Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

BAHASA INDONESIA

(Dosen Pengampu: Ibu Lutfiatun Latifah,M.Pd)

Kelas 1 C

Nama Kelompok : 1. Dini Dewi Anjarwati 3120203663

2. Dita Pradilla 3120203664

3. Dyah Ari Murti Rahayu 3120203665

4. Siti Nur Kasanah 3120203684

5. Siti Wahyuni 3120203685

6. Stevani Bunga Pradisha 3120203686

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

2020/2021
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah COVID-19

1. Dini Dewi Anjarwati 3120203663

2. Dita Pradilla 3120203664

3. Dyah Ari Murti Rahayu 3120203665

4. Siti Nur Kasanah 3120203684

5. Siti Wahyuni 3120203685

6. Stevani Bunga Pradisha 3120203686

Kelompok 4

Progam Studi D3 Keperawatan, Stikes Notokusumo Yogyakarta

Kampus II : Jl. Bener No 26 Tegalrejo Yogyakarta 55243

Kodepos : 55243, Telepon : (0274) 587208

Website : www.stikes-notokusumo.ac.id | Email : admisi@stikes-notokusumo.av.id |


Faximile : (0274) 587402

ABSTRAK

Covid-19 atau sering disebut Virus Corona adalah suatu wabah penyakit yang berasal
atau pertama kali di temukan dari Tiongkok, penyakit tersebut menyebar dengan cepat
ke seluruh dunia. Covid-19 tersebut menyebar ke Indonesia pada awal Maret 2020.
Penyebaran virus Corona ini menyebabkan beberapa kerugian yang cukup besar ke
negara kita yaitu Indonesia terutama dalam bidang ekonomi, dan merambat ke bidang
pendidikan, Covid-19 juga mengubah model pembelajaran secara drastis, dari
pembelajaran secara konvensional dan sekarang menjadi pembelajaran dilakukan
secara daring, dari yang bertatap muka dan sekarang Cuma bisa melalui via aplikasi
saja, yang terdampak mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.
Pada kegiatan pembelajaran dengan mode daring di Universitas Indonesia sudah
lumayan efektif dengan memanfaatkan aplikasi Google Classroom, Google Meet dan
E-learning. Kalau kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu masalah
koneksi internet mahasiswa yang kurang mendukung pada setiap wilayah mahasiswa
tersebut.
Kata-kata Kunci: covid-19, pembelajaran daring.

PENDAHULUAN

Covid-19 atau Corona Virus ditemukan di Tiongkok pada Desember 2019, Virus
tersebut mulai menyebar dibeberapa Negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia
pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan wabah ini sebagai
pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai
316.860 orang dan di Indonesia sendiri telah menembus hingga angka 1.192 orang
(data per 18 Mei 2020) (Syaharuddin, S. 2020).

Awalnya Virus tersebut berasal dari provinsi Wuhan, Tiongkok, dan sekarang Virus
tersebut sudah menyebar dengan cepat ke berbagai Negara di dunia. Virus Corona
merupakan keluarga Virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
hingga berat, jenis Coronavirus diketahui sebuah penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middel East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Kementrian Kesehatan, 2020).

Wabah Coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di
dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya
Perguruan Tinggi. Untuk melawan Covid-19 pemerintah telah melarang untuk
berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical
distancing), memakai masker dan selalu mencuci tanggan menggunakan sabun.
Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah telah melarang
Perguruan Tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap mata (konvesional) dan
memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara
daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi
dituntut untuk dapat menyelengarakan pembelajaran secara daring atau online
(Firman, F., & Rahayu, S., 2020).

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk


menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan masa berkerumun. Maka dari itu,
pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas
ditinjau ulang pelaksanaanya. Perkuliahan harus diselenggarakan dengan skenario
yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara mahsiswa dengan dosen
maupun mahasiswa dengan mahasiswi lainya, (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).
Menurut Milman (2015) penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan
mahasiswa dan dosen melaksanakan proses pembelajaran walupun mereka ditempat
yang berbeda. Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemic
covid-19 adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen
(2011).

Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemic covid-19
adalah pembelajaran daring, menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011 No. 02
(2020), pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh
Zhang et al., (2004) menunjukan bahwa penggunaan internet dan teknologi
multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Pembelajaran
daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen,
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E.
(2017). Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop,
computer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi
kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Perguruan tinggi pada masa WHF
perlu melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring (Darmalaksana, 2020).
Pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa
tahun terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam
pembelajaran di era revolusi industry 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., &
Nugroho, E., 2019).

Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga


pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh
(Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan
layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015;
Iftakhar, 2016), dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan, dimana penelitian ini
dalam mengumpulkan informasi serta datanya menggunakan berbagai macam bahan
dan materi berupa buku, dokumen, berita, dan khususnya jurnal. Obyek dalam
penelitian ini adalah pembelajaran daring yang dilakukan di rumah masing-masing.
Dengan metode ini diharapkan dapat mengidentifikasi kegiatan pembelajaran daring
di rumah sebagai upaya mendukung program pemerintah yaitu study from home
selama pandemi covid-19.

PEMBAHASAN

Covid 19 memberikan dampak yang cukup besar kepada masyarakat


Indonesia, khususnya pada sektor ekonomi. Dunia ekonomi menjadi bagian terpenting
dan utama bagi masyarakat, karena itu efeknya dapat merambat ke sektor lain, salah
satunya sektor Pendidikan. Kebijakan awal yang diambil pemerintah untuk dunia
Pendidikan di Indonesia adalah meliburkan seluruh aktivitas Pendidikan agar
memutus rantai penyebaran covid19 di Indonesia. Namun ternyata covid 19 malah
semakin menyebar sehingga pemerintah harus membuat kebijakan lain agar kegiatan
Pendidikan tetap berjalan yakni dengan sistem daring. Kegiatan belajar mengajar
yang semula dilaksanakan di kampus kini dapat dilakukan di rumah masing-masing.
Pembelajaran daring ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi seperti google meet,
google classroom dan E-learning.

Kegiatan pembelajaran daring berjalan dengan lumayan baik, meskipun terdapat


suatu kendala atau masalah dalam menggunakan aplikasi zoom dan google meet, yaitu
ada kendala dimana peserta didik masi kurang paham bagaimana menggunakan
aplikasi tersebut, dan kendala yang lebih banyak ditemui adalah koneksi internet yang
lambat pada daerah peserta didik, pada saat ditengah proses pembelajaran ada peserta
didik yang kurang paham atau kurang jelas dosen bisa mengulangi penjelasannya agar
peserta didik tersebut memahami materi yang diberikan oleh dosen. Aplikasi yang
digunakan untuk setiap mata kuliah yang diambilnya kebanyakan menggunakan
google meet, google classroom dan E-learning. Menurut saya sebagai mahasiswa
pembelajaran daring belum cukup efektif karena penyampaian materi dan pemahaman
beberapa mahasiswa kurang paham akan materi yang disampaikan dosen sehingga
peserta didik sulit memahami maksud dari tugas yang diberikan dosen.

Kendala yang dialami juga cukup beragam contohnya masalah koneksi internet
dan kuota yang cukup mahal. Sebagian mahasiswa mengakses internet menggunakan
layanan selular, dan sebagian kecil menggunakan layanan WiFi. Ketika kebijakan ini
diterapkan kepada mahasiswa yang notabennya merantau, mereka akan pulang
kampung dan belajar dirumah masing-masing padahal belum tentu di setiap daerah
memiliki akses internet yang cukup baik. Mereka akan mengalami kesulitan sinyal
selular ketika di daerah masing-masing, jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat
lemah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi
dosen yang kurang dipahami oleh mahasiswa (Astuti, P., & Febrian, F.,2019).

Tantangan lain yang dihadapi adalah kendala dalam pembiayaan pembelajaran


daring. Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti pembelajaran daring,
mereka harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli kuota data internet.
Menurut mereka, pembelajaran dalam bentuk konferensi video telah menghabiskan
banyak kuota data, sementara diskusi online melalui applikasi pesan instan tidak
membutuhkan banyak kuota. Rata-rata mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000
sampai Rp. 200.000 per minggu, tergantung provider seluler yang digunakan.
Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi video membutuhkan biaya
yang cukup mahal (Naserly, M. K., 2020).

Pembelajaran daring menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dapat


diakses dengan jaringan internet. Secara keseluruhan, mahasiswa puas dengan
pembelajaran yang fleksibel. Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak
terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah
masing-masing maupun dari tempat dimana saja. Dengan pembelajaran daring, dosen
memberikan perkuliahan melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun
dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Kondisi ini membuat mahasiswa dapat
secara bebas memilih mata kuliah yang dikuti dan tugas mana yang harus dikerjakan
lebih dahulu. Penelitian Sun et al., (2008) menginformasikan bahwa fleksibilitas
waktu, metode pembelajaran, dan tempat dalam pembelajaran daring berpengaruh
terhadap kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran.

Adapun kelebihan pembelajaran daring salah satunya mahasiswa merasa lebih


nyaman dalam mengemukakan gagasan dan pertanyaan dalam pembelajaran daring.
Mengikuti pembelajaran dari rumah membuat mereka tidak merasakan tekanan
psikologis dari teman sebaya yang biasa mereka alami ketika mengikuti pembelajaran
tatap muka. Ketidakhadiran dosen secara langsung juga menyebabkan mahasiswa
merasa tidak canggung dalam mengutarakan gagasan. Ketiadaaan penghambat fisik
serta batasan ruang dan waktu menyebabkan peserta didik lebih nyaman dalam
berkomunikasi (Sun et al., 2008). Lebih lanjut, pembelajaran secara daring
menghilangkan rasa cangung yang pada akhirnya membuat mahasiswa menjadi berani
berekpresi dalam bertanya dan mengutarakan ide secara bebas. Kelebihan lainnya
adalah pembelajaran tersebut bersifat mandiri, dan memberikan lebih banyak
pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan
untuk menyampaikan suatu pelajaran atau informasi tentang sebuah mata mata kuliah
tersebut, pada kuliah daring tersebut para peserta didik lebih banyak mengirim tugas
menggunakan email kepada peserta didik atau dosen.

Pembelajaran daring memiliki tantangan khusus, lokasi mahasiswa dan dosen


yang terpisah saat melaksanakan menyebabkan dosen tidak dapat mengawasi secara
langsung kegiatan mahasiswa selama proses pembelajaran. Tidak ada jaminan bahwa
mahasiswa sunguh-sungguh dalam mendengarkan ulasan dari dosen. Oleh karena itu
disarankan pembelajaran daring sebaiknya diselenggarakan dalam waktu tidak lama
mengingat mahasiswa sulit mempertahankan konsentrasinya apabila perkuliahan
daring dilaksanakan lebih dari satu jam. Bahan ajar yang biasa disampaikan dalam
bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara menyeluruh oleh mahasiswa
menyebabkan mahasiswa mendapatkan kesulitan untuk memahami materi
perkuliahan yang diberikan secara daring. Materi dan tugas saja tidak cukup untuk
memahami secara keseluruhan karena perlu penjelasan langsung dari dosen.

Adapun kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah ataupun
kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi normal,
sekarang dengan mendadak karena dampak covid-19, maka ujian dibatalkan ataupun
di tunda. Penilaian internal bagi sekolah barangkali dianggap kurang urgent tetapi
bagi keluarga murid informasi penilaian sangat penting. Ada yang menganggap
hilangnya informasi penilaian murid sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa
depan murid. Misalkan saja target-target skill maupun keahlian tertentu murid yang
mestinya tahun ini mendapatkan penilaian sehingga berdampak treatment untuk tahun
yang akan datang, maka pupus sudah bagi murid yang telah mampu menguasai
banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak memperoleh penilaian yang semestinya.
Dampak tersebut tidak hanya didapatkan siswa yang masih menjalani proses
pembelajaran saja namun juga didapatkan oleh lulusan sekolah atau universitas
tersebut. Lulusan universitas ataupun pendidikan menengah yang mencari pekerjaan
tahun ini mengalami gangguan yang hebat karena pandemi Covid-19. Para mahasiswa
maupun siswa yang tahun ini lulus mengalami gangguan pengajaran di bagian akhir
studi mereka. Dampak langsung yang dialami oleh mereka adalah gangguan utama
dalam penilaian akhir yang mestinya mereka dapatkan. Namun dengan kondisi
apapun mereka tetap lulus dalam kondisi resesi global yang memilukan ini. Kondisi
pasar kerja yang cenderung sulit merupakan kendala baru bagi lulusan. Persaingan
dipasar kerja sangat kuat dan ketat dengan para pekerja yang juga sudah mengalami
Putus Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan dimana mereka bekerja. Adapun jika
mereka sebagai lulusan baru Universitas maka mereka mau tidak mau akan menerima
upah lebih rendah dan mereka akan mempunyai efek dalam persaingan karier
(Bobonis & Morrow, 2014). Lulusan universitas yang awalnya memprediksi dirinya
akan mendapatkan pekerjaan dan upah yang memadai akan tetapi kenyataan di
Indonesia disebabkan karena covid-19 mengakibatkan mereka harus berpikir ulang
tentang pendidikan yang ditempuh dan mendapatkan upah yang diharapkan.

Semua partisipan harus melakukan kerja sama demi mencapai keberhasilan dalam
penanganan dampak Covid19 di dunia Pendidikan ini. Yang pertama peran
pemerintah dalam hal ini sangat penting dan fundamental untuk melakukan alokasi
anggaran yang sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang
refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam
rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan. Yang kedua
peran orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga karena pembelajaran
dilakukan dirumah orang tua harus membuka cakrawala dan tanggung jawab orang
tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada effort orang tua dalam
mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak-anaknya meskipun tetap dengan
bantuan guru di sekolah. Yang ketiga peran guru yang harus memberikan pengajaran
seefektif mungkin untuk muridnya guna menciptakan kemudahan dan berhasil
mencapai target yang telah dibuat. Yang keempat peran sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi perubahan apapun
menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan
kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi. Program-
program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada
murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar
memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada
murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui
media daring tetap teratur dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-pelajaran yang
wajib dipahami oleh murid.

Sumber: Kompasiana.com, 2020


Gambar 1. HAMBATAN PEMBELAJARAN DARING

Namun pembelajaran yang dilakukan secara daring ini merupakan satu-satunya


solusi untuk menekan penyebaran covid-19. Covid-19 merupakan penyakit yang
menyerang sistem pernapasan manusia. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan meminimalisir kontak fisik dengan orang lain.

KESIMPULAN

Covid-19 atau Corona Virus ditemukan di Tiongkok pada Desember 2019, Virus
tersebut mulai menyebar dibeberapa Negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia
pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan wabah ini sebagai
pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai
316.860 orang dan di Indonesia sendiri telah menembus hingga angka 1.192 orang
(data per 18 Mei 2020) (Syaharuddin, S. 2020).

Covid 19 memberikan dampak yang cukup besar kepada masyarakat Indonesia,


khususnya pada sektor ekonomi. Dunia ekonomi menjadi bagian terpenting dan utama
bagi masyarakat, karena itu efeknya dapat merambat ke sektor lain, salah satunya
sektor Pendidikan. Pemerintah membuat kebijakan agar kegiatan Pendidikan tetap
berjalan yakni dengan sistem daring. Kegiatan belajar mengajar yang semula
dilaksanakan di kampus kini dapat dilakukan di rumah masing-masing. Pembelajaran
daring ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi seperti google meet, google
classroom dan E-learning.

Pembelajaran daring memiliki beberapa kelemahan yaitu harus menggunakan


jaringan internet, membutuhkan banyak biaya, komunikasi melalui internet terdapat
berbagai kendala yaitu lambat. Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti
pembelajaran daring, mereka harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli
kuota data internet. Menurut mereka, pembelajaran dalam bentuk konferensi video
telah menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi online melalui applikasi
pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota. Rata-rata mahasiswa menghabiskan
dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu, tergantung provider seluler yang
digunakan. Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi video
membutuhkan biaya yang cukup mahal (Naserly, M. K., 2020).

Disamping itu juga terdapat kelebihan yang meliputi kadar interaksi antara
mahasiswa dengan dosen, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja,
menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas, dan penyimpanan materi
pembelajaran. Kelebihan lainnya adalah pembelajaran tersebut bersifat mandiri, dan
memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi
yang semuanya digunakan untuk menyampaikan suatu pelajaran atau informasi
tentang sebuah mata mata kuliah tersebut, pada kuliah daring tersebut para peserta
didik lebih banyak mengirim tugas menggunakan email kepada peserta didik atau
dosen.

Seorang mahasiswa atau peserta didik harus memiliki motivasi tinggi mencari
ilmu, akan mengikuti pembelajaran dengan baik. Motivasi sebagai daya penggerak
individu untuk menimbulkan kelangsungan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian, mahasiswa atau peserta didik yang memiliki motivasi akan
memiliki tingkat belajar yang tinggi pula, sehingga mempercepat hasil yang ingin
dicapai, seperti pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. (Rahman, A. M.,
Mutiani, M., & Putra, M. A. H. 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Rahadian, D. (2017). Teknologi informasi dan komunikasi (tik) dan kompetensi teknol
ogi pembelajaran untuk pengajaran yang berkualitas. TEKNOLOGI PEMBEL
AJARAN, 2(1).

Rahan, A. M.,, M. (2019). Pengaruh Kompetensi pedagogik dosen terhadap motivasi


belajar mahasiswa pendidikan IPS. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, K
omunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, 10(2), 375-387 .

Syaharuddin, S. (2020). PEMBELAJARAN MASA PANDEMI: DARI KONVENSIAON


AL KE DARING. PEMBELAJARAN MASA PANDEMI: DARI KONVENSION
AL KE DARING.

Syahruddin, S. (2020). Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam Pembelajaran d


i Era COVID-19. Menimbang Peran Teknologi dan Guru Pembelajaran di Er
a COVID-19.

Din. CNNIndonesia. (n.d.-a). 4 Aplikasi Video Conference Yang Irit Dan Boros Data.
Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200330191529-185-
488422/4-aplikasi-video-conference-yang-irit-dan-boros-data . Diakses pada Mei
2020.

Kompasiana. 2020. 65% Mahasiswa Terkendala Jaringan Internet dan Kuota saat
Kuliah Daring.
https://www.kompasiana.com/syarif1970/5ede570a097f3622d66c20e2/65-mahasiswa-
terkendala-jaringan-internet-dan-kuota-saat-kuliah-daring . Diakses pada 08 Juni
2020.

Anda mungkin juga menyukai