Tugas 10 - The Dream Team - Struktur Budaya Kontrol Organisasi Joonsu Food-Dikonversi
Tugas 10 - The Dream Team - Struktur Budaya Kontrol Organisasi Joonsu Food-Dikonversi
Evaluasi dan perbaikan terhadap kesalahan pembagian tugas, penerapan culture yang lebih
baik serta tindakan kontrol perusahaan demi pencapaian tujuan bersama
Sinopsis
Film garapan sutradara x menceritakan seorang pemuda yang mendapatkan pengalaman
magang pertamanya setelah lulus kuliah di salah satu perusahaan ternama di korea. Ga yeol
menjadi pemagang termuda di perusahaan ongol food dan langsung bekerja di departemen
penjualan dan pemasaran yang dikepalai oleh Lee Man Shik. selama dia bekerja di ongol food
ga yeol chan tidak diperlakukan sebagaimana adilnya pekerja. Di korea memang sangat terkenal
dengan senioritas di antara karyawan magang dengan karyawan tetap dan karyawan magang
dengan bos departemen. Ga yeol chan diperlakukan sangat tidak manusiawi bahkan jam kerja
melewati karyawan yang tetap. Ditambah lagi ga yeol chan diberikan tantangan oleh lee man shik
untuk menenangkan seseorang yang sedang konflik dengan perusahaan ongol food. Naas bagi
ga yeol chan orang yang ia temui bunuh diri setelah lama ia menemukan dan menenangkan dia.
Sehingga ga yeol chan dituduh membunuh musuh lee man shik. Sehingga ga yeol chan
dirundung oleh satu kantor bahkan Lee Man Shik menghina dia di depan karyawan lain. Sehingga
dia merasa bersalah dan tidak kuat. Akhirnya mengundurkan diri dari ongol food bahkan ingin
bunuh diri.
Beruntung bagi ga yeol chan dia tidak menyerah dan ingin menemukan pekerjaan yang tepat
untuk dia bisa melewati semua ini. Lima tahun berlalu tidak disangka ga yeol chan menjadi sangat
sukses di perusahaan joon so food. Bahkan produk mie yang ia ciptakan (mie ayam super pedas)
menjadi produk dengan nilai ekspor tertinggi di korea pada 2020. Sehingga pencapaian
tertingginya dia diberi amanah oleh CEO Joonsu Food untuk menjadi manajer departemen
penjualan dan pemasaran. Hal ini tidak lain berkat kerja keras dia selama ini dan mampu
menembus beberapa konsumen yang ada di luar maupun dalam negeri untuk membeli produk
mie ayam super pedas. Banyak yang tidak suka dengan keberhasilan yang dicapai karena
direktur pelaksana atau anak direktur utama merasa tersaingi dan takut jabatan direktur utama
akan direbut oleh ga yeol chan. Namun ga yeol chan hampir tidak memiliki celah untuk ditaklukan.
Namun berdasarkan pencarian oleh ketua pelaksana dan direktur pelaksana ternyata Lee Man
Shik adalah musuh Ga yeol Chan dan diharapkan dapat membuat Ga yeol chan melakukan
kesalahan dan kecerobohan.
Kebetulan perusahaan sedang membuka lowongan pekerja magang dengan jangka waktu 6
bulan dan langsung masuk di departemen yang dapat berhubungan langsung dengan ga yeol
chan. Pada saat wawancara seluruh eksekutif beserta ga yeol chan memilih beberapa karyawan
magang dan disini saat direktur pelaksana memasukan karyawan yang dapat menjadi rintangan
ga yeol chan untuk bisa bekerja dengan baik dan benar. Setelah melalui penyeleksian masuklah
3 karyawan magang , lee tae ri dengan karakteristik yang sangat unik dan memiliki keberanian
namun sangat tidak disukai oleh ga yeol chan. Yang kedua Joo Yoon soo dengan karakteristik
yang terlalu jujur dan sok tahu sehingga ga yeol chan merasa tersaingi bahkan bukan karyawan
magang yang ia mau. Dan karyawan magang ketiga diselipkan Lee Man Shik dan ini adalah
musuh utama ga yeol chan karena dia sangat kaget mengapa dapat bertemu lagi. Lee Man shik
memang diutamakan untuk membuat ceroboh ga yeol chan dan merusak beberapa kontrak-
kontrak kerja sehingga dapat menurunkan kinerja ga yeol chan.
Pertemuan pertama Ga Yeol Chan dan Lee Man Shik sangat tidak disangka namun ga yeol chan
harus tetap profesional dan lee man shik berhasil mulai membuat ga yeol chan tidak nyaman.
Momen ini dibuat ga yeol chan untuk membalas semua hal yang telah lee man shik lakukan
kepada ga yeol chan pada saat dia menjadi staff magang. Hari berlalu tugas pertama ga yeol
chan setelah mendapatkan karyawan magang adalah bernegosiasi dengan mr bunghao dari
china untuk bisa bekerjasama dalam mendistribusikan Mie super pedas dengan perusahaannya.
Ga yeol chan membawa lee man shik , oh deun geun dan kim seung jin untuk bernegosiasi.
Namun Lee man shik memulai aksi jahilnya untuk membatalkan kontrak dengan mr bunghou.
Setelah melakukan banyak cara namun apa yang terjadi malah sebaliknya mr bunghao sangat
menyukai lee man sih dan bahkan mr bunghou tanpa ragu menekan kontrak.
Selang beberapa bulan terdapat masalah pencemaran nama baik dari konsumen kepada produk
mie ayam super pedas. Konsumen X merasa dalam produk mie yang ia beli di dalam bungkus
ramen nya terdapat kecoa kecil. Konsumen tersebut membesar - besar kan permasalahan
sehingga media memperburuk keadaan dan membuat Joon Soo Food tercoreng nama baiknya.
Ga Yeol chan ditekan oleh para eksekutif untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini secepat
mungkin dikarenakan akan membahayakan penjualan produk dan membuat konsumen takut
untuk membeli produk dari Joon Soo Food. dengan bekerja sama bersama team Ga yeol chan
akhirnya mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan menginvestasi langsung DNA kecoa
oleh perusahaan pestisida yang sangat handal dan ditemukan bahwa Kecoa berasal dari studio
apartemen dan menyebabkan Ga yeol chan harus di hukum karena dia yang menimbulkan
permasalahan tersebut
Waktu skors yang diberikan oleh perusahaan membuat ga yeol chan tidak tinggal diam dan
membuat inovasi dengan menciptakan Mie Gurita Pedas . CEO pun setuju dan mengembalikan
posisi dari Ga Yeol chan. Namun pada saat puncak penjualan Mie Gurita Pedas dihadapkan
permasalahan yang sangat ekstrem dimana ditemukan nya sebuah kandungan berbahaya. Ga
yeol chan dituntut untuk dapat menyelesaikan secepat mungkin permasalahan ini. Dengan ia
bekerja sama bersama team akhirnya permasalahan tersebut dapat terselesaikan
Dari sini bisa kita lihat budaya pekerja kantoran yang berada di korea menjunjung tinggi nilai
senioritas dimana pekerja yang berada pada posisi bawah akan dihadapkan dengan berbagai
tindakan yang kurang tepat. Memang pengalaman untuk mencapai posisi tersebut sangatlah
tidak mudah namun apakah dengan melakukan balas dendam akan menyelesaikan masalah.
Yang selanjutnya karakteristik untuk menjatuhkan lawan dengan mnggunakan cara yang licik
yang dilakukan oleh Namgoong Joon so cara yang sangat tidak profesional dan tidak
mencerminkan pimpinan yang kurang baik. Ada baiknya cara yang dilakukan untuk membuktikan
bahwa dia pantas menjadi CEO dengan bekerja secara profesional dan benar sehingga atasan
dapat memberikan amanah terhadap pekerjaan tersebut.
Organizational structure
Dalam drama ini kita dapat melihat dan menilai bagaimana organizational architecture
sebuah perusahaan Joonsu Food berjalan. Menurut Gareth R. Jones dan Jennifer M.
George (2020) Organizational Architecture adalah struktur organisasi, sistem kontrol,
budaya, dan sistem manajemen yang secara bersama-sama menentukan keefektifan
dan keefisienan sebuah perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Jika kita
pelajari lebih dalam terkait struktur organisasi perusahaan Joonsu Food dalam serial TV
KKondae Intern, bahwa perusahaan ini telah menggunakan Functional Structure.
Menurut buku Jones & George Functional Structure adalah suatu struktur organisasi yang terdiri
dari semua departemen dalam suatu organisasi membutuhkan untuk memproduksi barang atau
jasanya. terdapat beberapa keuntungan mengelompokkan pekerjaan menurut fungsinya.
1. Saat orang yang melakukan pekerjaan serupa dikelompokkan bersama, mereka dapat belajar
dari mengamati satu sama lain dan sehingga menjadi lebih terspesialisasi dan dapat tampil di
tingkat yang lebih tinggi.
2. Kedua, ketika orang-orang yang melakukan pekerjaan serupa dikelompokkan bersama, akan
lebih mudah bagi remaja untuk memantau dan mengevaluasi kinerja mereka. Akhirnya,
manajer menghargai struktur fungsional karena memungkinkan mereka membuat himpunan
fungsi yang mereka butuhkan untuk memindai dan memantau lingkungan persaingan dan
memperoleh informasi tentang bagaimana hal itu berubah.
Sesuai dengan teori yang ada di atas dimana di serial televisi tersebut ditampilkan kedua divisi
yang disebutkan dalam scene film tersebut dimana divisi yang terdiri pokok permasalahan dan
alur cerita dimulai pada divisi pemasaran dimana Ga yeol chan dan team sangat fokus untuk
menghadapi masalah penjualan dan pemasaran. Sesuai dengan sinopsis yang ada di atas, staf
departemen menginformasikan kepada ga yeol chan selaku manajer penjualan dan pemasaran
setelah itu diteruskan kepada ketua pelaksana dan setelah itu didiskusikan oleh kedua direktur
pelaksana baru dapat diputuskan oleh direktur utama. Divisi kedua sesuai dengan grafik di atas
adalah manajer fungsi sumber daya manusia dimana di dalam film dia yang melakukan
penyeleksian karyawan magang, Pemberian keputusan apakah karyawan tersebut diangkat
menjadi karyawan tetap, pengolah data Key Performance dari masing-masing divisi untuk
diteruskan kepada bagian eksekutif sehingga dapat diputuskan karyawan mana yang akan
dijadikan karyawan tetap Joonsu Food.alur struktur fungsional Sumber daya manusia juga hampir
sama dimana staf SDM mengelola data dan memberikan rangkuman terkait kinerja karyawan,
setelah itu dilaporkan kepada ketua pelaksana dan ketua pelaksana melaporkan kepada direktur
pelaksana baru pelaporan yang sudah disetujui oleh direktur pelaksana dapat disampaikan dan
diberikan keputusan mengenai konflik SDM.
Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
Strategy Karena produk dari joonsu food adalah produk global maka
strategy yang dilakukan juga termasuk strategi global dimana
pada episode 2 untuk bisa masuk ke dalam pasar luar negeri
teknik iklan dan produk yang dihasilkan mengikuti pasar dimana
penjualan tersebut di jual. Contoh di dalam serial dimana untuk
masuk ke pasar india menggunakan aktris india dan nuansa
take videonya juga menggunakan latar belakang Taj Mahal
dengan iringan lagu - lagu india dan produk yang dihasilkan Mie
aya pedas tanpa ayam di dalamnya dikarenakan kebanyakan
masyarakat india Vegetarian.
Di dalam ini tercermin bahwa perusahaan menggunakan
strategi diferensiasi struktur yang dihasilkan fleksibel dan
budaya organisasi menghargai inovasi
Budaya Organisasi
Menurut kami budaya organisasi pada perusahaan Joonsu Food adalah membuat produk dengan
mutu yang baik. Dalam buku Jones dan George Budaya organisasi sendiri terbentuk oleh
beberapa faktor, seperti karakteristik masing-masing anggota kelompok, etika organisasi,
hubungan antar anggota, dan terakhir yaitu struktur organisasi. Kesalahan - kesalahan dapat
didasari berdasarkan keempat faktor di atas dan menyebabkan tidak berjalan budaya organisasi
dan menyebabkan perusahaan tidak mencapai tujuan organisasinya
budaya organisasi tidak akan bekerja dengan maksimal, sehingga tidak terjadi perubahan yang
baik dalam organisasi.
Kontrol organisasi merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk menilai proses bisnis
perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan output dan memberikan laporan
pertanggungjawaban manajemen terhadap suatu perusahaan (Jones & George, 2020).
Perusahaan Joonsu food memiliki tiga tipe kontrol yang dilakukan selama menjalankan bisnisnya,
diantaranya yaitu
1. Feedforward control
Kontrol yang biasa dilakukan perusahaan pada tahap proses input dan sangat bermanfaat
untuk mengantisipasi serta meminimalisir terjadi suatu permasalahan di kemudian hari
yang akan mengganggu jalannya operasional perusahaan. Dalam melakukan
feedforward control Joonsu food utamanya manajer perusahaan sebenarnya sudah
sangat baik, dimana saat perusahaan akan meluncurkan produk barunya yaitu mie gurita
pedas, manajer perusahaan bersama stafnya melakukan beberapa observasi terkait
pengolahan mie dengan rasa yang enak serta yang diminati oleh konsumen, bukan hanya
memperhatikan rasa saja namun joonsu food juga meninjau mengenai tekstur mie,
ketebalan dan sampai pengemasannya yang baik. Namun terdapat juga kesalahan
feedforward control yang dilakukan joonsu food ini seperti tidak adanya tindakan antisipasi
atau planning yang bisa dilakukan jika terjadi suatu permasalahan mengenai beredarnya
berita palsu di media dan masyarakat, sehingga gampang sekali bagi pihak-pihak yang
ingin menjatuhkan citra joonsu food untuk menjalankan tujuannya. Hal ini terbukti dari
beredarnya berita palsu mengenai kecoa yang berada pada kemasan mie produksi joonsu
food di masyarakat yang beberapa jam saja sudah dapat menurunkan penjualan
perusahaan dan merugikan joonsu food.
2. Concurrent control
Kontrol yang lakukan pada tahap konversi dan biasa digunakan untuk memberikan
informasi kepada seorang manajer perusahaan apabila terjadi suatu permasalahan agar
dapat ditangani dengan sesegera mungkin. Dalam tahap ini perusahaan lebih utamanya
manajer joonsu food melakukan kontrol terhadap beberapa penjualan yang menurun
akibat adanya permasalahan seperti konsumen yang diberitakan meninggal dunia setelah
mengkonsumsi mie ayam pedas, dengan mengecek secara langsung kondisi dari
beberapa lansia yang terlanjur membeli produk mie ayam pedas dan memastikan bahwa
mereka berada dalam kondisi yang sehat, selain itu joonsu food juga secara langsung
membagikan mie dengan rasa lainnya untuk menggantikan mie ayam pedas yang
mungkin bisa saja membuat lansia sakit apabila mengkonsumsinya. Adapun kesalahan
yang dilakukan oleh joonsu food dalam tahapan control ini dimana terlalu ceroboh
terhadap karyawannya sehingga salah mendistribusikan mie dengan rasa yang tidak
sesuai dengan permintaan pelanggan.
3. Feedback control
Tahapan kontrol yang digunakan perusahaan untuk proses evaluasi program kerja serta
memberikan informasi pada manajemen perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya
setelah adanya feedback dari pelanggan atau masyarakat yang mengkonsumsi
produknya. Kesalahan kontrol yang dilakukan joonsu food adalah tidak melakukan
pengecekan secara rutin dan berkala pada perusahaan sub kontraktornya utamanya
terkait mesin dan beberapa masalah lainnya dari taeson food seperti keuangan sehingga
untuk melakukan perbaikan mesinnya saja taesoon food kesusahan, dimana
kecerobohan ini sangat merugikan pelanggan dan baru disadari oleh joonsu food setelah
berita beredar di media mengenai perusahaan taesoon food sebagai perusahaan
subkontraktor joonsu food telah melakukan kesalahan dengan adanya kandungan
karsinogen yang terlalu tinggi dan berbahaya jika dikonsumsi manusia dan meracuni
orang yang mengkonsumsinya. Dalam hal ini joonsu food seharusnya melakukan kontrol
sebelum produk nya sampai di tangan pelanggan, karena walaupun ini bekerjasama
dengan perusahaan lain namun kontrol dari kedua belah pihak terkait harus selalu
menjadi tanggungjawab bersama demi tercapainya tujuan perusahaan.
Saran mengenai struktur organisasi, budaya, dan kontrol untuk perusahaan Joonsu Food:
1. Struktur organisasi
Sesuai dengan penjelasan rinci yang sudah dipaparkan sebelumnya mengenai struktur
organisasi yang ada dalam perusahaan joonsu food sebenarnya sudah sangat bagus,
namun ada beberapa hal yang perlu lebih diperhatikan oleh joonsu food yaitu adanya
tindakan dari manajer perusahaan terkait didalamnya yaitu divisi pemasaran dan
penjualan yang perlu untuk ditinjau ulang, dengan seorang manajer yang perlu
memutuskan pembagian tugas kepada para staf magangnya secara bijak dan sebaiknya
tidak melakukan pembagian tugas atau pekerjaan yang terlalu menyimpang dari keahlian
maupun kewajiban karyawannya, seperti menyuruh untuk membeli makanan atau
minuman yang dengan sengaja untuk tujuan yang tidak benar. Selain itu yang perlu
adanya koreksi dan perbaikan yaitu mengenai perluasan pekerjaan dan pengayaan
pekerjaan, dimana karyawan tetap maupun magang perlu diberikan kepercayaan secara
penuh dengan mengadakan beberapa event seperti karyawan diberikan proyek yang
perlu diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan atau dengan mengadakan
kompetisi pengembangan produk namun dengan cara sehat, hal ini diharapkan mampu
meningkatkan pola pikir, keterampilan, kinerja dan tanggung jawab dari setiap staf. Hal
lainnya juga perlu dipertimbangkan ulang mengenai pembagian tugas antara manajer
pemasaran dan penjualan ga yeol chan terhadap tiga staf magangnya yang tercermin
dalam episode 7 pada saat ga yeol chan dan pemagang pergi ke Mokpo untuk melakukan
beberapa research produk baru yang akan diluncurkan perusahaan, disana ga yeol chan
sebagai seorang manajer sebaiknya tidak memberatkan sebelah pihak saja dari
pemagangnya untuk menyelesaikan laporan atas penelitian yang dilakukan, namun
sebagai manajer yang baik ia perlu bijaksana dan bekerja keras juga untuk menyelesaikan
tujuan perusahaan secara adil dengan para staf magangnya tersebut.
2. Budaya organisasi
Terkait budaya organisasi perusahaan joonsu food yang perlu adanya perbaikan yaitu
pada tindakan senioritas dan ketelitian dari semua pihak terkait dalam perusahaan. Dalam
hal ini semua perilaku yang tercermin dari seorang karyawan maupun manajer sampai
dengan ceo merupakan sebuah nilai dan norma yang terkandung dalam perusahaan, lalu
menjadikannya sebagai perilaku yang diulang-ulang dan disebut sebagai culture. Sebagai
salah satu perusahaan ramen terbesar yang berada di korea tentunya tindakan senioritas
ini sebaiknya tidak dilakukan apalagi oleh orang yang berpendidikan dan memiliki jabatan,
karena hal tersebut tidak akan membawa dampak positif dan tidak memberikan benefit
apapun kepada perusahaan. Namun akan malah memberikan dampak buruk berupa
kebencian terhadap atasannya yang suka meremehkan kemampuan yang dimiliki
stafnya, hal ini bisa diperbaiki mulai dari prinsip diri mereka masing-masing serta prinsip
kepentingan yang diemban mengenai lebih mengutamakan kepentingan bersama (joonsu
food) disamping kepentingan pribadinya. Selain itu terkait ketelitian terhadap beberapa
hal utamanya proses produksi dan pemasaran produk ramen yang perlu untuk
diperhatikan dari semua pihak dalam perusahaan ceo, manajer dan karyawan supaya
tidak lagi ada miskomunikasi antar anggota yang bisa menyebabkan insiden fatal serta
merugikan perusahaan.
3. Sistem kontrol
Tindakan kontrol ini bisa dilakukan mulai dari tahap sebelum proses produksi
dilaksanakan, tahapan selanjutnya pada saat proses produksi dan tahapan penjualan
atau distribusi produk sampai ke tangan konsumen. Joonsu food dalam sistem kontrol
sebenarnya sudah cukup baik untuk proses produksi dalam perusahaan, research
produk, inovasi-inovasi terhadap produk mie nya, dll. Namun yang sebaiknya lebih
diperhatikan ulang yaitu pada saat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang
berkaitan dengan proses produksi serta distribusi kepada masyarakat, supaya kontrol
yang dilakukan joonsu food bisa membuat proses produksi mitra kerjanya menjadi lebih
baik dan meminimalisir terjadi kesalahan.
1. Assess the need for change - Budaya Organisasi: Senioritas Yang dijunjung tinggi
oleh karyawan lama kepada karyawan baru
- Struktur organisasi: kurangnya pembagian kerja
terhadap karyawan baru dimana banyak ditemukan
pekerjaan yang dilakukan semata - mata mengerjakan
apa yang diperintah oleh atasan dan tidak membuat
karyawan baru berkembang
- Sistem Kontrol: Peninjauan ulang kepada setiap Mitra
dari Joonsu Food Dikhususkan kepada pemasok bahan
utama pembuat Ramyeon dan seluruh perusahaan yang
bekerja sama dengan Joonsu Food
3. Implement the change Dari masalah yang kami temukan sebaiknya dalam
pengimplementasian perubahan perusahaan melakukan
Top Up menurut George adalah Pendekatan revolusioner
yang cepat untuk perubahan di mana manajer puncak
mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan berubah dan
kemudian bergerak cepat untuk menerapkan perubahan di
seluruh organisasi. Dengan perubahan dari Top Manajer
dulu Karyawan akan mencontoh apa yang dilakukan oleh
atasan dan perubahan akan lebih cepat , ditambah juga
dengan pembuatan aturan perusahaan dari Top
Management sehingga karyawan harus mematuhi hal
tersebut.
4. Evaluate the change Pada tahap evaluasi ini yang perlu dilakukan oleh joonsu
food adalah melakukan penilaian secara berkala atau
dengan mengadakan rapat bersama setiap minggu atau
setiap bulan sekali untuk melihat apakah beberapa
implementasi perubahan yang sudah dilakukan
perusahaan berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan,
sehingga apabila terjadi kekurangan atau kesalahan dalam
menjalankan strategi maka dapat di perbaiki dengan cepat
serta tidak menimbulkan masalah yang lebih berat.
1. Bella Aprilia S
2. Tubagus D. Achmad
Referensi
Jones, G.R., dan George, J.M. (2020). Contemporary Management. 11th Edition, McGraw-Hill,
New York.
https://www.google.com/search?q=kkondae&sxsrf=ALeKk01feSGxHCpL18Iu5bRkK5m_MVo-
GQ:1619797249763&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwihobj9pqbwAhUYIbcAHbp2DQsQ_A
UoAXoECAEQAw&biw=925&bih=640#imgrc=qWhclt-QJJEP_M (Gambar thumbnail)