BAHASA INDONESIA
Kelas 1 C
2020/2021
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah COVID-19
Kelompok 4
ABSTRAK
Covid-19 atau sering disebut Virus Corona adalah suatu wabah penyakit yang berasal
atau pertama kali di temukan dari Tiongkok, penyakit tersebut menyebar dengan cepat
ke seluruh dunia. Covid-19 tersebut menyebar ke Indonesia pada awal Maret 2020.
Penyebaran virus Corona ini menyebabkan beberapa kerugian yang cukup besar ke
negara kita yaitu Indonesia terutama dalam bidang ekonomi, dan merambat ke bidang
pendidikan, Covid-19 juga mengubah model pembelajaran secara drastis, dari
pembelajaran secara konvensional dan sekarang menjadi pembelajaran dilakukan
secara daring, dari yang bertatap muka dan sekarang Cuma bisa melalui via aplikasi
saja, yang terdampak mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.
Pada kegiatan pembelajaran dengan mode daring di Universitas Indonesia sudah
lumayan efektif dengan memanfaatkan aplikasi Google Classroom, Google Meet dan
E-learning. Kalau kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu masalah
koneksi internet mahasiswa yang kurang mendukung pada setiap wilayah mahasiswa
tersebut.
Kata-kata Kunci: covid-19, pembelajaran daring.
PENDAHULUAN
Covid-19 atau Corona Virus ditemukan di Tiongkok pada Desember 2019, Virus
tersebut mulai menyebar dibeberapa Negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia
pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan wabah ini sebagai
pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai
316.860 orang dan di Indonesia sendiri telah menembus hingga angka 1.192 orang
(data per 18 Mei 2020) (Syaharuddin, S. 2020).
Awalnya Virus tersebut berasal dari provinsi Wuhan, Tiongkok, dan sekarang Virus
tersebut sudah menyebar dengan cepat ke berbagai Negara di dunia. Virus Corona
merupakan keluarga Virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
hingga berat, jenis Coronavirus diketahui sebuah penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middel East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Kementrian Kesehatan, 2020).
Wabah Coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di
dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya
Perguruan Tinggi. Untuk melawan Covid-19 pemerintah telah melarang untuk
berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical
distancing), memakai masker dan selalu mencuci tanggan menggunakan sabun.
Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah telah melarang
Perguruan Tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap mata (konvesional) dan
memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara
daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi
dituntut untuk dapat menyelengarakan pembelajaran secara daring atau online
(Firman, F., & Rahayu, S., 2020).
Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemic covid-19
adalah pembelajaran daring, menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011 No. 02
(2020), pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh
Zhang et al., (2004) menunjukan bahwa penggunaan internet dan teknologi
multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Pembelajaran
daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen,
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E.
(2017). Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop,
computer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi
kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Perguruan tinggi pada masa WHF
perlu melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring (Darmalaksana, 2020).
Pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa
tahun terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam
pembelajaran di era revolusi industry 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., &
Nugroho, E., 2019).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan, dimana penelitian ini
dalam mengumpulkan informasi serta datanya menggunakan berbagai macam bahan
dan materi berupa buku, dokumen, berita, dan khususnya jurnal. Obyek dalam
penelitian ini adalah pembelajaran daring yang dilakukan di rumah masing-masing.
Dengan metode ini diharapkan dapat mengidentifikasi kegiatan pembelajaran daring
di rumah sebagai upaya mendukung program pemerintah yaitu study from home
selama pandemi covid-19.
PEMBAHASAN
Kendala yang dialami juga cukup beragam contohnya masalah koneksi internet
dan kuota yang cukup mahal. Sebagian mahasiswa mengakses internet menggunakan
layanan selular, dan sebagian kecil menggunakan layanan WiFi. Ketika kebijakan ini
diterapkan kepada mahasiswa yang notabennya merantau, mereka akan pulang
kampung dan belajar dirumah masing-masing padahal belum tentu di setiap daerah
memiliki akses internet yang cukup baik. Mereka akan mengalami kesulitan sinyal
selular ketika di daerah masing-masing, jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat
lemah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi
dosen yang kurang dipahami oleh mahasiswa (Astuti, P., & Febrian, F.,2019).
Adapun kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah ataupun
kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi normal,
sekarang dengan mendadak karena dampak covid-19, maka ujian dibatalkan ataupun
di tunda. Penilaian internal bagi sekolah barangkali dianggap kurang urgent tetapi
bagi keluarga murid informasi penilaian sangat penting. Ada yang menganggap
hilangnya informasi penilaian murid sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa
depan murid. Misalkan saja target-target skill maupun keahlian tertentu murid yang
mestinya tahun ini mendapatkan penilaian sehingga berdampak treatment untuk tahun
yang akan datang, maka pupus sudah bagi murid yang telah mampu menguasai
banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak memperoleh penilaian yang semestinya.
Dampak tersebut tidak hanya didapatkan siswa yang masih menjalani proses
pembelajaran saja namun juga didapatkan oleh lulusan sekolah atau universitas
tersebut. Lulusan universitas ataupun pendidikan menengah yang mencari pekerjaan
tahun ini mengalami gangguan yang hebat karena pandemi Covid-19. Para mahasiswa
maupun siswa yang tahun ini lulus mengalami gangguan pengajaran di bagian akhir
studi mereka. Dampak langsung yang dialami oleh mereka adalah gangguan utama
dalam penilaian akhir yang mestinya mereka dapatkan. Namun dengan kondisi
apapun mereka tetap lulus dalam kondisi resesi global yang memilukan ini. Kondisi
pasar kerja yang cenderung sulit merupakan kendala baru bagi lulusan. Persaingan
dipasar kerja sangat kuat dan ketat dengan para pekerja yang juga sudah mengalami
Putus Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan dimana mereka bekerja. Adapun jika
mereka sebagai lulusan baru Universitas maka mereka mau tidak mau akan menerima
upah lebih rendah dan mereka akan mempunyai efek dalam persaingan karier
(Bobonis & Morrow, 2014). Lulusan universitas yang awalnya memprediksi dirinya
akan mendapatkan pekerjaan dan upah yang memadai akan tetapi kenyataan di
Indonesia disebabkan karena covid-19 mengakibatkan mereka harus berpikir ulang
tentang pendidikan yang ditempuh dan mendapatkan upah yang diharapkan.
Semua partisipan harus melakukan kerja sama demi mencapai keberhasilan dalam
penanganan dampak Covid19 di dunia Pendidikan ini. Yang pertama peran
pemerintah dalam hal ini sangat penting dan fundamental untuk melakukan alokasi
anggaran yang sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang
refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam
rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan. Yang kedua
peran orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga karena pembelajaran
dilakukan dirumah orang tua harus membuka cakrawala dan tanggung jawab orang
tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada effort orang tua dalam
mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak-anaknya meskipun tetap dengan
bantuan guru di sekolah. Yang ketiga peran guru yang harus memberikan pengajaran
seefektif mungkin untuk muridnya guna menciptakan kemudahan dan berhasil
mencapai target yang telah dibuat. Yang keempat peran sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi perubahan apapun
menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan
kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi. Program-
program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada
murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar
memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada
murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui
media daring tetap teratur dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-pelajaran yang
wajib dipahami oleh murid.
KESIMPULAN
Covid-19 atau Corona Virus ditemukan di Tiongkok pada Desember 2019, Virus
tersebut mulai menyebar dibeberapa Negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia
pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan wabah ini sebagai
pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai
316.860 orang dan di Indonesia sendiri telah menembus hingga angka 1.192 orang
(data per 18 Mei 2020) (Syaharuddin, S. 2020).
Disamping itu juga terdapat kelebihan yang meliputi kadar interaksi antara
mahasiswa dengan dosen, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja,
menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas, dan penyimpanan materi
pembelajaran. Kelebihan lainnya adalah pembelajaran tersebut bersifat mandiri, dan
memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi
yang semuanya digunakan untuk menyampaikan suatu pelajaran atau informasi
tentang sebuah mata mata kuliah tersebut, pada kuliah daring tersebut para peserta
didik lebih banyak mengirim tugas menggunakan email kepada peserta didik atau
dosen.
Seorang mahasiswa atau peserta didik harus memiliki motivasi tinggi mencari
ilmu, akan mengikuti pembelajaran dengan baik. Motivasi sebagai daya penggerak
individu untuk menimbulkan kelangsungan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian, mahasiswa atau peserta didik yang memiliki motivasi akan
memiliki tingkat belajar yang tinggi pula, sehingga mempercepat hasil yang ingin
dicapai, seperti pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. (Rahman, A. M.,
Mutiani, M., & Putra, M. A. H. 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Rahadian, D. (2017). Teknologi informasi dan komunikasi (tik) dan kompetensi teknol
ogi pembelajaran untuk pengajaran yang berkualitas. TEKNOLOGI PEMBEL
AJARAN, 2(1).
Din. CNNIndonesia. (n.d.-a). 4 Aplikasi Video Conference Yang Irit Dan Boros Data.
Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200330191529-185-
488422/4-aplikasi-video-conference-yang-irit-dan-boros-data . Diakses pada Mei
2020.
Kompasiana. 2020. 65% Mahasiswa Terkendala Jaringan Internet dan Kuota saat
Kuliah Daring.
https://www.kompasiana.com/syarif1970/5ede570a097f3622d66c20e2/65-mahasiswa-
terkendala-jaringan-internet-dan-kuota-saat-kuliah-daring . Diakses pada 08 Juni
2020.