Anda di halaman 1dari 27

1.

1 FUNGSI DAN TUJUAN


MANAJEMEN KEUANGAN

1.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Dalam dunia perusahaan, keberadaan uang atau dana bisa diibaratkan seperti darah dalam

tubuh. Kehabisan darah akan menyebabkan kematian, oleh karena itu otak harus

mengatur bagaimana agar supaya aliran darah tetap stabil dan mencukupi pada organ-

organ tubuh yang membutuhkannya, sehingga tubuh akan sehat dan dapat berkembang.

Demikian halnya dana bagi perusahaan. Ketidakcukupan dana akan mengakibatkan

gangguana-gangguan pada setiap kegiatan operasional perusahaan. Misalnya pada sebuah

perusahaan manufaktur, untuk membangun gedung dan memperoleh peralatan perlu dana

yang cukup, untuk pembelian bahan, pembayaran upah dan kelancaran proses produksi

perlu dukungan dan yang cukup, begitu pula untuk kegiatan-kegiatan lain yang secara

menyeluruh menunjang kehidupan perusahaan pada pelaksanaannya perlu dukungan dan

yang cukup. Hal ini adalah mutlak. Semakin besar perusahaan itu tumbuh, maka semakin

banyak dana yang dibutuhkannya.


Uraian di atas menunjukkan pentingnya masalah keuangan dalam perusahaan. Oleh

karena itu perlu adanya pengaturan/manajemen dalam bidang keuangan yang memadai,

sehingga keputusa-keputusan yang diambil oleh pelaku bisnis akan mendukung pada

sasaran yang digariskan. Sumardi Ismail (1993) menyebutkan, suatu proses pengambilan

keputusan di bidang keuangan melalui fungsi-fungsi manajemen yang bertujuan untuk

mencapai sasaran perusahaan disebut manajemen keuangan.

Keputusan-keputusan di bidang keuangan perusahaan tersebut meliputi: 1) berapa besar

kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan secara keseluruhan, 2) Dalam bentuk

apakah dana tersebut diinvestasikan untuk memperoleh tingkat penjualan yang

ditargetkan, 3) Bagaimana cara memperoleh dan meyediakan dana untuk investasi

trsebut, 4) Berapa besar perkiraan pendapatan dan biaya untuk perhitungan laba rugi dan

5) Bagaiman aliran dana agar tetap stabil.

Pengambilan keputusan di jalankan melalui fungsi-fungsi manajemen yang secara

sederhana fungsi manajemen tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan. Sedangkan yang menjadi sasaran/tujuan perusahaan dalam jangka pendek

adalah laba dan dalam jangka panjang adalah maksimisasi kemakmuran pemegang

saham.
Oleh karena yang menjadi obyek dalam manajemen keuangan adalah masalah uang dan

dana, maka ada juga yang menyebutkan manajemen keuangan dengan sebutan

manajemen dana.

1.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Apabila diperinci maka keputusan-keputusan dalam bidang keuangan pada setiap

perusahaan akan sangat bervariasi, namun secara umum fungsi manajemen keuangan

yang utama ada 3 yaitu:

- Fungsi Investasi : yaitu fungsi manajemen keuangan dalam pengambilan

keputusan berapa banyak perusahaan melakukan investasi dan dalam bentuk aktiva

apa saja investasi tersebut.

- Fungsi Pembiayan : yaitu fungsi manajemen keuangan dalam pengambilan

keputuan bagaimana cara memperoleh dana untuk membiayai investasi tersebut.

Fungsi ini disebut juga fungsi menghimpun dana yang Nampak pada sisi kredit

neraca.

- Fungsi Deviden : yaitu fungsi manajemen keuangan dalam pengambilan

keputusan bagaiman, seberapa besar dan dalam bentuk apa keuntungan dibagikan

kepada pemilik sebagai deviden.

1.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan


Maksimisasi keuntungan hanya merupakan tujuan jangka pendek bagi perusahaan (Suad

Husnan, 1995). Kita sering beranggapan bahwa apabila suatu perusahaan memperoleh

laba yang besar dan mampu menekan biaya, maka di anggap sudah berhasil mencapai

tujuan. Hal ini mudah di mengerti, akan tetapi sebenarnya perlu dikaji lebih mendalam

karena ada beberapa kelemahannya yaitu:

1) Maksimisasi keuntungan berorientasi jangka pendek, sebagai contoh perusahaan bisa

memperoleh keuntungan yang besar dengan cara tidak memelihara mesin-mesin

produksi. Jadi pada saat itu perusahaan untung besar karena menekan ongkos

produksi. Tetapi sebenarnya penghematan ini harus di bayarnya pada masa-masa

mendatang yakni rusaknya mesin-mesin produksi.

2) Maksimisasi keuntungan mengabaikan nilai waktu ung. Sebagai contoh proyek A

memberi keuntungan 30% dengan umur 2 tahun. Proyek B memberi keuntungan 15%

dengan umur 5 tahun. Dari segi maksimisasi keuntungan proyek B uang lebih besar

(15% x 5 = 75%). Sedangkan proyek A hanya (30% x 2 = 60%) Hal ini benar apabila

nilai waktu uang tidak diperhatikan.

3) Maksimisasi keuntungan mengabaikan aspek social. Kegiatan social yang termasuk

salah satu usaha untuk menjaga dan memelihara kestabilan usaha ini tentu

memerlukan pengeluaran biaya dengan cara mengurangi laba. Perusahaan yang

mengutamakan maksimisasi keuntungan tentu mengabaikan hal ini.

Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam maksimisasi keuntungan sebagai tujuan

perusahaan, maka maksimisasi keuntungan ini bukan merupakan tujuan utama


perusahaan dan juga bukan tujuan yang tepat bagi perusahaan. Kalau bukan maksimisasi

keuntungan, apakah tujuannya adalah memaksimumkan laba per lembar saham.

Maksimisasi laba per lembar saham pun bukan merupakan tujuan yang tepat bagi

perusahaan karena beberapa kelemahan sebagai berikut:

1) Maksimisasi laba per lembar saham tidak memperhatikan waktu dan lama

keuntungan yang diharapkan

2) Maksimisasi laba per lembar saham tidak mempertimbangkan resiko atau

ketidakpastian demi keuntungan-keuntungan di masa yang akan datang.

Suad Husnan dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan”, 1995

menyebutkan bahwa tujuan normatip perusahaan adalah tujuan yang seharusnya dicapai

oleh perusahaan, sehingga tujuan normatip ini nantinya digunakan sebagai dasar

pertimbangan bagaimana keputusan – keputusan keuangan harus dibuat. Tujuan jangka

panjang yang menjadi tujuan normatip perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

Bagaimana mengukur nilai perusahaan ini?


 Untuk perusahaan yang belum go public, nilai perusahaan adalah nilai likuidasi

yaitu harga yang bersedia di bayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut di jual.

 Untuk perusahaan yang public, nilai perusahaan tercermin pada harga saham. Yang

sebenarnya nialai perusahaan adalah sama dengan nilai saham (jumlah lembar

saham dikalikan dengan nilai pasar per lembar saham) di tambah nilai pasar utang.

Akan tetapi bila nilai utang dianggap konstan, maka nilai perusahaan identik

dengan nilai saham/harga saham.

Suatu criteria ekonomi mensyaratkan bahwa investasi dapat dijalankan berdasarkan pada

pertimbangan keuntungan yang diharapkan dan resiko yang akan terjadi. Harga saham atau

nilai pasar suatu perusahaan mencerminkan kedua factor tersebut, menunjukkan trade off

anatar resiko dan keuntungan.

Semakin tinggi resiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dengan

demikian dana dari investor hanya akan dialokasikan pada kesempatan investasi yang

paling menguntungkan atau optimal. Investasi yang optimal akan meningkatkan nilai

perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

1.1.4 Lingkup Manajemen Keuangan

Untuk mengetahui lingkup manajemen keuangan, maka kita perluy mengetahui terlebih

dahulu peranan manajer keuangan dalam perusahaan. Manajer keuangan harus bertindak

sebagai perantara yang berdiri diantara perusahaan sebagai pelaku investasi pada aktiva

riil dengan investor yang memiliki aktiva finansiil.

Peranan manajer keuangan di tunjukkan pada gambar berikut:

(2) (1)
Operasi Perusahaan Manajer Keuangan Pasar Modal
(sekelompok aktiva (Investor pemilik
riil) Keuangan Aktiva finansiil)
(4a)

(3) (4b)

Gambar 1. Aliran kas dari investor ke perusahaan dan kembali ke investor.

Aliran kas yang terjadi adalah: aliran 1) perusahaan menjual berharga ke pasar modal dan

atas penjualan tersebut ada aliran dari pasar modal ke perusahaan , aliran 2) kas tersebut

oleh perusahaan di gunakan untuk membeli aktiva riil yang dipergunakan dalam operasi

perusahaan, aliran 3) karena perusahaan bekerja secara baik dan efisien maka operasional

aktiva riil tersebut akan menghasilkan aliran kas yang cukup, aliran 4) kas yang

dihasilkan dari operasional tersebut dapat digunakan untuk (4a) diinvestasikan kembali

pada aktiva riil atau (4b) dikembalikan kepada investor.

Dari gambar dan uraian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa lingkup manajemen

keuangan adalah meliputi peranan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh manajer

keuangan yang mencakup:

1. Tugas utama manajer keuangan adalah melaksanakan fungsi-fungsi keuangan yaitu

fungsi memperoleh dana (aliran 1), fungsi alokasi dana (aliran 2) dan fungsi

kebijakan deviden (aliran 4a dan 4b).

2. Melakukan fungsi lain sebagai penunjang fungsi utama yaitu antara lain: pengelolaan

arus kas, pengelolaan beban pajak, menyiapkan laporan kepada kreditur dan

pemegang saham, menjaga koordinasi dengan jajaran manajer lain serta menjaga dan

memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan, pasar modal, kreditur dan

pemegang saham.
PERTANYAAN

1. Mengapa manajemen keuangan sangat memegang peranan yang penting dalam

perusahaan?

2. Sebutkan dan jelaskan fungsi manajemen keuangan?

3. Mengapa tujuan maksimisasi nilai perusahaan merupakan tujuan normatip dalam

manajemen keuangan?

4. Apakah yang di maksud dengan nilai perusahaan?

5. Mana diantara pernyataan berikut yang merupakan keputusan investasi dan mana

yang merupakan keputusan pembiayaan?

a. Memutuskan untuk membeli tambahan mesin

b. Memutuskan mencari utang jangka panjang untuk membeli mesin tersebut

c. Memutuskan untuk mengeluarkan produk baru

d. Memutuskan untuk mengeluarkan saham

e. Memutuskan untuk membangun pabrik baru.


1.2 PASAR FINANSIAL
DAN PASAR MODAL

1.2.1 Pengertian
Dalam ilmu ekonomi, kalau kita berbicara tentang pasar, maka kita akan berbicara

tentang pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Bukan hanya

pasar barang dan jasa yang dikenal dalam perekonomian suatu Negara, akan tetapi

dikenal juga adanya pasar financial dan pasar modal. Pasar financial adalah pertemuan

antara permintaan dan penawaran akan aaktiva financial (financial Assets) atau sering

juga di sebut sebagai sekuritas. Sedangkan yang dimaksud dengan pasar modal adalah

pertemuan antara permintaan dan penawaran sekuritas jangka panjang baik berupa utang

atau penyertaan. Pasar modal disini merupakan bagian daripada pasar financial.

Aktiva financial menunjukkan selembar kertas / surat / sertifikat yang mempunyai nilai

pasar, karena selembar kertas tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan

(Suad Husnan, 1995 hal. 21). Contoh aktiva riil adalah saham, obligasi, surat tanda utang

bank, surat kewajiban sewa guna dan sebagainya. Perusahaan yang memerlukan dana

untuk membiayai investasi pada aktiva riil akan meanawarkan aktiva financial,

sedangkan pihak yang kelebihan dana akan membeli aktiva tersebut dengan menyerahkan

sejumlah dana. Pembeli bersedia menyerahkan dana karena memperoleh harga yang

pantas. Harga dana tersebut berupa imbalan yang diterima yaitu bisa dalam bentuk bunga

atau keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian aktiva financial tercipta apabila ada

pihak yang kelebihan dana dan disisi lain ada pihak yang membutuhkan dana untuk

investasi. Kelebihan dana bisa berupa tabungan baik dari individu, perusahaan ataupun

pemerintah.
Pasar financial ada dengan tujuan untuk mengalokasikan tabungan secara efisien kepada

pemakai tabungan tersebut. Pihak yang memerlukan tabungan adalah pihak yang

melakukan investasi pada aktiva riil. Kalau pasar financial dapat mempertemukan pihak

yang mempunyai tabungan dengan pelaku investasi riil dengan biaya yang murah dan

banyak kemudahan maka dikatakan pasar financial yang efisien. Pasar financial yang

efisien dapat menjamin alokasi dana yang optimal, yaitu bahwa dana tersebut

dialokasikan pada kesempatan investasi yang paling menguntungkan.

1.2.2 Cara Pengalihan Dana

Secara umum proses pengalokasian dana dari tabungan ke pihak yang memerlukannya

terjadi dengan 2 cara. Selanjutnya pihak yang mempunyai kelebihan dana di sebut

lenders dari pihak yang membutuhkan dana untuk investasi pada aktiva riil disebut

borrowers. Kedua cara tersebut adalah:

- Secara langsung / tanpa intermediasi

Alokasi dana dari lenders ke borrowers dilakukan secara langsung tanpa malalui

lembaga perantara. Proses ini terjadi di pasar modal yaitu pemodal membeli sekuritas

(saham atau obligasi) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bisa juga terjadi pada sector

informal misalnya: pelepasa uang (rentenir) atau juga pengijon.

- Secara tidak langsung / melalui intermediasi


Alokasi dana dari lenders ke borrowers dilakukan melalui proses intermediasi

keuangan. Bertindak sebagai lembaga intermediasi biasanya adalah bank. Misalnya:

masyarakat menabung di bank kemudian oleh bank dana tabungan tersebut disalurkan

ke perusahaan yang memerlukannya dalam bentuk kredit modal. Selain bank ada

lembaga – lembaga lain yang bertindak sebagai intermediasi seperti: perusahaan

asuransi, lembaga pengelola dana pension, perusahaan modal ventura dan sebagainya.

Di dalam proses intermediasi ada beberapa fungsi yang dilakukan oleh lembaga

intermediasi yaitu: pertama, memberi kesempatan kepada penabung untuk menabung

kelebihan dananya dan memperoleh imbalan / penghasilan, kedua, proses tersebut akan

memindahkan resiko dari penabung ke lembaga perantara atau borrowers, dan ketiga,

lembaga intermediasi juga bertindak sebagai transformasi jangka waktu. Misalnya

mampu mengubah suatu instrument keuangan jangka pendek (giro atau deposito jangka

pendek) menjadi instrument keuangan jangka panjang (kredit jangka panjang).

1.2.3 Lembaga – lembaga Keuangan

Di dalam pasar financial beroperasi sebagai lembaga keuangan (financial institutions).

Keberadaan lembaga – lembaga keuangan ini dimaksudkan agar supaya proses alokasi

dana dari lenders ke borrowers menjadi lebih efisien. Secara keseluruhan lembaga –

lembaga keuangan yang ada dalam system keuangan di Indonesia adalah terdiri dari :

(Suad Husnan, 1995, hal 26 – 27)

A. SITEM MONETER
a) Otoritas Moneter

- Bank Sentral

b) Bank Pencipta Uang Giral

- Bank Umum

B. DI LUAR SISTEM MONETER

1. Bank bukan Pencipta Uang Giral

- BPR

2. Lembaga Pembiayaan

- Perusahaan Modal Ventura


- Perusahaan Leasing /Sewa Guna
- Perusahaan Anjak Pialang
- Perusahaan kartu Kredit
- Perusahaan Pembiayaan Konsumen
- Perusahaan Pegadaian
3. Perusahaan Asuransi

- Asuransi Sosial
- Asuransi Jiwa
- Asuransi Kerugian
- Reasuransi
- Broker Asuransi
- Penilai Kerugian Asuransi
- Konsultan Aktuaria
4. Dana Pensiun

5. Lembaga di bidang Pasar Modal

6. Pialang pasar Uang


Lembaga – lembaga keuangan tersebut sering di sebut lembaga keuangan formal. Disamping itu

dalam perekonomian suatu Negara sering di jumpai adanya lembaga – lembaga keuangan

informal yang sering di sebut sector informal. Misalnya : pelepas uang, pengijon, arisan,

perkumpulan simpan pinjam, dan lain – lain.

Di dalam transaksi pasar financial maka terciptalah instrument financial / instrument keuangan.

Instrumen keuangan ini ada yang dapat diperjualbelikan (negotiable instrument) seperti saham,

obligasi, setifikat dana reksa dan sertifikat deposito atas unjuk. Tetapi ada juga yang tidak dapat

diperjualbelikan (not negotiable instrument) seperti : bukti tabungan pada sebuah bank, claim

asuransi, bukti pemberian kredit oleh bank dan sebagainya.

Kalau digunakan istilah pasar financial maka dalam pasar tersebut terkadung pengertian yang

sangat luas, karena di sini yang diperjual belikan semua dana baik jangka panjang maupun

jangka pendek, dilakukan oleh sector informal maupun oleh lembaga keuangan formal. Oleh

karenanya di dalam praktek sering hanya di bedakan menjadi dua yaitu “pasar uang” yang

menunjukkan pertemuan supply dan demand dana jangka pendek dan “pasar modal’’ untuk

menunjukkan pertemuan supply dan demand dana jangka panjang. Apabila dana yang

dialokasikan dimaksudkan sebagai penyertaan maka disebut modal, akan tetapi apabila dana

tersebut dimaksudkan sebagai pinjaman maka disebut utang. Alokasi dana kepada pihak yang

melakukan investasi pada aktiva riil dilakukan berdasarkan tingkat keuntungan yang diharapkan

dan juga resiko yang terjadi. Selain kedua factor tersebut ada juga factor lain yang menentukan

seperti mudah tidaknya. Instrumen keuangan tidak diperjualbelikan (marketability) dan jangka
waktu jatuh tempo (maturity). Semakin rendah marketability dan semakintinggi suatu instrument

keuangan maka pemodal menuntut tingkat keuntungan yang semakin besar.

1.2.4 Pasar Modal di Indonesia

Berdasarkan sejarah perkembangannya pasar modal di Indonesia telah dikenal pada masa

penjajahan Belanda. Tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 Belanda mendirikan

Bursa Efek di Batavia yang di kenal dengan nama “Vereniging Voon de Effectenhandel”.

Pada masa itu efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan

perkebunan milik pemerintah Belanda yang beroperasi di Indonesia (Adler

Haymans.,1992.Hal 4)

Perkembangan bursa cukup menguntungkan sehingga Belanda kemudian mendirikan

beberapa bursa di luar Batavia yakni tanggal 11 Januari 1925 di dirikan Bursa Efek di

Surabaya dan tanggal 1 Agustus 1925 didirikan Bursa Efek di Semarang. Pada dasarnya

pasar modal tersebut didirikan semata-mata untuk kepentingan pemerintah Belanda,

sehingga setelah Belanda terdesak oleh Jepang pada tahun 1935, maka bursa-bursa itupun

ditutup dan akhirnya pada tanggal 10 Mei 1940 bursa yang di Batavia pun ditutup.

Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Orde Lama pada

waktu itu berupaya untuk menghidupkan lagi pasar modal di Indonesia. Melalui

Keputusan Menteri Keuangan No. 28973/UU tanggal 1 Nopember 1951 dan berdasar

pada undang-Undang No. 15 tahun 1952 bursa efek di Indonesia diaktifkan kembali

dengan penyelenggaranya Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) dengan

Bank Indonesia sebagai penasehat. Yang diperjualbelikan di PPUE adalah saham-saham


dan obligasi sebelum Indonesia merdeka,di tambah obligasi pemerintah RI yang

diemisikan tahun 1950 serta obligasi bank Industri Negara tahun 1954, 1955, dan 1956.

Yang menjadi anggota bursa saat itu sebagian besar warga Belanda baik perorangan

maupun badan hukum. Sehingga setelah Indonesia benar-benar melakukan konfrontasi

terhadap Belanda dan adanya nasionalisasi perusahaan Belanda berdasarkan Undang-

Undang No. 86 tahun 1960. Dan tahun 1960 timbul peraturan pemerintah yang isinya

melarang memperdagangkan efek-efek perusahaan Belanda, maka sejak itu kondisi pasar

modal di Indonesia menjadi merosot kembali.

Baru setelah pemerintahan Orde baru yang banyak melakukan pembenahan –

pembenahan di bidang ekonomi, pasar mulai dihidupkan kembali. Sebagai realisasinya

dikeluarkanlah beberapa peraturan antara lain:

 Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 tentang pendirian pasar modal dan

pembentukan Bapepam.

 Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1976 tentang pendirian PT. Danareksa sebagai

badan yang memcah nilai saham dan sertifikat saham.

 Pemberian keringanan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang go public dan

kepada investor.

 Dibentuknya Peraturan Permainan Pasar Modal.

Pada tanggal 10 Agustus 1977 ditetapkan sebagai hari lahirnya kembali Pasar Modal di

Indonesia dengan nama “Bursa Efek Jakarta”. Hingga tahun 1987 baru terdapat 24 buah

perusahaan yang go public. Untuk memacu perkembangan pasar modal dan

memasyarakatkan pasar modal maka berbagai upaya di tempuh oleh pemerintah dengan
cara mengeluarkan beberapa peraturan kembali / deregulasi di bidang keuangan. Antara

lain adanya Paket Deregulasi Oktober 1987, Paket Deregulasi Desember 1987, Paket

Deregulasi Desember 1988 dan Keppres No. 53 tahun 1990. Paket – paket deregulasi

tersebut bersifat banyak memberikan kemudahan bermain di pasar modal baik bagi

perusahaan yang go public ataupun bagi investor. Melalui Kepres No. 53 tahun 1990

diadakan pemisahan fungsi antara pelaksana dan pengawas bursa. Pelaksana bursa di

serahkan kepada swasta sedangkan Bapepam hanya sebagai pengawas bursa saja.

Serangkan kebijakan tersebut telah membuahkan hasil sehingga pada era awal tahun-

tahun 90-an perkembangan bursa menunjukkan hasil yang menggembirakan ditandai

dengan banyaknya perusahaan go public. Sampai dengan tahun 1955 tercatat + 280 buah

perusahaan go public dengan rata-rata nilai perdagangan Rp. 150 milyard per hari. Secara

terus menerus pasar modal menunjukkan perkembangan yang pesat, sehingga peranannya

dalam menunjang pembangunan ekonomi Negara menjadi semakin penting. Jumlah dana

yang dimobilisir meningkat dengan pesat, disamping itu fungsi sebagai wahana

demokratisasi kepemilikan saham semakin berjalan dengan baik terbukti dengan semakin

banyaknya masyarakat secara individu maupun kelembagaan yang memiliki saham

perusahaan go public.

Untuk lebih meningkatkan fungsi pasar modal maka pada tahun 1995 pemerintah

bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat telah berhasil mengeluarkan Undang-

undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sasaran yang hendak dicapai dengan
undang-undang tersebut adalah untuk menciptakan kerangka hokum yang lebih kokoh di

bidang pasar modal, meningkatkan transparansi dan menjamin perlindungan terhadap

pemodal serta masyarakat luas, meningkatkan profesionalisme pelaku pasar modal,

menciptakan system perdagangan yang aman, efisien dan likuid serta membuka

kesempatan berinvestasi bagi pemodal kecil.

1.2.4.1 Struktur Pasar Modal di Indonesia

Struktur pasar Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar

Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan di pasar modal ditetapkan oleh

Menteri Keuangan. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal

dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit di lingkungan Departemen Keuangan.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Bapepam mempunyai kewenangan untuk

memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal,

memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umu, menerbitkan peraturan

pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan

hokum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar

Modal.

Izin yang diberikan oleh Bapepam termasuk izin usaha Perusahaan Efek untuk

melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer

Investasi. Izin usaha Perusahaan Efek tersebut meliputi pula izin sebagai custodian.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Perusahaan Efek dapat

mengembangkan kegiatan usahanya dan memperkenalkan produk serta pelayanan baru.


Perusahaan Effek dapat melakukan transaksi langsung baik dengan pemodal maupun

sesame Perusahaan Efek untuk semua jenis efek termasuk saham, obligasi, surat berharga

komersial, dan instrument derivative.

Pasar di luar bursa (over the counter) perlu pula dikembangkan untuk menunjang

kegiatan transaksi antara para Perantara Pedagang Efek, khususnya untuk surat berharga

komersial dan obligasi. Perusahaan selain Perusahaan Efek dapat memperdagangkan

surat berharga jangka pendek tanpa memerlukan izin dari Bapepam. Namun demikian

Bapepam mempunyai kewenangan untuk melaksanakan penegakan hokum dalam hal

terdapat unsur penipuan dalam kegiatan perdagangan Efek sesuai dengan ketentuan

Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Perusahaan Efek dapat melakukan perdagangan secara over the counter. Akan tetapi

apabila Perusahaan Efek membentuk suatu system perdagangan yang terorganisasi, maka

hal ini dapat dianggap sebagai Bursa Efek sehingga perlu adanya izin dari Bapepam.

Bursa Efek dapat membentuk perusahaan anak yang di sebut Lembaga Kliring dan

Penjaminan (LKP) yang diberi izin oleh Bapepam untuk melakukan kegiatan usaha di

bidang kliring dan penjaminan transaksi yang terjadi di Bursa.

Bank umum, di bawah pengawasan Bank Indonesia, dapat bertinndak sebagai Kustodian

di Pasar Modal. Berkenaan dengan kegiatannya sebagai Kustodian tersebut, Bank umum

harus medapat persetujuan dan kegiatan yang berhubungan dengan Kustodian tersebut

diawasi oleh Bapepam. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek dapat membentuk
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) untuk mempermudah penyelesaian

pemindahbukuan, LPP tersebut juga harus mendapat izin dari Bapepam.

Selain kepada Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Bursa Efek serta LKP dan LPP,

Bapepam juga memberikan izin, menyetujui, dan mengatur Profesi Penunjang Pasar

Modal ( Akuntan, Konsultan Hukum, Notaris dan Penilai), Wakil Perusahaan Efek,

Penasehat Investasi, Pemeringkat Efek, Biro Administrasi Efek, Reksa Dana, dan Wakil

Amanat. Disamping Bursa Efek, terdapat beberapa organisasi yang mewakili kepentingan

profesi atau lembaga tertentu lainnya di Pasar Modal, seperti Perusahaan Efek, Emiten,

Kustodian, Biro Administrasi Efek, Akuntan, Konsultan Hukum, Notaris dan Penilai.

Secara umum, struktur Pasar Modal Indonesia adalah sebagai berikut:

MENTERI KEUANGAN

Badan Pengawas Pasar Modal

BAPEPAM

Bursa Efek LKP LPP

Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Pemodal Emiten


-Biro Administrasi -Akuntan
-Penjamin Emisi Efek -Domestik Perusahaan Publik,
-Perantara -Bank Kustodian - Konsultan -Asing dan Reksa Dana
Pedagang Efek -Wali Amanat
-Manajer Investasi -Penasehat Investasi - Penilai
Pemeringkat Efek
- Notaris

Gambar 2. Struktur Pasar Modal di Indonesia

Sumber : Bapepam “Cetak Biru Pasar Modal Indonesia” 1996 hal. 2.


1.2.4.2 Instrumen Pasar Modal

Yang dimaksud dengan instrument Pasar Modal adalah barang yang diperjualbelikan di

pasar modal tersebbut yang pada umumnya disebut efek atau surat berharga. Ada dua

jenis instrument pasar modal yaitu:

1. Instrumrn utang yang disebut obligasi

a. Berdasarkan cara pengalihannya dibedakan:

- Obligasi atas nama

- Obligasi atas unjuk

b. Berdasarkan jaminannya dibedakan:

- Obligasi dengan jaminan (guaranted bonds)

- Obligasi dengan jaminan real estate (Mortgage bonds)

- Obligasi dengan jaminan efek (Collateral trust bonds)

- Obligasi dengan jaminan equipment (Equipment trust bonds)

c. Berdasar cara penetapan dan pembayaran bunga dibedakan:

- Obligasi dengan bunga tetap

- Obligasi dengan bunga tidak tetap

- Obligasi tanpa bunga

d. Perpectual Notes yaitu obligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo.

2. Instrumen Penyertaan yang disebut saham

Saham dapat dibedakan berdasarkan beberapa cara antara lain:

a. Berdasar cara pengalihannya dibedakan:


- Saham atas nama

- Saham atas unjuk

b. Berdasarkan hak tagihan di bedakan:

- Saham biasa (Common stocks)

- Saham preferen (preferred stocks) dibedakan:

o Cumulative preferred stocks

o Non cumulative preferred stocks

o Participating preferred stocks

o Convertible preferred stocks

3. Warrants and rights

1.2.4.3 Penawaran Umum / Public Offering

Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan dana segar dalam

jumlah yang besar adalah dengan cara menjual efek kepada masyarakat umum. Di dalam

Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal disebutkan bahwa yang dimaksud

dengan penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang di lakukan oleh emiten

untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-

undang dan peraturan pelaksanaannya.

Dalam proses pencairan dana dengan jalan menjual efek kepada masyarakat umum

tersebut banyak langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan. Secara garis

besar, langkah-langkah tersebut di bedakan menjadi tiga tahap yaitu:

Tahap I: Tahap pra penawaran

Pada tahap ini ada beberapa langkah yang harus dijalankan oleh perusahaan:
1. Tahap advisory, pada tahap ini manajemen perusahaan meminta persetujuan

kepada pemegang saham atau pemilik untuk go public dan mengadakan

pendekatan pada otoritas bursa.

2. Tahap untuk menentukan profesi penunjang seperti akuntan public,

penasehat hukum, perusahaan penilai, notaris, petugas registrasi dan printer.

Tim yang terbentuk kemudian berkomunikasi dengan Bapepam untuk

persiapan pernyataan pendaftaran.

3. Tahap pengalihan kepemilikan aktiva. Semua aktiva yang masih atas nama

pemilik dialihnamakan menjadi atas nama perusahaan.

4. Tahap restrukturisasi permodalan.

5. Tahap memilih dan menentukan penjamin emisi (under writer) sebagai pihak

yang menjamin laku tidaknya efek yang akan di tawarkan.

6. Tahap untuk menyiapkan pernyataan pendaftaran ke Bapepam.

7. Tahap pertemuan dengan Bapepam untuk memperoleh pernyataan efektif.

Setelah memperoleh persetujuan dari Bapepam, maka selanjutnya,

8. Tahap Expose/Road Show. Public Expose dan Road Show di lakukan

melalui media massa untuk mengetahui reaksi masyarakat terhadap rencana

penawaran efek tersebut.

9. Tahap penentuan harga perdana, yaitu harga jual per lembar efek pada saat

pertama kali efek tersebut dijual oleh emiten kepada masyarakat.

Tahap II : Tahap Penawaran Umum

Pada masa penawaran umum efek kepada masyarakat ini ditempuh beberapa

langkah yaitu:
1. Tahap penawaran, penawaran ini dilakukan di loket-loket yang strategis yang

mudah dijangkau oleh masyarakat.

2. Tahap penjatahan, setelah masa penawaran berakhir yang berarti semua

permintaan masyarakat sudah diterima maka kemudian diadakan penjatahan.

Penjatahan yaitu pembagian efek kepada masyarakat (calon investor).

Penjatahan harus adil dan lebih mengutamakan pada pemodal kecil sehingga

penumpukan capital dapat dihindari.

3. Tahap penyetoran dana oleh investor yang telah memperoleh penjatahan

kepada bank / lembaga- lembaga yang ditunjuk.

4. Tahap pencatatan ke bursa / listing maksimum 30 hari setelah penawaran

maka efek-efek tersebut harus dicatatkan di bursa.

Setelah tahap pencatatan ini maka perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan

go public yang tercatat di bursa, sehingga efek –efek yang telah dikeluarkan oleh

perusahaan tersebut sudah boleh diperjualbelikan melalui bursa di mana

perusahaan dicatatkan.

Tahap III : Tahap sesudah Penawaran Umum

Sesudah masa penawaran umum efek kepada masyarakat untuk yang pertama

kali selesai berarti pasar perdana telah selesai yang selanjutnya saham / efek

perusahaan tersebut siap diperjualbelikan oleh para pemegangnya di pasar

sekunder yaitu bursa. Harga pasar yang terbentuk berdasarkan interaksi antara

kekuatan penawaran dan permintaan terhadap efek / saham yang bersangkutan.


Setelah menjadi perusahaan go public maka langkah-langkah perusahaan yang

harus di lakukan antara lain:

- Meningkatkan kinerja perusahaan

- Membuat laporan keuangan secara transparan ke bursa

- Membina hubungan baik dengan investor

- Menerapkan prinsip-prinsip full disclosure

PERTANYAAN

1. Mengapa pasar financial ada pada suatu Negara?

2. Fungsi-fungsi apa yang dijalankan oleh pasar financial?

3. Sebutkan dan jelaskan proses alokasi dana dari lenders ke borrowers yang terjadi di pasar

financial?

4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi harga suatu instrument financial?

5. Jelaskan arti istilah-istilah berikut:

a. Pasarfinansial

b. Pasar Modal

c. Aktiva Finansial

d. Instrumen Keuangan

e. Saham

f. Obligasi

g. Penawaran Umum

6. Sebutkan peranan pasar modal dalam perekonomian suatu negara?


7. Siapakah pelaku pasar modal di Indonesia?

8. Apa langkah-langkah yang harus ditempuh suatu perusahaan untuk menjadi perusahaan

go public?

Anda mungkin juga menyukai