Dalam dunia perusahaan, keberadaan uang atau dana bisa diibaratkan seperti darah dalam
tubuh. Kehabisan darah akan menyebabkan kematian, oleh karena itu otak harus
mengatur bagaimana agar supaya aliran darah tetap stabil dan mencukupi pada organ-
organ tubuh yang membutuhkannya, sehingga tubuh akan sehat dan dapat berkembang.
perusahaan manufaktur, untuk membangun gedung dan memperoleh peralatan perlu dana
yang cukup, untuk pembelian bahan, pembayaran upah dan kelancaran proses produksi
perlu dukungan dan yang cukup, begitu pula untuk kegiatan-kegiatan lain yang secara
yang cukup. Hal ini adalah mutlak. Semakin besar perusahaan itu tumbuh, maka semakin
karena itu perlu adanya pengaturan/manajemen dalam bidang keuangan yang memadai,
sehingga keputusa-keputusan yang diambil oleh pelaku bisnis akan mendukung pada
sasaran yang digariskan. Sumardi Ismail (1993) menyebutkan, suatu proses pengambilan
kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan secara keseluruhan, 2) Dalam bentuk
trsebut, 4) Berapa besar perkiraan pendapatan dan biaya untuk perhitungan laba rugi dan
adalah laba dan dalam jangka panjang adalah maksimisasi kemakmuran pemegang
saham.
Oleh karena yang menjadi obyek dalam manajemen keuangan adalah masalah uang dan
dana, maka ada juga yang menyebutkan manajemen keuangan dengan sebutan
manajemen dana.
perusahaan akan sangat bervariasi, namun secara umum fungsi manajemen keuangan
keputusan berapa banyak perusahaan melakukan investasi dan dalam bentuk aktiva
Fungsi ini disebut juga fungsi menghimpun dana yang Nampak pada sisi kredit
neraca.
keputusan bagaiman, seberapa besar dan dalam bentuk apa keuntungan dibagikan
Husnan, 1995). Kita sering beranggapan bahwa apabila suatu perusahaan memperoleh
laba yang besar dan mampu menekan biaya, maka di anggap sudah berhasil mencapai
tujuan. Hal ini mudah di mengerti, akan tetapi sebenarnya perlu dikaji lebih mendalam
produksi. Jadi pada saat itu perusahaan untung besar karena menekan ongkos
memberi keuntungan 30% dengan umur 2 tahun. Proyek B memberi keuntungan 15%
dengan umur 5 tahun. Dari segi maksimisasi keuntungan proyek B uang lebih besar
(15% x 5 = 75%). Sedangkan proyek A hanya (30% x 2 = 60%) Hal ini benar apabila
salah satu usaha untuk menjaga dan memelihara kestabilan usaha ini tentu
Maksimisasi laba per lembar saham pun bukan merupakan tujuan yang tepat bagi
1) Maksimisasi laba per lembar saham tidak memperhatikan waktu dan lama
Suad Husnan dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan”, 1995
menyebutkan bahwa tujuan normatip perusahaan adalah tujuan yang seharusnya dicapai
oleh perusahaan, sehingga tujuan normatip ini nantinya digunakan sebagai dasar
panjang yang menjadi tujuan normatip perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
yaitu harga yang bersedia di bayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut di jual.
Untuk perusahaan yang public, nilai perusahaan tercermin pada harga saham. Yang
sebenarnya nialai perusahaan adalah sama dengan nilai saham (jumlah lembar
saham dikalikan dengan nilai pasar per lembar saham) di tambah nilai pasar utang.
Akan tetapi bila nilai utang dianggap konstan, maka nilai perusahaan identik
Suatu criteria ekonomi mensyaratkan bahwa investasi dapat dijalankan berdasarkan pada
pertimbangan keuntungan yang diharapkan dan resiko yang akan terjadi. Harga saham atau
nilai pasar suatu perusahaan mencerminkan kedua factor tersebut, menunjukkan trade off
Semakin tinggi resiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dengan
demikian dana dari investor hanya akan dialokasikan pada kesempatan investasi yang
paling menguntungkan atau optimal. Investasi yang optimal akan meningkatkan nilai
Untuk mengetahui lingkup manajemen keuangan, maka kita perluy mengetahui terlebih
dahulu peranan manajer keuangan dalam perusahaan. Manajer keuangan harus bertindak
sebagai perantara yang berdiri diantara perusahaan sebagai pelaku investasi pada aktiva
(2) (1)
Operasi Perusahaan Manajer Keuangan Pasar Modal
(sekelompok aktiva (Investor pemilik
riil) Keuangan Aktiva finansiil)
(4a)
(3) (4b)
Aliran kas yang terjadi adalah: aliran 1) perusahaan menjual berharga ke pasar modal dan
atas penjualan tersebut ada aliran dari pasar modal ke perusahaan , aliran 2) kas tersebut
oleh perusahaan di gunakan untuk membeli aktiva riil yang dipergunakan dalam operasi
perusahaan, aliran 3) karena perusahaan bekerja secara baik dan efisien maka operasional
aktiva riil tersebut akan menghasilkan aliran kas yang cukup, aliran 4) kas yang
dihasilkan dari operasional tersebut dapat digunakan untuk (4a) diinvestasikan kembali
Dari gambar dan uraian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa lingkup manajemen
keuangan adalah meliputi peranan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh manajer
fungsi memperoleh dana (aliran 1), fungsi alokasi dana (aliran 2) dan fungsi
2. Melakukan fungsi lain sebagai penunjang fungsi utama yaitu antara lain: pengelolaan
arus kas, pengelolaan beban pajak, menyiapkan laporan kepada kreditur dan
pemegang saham, menjaga koordinasi dengan jajaran manajer lain serta menjaga dan
memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan, pasar modal, kreditur dan
pemegang saham.
PERTANYAAN
perusahaan?
manajemen keuangan?
5. Mana diantara pernyataan berikut yang merupakan keputusan investasi dan mana
1.2.1 Pengertian
Dalam ilmu ekonomi, kalau kita berbicara tentang pasar, maka kita akan berbicara
tentang pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Bukan hanya
pasar barang dan jasa yang dikenal dalam perekonomian suatu Negara, akan tetapi
dikenal juga adanya pasar financial dan pasar modal. Pasar financial adalah pertemuan
antara permintaan dan penawaran akan aaktiva financial (financial Assets) atau sering
juga di sebut sebagai sekuritas. Sedangkan yang dimaksud dengan pasar modal adalah
pertemuan antara permintaan dan penawaran sekuritas jangka panjang baik berupa utang
atau penyertaan. Pasar modal disini merupakan bagian daripada pasar financial.
Aktiva financial menunjukkan selembar kertas / surat / sertifikat yang mempunyai nilai
pasar, karena selembar kertas tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan
(Suad Husnan, 1995 hal. 21). Contoh aktiva riil adalah saham, obligasi, surat tanda utang
bank, surat kewajiban sewa guna dan sebagainya. Perusahaan yang memerlukan dana
untuk membiayai investasi pada aktiva riil akan meanawarkan aktiva financial,
sedangkan pihak yang kelebihan dana akan membeli aktiva tersebut dengan menyerahkan
sejumlah dana. Pembeli bersedia menyerahkan dana karena memperoleh harga yang
pantas. Harga dana tersebut berupa imbalan yang diterima yaitu bisa dalam bentuk bunga
atau keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian aktiva financial tercipta apabila ada
pihak yang kelebihan dana dan disisi lain ada pihak yang membutuhkan dana untuk
investasi. Kelebihan dana bisa berupa tabungan baik dari individu, perusahaan ataupun
pemerintah.
Pasar financial ada dengan tujuan untuk mengalokasikan tabungan secara efisien kepada
pemakai tabungan tersebut. Pihak yang memerlukan tabungan adalah pihak yang
melakukan investasi pada aktiva riil. Kalau pasar financial dapat mempertemukan pihak
yang mempunyai tabungan dengan pelaku investasi riil dengan biaya yang murah dan
banyak kemudahan maka dikatakan pasar financial yang efisien. Pasar financial yang
efisien dapat menjamin alokasi dana yang optimal, yaitu bahwa dana tersebut
Secara umum proses pengalokasian dana dari tabungan ke pihak yang memerlukannya
terjadi dengan 2 cara. Selanjutnya pihak yang mempunyai kelebihan dana di sebut
lenders dari pihak yang membutuhkan dana untuk investasi pada aktiva riil disebut
Alokasi dana dari lenders ke borrowers dilakukan secara langsung tanpa malalui
lembaga perantara. Proses ini terjadi di pasar modal yaitu pemodal membeli sekuritas
(saham atau obligasi) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bisa juga terjadi pada sector
masyarakat menabung di bank kemudian oleh bank dana tabungan tersebut disalurkan
ke perusahaan yang memerlukannya dalam bentuk kredit modal. Selain bank ada
asuransi, lembaga pengelola dana pension, perusahaan modal ventura dan sebagainya.
Di dalam proses intermediasi ada beberapa fungsi yang dilakukan oleh lembaga
kelebihan dananya dan memperoleh imbalan / penghasilan, kedua, proses tersebut akan
memindahkan resiko dari penabung ke lembaga perantara atau borrowers, dan ketiga,
mampu mengubah suatu instrument keuangan jangka pendek (giro atau deposito jangka
Keberadaan lembaga – lembaga keuangan ini dimaksudkan agar supaya proses alokasi
dana dari lenders ke borrowers menjadi lebih efisien. Secara keseluruhan lembaga –
lembaga keuangan yang ada dalam system keuangan di Indonesia adalah terdiri dari :
A. SITEM MONETER
a) Otoritas Moneter
- Bank Sentral
- Bank Umum
- BPR
2. Lembaga Pembiayaan
- Asuransi Sosial
- Asuransi Jiwa
- Asuransi Kerugian
- Reasuransi
- Broker Asuransi
- Penilai Kerugian Asuransi
- Konsultan Aktuaria
4. Dana Pensiun
dalam perekonomian suatu Negara sering di jumpai adanya lembaga – lembaga keuangan
informal yang sering di sebut sector informal. Misalnya : pelepas uang, pengijon, arisan,
Di dalam transaksi pasar financial maka terciptalah instrument financial / instrument keuangan.
Instrumen keuangan ini ada yang dapat diperjualbelikan (negotiable instrument) seperti saham,
obligasi, setifikat dana reksa dan sertifikat deposito atas unjuk. Tetapi ada juga yang tidak dapat
diperjualbelikan (not negotiable instrument) seperti : bukti tabungan pada sebuah bank, claim
Kalau digunakan istilah pasar financial maka dalam pasar tersebut terkadung pengertian yang
sangat luas, karena di sini yang diperjual belikan semua dana baik jangka panjang maupun
jangka pendek, dilakukan oleh sector informal maupun oleh lembaga keuangan formal. Oleh
karenanya di dalam praktek sering hanya di bedakan menjadi dua yaitu “pasar uang” yang
menunjukkan pertemuan supply dan demand dana jangka pendek dan “pasar modal’’ untuk
menunjukkan pertemuan supply dan demand dana jangka panjang. Apabila dana yang
dialokasikan dimaksudkan sebagai penyertaan maka disebut modal, akan tetapi apabila dana
tersebut dimaksudkan sebagai pinjaman maka disebut utang. Alokasi dana kepada pihak yang
melakukan investasi pada aktiva riil dilakukan berdasarkan tingkat keuntungan yang diharapkan
dan juga resiko yang terjadi. Selain kedua factor tersebut ada juga factor lain yang menentukan
seperti mudah tidaknya. Instrumen keuangan tidak diperjualbelikan (marketability) dan jangka
waktu jatuh tempo (maturity). Semakin rendah marketability dan semakintinggi suatu instrument
Berdasarkan sejarah perkembangannya pasar modal di Indonesia telah dikenal pada masa
Bursa Efek di Batavia yang di kenal dengan nama “Vereniging Voon de Effectenhandel”.
Pada masa itu efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan
Haymans.,1992.Hal 4)
beberapa bursa di luar Batavia yakni tanggal 11 Januari 1925 di dirikan Bursa Efek di
Surabaya dan tanggal 1 Agustus 1925 didirikan Bursa Efek di Semarang. Pada dasarnya
sehingga setelah Belanda terdesak oleh Jepang pada tahun 1935, maka bursa-bursa itupun
ditutup dan akhirnya pada tanggal 10 Mei 1940 bursa yang di Batavia pun ditutup.
Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Orde Lama pada
waktu itu berupaya untuk menghidupkan lagi pasar modal di Indonesia. Melalui
Keputusan Menteri Keuangan No. 28973/UU tanggal 1 Nopember 1951 dan berdasar
pada undang-Undang No. 15 tahun 1952 bursa efek di Indonesia diaktifkan kembali
diemisikan tahun 1950 serta obligasi bank Industri Negara tahun 1954, 1955, dan 1956.
Yang menjadi anggota bursa saat itu sebagian besar warga Belanda baik perorangan
Undang No. 86 tahun 1960. Dan tahun 1960 timbul peraturan pemerintah yang isinya
melarang memperdagangkan efek-efek perusahaan Belanda, maka sejak itu kondisi pasar
Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 tentang pendirian pasar modal dan
pembentukan Bapepam.
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1976 tentang pendirian PT. Danareksa sebagai
kepada investor.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 ditetapkan sebagai hari lahirnya kembali Pasar Modal di
Indonesia dengan nama “Bursa Efek Jakarta”. Hingga tahun 1987 baru terdapat 24 buah
memasyarakatkan pasar modal maka berbagai upaya di tempuh oleh pemerintah dengan
cara mengeluarkan beberapa peraturan kembali / deregulasi di bidang keuangan. Antara
lain adanya Paket Deregulasi Oktober 1987, Paket Deregulasi Desember 1987, Paket
Deregulasi Desember 1988 dan Keppres No. 53 tahun 1990. Paket – paket deregulasi
tersebut bersifat banyak memberikan kemudahan bermain di pasar modal baik bagi
perusahaan yang go public ataupun bagi investor. Melalui Kepres No. 53 tahun 1990
diadakan pemisahan fungsi antara pelaksana dan pengawas bursa. Pelaksana bursa di
serahkan kepada swasta sedangkan Bapepam hanya sebagai pengawas bursa saja.
Serangkan kebijakan tersebut telah membuahkan hasil sehingga pada era awal tahun-
dengan banyaknya perusahaan go public. Sampai dengan tahun 1955 tercatat + 280 buah
perusahaan go public dengan rata-rata nilai perdagangan Rp. 150 milyard per hari. Secara
terus menerus pasar modal menunjukkan perkembangan yang pesat, sehingga peranannya
dalam menunjang pembangunan ekonomi Negara menjadi semakin penting. Jumlah dana
yang dimobilisir meningkat dengan pesat, disamping itu fungsi sebagai wahana
demokratisasi kepemilikan saham semakin berjalan dengan baik terbukti dengan semakin
perusahaan go public.
Untuk lebih meningkatkan fungsi pasar modal maka pada tahun 1995 pemerintah
undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sasaran yang hendak dicapai dengan
undang-undang tersebut adalah untuk menciptakan kerangka hokum yang lebih kokoh di
menciptakan system perdagangan yang aman, efisien dan likuid serta membuka
Struktur pasar Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar
dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit di lingkungan Departemen Keuangan.
memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal,
Modal.
Izin yang diberikan oleh Bapepam termasuk izin usaha Perusahaan Efek untuk
melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer
Investasi. Izin usaha Perusahaan Efek tersebut meliputi pula izin sebagai custodian.
sesame Perusahaan Efek untuk semua jenis efek termasuk saham, obligasi, surat berharga
Pasar di luar bursa (over the counter) perlu pula dikembangkan untuk menunjang
kegiatan transaksi antara para Perantara Pedagang Efek, khususnya untuk surat berharga
surat berharga jangka pendek tanpa memerlukan izin dari Bapepam. Namun demikian
terdapat unsur penipuan dalam kegiatan perdagangan Efek sesuai dengan ketentuan
Perusahaan Efek dapat melakukan perdagangan secara over the counter. Akan tetapi
apabila Perusahaan Efek membentuk suatu system perdagangan yang terorganisasi, maka
hal ini dapat dianggap sebagai Bursa Efek sehingga perlu adanya izin dari Bapepam.
Bursa Efek dapat membentuk perusahaan anak yang di sebut Lembaga Kliring dan
Penjaminan (LKP) yang diberi izin oleh Bapepam untuk melakukan kegiatan usaha di
Bank umum, di bawah pengawasan Bank Indonesia, dapat bertinndak sebagai Kustodian
di Pasar Modal. Berkenaan dengan kegiatannya sebagai Kustodian tersebut, Bank umum
harus medapat persetujuan dan kegiatan yang berhubungan dengan Kustodian tersebut
diawasi oleh Bapepam. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek dapat membentuk
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) untuk mempermudah penyelesaian
Selain kepada Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Bursa Efek serta LKP dan LPP,
Bapepam juga memberikan izin, menyetujui, dan mengatur Profesi Penunjang Pasar
Modal ( Akuntan, Konsultan Hukum, Notaris dan Penilai), Wakil Perusahaan Efek,
Penasehat Investasi, Pemeringkat Efek, Biro Administrasi Efek, Reksa Dana, dan Wakil
Amanat. Disamping Bursa Efek, terdapat beberapa organisasi yang mewakili kepentingan
profesi atau lembaga tertentu lainnya di Pasar Modal, seperti Perusahaan Efek, Emiten,
Kustodian, Biro Administrasi Efek, Akuntan, Konsultan Hukum, Notaris dan Penilai.
MENTERI KEUANGAN
BAPEPAM
Yang dimaksud dengan instrument Pasar Modal adalah barang yang diperjualbelikan di
pasar modal tersebbut yang pada umumnya disebut efek atau surat berharga. Ada dua
Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan dana segar dalam
jumlah yang besar adalah dengan cara menjual efek kepada masyarakat umum. Di dalam
Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang di lakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-
Dalam proses pencairan dana dengan jalan menjual efek kepada masyarakat umum
tersebut banyak langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan. Secara garis
Pada tahap ini ada beberapa langkah yang harus dijalankan oleh perusahaan:
1. Tahap advisory, pada tahap ini manajemen perusahaan meminta persetujuan
3. Tahap pengalihan kepemilikan aktiva. Semua aktiva yang masih atas nama
5. Tahap memilih dan menentukan penjamin emisi (under writer) sebagai pihak
9. Tahap penentuan harga perdana, yaitu harga jual per lembar efek pada saat
Pada masa penawaran umum efek kepada masyarakat ini ditempuh beberapa
langkah yaitu:
1. Tahap penawaran, penawaran ini dilakukan di loket-loket yang strategis yang
Penjatahan harus adil dan lebih mengutamakan pada pemodal kecil sehingga
Setelah tahap pencatatan ini maka perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan
go public yang tercatat di bursa, sehingga efek –efek yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dicatatkan.
Sesudah masa penawaran umum efek kepada masyarakat untuk yang pertama
kali selesai berarti pasar perdana telah selesai yang selanjutnya saham / efek
sekunder yaitu bursa. Harga pasar yang terbentuk berdasarkan interaksi antara
PERTANYAAN
3. Sebutkan dan jelaskan proses alokasi dana dari lenders ke borrowers yang terjadi di pasar
financial?
a. Pasarfinansial
b. Pasar Modal
c. Aktiva Finansial
d. Instrumen Keuangan
e. Saham
f. Obligasi
g. Penawaran Umum
8. Apa langkah-langkah yang harus ditempuh suatu perusahaan untuk menjadi perusahaan
go public?