Anda di halaman 1dari 8

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Silang pada Tindakan Ekstraksi

Gigi di Poli Gigi Rumah Sakit Siloam Manado

Rachel Gabriele
Vonny N. S. Wowor
Aurelia Supit

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rachelpangab@gmail.com

Abstract: Prevention and control of cross infection is very important for dental health
workers, especially in dental extraction because this action is directly related to blood and
saliva. The risk of infection requires thorough attention of dental health workers. This study
was aimed to determine the level of prevention and control of cross infection in dental
extraction at Dental Clinic of Siloam Hospital Manado. This wass an observational descriptive
study, with a total samples of 30 operators. The results showed that the prevention and control
of cross infection before dental extraction performed was 61.71%; during dental extraction
was 73.34%; and after dental extraction was 92.08%. Generally, the prevention and control of
cross infection in dental extraction only achieved 75.71%. In conclusion, the prevention and
control of cross infection in dental extraction at Siloam Hospital, Manado was still below
maximum level.
Keywords: prevention control of cross infection, dental extraction

Abstrak: Pencegahan dan pengendalian infeksi silang merupakan hal yang sangat penting
bagi tenaga kesehatan gigi, terlebih lagi pada ekstraksi gigi, karena tindakan ini berhubungan
langsung dengan darah dan saliva. Risiko infeksi mengharuskan tenaga kesehatan gigi
memerhatikan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencegahan dan pengendalian infeksi silang pada tindakan ekstraksi gigi
di poliklinik gigi Rumah Sakit Siloam Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional,
dengan jumlah subyek sebanyak 30 operator. Hasil penelitian mendapatkan pencegahan dan
pengendalian infeksi silang sebelum tindakan ekstraksi gigi dilakukan sebesar 61,71%; selama
tindakan ekstraksi gigi sebesar 73,34%; dan setelah tindakan ekstraksi gigi sebesar 92,08%.
Secara umum, pencegahan dan pengendalian infeksi silang pada tindakan ekstraksi gigi hanya
dilakukan sebesar 75,71%. Simpulan penelitian ini ialah pencegahan dan pengendalian infeksi
silang pada tindakan ekstraksi gigi di poliklinik gigi Rumah Sakit Siloam Manado belum
maksimal.
Kata kunci: pencegahan dan pengendalian infeksi silang, ekstraksi gigi

Pencapaian derajat kesehatan yang optimal keturunan (herediter).1,2 Walaupun faktor


merupakan tujuan dari pembangunan kese- pelayanan kesehatan yang mencakup sara-
hatan.1 Tercapainya derajat hidup sehat na prasarana pelayanan kesehatan serta
yang optimal dipengaruhi oleh beberapa tenaga kesehatan bukan merupakan faktor
faktor. Teori Blum menyatakan bahwa yang terbesar pengaruhnya, namun merupa-
terdapat empat faktor yang memengaruhi kan faktor penting yang tidak dapat diabai-
derajat kesehatan, yakni faktor lingkungan, kan. Tenaga kesehatan bukan saja dituntut
perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor kemampuan dalam hal pengetahuan dan

83
84 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

keterampilan sesuai bidang ilmunya, Angka ini menunjukkan bahwa tindakan


namun juga sisi profesionalismenya ber- ekstraksi gigi merupakan tindakan yang
kaitan dengan kepatuhannya untuk melaku- banyak dilakukan di Kota Manado.6
kan perawatan berdasarkan standar prose- Tindakan ekstraksi merupakan salah
dur operasional yang sudah ada, karena satu tindakan yang memiliki risiko tinggi
ketidakpatuhan terhadap standar opersional dalam penularan infeksi.5 Penatalaksanaan
prosedur bisa berdampak kurang baik ekstraksi gigi yang tidak sesuai standar
antara lain terhadap kesehatan pasien yang prosedur operasional atau mengabaikan
dirawat, operatornya sendiri, tenaga kese- prinsip-prinsip pencegahan dan pengen-
hatan lain serta masyarakat.3 dalian infeksi, dapat mengakibatkan terjadi-
Pembangunan kesehatan hingga saat nya infeksi silang. Virus seperti HIV
ini terus giat dilaksanakan oleh pemerintah (Human Immunodeficiency Virus) dan
mengingat kesehatan termasuk kesehatan hepatitis B yang dapat terbawa melalui
gigi mulut masih menjadi masalah hingga darah dan saliva berpotensi menyebabkan
saat ini. Salah satunya yaitu pemberadaan infeksi silang lewat kontaminasi yang
fasilitas kesehatan serta tenaga dokter terjadi.7 Lewat tindakan ekstraksi gigi,
termasuk dokter gigi.1 penyebaran agen infeksi di praktik dokter
Ketersediaan fasilitas saja belum gigi dapat terjadi melalui pasien ke tenaga
cukup, tetapi harus dibarengi dengan kesehatan gigi, tenaga kesehatan gigi ke
pelayanan kesehatan yang terjamin kea- pasien, pasien ke pasien, tenaga kesehatan
manannya bagi tenaga kesehatan serta ke komunitas termasuk keluarga tenaga
masyarakat yang dilayani atau yang terkait kesehatan.8 Hasil penelitian Center of
di dalamnya. Pemberian jaminan keamanan Disease Control and Prevention (CDC)
kesehatan ialah wajib baik bagi tenaga terhadap 360 orang tenaga kesehatan yang
kesehatan maupun masyarakat yang harus mengalami kejadian luka karena jarum
dilayani.3 Lingkungan kerja kedokteran suntik di tempat praktek, 36% di antaranya
gigi merupakan salah satu aspek tercapai- dialami oleh dokter gigi, 34% dialami oleh
nya keamanan kesehatan karena lingkung- ahli bedah mulut, 22% dialami oleh pera-
an kerja dapat menjadi sumber penularan wat gigi, dan 4% dialami oleh mahasiswa
infeksi. Untuk itu sarana pelayanan kedokteran gigi sehingga penularan infeksi
kesehatan perlu memberi perlindungan bagi dari tindakan ekstraksi menjadi bahaya
pasien, tenaga kesehatan, tenaga pendu- yang sangat nyata pada praktik pelayanan
kung dan komunitas masyarakat dalam kedokteran gigi.3,9
setiap tindakan perawatan gigi dan mulut.1,3 Adanya berbagai latar belakang masa-
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskes- lah yang dikemukan di atas menjadi alasan
das) tahun 2018 menunjukkan prevalensi bagi penulis untuk meneliti tentang pence-
nasional masalah gigi dan mulut di gahan dan pengendalian infeksi pada tin-
Indonesia sebesar 57,6%. Penyakit gigi dan dakan ekstraksi gigi. Penulis memilih
mulut seperti karies gigi dan penyakit Rumah sakit Siloam Manado sebagai lokasi
periodontal dapat ditangani oleh beberapa penelitian oleh karena rumah sakit ini
tindakan, salah satunya melalui tindakan merupakan salah satu rumah sakit yang
ekstraksi.4 Tindakan ekstraksi gigi merupa- terkenal di Kota Manado dan memiliki
kan cara termudah dan terbaik untuk poliklinik gigi untuk pelayanan kesehatan
menghilangkan sakit gigi, apabila gigi gigi bagi masyarakat kota Manado dan
tersebut tidak dapat dipertahankan lagi.5 sekitarnya. Di samping itu penulis ingin
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan informasi lebih dalam
tahun 2016 menunjukkan bahwa masya- mengenai pelaksanaan pencegahan pengen-
rakat di Kota Manado yang mendapat dalian infeksi di Rumah Sakit Siloam yang
pelayanan ekstraksi gigi yaitu sebanyak merupakan salah satu rumah sakit tipe B,
1.261 dan ini merupakan angka kedua setelah sebelumnya pernah melakukan
terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara. praktik lapangan untuk melakukan penga-
Gabriele, Wowor, Supit: Pencegahan dan pengendalian infeksi silang ... 85

matan secara umum tentang pelaksanaan rator melakukan tindakan desinfeksi pada
manajemen praktik pelayanan kedokteran pegangan lampu, semua operator (100%)
gigi di rumah sakit tersebut. melakukan tindakan desinfeksi pada san-
daran kepala, 53,33% operator melakukan
METODE PENELITIAN tindakan desinfeksi pada unit kontrol,
Penelitian ini dilakukan dengan meng- 23,33% operator melakukan tindakan
gunakan metode deskriptif observasional. desinfeksi pada tombol semprit air-udara,
Penelitian dilaksanakan selama bulan dan 33,33% operator melakukan tindakan
April-Mei 2019 dengan jumlah responden desinfeksi pada meja instrumen.
yang diteliti sebanyak 30 operator yang Tabel 2 menunjukkan bahwa semua
diambil dengan teknik total sampling. Data (100%) operator telah divaksinasi hepatitis
diambil langsung oleh peneliti dengan cara B, memakai sarung tangan, masker, dan
mengisi lembar penelitian berupa check sepatu tertutup; operator yang mencuci
list, diisi berdasarkan tindakan pencegahan tangan dengan teknik enam langkah
dan pengendalian yang dilakukan oleh sebelum memakai sarung tangan, yaitu
operator. Data kemudian diolah secara 56,67%; operator yang memakai pakaian
manual dan disajikan berdasarkan distribusi pelindung kerja/ baju kerja, yaitu 66,67%;
frekuensi dalam bentuk tabel. sedangkan peggunaan sarung tangan bedah
steril dan kacamata pelindung sama sekali
HASIL PENELITIAN tidak diterapkan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi Tabel 3 menunjukkan bahwa semua
silang pada tindakan ekstraksi gigi terbagi (100%) asisten operator telah divaksinasi
atas pencegahan dan pengendalian infeksi hepatitis B, memakai sarung tangan,
silang sebelum tindakan ekstraksi gigi, masker, sepatu tertutup, dan pakaian
selama tindakan ekstraksi gigi, setelah pelindung/baju kerja; sedangkan cuci
tindakan ekstraksi gigi, dan penatalaksa- tangan sebelum memakai sarung tangan,
naan kecelakaan kerja. peggunaan sarung tangan bedah steril dan
Tabel 1 menunjukkan bahwa 80% ope- kacamata pelindung tidak diterapkan.

Tabel 1. Distribusi frekuensi tindakan desinfeksi permukaan kerja


Tindakan desinfeksi Ya Tidak
n % n %
Pegangan lampu 24 80,0 6 20,0
Sandaran kepala 30 100,0 0 0
Unit control 16 53,33 14 46,67
Tombol semprit air-udara 7 23,33 23 76,67
Meja instrumen 10 33,33 20 66,67
Rerata 58,00 42,00

Tabel 2. Distribusi frekuensi perlindungan pribadi operator


Bentuk perlindungan pribadi Ya Tidak
n % n %
Vaksinasi hepatitis B 30 100,0 0 0
Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan 17 56,67 13 43,33
Memakai sarung tangan 30 100,0 0 0
Memakai sarung tangan bedah steril 0 0 30 100,0
Memakai masker 30 100,0 0 0
Memakai kacamata pelindung 0 0 30 100
Memakai pakaian pelindung/baju kerja 20 66,67 10 33,33
Memakai sepatu tertutup 30 100,0 0 0
Rerata 65,42 34,58
86 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

Tabel 3. Distribusi frekuensi perlindungan pribadi asisten operator


Bentuk perlindungan pribadi Ya Tidak
n % n %
Vaksinasi hepatitis B 30 100,0 0 0
Mencuci tangan sebelum memakai sarung 0 0 30 100,0
tangan
Memakai sarung tangan 30 100,0 0 0
Memakai sarung tangan bedah steril 0 0 30 100,0
Memakai masker 30 100,0 0 0
Memakai kacamata pelindung 0 0 30 100,0
Memakai pakaian pelindung/baju kerja 30 100,0 0 0
Memakai sepatu tertutup 30 100,0 0 0
Rerata 62,5 37,5

Tabel 4 memperlihatkan bahwa 42% desinfektan sebelum insersi jarum suntik,


operator tidak melakukan tindakan desin- jarum suntik ditutup setelah tindakan anes-
feksi permukaan kerja, 65,42% operator tesi dan menghindari tertusuk instrumen
memakai alat pelindungan pribadi, dan dan jarum yang tajam; tangan operator
asisten operator yang memakai alat tidak menyentuh lingkungan kerja/
pelindung pribadi yaitu 62,5%. Pence- peralatan yang tidak steril, yaitu sebesar
gahan dan pengendalian infeksi silang 66,67% dan jumlah terendah yaitu berku-
sebelum tindakan ekstraksi gigi hanya mur dengan larutan antiseptik dimana tidak
dilakukan sebesar 61,97%. ada operator yang melakukan tindakan
Tabel 5 menunjukkan bahwa semua tersebut.
(100%) operator melakukan pemberian

Tabel 4. Distribusi frekuensi pencegahan dan pengendalian infeksi silang sebelum tindakan
ekstraksi gigi
Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi Ya Tidak
silang sebelum tindakan ekstraksi gigi % %
Desinfeksi permukaan kerja 58,0 42,0
Perlindungan pribadi operator 65,42 34,58
Perlindungan pribadi asisten operator 62,5 37,5
Rerata 61,97 38,03

Tabel 5. Distribusi frekuensi pencegahan dan pengendalian infeksi silang selama tindakan ekstraksi
gigi
Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi Ya Tidak
silang selama tindakan ekstraksi gigi n % N %
Pasien berkumur dengan larutan antiseptik 0 0 30 100,0
Pemberian desinfektan sebelum insersi jarum 30 100,0 0 0
suntik
Jarum suntik ditutup setelah tindakan anestesi 30 100,0 0 0
Menghindari tertusuk instrumen tajam yang sudah 30 100,0 0 0
terkontaminasi
Tangan operator tidak menyentuh 20 66,67 10 33,33
lingkungan/permukaan kerja yang tidak steril
Rerata 73,34 26,66
Gabriele, Wowor, Supit: Pencegahan dan pengendalian infeksi silang ... 87

Tabel 6 menunjukkan semua (100%) gahan dan pengendalian infeksi silang


operator melakukan tindakan pencegahan sebelum tindakan, yaitu 61,97%. Pence-
dan pengendalian setelah tindakan ekstrak- gahan dan pengendalian infeksi silang
si, kecuali tindakan mencuci tangan asepsis selama tindakan, yaitu 73,34%. Pencegahan
setelah sarung tangan dibuka oleh operator, dan pengendalian infeksi silang setelah
yaitu sebanyak 36,67%. tindakan, yaitu 92,96%. Secara keseluruhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi
tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi silang sebelum tindakan, selama tindakan
selama penelitian berlangsung. dan setelah tindakan, yaitu sebesar 76,09%.
Tabel 7 menunjukkan bahwa pence-

Tabel 6. Distribusi frekuensi pencegahan dan pengendalian infeksi silang setelah tindakan ekstraksi
gigi
Pencegahan dan pengendalian setelah tindakan Ya Tidak
ekstraksi gigi n % n %
Cuci tangan setelah sarung tangan dibuka:
Operator 11 36,67 19 63,33
Asisten operator 30 100,0 0 0
Menggunakan sarung tangan karet tebal sebelum 30 100,0 0 0
mencuci instrumen bekas pakai.
Pemindahan baki instrumen dari daerah kerja ke 30 100,0 0 0
daerah dekontaminasi dalam keadaan tertutup.
Pemindahan instrumen yang terkontaminasi tidak 30 100,0 0 0
melewati daerah yang steril.
Pembersihan instrumen bekas pakai dengan air, sikat 30 100,0 0 0
dan deterjen
Sterilisasi instrumen 30 100,0 0 0
Menempatkan sampah infeksius pada kontainer 30 100,0 0 0
warna kuning
Menempatkan sampah non infeksius pada kontainer 30 100,0 0 0
warna hitam
Rerata 92,96 7,04

Tabel 7. Distribusi frekuensi pencegahan dan pengendalian infeksi silang sebelum tindakan,
selama tindakan, dan setelah tindakan ekstraksi gigi
Pencegahan dan pengendalian infeksi silang Ya Tidak
Sebelum tindakan ekstraksi gigi 61,97% 38,03%
Selama tindakan ekstraksi gigi 73,34% 26,66%
Setelah tindakan ekstraksi gigi 92,96% 7,04%
Penatalaksanaan kecelakaan kerja - -
Rerata 76,09% 23,91%

BAHASAN pada permukaan kerja, menunjukkan hasil


Pencegahan dan pengendalian infeksi bahwa hanya 58% responden yang
silang sebelum tindakan ekstraksi gigi melakukan tindakan desinfeksi pada per-
meliputi tindakan desinfeksi permukaan mukaan kerja dengan larutan desinfektan.
kerja, perlindungan pribadi operator, dan Permukaan kerja biasanya dibersihkan oleh
perlindungan pribadi asisten oprator. asisten operator setelah pemakaian dental
Hasil penelitian tindakan desinfeksi unit dan pembersihan yang dilakukan
88 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

menggunakan kertas tisu kering yang diberi ha ini penting untuk menghindari permuka-
larutan desinfektan. Pada tombol kontrol an selaput lendir di mata terhadap percikan
semprit air-udara dan permukaan meja darah dan saliva dari pasien saat bekerja.
instrumen diperoleh hasil terendah yaitu Semua (100%) responden memakai
23,33% dan 33,33%. Meja instrumen hanya sepatu tertutup. Pemakaian sepatu tertutup
dilapisi dengan polybibs towel yang tidak bertujuan untuk melindungi tertusuknya
bisa menutupi semua bagian meja instru- kaki dari instrumen ketika ada instrumen
men karena ukurannya tidak sesuai dimana yang terjatuh. Hasil yang ada memper-
seharusnya meja instrumen dilapisi meng- lihatkan bahwa operator sadar akan
gunakan plastik wrap yang dapat dibentuk pentingnya memakai sepatu tertutup.
sesuai dengan permukaan dan dapat Hasil penelitian perlindungan pribadi
melekat dengan baik agar percikan saliva asisten operator menunjukkan 62,5% res-
dan darah yang terpancar saat bekerja tidak ponden menggunakan perlindungan priba-
langsung mengenai permukaan kerja. di. Semua (100%) operator telah divaksi-
Hasil penelitian perlindungan pribadi nasi hepatitis B.
operator menunjukkan 65,42% responden Hasil penelitian perlindungan pribadi
yang melakukan perlindungan pribadi. dengan teknik barrier praktis memper-
Semua (100%) operator sudah divaksinasi lihatkan bahwa semua (100%) responden
Hepatitis B. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mencuci tangan sebelum memakai
seluruh responden sadar akan pentingnya sarung tangan. Kondisi yang ada di poli-
proteksi diri bagi petugas kesehatan gigi. klinik gigi rumah sakit ketika asisten
Sebanyak 56,67% responden mencuci operator menuliskan lembar rekam medis,
tangan sebelum memakai sarung tangan. terkadang operator meminta asisten opera-
Mencuci tangan sebelum memakai sarung tor untuk segera membantu melakukan
tangan merupakan tindakan yang penting tindakan terhadap pasien sehingga asisten
dilakukan guna menghilangkan kotoran dan operator terburu-buru untuk memakai
debu secara mekanis dari permukaan kulit sarung tangan dan tidak melakukan cuci
serta mengurangi jumlah mikroorganisme tangan asepsis padahal hal ini sangat
sementara, tetapi dalam keadaan terdesak diperlukan.
responden mengabaikan tindakan ini.5 Semua (100%) responden memakai
Semua (100%) responden memakai alat pelindung pribadi yaitu sarung tangan,
alat pelindung pribadi yaitu sarung tangan masker, pakaian pelindung, dan sepatu
dan masker. Hal ini sejalan dengan pene- tertutup. Hal ini menunjukkan kesadaran
litian yang dilakukan oleh Suleh10 yakni responden akan pentingnya alat pelindung
semua operator (100%) memakai sarung pribadi guna mencegah terjadinya infeksi
tangan dan masker. Sarung tangan yang silang. semua (100%) asisten operator tidak
dipakai pada tindakan ekstrasi gigi ialah memakai kacamata pelindung.
sarung tangan periksa yang terbuat dari Pencegahan dan pengendalian infeksi
bahan vinil yang tipis dan mudah sobek. silang selama tindakan ekstraksi gigi
Seharusnya operator menggunakan sarung memperoleh hasil 73,34%. Tindakan asep-
tangan bedah steril. Masker yang dipakai sis pada pasien yaitu berkumur dengan
merupakan masker dari bahan katun dan larutan antiseptik tidak sama sekali dilaku-
kertas sedangkan sebaiknya operator me- kan oleh responden Hasil ini sejalan
makai masker respirator untuk menyaring dengan penelitian yang dilakukan oleh
udara yang masuk saat menarik nafas. Ramdhani11 padahal tindakan berkumur
Semua (100%) responden tidak mema- dengan larutan antiseptik terbukti dapat
kai kacamata pelindung. Responden meng- mengurangi jumlah mikroba rongga mulut
anggap memakai kacamata pelindung saat sampai 90%.5,11
bekerja sangat mengganggu kenyamanan Pemberian desinfeksi sebelum insersi
saat bekerja padahal kacamata pelindung jarum suntik sudah dilakukan oleh semua
telah disediakan oleh pihak rumah sakit dan (100%) responden dengan menggunakan
Gabriele, Wowor, Supit: Pencegahan dan pengendalian infeksi silang ... 89

larutan betadine yang dioles menggunakan menggunakan sarung tangan dari karet
cotton pellet pada daerah kerja di rongga tebal dan dilakukan dengan air, sikat,
mulut yang akan menjadi tempat insersi spons, dan deterjen. Setelah pencucian
jarum suntik. dilakukan, langkah selanjutnya ialah
Tindakan pencegahan kecelakaan memasukkan alat ke dalam mesin washer.
kerja, yaitu penutupan jarum suntik setelah Setelah alat kering, maka alat dibungkus
tindakan anestesi, dilakukan oleh semua dan dimasukkan ke dalam autoklaf untuk
(100%) responden tetapi penutupan jarum disterilkan. Hasil yang ada menunjukkan
suntik tersebut hampir tidak dilakukan responden sudah memahami pentingnya hal
dengan teknik satu tangan. Jika hal ini terus tersebut dilakukan, sehingga semua petugas
dilakukan maka risiko terjadinya penularan patuh terhadap tindakan pencegahan infeksi
infeksi silang akan meningkat apabila yang dilakukan.
kebetulan pasien sedang terinfeksi. Penanganan sampah medis bekas
Tindakan pencegahan penularan praktek terbagi atas sampah infeksius dan
infeksi melalui operator dimana tangan non infeksius. Hasil penelitian menun-
responden yang adalah operator tidak jukkan semua (100%) responden menem-
menyentuh lingkungan/permukaan kerja patkan sampah infeksius pada kontainer
yang tidak steril, diperoleh hasil yaitu yang tepat, yaitu tahan bocor dan berwarna
sebanyak 66,67% yang melakukannya. kuning dan menempatkan sampah non
Kondisi yang ada di rumah sakit terkadang infeksius pada kontainer berwarna hitam.
saat operator sedang bekerja, tenaga asisten Namun, pihak rumah sakit tidak menye-
yang ada mempersiapkan hal yang lain diakan kontainer yang tepat melainkan
seperti mengambil instrumen sehingga hanya diberikan label pada masing-masing
operator terpaksa menyentuh permukaan kontainer.
kerja yang tidak steril. Hasil penelitian penatalaksanaan kece-
Hasil penelitian pencegahan dan lakaan kerja, menunjukkan bahwa tidak ada
pengendalian infeksi silang setelah tindak- kecelakaan kerja yang terjadi di poli gigi
an ekstraksi gigi menunjukkan rerata Rumah Sakit Siloam Manado selama
tertinggi yaitu 92,08%. Tindakan mencuci penelitian berlangsung.
tangan asepsis setelah sarung tangan dibuka
hanya dilakukan oleh 36,67% operator. SIMPULAN
Saat selesainya tindakan ekstraksi gigi, Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
operator hanya memiliki waktu yang disimpulkan bahwa pencegahan dan
terbatas dikarenakan banyaknya pasien pengendalian infeksi silang pada tindakan
yang harus dilayani sehingga dalam ekstraksi gigi di Rumah Sakit Siloam
keadaan terdesak operator tidak melakukan Manado belum dilakukan secara maksimal.
prosedur mencuci tangan. Di sisi lain, Diharapkan pihak rumah sakit dapat
semua (100%) asisten operator melakukan melengkapi fasilitas yang masih kurang dan
tindakan mencuci tangan setelah sarung perlengkapan bahan di poliklinik gigi.
tangan dibuka. Tenaga kesehatan gigi dapat melakukan
Instrumen yang telah terkontaminasi pencegahan dan pengendalian infeksi
diletakkan pada wastafel yang berjarak satu silang dengan maksimal agar dapat mene-
meter dari dental unit untuk dibersihkan kan terjadinya infeksi silang. Pihak
pada air mengalir oleh asisten operator. masyarakat dapat bersikap kritis terhadap
Instrumen yang telah terkontaminasi mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dimasukkan ke dalam baki instrumen yang diberikan oleh instusi pelayanan
dalam keadaan tertutup untuk diantarkan ke dalam hal ini Rumah Sakit Siloam Manado.
ruang CSSD (Central Sterile Supply Evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
Department). Sampai di ruangan, pember- tindakan pencegahan dan pengendalian
sihan alat terlebih dahulu dilakukan dengan infeksi.
90 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

DAFTAR PUSTAKA provinsi Sulawesi Utara. Sulawesi


1. Amir A, Hanafiah JM. Etika Kedokteran dan Utara Dinkes 2016.
Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC, 7. Wibiwo T, Parisihni K, Haryanto D.
2014; p. 28-9. Proteksi dokter gigi sebagai pemutus
2. Kementerian Kesehatan RI. Derajat kese-hatan rantai infeksi silang. J PDGI. 2009: 58.
40% dipengaruhi lingkungan. Jakarta 8. Mulyanti S, Putri MH. Pengendalian infeksi
2019; p. 1-2. silang di klinik gigi. Jakarta: EGC
3. Sardjono B, Sudono, Sari DK, Farida E, 2012.
Nurindah Rr, Adisetyani Y, et al. 9. Wicker S, Rabenau HF. A review of the
Standar pencegahan dan pengendalian control and prevention of needle stick
infeksi pelayanan kesehatan gigi dan injuries. European Infectious Disease.
mulut di fasilitas pelayanan kese-hatan. 2011; 5(1): 59.
Jakarta: Kemenkes, 2012; p. 1-10. 10. Suleh M, Wowor VNS, Mintjelungan CN.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pengendalian dan pencegahan infeksi
Laporan hasil riset kesehatan dasar di RSGM Unsrat tahun 2015. eG.
(Riskesdas) nasional 2018. Jakarta, 2015;3(2):592.
2018; p. 93-6. 11. Ramdhani W, Kepel B, Parengkuan W.
5. Cottone JA, Terezhalmy GT, Molinari JA. Tindakan pencegahan dan pengen-
Mengendalikan Penyebaran Infeksi dalian infeksi pada perawatan
pada Praktik Dokter Gigi. Alih Bahasa: periodonsia di RSGM PSPDG FK
Lilian Y. Jakarta:Widya Medika; 2000. Unsrat. eG. 2015;3(2):413.
6. Kalalo DK, Marthen IS. Profil kesehatan

Anda mungkin juga menyukai