Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M.

K
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG KABELA RSJ PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO,
SULAWESI UTARA

Clinical Teacher (CT) : Ns. Tineneke Tololiu, S.Kep, M.Kep


Clinical Instructur (CI) : Ns. Norce Supit

Disusun Oleh :
Junior M. Sumilat
711440119019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
2021
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................................15
DATA FOKUS...............................................................................................................................30
ANALISA DATA...........................................................................................................................30
POHON MASALAH.....................................................................................................................31
DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................................................................31
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN..............................................................................32
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................33
CATATAN PERKEMBANGAN..................................................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................36
A. Kesimpulan.............................................................................................................................36
B. Saran.......................................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dan kemajuan teknologi yang pesat di segala bidang berdampak
pada tata kehidupan masyarakat di daerah perkotaan maupun perdesaan. Namun tidak
semua masyarakat dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Sebagai contoh
banyak orang berlomba untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan seperti
kendaraan baru, pekerjaan baru yang bisa menunjang kehidupan diri sendiri maupun
keluarga, tetapi tidak semua dari masyarakat berhasil untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan. Ditambah dengan bencana alam yang baru saja terjdi, seperti gempa
bumi, tsunami dan kecelakaan pesawat, banyak masyarakat yang kehilangan harta
benda maupun keluarga mereka. Akibatnya terjadi berbagai masalah kesehatan jiwa
seperti perilaku, perasaan dan pikiran yang luar biasa terguncang jika tidak
ditatalaksanakan dengan baik dapat menimbulkan ancaman bagi pasien tersebut
maupun orang lain (Kemenkes, 2011).
Kesehatan jiwa adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik,
tepat dan bahagia (Menninger, 2015). Menurut Undang - Undang Kesehatan Jiwa no
18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan mampu berkontribusi untuk komunitasnya. Seseorang yang sehat jiwa
dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, merasa bebas secara
relatif dari ketegangan dan kecemasan, merasa lebih puas memberi daripada
menerima. Angka penderita gangguan jiwa mengkhawatirkan secara global, sekitar
450 juta orang yang menderita gangguan mental. Orang yang mengalami gangguan
jiwa sepertinya tinggal di negara yang berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan. Menurut World Health
Organization
(WHO) pada tahun 2016, secara global, terdapat sekitar 35 juta orang yang
mengalami depresi, 60 juta orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan
skizofrenia, dan 47,5 juta orang dengan demensia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 dilaporkan, prevalensi rumah
tangga dengan anggota rumah tangga gangguan jiwa Skizofrenia dalam rentang tahun
2013-2018 (per mil) di wilayah Kalimantan Timur adalah 2%0 mil pada tahun 2013
meningkat menjadi 5%0 mil pada tahun 2018.
Jumlah kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota
Samarinda tahun 2016 di RSJD Atma Husada Mahakam sebanyak 1131 orang laki-
laki dan 383 orang perempuan (Dinas Kesehatan Kota Samarinda, 2016).
Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam pada tahun 2016 mencatat
rata-rata pasien rawat inap di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda sebanyak 249
orang, jumlah pasien rata-rata pasien IGD pada tahun 2016 sebanyak 257 orang,
dengan presentase 38% yang mengalami halusinasi. Dan pada bulan Januari sampai
Mei tahun 2017 mencatat rata-rata pasien rawat inap di RSJD Atma Husada Mahakam
sebanyak 168 orang, jumlah rata-rata pasien IGD bulan Januari sampai Juni tahun
2017 sebanyak 227 orang dengan presentase 36% yang mengalami halusinasi. Pada
bulan Juli 2018 di ruang intermediate Tiung memiliki presentase 49%, di ruang Punai
memiliki presentase 59%, di ruang Belibis memiliki presentase 37% di ruang Gelatik
memiliki presentase 48%, di ruang Enggang memiliki presentase 39% dan di ruang
Elang memiliki presentase 53% yang mengalami halusinasi
Stuart dan Laraia dalam Yosep (2016) menyatakan bahwa pasien dengan
halusinasi dengan diagnosa medis skizofrenia sebanyak 20% mengalami halusinasi
pendengaran dan penglihatan secar bersamaan, 70% mengalami halusinasi
pendengaran, 20% mengalami halusinasi penglihatan, dan 10% mengalami halusinasi
lainnya.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan jiwa secara komprehensif pada pasien dengan halusinasi pendengaran di
Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah latar belakang diatas, maka rumusan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Halusinasi
Pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi
Utara.”

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi Pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang
Manado, Sulawesi Utara
2. Melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah gangguan persepsi sensori
: halusinasi pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
4. Menyusun perencanaan keperawatan pasien dengan masalah gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V.
L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pasien dengan masalah gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V.
L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
6. Mengevaluasi pasien dengan masalah gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado,
Sulawesi Utara

D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan penulis dalam hal melakukan studi kasus dan
mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pasien dengan masalah ganngguan
persepsi : halusinasi pendengaran
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi rumah
sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan masalah gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan
memberikan dan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah persepsi klien yang salah terhadap lingkungan tanpa


stimulus yang nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang
sesuatu
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan manusia
untuk membedakan rangsangan internal pikiran dan rangsangan eksternal
(Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduaan tanpa adanya stimulus yang nyata
(Keliat, 2014).
Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran
dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat
meliputi semua sistem penginderaan (Dalami, Ermawati dkk 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa halusinasi
adalah adanya gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran
dan
pikiran sering terjadi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan dengan persepsi yang
salah terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata.

B. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Trimeilia (2011) jenis-jenis halusinasi adalah sebagai berikut :
1) Halusinasi pendengaran (auditory)
Mendengar suara yang membicarakan, mengejek, mentertawakan,
mengancam, memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-kadang hal
yang berbahaya). Perilaku yang muncul adalah mengarahkan telinga pada
sumber suara, bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, menutup
telinga, mulut komat-kamit, dan ada gerakan tangan.
2) Halusinasi penglihatan (visual)
Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar, orang atau
panorama yang luas dan kompleks, bisa yang menyenangkan atau
menakutkan. Perilaku yang muncul adalah tatapan mata pada tempat tertentu,
menunjuk ke arah tertentu, ketakutan pada objek yang dilihat.
3) Halusinasi penciuman (olfactory)
Tercium bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan, seperti bau darah, urine
atau feses atau bau harum seperti parfum. Perilaku yang muncul adalah
ekspresi wajah seperti mencium dengan gerakan cuping hidung, mengarahkan
hidung pada tempat tertentu, menutup hidung. 9
4) Halusinasi pengecapan (gustatory)
Merasa mengecap sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan, seperti rasa
darah, urine atau feses. Perilaku yang muncul adalah seperti mengecap, mulut
seperti gerakan mengunyah sesuatu, sering meludah, muntah.
5) Halusinasi perabaan (taktil)
Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat, seperti
merasakan sensasi listrik dari tanah, benda mati atau orang. Merasakan ada
yang menggerayangi tubuh seperti tangan, binatang kecil dan makhluk halus.
Perilaku yang muncul adalah mengusap, menggaruk-garuk atau meraba-raba
permukaan kulit, terlihat menggerakkan badan seperti merasakan sesuatu
rabaan.
6) Halusinasi sinestetik
Merasakan fungsi tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan arteri,
makanan dicerna atau pembentukan urine, perasaan tubuhnya melayang di
atas permukaan bumi. Perilaku yang muncul adalah klien terlihat menatap
tubuhnya sendiri dan terlihat seperti merasakan sesuatu yang aneh tentang
tubuhnya.

C. Etiologi

a. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2010) faktor predisposisi klien dengan halusinasi :

1) Faktor perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentah terhadap
stress.
2) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi
akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3) Faktor biologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stres
berkepanjangan
jangan menyebabkan teraktivitasnya neurotransmitter otak.
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.
Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam
hayal.
5) Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang
tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi
menunjukan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor presipitasi
1) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
perasaan
tidak aman, gelisah, bingung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan
keadaan yang
nyata dan tidak nyata.
Menurut Rawlins dan Heacock (1993) mencoba memecahkan
masalah
halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu
sebagai
makhluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-
spritual.
Sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu :

(1) Dimensi fisik


Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam
hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam
waktu yang
sama.
(2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak
dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi, isi daari
halusinasi
dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak
sanggup
lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut
klien
berbuat sesuatu terhadap kekuatan tersebut.
(3) Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu
dengan
halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang
menekan, namun merupakan satu hal yang menimbulkan
kewaspadaan
yang dapat menagmabil seluruh perhatian klien dan jarang akan
mengontrol semua perilaku klien.
(4) Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dari fase awal dan
comforting
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat
membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya, seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
sosial,
contoh diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia
nyata. Isi
halusinasi dijadikan ancaman, dirinya atau orang lain individu
cenderung
keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi
yang
menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu
berinteraksi
dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
(5) Dimensi spritual
Secara spritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas,
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya
secara
spritual untuk menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu,
karena ia
sering tidur larut malam dan bangun sangat siang. Saat terbangun
terasa
hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya. Ia sering memaki takdir
tetapi
lemah dalam upaya memjemput rezeki, menyalahkan lingkungan
dan
orang lain yang menyebabkan takdirnya memburuk.
D. Rentang Respons Neurobiologi
1) Respon adaptif adalah respon yang yang dapat diterima oleh
normanorma sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain
individu tersebut
dalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat
memecahkan masalah tersebut.

(1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada


kenyataan.
(2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan.
(3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang
timbul
dari pengalaman ahli.
(4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih
dalam
batas kewajaran.
(5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi denagn orang
lain
dan lingkungan.
2) Respon psikosial meliputi
(1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan
gangguan
(2) Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena
rangsangan panca indera
(3) Emosi berlebihan atau berkurang
(4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang
melebihi
batas kewajaran
(5) Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindar interaksi
dengan
orang lain
3) Respon maladaptif adalah respon individu dalam
menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan
lingkungan, adapun respon maladaptif ini meliputi :

 Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh


dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan sosial.
 Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi
eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
 Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari
hati.
 Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak
teratur.
 Isolasi sosial adalah kondisi sendirian yang dialami oleh individu
dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
kecelakaan yang negatif mengancam.

E. Tahapan Proses Terjadinya Halusinasi


Menurut Yosep (2010) dan Trimeilia (2011) tahapan halusinasi ada lima fase
yaitu:
1) Stage I (Sleep Disorder)
Fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi.
Karakteristik :
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut
diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa
sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat
narkoba, dikhianati kekasih, masalah di kampus, di drop out, dst. Masalah
terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support sistem kurang dan
persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangung terus-menerus
sehingga terbiasa menghayal. Klien menganggap lamunan-lamunan awal
tersebut sebagai pemecahan masalah.
2) Stage II (Comforting Moderate Level of Anxiety)
Halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami.
Karakteristik :
Klien mengalami emosi yang berlanjut, seperti adanya perasaan cemas,
kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba untuk memusatkan
pemikiran pada timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman
pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam
tahapan ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
Perilaku yang muncul biasanya dalah menyeringai atau tertawa yang tidak
sesuai, menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara, gerakan mata
cepat, respon verbal lamban, diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang
mengasyikkan.
3) Stage III (Condemning Severe Level of Anxiety)
Secara umum halusinasi sering mendatangi klien.
Karakteristik :
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien
mulai merasa tidak mampu mengontrolnya dan mulai berupaya untuk
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien. Klien
mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya tersebut dan menarik
diri dari orang lain dengan intensitas watu yang lama. Perilaku yang muncul
adalah terjadinya peningkatan sistem syaraf otonom yang menunjukkan
ansietas atau kecemasan, seperti : pernafasan meningkat, tekanan darah dan
denyut nadi menurun, konsentrasi menurun.
4) Stage IV (Controling Severe Level of Anxiety)
Fungsi sensori menjadi tidak relevan dengan kenyataan.
Karakteristik :
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abnormal yang datang.
Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah
dimulai fase gangguan psikotik. Perilaku yang biasanya muncul yaitu
individu cenderung mengikuti petunjuk sesuai isi halusinasi, kesulitan
berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa
detik/menit.
5) Stage V (Concuering Panic Level of Anxiety)
Klien mengalami gangguan dalam menilai lingkungannya.
Karakteristik :
Pengalaman sensorinya terganggu. Klien mulai terasa terancam dengan
datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau
perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung
selama minimal empat jam atau seharian bila klien tidak mendapatkan
komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat. Perilaku yang
muncul adalah perilaku menyerang, risiko bunuh diri atau membunuh, dan
kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi (amuk, agitasi, menarik diri).

F. Mekanisme Koping
Menurut Dalami dkk (2014) mekanisme koping adalah perilaku yang
mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang
menakutkan
berhubungan dengan respon neurobiologi maladaptif meliputi:
1) Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali
seperti apa perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
2) Proyeksi, keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada
orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya untuk
menjelaskan kerancuan persepsi).
3) Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindari sumber
stressor, misalnya menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain.
Sedangkan reaksi psikologis individu menunjukan perilaku apatis, mengisolasi
diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian Keperawatan Jiwa

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. M.K
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Informan : Klien
Tanggal pengkajian : 10 November 2021
Nomor Registrasi :

II. ALASAN MASUK


Klien masuk RSJ, Ratumbuysang pada tahun 2010, sebelum masuk RS klien
mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang tidak jelas sumber
suaranya, bisikan tersebut mengatakan “ Putar music kencang-kencang “.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 Nov 2021 klien bersifat
kooperatif dan sangat terbuka serta berinteraksi dengan sangat baik

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu : (√) ya, ( ) tidak

2. Pengobatan sebelumnya :
( ) berhasil ( ) kurang berhasil ( ) tidak berhasil
3. Masalah penganiayaan :
Pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1,2,3 :

Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1992 di rawat di RSJ dan
setelah dipulangkan tetapi klien menjalani pengobatan rawat jalan dan klien mengatakan tidak
pernah mengalami penaniayaan baik fisik atau seksual, tidak ada kekerasan dalam keluarga

Masalah keperawatan :

......................................................................................................................................................
.................................................................................................................

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


( ) ya (√) tidak

Hubungan keluarga : Tidak ada


Riwayat pengobatan/perawatan : Tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? (perceraian/perpisahan/konflik dsb)
Klien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan berupa tidak
diterima oleh keluarganya karena dirinya sudah mengalami gangguan jiwa

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda Vital TD:105/66 mmhg N: 86x/menit


S :36,7°C P: 22x/menit
2. Ukur TB: 150 cm BB : 48 kg
3. Keluhan fisik ( ) ya (√) tidak
Jelaskan :
.........................................................................................................................................
.......................................................................................................
Masalah keperawatan :
.........................................................................................................................................
.......................................................................................................

IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien
Jelaskan :
Klien Ny. M.K memiliki 6 orang bersaudara, dan ayah dan ibu klien sudah
meninggal, dan saudara ke 1,3, dan ke 5 juga sudah meninggal, klien sebelumnya
tinggal serumah bersama dengan ibu dan ayah

Masalah keperawatan :
.....................................................................................................................................
.................................................................................................

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan menyukai seluruh anggota
tubuhnya
b. Identitas diri :
Klien mengatakan statusnya saat ini di rumah sakit adalah pasien yang
seddang dalam pengobatan dan status daalam keluarga adalah seorang anak
ke 6 bersaudarah
c. Peran :
Klien mengatakan sadar akan perannya saat ini yaitu seorang Wanita yang
masih harus bekerja yang masih harus bekerja dan membantu orang lain,
serta perannya sebagai pasien
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segerah sembuh dan pulang kerumah agar dapat
berkumpul dengan keluarga serta dapat Kembali membantu kakanya
dirumah untuk melakukan pekerjaan rumah

e. Harga diri :
Klien mengatakan tidak merasa malu maupun harga diri rendah pada dirinya
baik terhadap keluarganya maupun yang disekitarnya

Masalah keperwatan :
..............................................................................................................................
.........................................................................................
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti dalam kehidupannya adalah ibunya
b. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat :
Klien mengatakan jika dilingkungan tempat tinggalnya klien sering ikut
kegiatan kelompok dalam gereja
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain, tetapi kalau orang yang baru klien merasa risih sedikit

Masalah keperawatan :
..............................................................................................................................

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan bahwa dirinya memeluk agama Kristen
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan bahwa dirinya sering beribadah di gereja dan klien berdoa
agar dapat cepat sembuh

Masalah keperawatan :
..............................................................................................................................

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan : ( ) tidak rapi
( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan klien rapih dengan baju yang sudah sesuai, pakaian yang digunakan
klien bersih dan tidak kotor
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
2. Pembicaraan : ( ) cepat ( ) keras
( ) gagap ( ) inkoheren
( ) apatis ( ) lambat
( ) membisu ( ) tidak mampu memulai
bicara
Jelaskan :
Gaya bicara klien lemah lembut dengan intinasi yang jelas, klien berdialog dengan
baik
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................

3. Aktivitas motorik : ( ) lesu( ) tegang


( ) gelisah ( ) agitasi
( ) Tik ( ) grimasen
( ) tremor ( ) kompulsif
Jelaskan :
Aktifitas motoric klien baik, tidak tegang, tidak tremor, tidak lesu maupun gelisah,
dan klien mampu beraktifitas dengan normal
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
4. Alam Perasaan : ( ) sedih ( ) ketakutan
( ) putus asa ( ) khawatir
( ) gembira berlebihan
Jelaskan :
Perasaan klien mengatakan perasaannya biasa saja, namun klien senang dapat
bertemu dengan mahasiswa dan dapat berbincang-bincang
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
................................................................................................
5. Afek : ( ) Datar ( ) Tumpul
( ) labil ( ) Tidak sesuai

Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien merujuk afek positif, klien berbincang dengan
sangat antusias dan merespon dengan baik
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
6. Interaksi selama wawancara

( ) Tidak kooperatif
( ) Mudah tersinggungan ( ) Kontak mata kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian interaksi klien sangat kooperatif tapi kontak mata klien
kurang baik saat berdialog
Masalah keperawatan :
.............................................................................

7. Persepsi/ Halusinasi :

(√) Pendengaran ( ) penglihatan


( ) Perabaan ( ) pengecapan
( ) penghidungan
Jelaskan :

Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang tidaak


diketahui sumbernya yang telah dialami sejak beberapa tahun

Masalah keperawatan :
Gangguan persepsi sensori, halusinasi pendengaran
8. Proses pikir : ( ) Sircumstansial ( ) Tangensial
( ) Kehilangan asosiasi
( ) flight of idea ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan persevarasi
Jelasakan :
Saat dilakukan wawancara proses pikir klien normal, masih berkaitan dengan
konteks, dan tidak lari dari pembahasan yang sedang dibicarakan, dan klien tidak
mengulangi pembicaraan dan tidak pernah melakukan blocking
Masalah keperawatan :
Tidak ada

9. Isi Pikir : ( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria


( ) Dipersonalisasi ( ) ide yang terkait
( ) pikiran magis
Waham : ( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran
( ) Curiga ( ) Nihilistik ( ) sisip pikir
( ) Siap Pikir ( ) Kontrol Pikir
Jelaskan :
Klien saat dilakukan wawancara tidak menunjukan perilaku mengarah ke waham
dan klien mengatakan tidak merasa waham, baik waham agama, somatic,
kebesaran, curiga, dan lain-lain
Masalah keperawatan :
Tidak ada
10. Tingkat kesadaran : ( ) Bingung ( ) Fobia
( ) hipokondria
Disorientasi : ( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien dalam tingkat kesadaran composmentis atau sadar,
mampu mengenal waktu, tempat, maupun orang dengan keadaan umum klien baik

Masalah keperawatan :
Tidak ada
11. Memori : ( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini
( ) Konfabulasi
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien tidak memiliki gangguan daya ingat dan dapat
menyebutkan nama-nama anggota keluarga, alamat dan tempat tinggal dan tanggal
lahir
Masalah keperawatan ;
Tidak ada
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
( ) Mudah bersedih
( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mamapu berhitung sederhana

Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien mampu berkonsentrasi dan tidak mudah dialihkan
oleh objek lain, dan klien lancer melakukan perhitungan angka sodarah serta klien
dapat berhitung menggunakan penjumlahan maupun pengurangan
Masalah keperawatan :
Tidak ada

13. Kemampuan Penilaian : (√) Gangguan ringan


( ) Gangguan Bermakna

Jelaskan :
Saat dikaji, klien tampak dalam gangguan ringan (masih mampu mengambil
keputusan)
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
14. Daya tarik diri :( ) Mengingkari penyakit yang diderita
( ) Menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya

Jelaskan :
Saat pengkajian, klien tampak mengingat penyakit yang dideritanyadengan
mengatakan klien tidak gila hanya saja stress dengan pikirannya
Masalah keperawatan :
VI. PERSIAPAN PULANG
1. Makan dan Minum : ( ) Bantuan minimal
( ) Bantuan total Jelaskan :
Klien mengatakan makan sendiri dari pembagian orang di rumah sakit
2. BAB/BAK : ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan :
Klien mengatakan BAK/BAK dengan sendiri dengan menggunakan fasilitass dari
rumah sakit

3. Mandi : ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total


Jelaskan :
Klien mengatakan mandi sendiri, dan klien mampu melakukan kegiatan hygiene
seperti sikat gigi seperti sikat gigi dan cuci rambut seendiri mandi frekuensi 3x/ hari
dengan memakai sabun
4. Berpakaian/berhias : ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan :
Klien mengatakjan berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain dengan
menggunakan pakaaiaan yang rapih dan sesuai yang disediakan RS
Istirahat / tidur :
(√) Tidur siang, lama : 13.00 .s/d 15.00
(√) Tidur malam, lama : 21.00 s/d 05.00
(√) kegiatan sebelum/ sesudah tidur :
Klien mengatakan sebelukm tidur klien cuci kaki dan berdoa
5. Penggunaan obat : (√) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan :
Klien mengatakan penggunaan obat dengan bantuan perawat ruangan yang
menyediakan obat terhadapklien untuk diminum
6. Pemeliharaan Kesehatan :
Perawatan lanjut : ( ) ya ( ) tidak
Perawatan pendukung : ( )ya ( ) tidak

Jelaskan

Klien mengatakan sering di kontrol dengan pemeriksaan tekanan darah, konsumsi obat

dari rumah sakit


7. Kegiatan didalam rumah :
Mempersiapkan makan : (√) ya ( ) tidak
Menjaga kerapihan rumah : (√) ya ( ) tidak
Mencuci pakaian : (√) ya ( ) tidak
Mengatur keuangan : ( ) ya ( ) tidak
Jelaskan
Klien mengatakan saat dirumah klien dapat mempersiapkan makanan ,
membersihkan rumah dan mencuci pakaian
8. Kegiatan diluar rumah :
Belanja : (√) ya ( ) tidak
Transportasi : ( ) ya ( ) tidak
Lain-lain : ( ) ya ( ) tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan saat sebelum masuk RS klien biasanya bekerja dan klien pergi
berbelanja

VII. MEKANISME
KOPING Adaptif
(√) Bicara dengan orang lain
(√) Mampu menyelesaikan masalah
( ) Tehnik relaksasi
( ) Aktivitas konstruktif
( ) Mencederai diri/orang lain/barang
( ) Lain-lain

Mal adaptif
( ) Minum alkohol
( ) Reaksi lambat/ berlebihan
(√) Bekerja berlebihan
( ) Menghindari
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik
Klien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan dukungan kelompok, klien
mempunyai teman dirumah sakit
Masalah berhubungan dengan lingkungan spesfisik
Klien mengatakan tidak mempunyai masalah terkait dengan berhubungan dengan
linmgkungan, klien dapat berbubungan dengan orang sekitarnya tanpa rassa malu,
dan sering berbincang dengan teman sesama
Masalah berhubungan dengan pendidikan spesifik
Klien mengatakan bahwa dirinya berpendidikan

Masalah berhubungan dengan pekerjaan spesifik


Klien mengatakan saat masuk RS klien sudah tidak mempunyai pekerjaan, tapi klien
di dalam ruang selalu bekerja mempersiapkan maknan, pakaian dll untuk pasien
diruangan

Masalah berhubungan dengan perumahan spesifik


Klien mengatakan tidak memiliki masalah terkait perumahan, klien mengatakan
memiliki rumah yang ditinggalkan oleh orang tuanya, hanya saja klien tidak dapat
tinggal dirumah karena harus menjalani perawatan di RS
Masalah berhubungan dengan ekonomi spesifik
Klien mengatakan untuk ekonomi, klien tidak mempunyai uang
Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pelayanan Kesehatan karena saat
dirumah sakit klien kesehatannya dipantaiu dan sering memperoleh obat terkait
penyakitnya
Masalah keperawatan :
...................................................................................................................................

IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


( ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung
( ) Faktror Predisposisi ( ) Kondisi fisik
( ) Mekanisme koping ( ) Obat-obatan
( ) Lain-lain
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak mengetahui faktor halusinasi
yang dialami
Masalah keperawatan :
..................................................................................................................................
ASPEK MEDIS
Diagnosa medik :
Skizofrenia Residural
Terapi medik :
Obat oral
- Trihexyphenidyl tab 2x1 (2 mg)
- Haloperidol tab 2x1 (2 mg)
- Cpz tab 2x1
DATA FOKUS

Data Subjektif
- Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan yang tidak jelass sumbernya
- Klien mengatkan mendengar suara yang sering berbicara tentang putar mussik kencang-
kencang
- Klien mengatakan pernah ,mengalami masa lalku yang tidak menyenangkan berupa tidak
diterima oleh keluarganya karena dirinya sudah mengalami gangguan jiwa
- Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, tetapi
kalua orang baru klien merasa rishi sedikit
Data Objektif
- Klien tampak berbicara sendiri tanpa ada lawan bicara
- Kontak mata kurang

ANALISA DATA

No Data Masalah
1 Data Subjektif Gangguan persepsi
sensori halusinassi
- Klien mengatakan sering mendengar suara
pendengaran
bisikan yang tidak jelass sumbernya
- Klien mengatkan mendengar suara yang
sering berbicara tentang putar mussik
kencang-kencang
Data Objektif
- Klien tampak berbicara sendiri tanpa ada
lawan bicara
2 Data Subjektif Harga diri rendah
situasional
- Klien mengatakan pernah mengalami masa
lalu yang tidak menyenangkan berupa tidak
diterima oleh keluarga karena dirinya sudah
mengalami gangguan jiwa
Data Objektif
- Klien tampak sedikit murung
- Kontak mata yang kurang
3 Data Subjektif Koping Defensif
- Klien mengatakan tidak memiliki hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain, tetapi
kalau orang baru klien merasa kurang pecaya
diri
Data Objektif
- Kontak mata klien kurang
POHON MASALAH

Resiko perilaku medecerai


Effect
(diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan verbal)

Care Problem Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


Pron

Cause Isolasi Sosial

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. (D.0085) Gangguan Persepsi Sensori b.d gangguan pendengaran (halusinasi)
2. (D.0087) Harga Diri Rendah situasional b.d Riwayat penolakan
3. (D.D.0094) Koping Defensif b.d sulit membangun atau mempertahankan hubungan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Pasien : Diagnosa Medis :

Ruang : No. RM :

Tgl Dx. Perencanaan


Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi
1 (D.0085) Setelah - Verbaalisasi Manajemen halusinasi
Gangguan dilakukan mendengar (I.03112)
Persepsi tindakann bisikan Observasi
Sensori b.d keperawatan - Memonitor perilaku yang
gangguan selama 3x5 jam mengindikasi halusinasi
pendengaran diharapkan Terapeutik
(halusinasi) (L.09083) - Pertahankan lingkungan yang aman
Persepsi sensori - Diskusikan perasaan dan respon
membaik terhadap halusinasi
Edukasi
- Anjurkan melakukan distraksi (mis.
Mendengarkan music, melakukan
aktifitas dan Teknik relaksasi)
Kolaborasi
- Kolaborasipemberian obat
antipsikotik dan antiansietas, jika
perlu
2 (D.0087) Harga Setelah - Penilaian diri Manajemen Perilaku
diri Rendah dilakukan positif (I.12463)
situasional b.d tindakann - Kontak mata Observasi
Riwayat keperawatan - Identifikasi harapan untuk
Penolakan selama 3x5 jam mengendalikan perilaku
diharapkan Terapeutik
(L.09069) - Jadwalkan kegiatan terstruktur
Harga Diri - Bicara dengan nada yang rendah dan
Meningkat tenang
3 (D.0094) Koping Setelah Kemampuan Promosi Harga Diri
Defensif b.d sulit dilakukan membina (I.09308)
membangun atau tindakan hubungan Observasi
mempertahankan keperawatan - Monitor tingkat hanya diri setiap
hubungan selama 3x5 jam waktu sesuai kebutuhan
diharapkan Terapeutik
(L.09086) - Motivasi menerima tantangan atau
Status Koping hal baru
membaik Edukasi
- Anjurkan mempertahankan kontak
mata saat berkomunikasi dengan
orang lain
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Rabu/10-11-2021

Diagnose Implementasi Evaluasi

(D.0085) 07.00-12.00 S:
Gangguan - Perkenalan (Bina hubungan saling - Klien mengatakan
Persepsi Sensori percaya) mendengarkan suara
b.d gangguan Hasil: bisikan dari seseorang
pendengaran Klien tampak merespon baik saat di waktu klien sendiri
(halusinasi) perkenalan atau tidak beraktifitas
- Mengkaji keluahan pasien O:
Hasil: - Verbaalisasi
Saat menkaji klien tampak mendengar bisikan
kooperatif - Klien tampak
kooperatif
- Memonitor perilaku yang A:
mengindikasi halusinasi - Maslah teratasi
Hasil : P:
Klien mengatakan mendengarkan - Intervensi dihentikan
suara bisikan dari seseorang di
waktu klien sendiri atau tidak
beraktifitas
- Mempertahankan lingkungan yang
aman
Hasil:
Ruangan klien tampak bersih dan
nyaman
- mwndiskusikan perasaan dan
respon terhadap halusinasi
Hasil:
Saat bediskusi dengan klien
mengatakan dulu klien sangat
terganggu dengan hal itu
- Menganjurkan melakukan distraksi
(mis. Mendengarkan music,
melakukan aktifitas dan Teknik
relaksasi)
Hasil:
Klien mengatakan ia sering
melakukan aktifitas seperti bersih-
bersih kamar agar suapaya
terehidar dari hal itu
- Kolaborasipemberian obat
antipsikotik dan antiansietas, jika
perlu
Hasil:
Trihexyphenidyl tab 2x1 (2 mg)
Haloperidol tab 2x1 (2 mg)
Cpz tab 2x1
Kamis/11-11-2021

Diagnose Implementasi Evaluasi

(D.0087) 07.00-12.00 S:
Harga diri Rendah - Mengidentifikasi harapan untuk - Klien mengatakan
situasional b.d mengendalikan perilaku harapan klien untuk
Riwayat Penolakan Hasil : kedepan agar lebih
Klien mengatakan harapan klien percaya diri dengan
untuk kedepan agar lebih percaya orang baru tapi
diri dengan orang baru tapi sekarang sekarang klien mulai
klien mulai percaya diri berpapasan percaya diri
maupun bercerita dengan orang baru berpapasan maupun
- Menjadwalkan kegiatan terstruktur bercerita dengan orang
Hasil : baru
Klien mengatakan setiap hari senin, O:
rabu dan jumat klien mengikuti - Penilaian diri positif
ibadah dan setiap bagun dan dan dari klien meningkat
sebelum tidur klien berdoa dan - Kontak mata klien
membaca alkitab sudah baik saat
- Berbicara dengan nada yang rendah berkomunikasi
dan tenang A:
Hasil : - Maslah teratasi
Saat berbicang-bicang dengan klien, P:
menggunakan nada bicara yang - Intervensi dihentikan
lembut dan tenang dan rendah agar
supaya klien merasa nyaman
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/waktu Implementasi Evaluasi


10-11-2021 SP1 S:
07.00-12.00 Orientasi - Klien mengatakan “saat ini
- Mengucapkan salam suara-suara bisikan tidak
kepada klien saya dengar
Hasil: lagi”.“Biasanya suara
Klien tampak membalas bisikan itu muncul diwaktu
salam dengan senyum saat saya sendiri dan tidak
- Menanyakan perasaan beraktifitas
klien - Klien mengatakan klien
Hasil: sudah mengikuti cara yang
Klien mengatakan sudah diajarkan
perasaannya saat ini (menghardik) yaitu, tutup
sangat baik dan senang mata, tutup telinga,
- Menyampaikan topic yakinkan dalam hati, pergi
yang akan dibicaraan kamu pergi… kamu tidak
Hasil: nyata kamu palsu.
Topic yang akan dihas O:
mengenai cara - Klien memperagakan cara
menghardik halusinasi menghardik dengan cukup
- Kontrak tempat, waktu baik
Hasil: - Klien memasukan kedalam
Klien mengatakan di kegiatan tentang cara
kamar klien, selama 10 menghardik
menit A:
Tahap Kerja - SP1 Tercapai
- Menjelaskan cara P:
menghardik halusinasi - Lanjutkan SP2
Hasil:
Klien mengatakan sudah
mengetahuinya
sebelumnya
- Memperagakan cara
menghardik
Hasil:
Klien tampak
meperhatikan saat
diperagakan
- Meminta klien untuk
memperagakan Kembali
Hasil:
Klien dapat
memperagakan dan
mengulang Kembali n
- Memantau penerapan
cara ini, menguatkan
perilaku klien
Hasil:
Klien dapat menerapkan
cara mengardik
halusinasi yang telah
diajarkan
Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
legah dan lebih nyaman
- Membuat jadwal Latihan
Hasil:
Klien mengatakan akan
memasukan di dalam
jadwal kegiatan klien
- Memberitahu kepada
klien bahwa ad acara
kedua yang dapat
mengendalikan suara-
suara tersebut
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
ditempat yang sama saja

11-11-2021 SP2 S:
07.00-12.00 Orientasi - Klien mengatakan “saat ini
- Mengucapkan salam suara-suara bisikan tidak
kepada klien saya dengar lagi”.“suara
Hasil : bisikan sudah tidak
Klien tampak merespon terdengar sejal kemarin dan
salam yang diberikan tadi malam”
ddengan gembira - Klien mengatakan klien
- Menanyakan apakah senang mengikuti cara
suara-suara itu masih kedua dan ketiga dalam
muncul mengendalikan halusinasi
Hasil: O:
Klien mengatakan sudah - Klien tampak berinteraksi
tidak muncul lagi dengan baik
- Apakah cara yang dilatih - Tampak konsetraasi klien
kemarin sudah dipakai baik
Hasil: - Tampak kontak mata klien
Klien mgatakan klien baik
massih mengingatnya - Klien dapat melakukan
- Menyampaikan topic yang Teknik kedua yaitu
akan dibahas berbincang-bincang dengan
Hasil: orang lain dengan baik
Topic yang akan dibahas - Klien tampak melakuakn
yaitu mengontrol aktifitas sehari-hari
halusinasi dengan mengatur pakaian, mencuci
bercakap-cakap dengan kamr mandi, megatur
orang lain tempat tidur, beribadah, dll
- Kontrak waktu A:
Hasil: - SP2 dan SP3 Tercapai
Mengotrak waktu dengan P:
klien kira-kira 10 menit Lanjutkan SP4

Tahap Kerja
- Mengajarkan kepada klien
jika suara mulai datang
langsung mencari teman
untuk berbicang-bincang
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampak sanagt
memperhatikan jalannya
pencejalasan
- Mencontohkan cara
meminta tolong kepoada
teman untuk mengobrol
halusinasi jika datang
Hasil:
“Tolong!!, saya mulai
mendengar suara-suara.
Ayo mengobrol dengan
saya!. Saat dicontohkan
klien tampak
memperhatikan dan
mengulangi kata tersebut
Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
legah dan lebih nyaman
- Membuat jadwal Latihan
Hasil:
Klien mengatakan akan
memasukan di dalam
jadwal kegiatan klien
- Memberitahu kepada
klien bahwa ad acara
ketiga yang dapat
mengendalikan suara-
suara tersebut
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
ditempat yang sama saja
dan dilakukan hari ini
juga

SP3

Orientasi
- Mengucapkan salam
kepada klien
Hasil :
Klien tampak merespon
salam yang diberikan dan
klien tampak senang
- Menanyakan apakah
apakah 2 cara itu efektif
Hasil:
Klien mengatakan 2 cara
yang telah diajari itu
sangat membatu mengotro
dan mengahardik
halusinasi dari klien
- Apakah cara yang dilatih
kemarin sudah dipakai
Hasil:
Klien mgatakan klien
massih mengingatnya
- Menyampaikan topic yang
akan dibahas
Hasil:
Topic yang akan dibahas
yaitu mengontrol
halusinasi dengan
melaksanakan aktifitas
terjadwal

Tahap Kerja
- Menjelaskan pentingnya
aktifitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampakj memperhatikan
dengan baik
- Mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan
klien
Hasil:
Klien mengatakan klien
sudah mempunyai jadwal
sebelumnya tentang
aktifitas klien sehari-hari
- Menyusun jadwal aktitas
sehariphari sesuai dengan
aktifitas yang telah
dilatih Upayakan pasien
mempunyai aktivitas dari
bangun pagi sampai tidur
malam,7 hari dalam
seminggu
Hasil :
Klien sudah mempunyai
jadwal aktifitas yang
dilakukan sehari-hari
sebelumnya
- Memantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
memberikan penguatan
terhadap perilaku klien
yang positif
Hasil:
Klien melakukan
kegiatan aktifitas sesuai
dengan jadwal yang ada,
dan saat diberikan
pyujian atas perlakuan
positif dari klien, klien
terlihat senang dan
gembira

Terminasi
- Menayakan perasaan
klien setelah mengikuti
cara mengahardik
halusinasi
Hasil:
Klien mengatakan
perasaan klien lebih
nyaman sekarang kareena
sudah mengetahui banyak
cara dalam mengontrol
halusinasi
- Menanyakan 3 cara yang
sudah diajarkan
Hasil:
Klien dapat menyebutkan
3 cara yang telah
diajarkan
- Memberiahukan kepada
klien akan dilatih
menggunakan obat secara
teratur
Hasil:
Klie tampak senang dan
antusias saat
diberitahuakn hal itu
- Kontak waktu, tempat
Hasil:
Klien mengatakan
tempatnya di nurse
station saja, dan waktu
sebelum mmakan malam

12-11-2021 Orientasi S:
12.00-17.00 - Mengucapkan salam - Klien mengatakan “saat ini
kepada klien suara-suara bisikan tidak
Hasil : saya dengar lagi”.“suara
Klien tampak merespon bisikan sudah tidak
salam yang diberikan dan terdengar sejak kemarin
klien tampak senang dan tadi malam”
- Menanyakan perasaan - Klien mengatakan klien
klien hari ini senang mengikuti cara
Hasil: keempat mengendalikan
Klien mengatakan hari ini halusinasi dengan obat
klien sedikit sedih karena O:
hari ini merupakan hari - Klien tampak berinteraksi
terakhir perawat praktik di dengan baik
ruangan - Tampak konsetraasi klien
- Menanyakan kepada klien baik
apakah menggunakan 3 - Tampak kontak mata klien
cara yang sudah diajarkan baik
Hasil: - Klien memahami cara ke 4
Klien mengatakan klien mengendalikan halusinasi
sudah memasukan ke dengan minum obat secara
dalam jadwalnya dan klien teratur
tidak akan lupa A:
melakukannya jika suara - SP4 Tercapai
itu datang P:
- Apakah jadwal kegiatan - Evaluasi Kembali SP1,
yan dibuat sudah SP2, SP3, SP4, dalam
dilakukan mengendalikan halusinasi
Hasil: - Intervensi dihentikan
Klien mgatakan klien
sudah melakukannya
sedari kemarin
- Menanyakan kepada klien
apakah pagi tadi sudah
minum obat
Hasil:
Klien mengatakan sudah
minum obat
- Menyampaikan topic yang
akan dibahas
Hasil:
Hari ini kita akan

mendiskusikan tentang
obat-obatan yang
sementara diminum
- Kontrak waktu
Hasil
20 menit

Tahap Kerja
- Menjelaskan kegunaan
obat
Hasil:
Saat penjelasan
berlangsung klien tampak
mengerti dan antusias
- Menjelaskan resiko kalau
putus obat
Hasil:
Klien tampak cemas saat
dijelaskan resiko putus
obat
- Menjelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
Hasil:
Klien tampak sudah
mnngerti cara
mendapatkan obat yaitu
melalui dokter
- Jelaskan cara
menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
(benar obat, benar
pasien, benar cara, benar
waktu, benar dosis)
Hasil:
Saat dijelaskan klien
tampak menyimak
dengan baik dan dapat
mengulangi kembali
tentang prinsip 5 benar
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pasien bermasalah dengan halusinasi


pendengaran Ny. M.K setelah dilakukan pengelolaan selama 3 hari mendapatkan hasil yg
baik (memuaskan) pada pasien artinya pasien mengalami peningkatan kemampuan juga
dalam mengontrol halusinasi, peningkatan koping individu, terjadi peningkatan kepercayaan
dirinya untuk bersosialiasi dan meminum obat dalam setiap harinya sesuai anjuran dokter.
Asuhan keperawatan ini sesuai dengan teori pendapat Notoatmojo (2010) bahwa
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima
informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan. Menurut Nurdiana (2007),
bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita skizofrenia khususnya
halusinasi adalah kurangnya peran keluarga dalam perawatan terhadap anggota yang
menderita halusinasi. Ekonomi juga berperan dalam merawat pasien halusinasi disertai
pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara merawat pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Penulis berasumsi bahwa keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien disebabkan
oleh keinginan mereka untuk sembuh sehingga mereka selalu mengikuti apa yang telah
diajarkan untuk melawan halusinasi. Dari pihak rumah sakit juga telah membantu merawat
pasien dalam mengontrol kebutuhan minum obat secara teratur. Penulis juga berasumsi, hal
yang menyebabkan pasien 1 sering keluar masuk mungkin dikarenakan faktor keluarga yang
kurang memperhatikan aktivitas pasien salah satunya adalah waktu minum obat. Mungkin
saja pasien merasa sudah sehat sehingga obatnya tidak diminum kembali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Pasien Ny. M.K dengan masalah
Halusinasi Pendengaran yang dilakukan di Ruang Kabela RSJ PROF. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara maka dapat disimpulkan :
1. Kesimpulan Pasien
1) Hasil Pengkajian pada Ny. M.K didapatkan data subyektif pasien mengatakan
mendengar suara yang suara “ Putar Music Kencang-kencang”. pasien
mengatakan mendengar suara bisikan itu disaat sendirian dan sedang
melamun. Saat suara bisikan itu dating, pasien menutup telinga dan
menghardik suara tersebut. Data objektif yang didapatkan pasien tampak
berbicara sendiritanpa ada lawan bicara
2) Masalah keperawatan yang didapat dari hasil pengkajian Ny. M.K adalah
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
3) Intervensi Keperawatan di masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran adalah identifikasi penyebab halusinas, identifikasi tanda-tanda
halusinasi, identifikasi akibat halusinasi, identfikasi perilaku yang biasa
dilakukan saat halusinasi, ajarkan cara mengontrol halusinas dengan cara
menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas
terjadwal dan mnum obat secara teratur.
4) Pelaksanaan tindakan dari kedua pasien dengan cara mengajarkan Strategi
Pelaksanaan (SP) pasien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
Implementasi Ny.M.K berlangsung selama 2 hari dalam kondisi mampu
mengontrol halusinasi dan minum obat secara teratur di setiap harinya.
5) Evaluasi pada studi kasus ini adalah Pasien Ny. M.K mampu membina
hubungan saling percaya, pasien kooperartif, pasien dapat melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan, serta mampu menunjukkan dan menyebutkan kembali jenis obat dan
manfaatnya.

B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatann hendaknya mengkuti
langkah-langkah proses keperawatan sesuai dengan pelaksanaan tindakannya 52 yang
dilakukan secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu melakukan SP Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran yang telah diajarkan oleh perawat disetiap jadwal yang telah
dibuat bersama agar halusinasi tidak kambuh kembali.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil asuhan keperawatan jiwa ini dapat menjadi referensi lain
serta dapat menjadi acuan untuk dikembangkan kembali dalam asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi I. Jakarta: EGC Dalami, dkk. 2014.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.Jakarta: CV. Trans Info Media. Direja,

A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Farida dan

Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Kemenkes, 2018.

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2018, badan peneliti &

pengembangan Depkes RI. Jakarta. Keliat, B.A Dkk, (2014). Model Keperawatan

Profesional Jiwa, Jakarta : EGC Manurung, S. 2011. Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans

Info Media. Muhit, A (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).

Yogyakara: ANDI Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi jilid 3

Skizofrenia hal.137: Jogyakarta. MediAction. Rahayu, D.R. 2016. Asuhan Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi dengan pasien Ny. S di ruang Bima Instalasi Jiwa

Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Universitas Muahammadiyah: Purwokerto. Rasmun.

2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Jakarta: CV.

Sagung Seto. Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori

dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan

Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Trimeilia (2011) asuhan keperawatan klien
Halusinasi Jakarta : Trans Info Media Wawan dan Dewi. 2011. Teori & Pengukuran

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Yusuf, Rizky

Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati.2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.

Jakarta: Salemba Medika. Yosep dan Sutini, T. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan

Advance Mental Health Nursing. Bandung: Refika Aditama. Zelika, Alkhosiyah Alfi.,

Dermawan Deden. (2015). Kajian Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran Pada

Sdr. D di Ruang Nakula RSJD Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai