairan dibiarkan mengalir secara bebas. Waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dari m
ke n dicatat. Pekerjaan ini dilakukan sebanyak dua kali. Rapat jenis atau densitas ditentukan pada suhu
yang bersangkutan dengan piknometer atau neraca westphal. Dan air suling digunakan sebagai cairan
pembanding dengan viskometer yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan harga viskositas oleh suatu fluida terhadap fluida lainnya.
Viskositas merupakan resistensi suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan
atau perlawanan suatu bahan terhadap perubahan bentuk apabila bahan tersebut dibebani gaya.
Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya.

Viskositas dalam zat cair disebabkan karena adanya gaya kohesi atau tarik menarik antara molekul
sejenis. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar
molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, sehingga sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul dapat
melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu.

Pada percobaan ini viskositas cairan yang ditentukan adalah aseton, etanol, dan CCl4, dengan
menggunakan aquades sebagai cairan pembandingnya. Setiap cairan ini, memiliki viskositas yang
berbeda-beda. Untuk menentukan viskositas cairan digunakan metode Ostwald yaitu dengan cara
mengukur waktu yang dibutuhkan masing masing cairan untuk mengalir antara dua tanda yang terdapat
dalam viskometer ostwald. Waktu alir cairan yang diuji kemudian dibandingkan dengan waktu alir air.
Hasil pengamatan viskositas cairan berbagai larutan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Zat Massa pikno-meter kosong (g) Massa pikno-meter + zat cair (g)Massa zat cair (g) Waktu
(s)

Aseton 12, 63 20, 35 7, 72 13, 96

12, 63 20, 33 7, 70 13, 36

Etanol 12, 65 20, 30 7, 65 44, 68

12, 65 20, 32 7, 70 41, 98

CCl4 12, 65 28, 14 15, 49 14, 63

12, 65 28, 13 15, 48 14,86

Aquades 12, 63 22, 42 9, 79 22, 08

12, 63 22, 42 9, 79 21, 44


Tabel 1. Hasil Pengamatan

viskositas cairan berbagai larutan

Berdasarkan tabel, waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh masing-masing larutan bervariasi. Varian
waktu alir inilah yang menjadi parameter dalam menentukan nilai viskositas cairan tersebut.

Aquades dalam hal ini digunakan sebagai pembanding bagi cairan lainnya. Aseton merupakan cairan
yang memiliki waktu alir yang paling singkat dibanding cairan lainnya. Sebaliknya, etanol memiliki waktu
alir yang paling lama dibanding cairan lainnya. Hal ini dikarenakan aseton memiliki kekentalan lebih kecil
dari etanol. Dari hasil tersebut dapat diurutkan waktu alir suatu cairan dari yang tercepat yaitu aseton >
CCl4 > air > etanol.

Waktu alir berbagai cairan yang telah didapatkan dari pengamatan digunakan dalam menghitung
viskositas dari masing-masing cairan tersebut. Rumus perhitungannya yaitu :

Dengan :

: viskositas cairan ditentukan (cp)

: viskositas air (cp)

: waktu cairan yang ditentukan (s)

: waktu air (s)


: massa jenis air suling (g/mL)

:massa jenis cairan yang ditentukan (g/mL)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan viskositas berbagai cairan
yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Zat (cp) (cp) (g/mL) (g/mL)

Etanol 1,5685 1,005 0,979 0,766

CCl4 1,0772 1,005 0,979 1,5485

Aseton 0,4969 1,005 0,979 0,771

Tabel 2. Viskositas cairan berbagai larutan

Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Untuk menentukan nilai rata-rata fluiditas dari masing-
masing larutan maka digunakan rumus . Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat bahwa semakin kecil
nilai viskositas maka nilai fluiditasnya semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Zat (cp) (cp-1)

Etanol 1,5685 0,6387

CCl4 1,0772 0,9283

Air 1,005 0,995

Aseton 0,4969 2,0125

Tabel 3.Fluiditas cairan berbagai larutan

Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat bahwa urutan nilai viskositas dari yang tertinggi hingga
rendah adalah Etanol > CCl4 > Aseton. Sedangkan urutan nilai fluditas dari yang tertinggi hingga rendah
adalah Aseton > CCl4 > Etanol. Hal ini dikarenakan etanol yang memiliki berat molekul yang lebih besar
maka dari itu memiliki viskositas yang paling tinggi dan menyebabkan makin kental suatu cairan, maka
besar gaya yang dibutuhkan untuk mengalir dari garis m ke n pada viskometer ostwald sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengalir. Nilai viskositas dapat dilihat dari waktu yang
diperlukan cairan untuk mengalir.

Etanol memiliki nilai viskositas paling besar karena adanya ikatan OH pada strukturnya dan bekerjanya
dua macam gaya, salah satunya adalah gaya dipol-dipol yang dapat mempertahankan ikatan antar
molekul tetap kuat. Viskositas yang diukur dengan menggunakan viskometer Ostwald maka viskositas
cairan dapat ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu. Jika waktu yang diperlukan
banyak (lama), maka viskositas larutan tersebut tinggi, demikian pula sebaliknya jika waktu yang
diperlukan oleh suatu larutan untuk mengalir dari garis m ke n sedikit (cepat) maka larutan tersebut
memiliki nilai viskositas yang rendah. Adapun urutan viskositas pada percobaan ini yaitu Etanol > CCl4 >
Air > Aseton.

Sedangkan untuk fluiditas berbagai larutan, urutan fluiditas dari berbagai larutan yaitu Aseton > Air >
CCl4 > Etanol. Fluiditas adalah gugusan molekul yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak
antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak
terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida
atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah. Fluida yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Fluida merupakan kebalikan dari viskositas (kekentalan). Dapat dilihat dari
Tabel 3 aseton memiliki fluiditas paling tinggi dan etanol memiliki fluiditas paling rendah. Hal ini
dikarenakan molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida –
fluida tersebut mengalir.

Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir. Sebaliknya, fluida yang lebih kental
biasanya lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu zat cair, semakin kecil tingkat kekentalan zat cair tersebut.

Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas berbanding terbalik
dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan
karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula. Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan adanya solute yang
berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan
viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan
maka semakin besar viskositas suatu zat cair.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

Nilai viskositas masing-masing larutan, etanol sebesar 1,5685 cp ; CCl4 sebesar 1,0772 cp ; air sebesar
1,005 dan aseton sebesar 0,4969 cp. Sedangkan nilai fluiditas masing-masing larutan, etanol sebesar
0,6387 cp-1 ; CCl4 sebesar 0,9283 cp-1 ; dan aseton sebesar 2,0125 cp-1.

Urutan viskositas cairan berbagai larutan yaitu Etanol > CCl4 > Air > Aseton.

Etanol memiliki besaran viskositas yang paling tinggi (paling kental) dan besaran fluiditas yang paling
rendah, sedangkan aseton memiliki besaran viskositas yang paling rendah (paling encer) dan fluiditas
yang paling tinggi.

Semakin kompleks struktur molekul suatu cairan maka energi untuk membuat molekul satu menembus
molekul yang lain dalam cairan tersebut akan semakin besar, sehingga menyebabkan viskositasnya pun
semakin tinggi.

Etanol memiliki viskositas paling tinggi karena etanol memiliki ikatan OH dan adanya gaya dipol-dipol
yang mempertahankan ikatan antar molekulnya agar tetap kuat.

Nilai viskositas setiap cairan berbeda-beda karena dipengaruhi oleh jenis zat, komposisi campuran,
tekanan, massa jenis dan waktu alir.

Urutan fluiditas cairan berbagai larutan yaitu Aseton > Air > CCl4 > Etanol.
Semakin besar viskositas suatu cairan, maka semakin lama waktu yang diperlukan cairan tersebut untuk
mengalir. Waktu alir rata-rata dari cairan pada percobaan ini yaitu etanol sebesar 43 detik , CCl4 sebesar
18,33 detik , dan aseton sebesar 15 detik.

Semakin tinggi tingkat kekentalan suatu cairan, semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.

Saran

Pada percobaan viskositas cairan dengan menggunakan metode Oswald ini, diharapkan praktikan lebih
teliti dalam melakukan percobaan. Apabila terjadi kelengahan dalam praktikum maka hasil yang
didapatkan kebenarannya tidak akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisik Jilid II Edisi IV. Jakarta: Erlangga

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia

Dogra, S.K. 1990Kimia Fisika dan Soal-soalJakarta: Universitas Indonesia

Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta: Erlangga


Farrington, Robert.1978. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM – Press

Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. Bukit Jimbaran: Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana

Whilem, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida Edisi ke-2 Jilid I. Jakarta : Erlangga

Advertisements

Share this:

Categories: Uncategorized

Leave a Comment

indahprmtha

Back to top

Advertisements

Anda mungkin juga menyukai