Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDAHULUAN

PRINCIPLE OF TREATING EXERCISES ON KNEE

OLEH :

KHALISHAH SALSABILA

R021201008

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNVERSITAS HASANUDDIN
2021/2022
A. DASAR TEORI
1. STRUKTUR DAN FUNGSI KNEE JOINT

(Makris et al. 2011)


 Tulang pembentuk : os femur, os tibia, os fibula, dan os patella.
 Ligamen pembentuk : Anterior Cruciate Ligament (ACL), Posterior Cruciate
Ligament (PCL), Lateral Collateral Ligament (LCL) dan Medial Collateral Ligament
(MCL).
 Otot –otot yang bekerja pada knee joint :
a. Bagian anterior ada musculus rectus femuris, musculus vastus lateralis,
musculus vastus medialis, dan musculus vastus intermedius.
b. Bagian posterior ada musculus bisceps femoris, musculus semitendinosus,
musculus semimembranosus, dan musculus gastrocnemius
c. Bagian medial ada musculus Sartorius
d. Bagian lateral ada musculus Tensorfacialatae
 Fungsi knee dan patella :
 Patella Aligment
 Patella Kompresi
 Arthrokinematics of knee joint

Gerakan Fisiologis Roll Slide


Gerak tibial-open chain
Fleksi Posterior dan medial rotasi Posterior
Ekstensi Anterior dan lateral rotasi Anterior
Gerak femoral-closed
chain
Fleksi Posterior dan lateral rotasi Anterior
Ekstensi Anterior dan medial rotasi Posterior
B. PEMBAHASAN
1. Management Non Operative Masalah Sendi dan Keterbatasan Kapsul
a. Gangguan pada Knee
 Rhemathoid Arthritis
 Osteoarthritis
 Joint trauma
 Pembatasan Sendi setelah masa imobilisasi
b. Keterbatasan Fungsional, nyeri gerak yang dapat mengganggu ADL dan kesulitan
mengendalikan berat badan serta kegiatan yang membutuhkan posisi lutut tertekuk.
c. Manajemen Lesi Sendi yang Akut
 Untuk mengontrol rasa sakit
Selain menggunakan modalitas dan istirahat, teknik osilasi dapat menghambat rasa
sakit.
 Untuk Meminimalkan kekakuan
Dapat dilakukan pasif atau aktif ROM assistive dalam batas rasa sakit dan gerakan
yang bisa dilakukan pasien dan juga.
d. Manajemen masalah Sendi Subakut dan Kronik
 Untuk mengurangi efek kekakuan dari aktivitas, anjurkan pasien untuk melakukan
ROM aktif.
 Untuk mengurangi rasa sakit dari stress mekanik
 Lanjutkan penggunaan alat bantu untuk ambulasi ( jika perlu )
 Untuk meningkatkan ROM
 Untuk mengembangkan kekuatan dan ketahanan dalam mendukung otot.
2. Prinsip Penanganan pada Rhematoid Arthritis dan Osteoarthritis
a. Edukasi Pasien, Beri tahu pasien tentang kondisinya dan mengajari pasien tentang
aktivitas fungsional yang aman untuk mengurangi tekanan pada knee joint.
b. Mempertahankan kekuatan pada otot pendukung melalui latihan penguatan, stretching,
ROM aktif, dan penggunaan sepeda stationer
c. Menjaga jaringan lunak dan mobilitas sendi dengan melakukan pasif ROM, aktif-assistif
ROM, atau aktif ROM.
3. Program Terapi Latihan pada Penatalaksanaan pasien pasca pembedahan di daerah Lutut
a. Synovectomy
 Indikasi untuk pembedahan
 Prosedur
 Manajemen Pascaoperasi
b. The goals of postoperative rehabilitation
 Mengurangi nyeri atau bengkak
 Mencegah atau mengurangi efek negatif dari imobilisasi
 Mengembalikan ROM knee secara cepat dan aman
 Memaksimalkan fungsi dari ekstensi knee, terutama VMO ( Vastus Medial Oblik),
untuk mengembalikan full aktif knee extension dan mencegah kelemahan quadriceps.
 Membimbing pasien untuk merubah gaya hidupnya untuk mencegah nyeri dan
disfungsi patellofemoral muncul Kembali.
c. Lateral Retinacular Release
Untuk menjaga patella terpusat di tengah lutut, ada jaringan di bagian dalam dan
luar patella yang seharusnya menarik patella secara merata setiap arah. Jaringan ini
disebut retinaculum medial (dalam) dan lateral (luar).
1) Indikasi untuk pembedahan
 Subluksasi lateral kronik dan tilting yang berlebihan pada patella
 Struktur bagian lateral kaku dan lemah, overstretch dan lemah pada bagian
medial knee
 Tidak ada perkembangan setelah 3 sampai 6 bulan setelah diberi konservatif
management, mencakup exercise, dll.
2) Prosedur
 Baik open surgical atau arthroscopic dapat dilakukan
 Jika bedah terbuka yang dilakukan, insisi vertical dibuat di sepanjang aspek
lateral dari patella. Hal ini dapat membuat ahli bedah menampakkan retinaculum
lateral patella dan serat bawah dari vastus medial
 Jika arthroscopic dilakukan, portal dilewatkan di sepanjang patella
 Prosedur ini dapat dilakukan secara terpisah atau bersama dengan penyusunan
kembali mekansime ekstensor atau arthroscopic chondroplasty untuk
chondromalacia patella.
3) Post Operative Management
 Imobilisasi
Knee diimobilisasikan dengan posisi full ekstensi dengan tekanan dressing dan
stabilisasi orthrosis pqtella atau posterior splint selama 0-3 hari. Cryocuff
dikombinasikan dengan dingin dan compression, dapat dilakukanb untuk
meminimalisir bengkak setelah operasi dan nyeri serta untuk mencegah
terjadinya hemarthrosis.
 Exercise
1). Untuk menurunkan nyeri, bengkak, dan meminimalisir atropi otot, dimulai
dengan pain-free submaximal muscle setting exercise dari quadriceps dan
hamstring serta aktif exercise untuk hip dan knee dalam posisi supinasi, side-
lying, atau pronasi. Exercise ini dapat dilakukan dengan menggunakan
immobilizer. Selanjutnya, fasilitasi quadriceps terutama VMO menggunakan
muscle stimulating / biofeedback bersamaan dengan quadriceps setting exercise.
2). Untuk memelihara pergerakan pasid dari patella, lakukan superior, inferior,
dan medial glide pada patella.
3). Untuk mengembalikan full ROM Knee terutama fleksi yang mana mengalami
keterbatasan setelah operasi, hilangkan knee immobilizer dan mulai melakukan
gentle active / active assisted knee fleksi menggunakan tumit slide dalam posisi
supine/duduk atau mulai melakukan Teknik aktif inhibisi untuk memperpanjang
quadriceps.
4) Moderate-Protection Phase
 Untuk mengembalikan full fleksi dan ekstensi, tingkatkan gerak aktif knee
 Untuk me-recondisi, memperkuat dan menambah kebugaran, lakukan multiple
angle isometrik, stasioner bycicle dengan sedikit tahanan
 Untuk mengembalikan stabilitas knee, mulai lakukan closed-chain exercises
dalam parsial dan full weight bearing
 Precaution : hindari open and closed-chain exercise dalam posisi …ROM yang
menyebabkan nyeri, krepitasi, atau kelemahan otot. Indari latihan dengan beban
yang terlalu berat atau pada posisi yang dapat meningkatkan tekanan pada
patellofemoral join.
 Untuk mendukung keseimbangan, tekankan proprioseptif melalui peningkatan
aktifitas weight-bearing. Mulai dengan static bilaterla standing dan tingkatkan
menjadi dinamic bilaterla standing kemudioan unilateral standing pada papan
keseimbangan

5) Minimum protection and return to full activity phase


 Tingkatkan resisten open chain lower extremity exercises dengan meningkatkan
repetisi
 Tambah latihan fungsional closed-chain
 Tambahkan latihan agility

6) Teknik Peregangan Otot


 Otot Hamstring
Teknik Inhibisi Aktif (Bold-santai atau kontrak-santai)
Jika knee ekstensi ke 0 derajat tapi batas hamstrings lurus (knee mulai flexi
ketika hip diflexi), teknik inhibisi aktif untuk hamstrings, menekankan flexi hip
sedangkan knee ekstensi. Jika tidak dapat mengekstensi knee bahkan ketika hip
diekstensikan karena adanya kekakuan di hamstring, teknik inhibisi aktif bisa
digunakan tetapi penekanan pada peningkatan ekstensi knee lebih baik dari pada
melakukan straight-leg raising.
 Posisi pasien telentang, dengan hip dan knee diekstensi sebanyak mungkin.
Tahan fleksi knee dengan proximal hand ke ankle; usahakan pasien rileks
dan kemudian secara pasif melakukan ekstensi knee.
 Posisi pasien: tengkurap dengan hip dan knee diekstensi selama mungkin.
Tempatkan handuk lipat di bawah femur proksimal patela untuk melindungi
patela dari tekanan kompresi. Menstabilkan pelvis untuk mencegah fleksi hip
dan kemudian mengaplikasikannya terus-menerus. Teknik ini untuk
meningkatkan ekstensi knee.
 Otot Quadriceps Femoris
a) Teknik inhibisi aktif.
Posisi pasien: duduk, dengan lutut di tepi meja perawatan dan tertekuk
sejauh mungkin. Terapkan hold-relax, contract-relax, atau teknik kontraksi
agonis untuk peningkatan knee fleksion.
b) Self-stretching : gravity- assisted supine wall slides
Posisi pasien: terlentang dengan pantat ke dinding dan ekstremitas bawah
secara vertikal menempel pada dinding (hip flexi, knee diekstensikan).
Perlahan libatkan flexi knee dengan menggeser foot ke dinding, terus dalam
posisi yang nyaman.
Therapeutic Exercise: Foundation and Techniques Fifth Edition oleh Carolyn
Kisner dan Lynn Allen Colby Tahun 2007

c) Self-stretching : rocking Aforward on a step


Posisi Pasien: Berdiri dengan kaki dari lutut yang terlibat . Pasien mengayun
kaki yang stabil, menekuk knee hingga batas jangkauannya. Dia bisa
mengayun dengan lambat, terus dalam stretch position.Awali dgn langkah
rendah atau naik turun bangku.

Therapeutic Exercise: Foundation and Techniques Fifth Edition oleh Carolyn Kisner dan
Lynn Allen Colby Tahun 2007
d) Self-peregangan-while sitting
Posisi pasien: Duduk di kursi dengan terlibat lutut tertekuk ke ujung yang
tersedia jangkauan dan kaki tertanam kuat di lantai. Biarkan pasien bergerak
maju di kursi, jangan membiarkan kaki untuk slide. Biarkan pasien
memegang posisi stretch yang nyaman, berkelanjutan stretch ke ekstensor
knee.

Therapeutic Exercise: Foundation and Techniques Fifth Edition oleh Carolyn Kisner dan
Lynn Allen Colby Tahun 2007

4. Teknik Untuk Mengisolasi, Melatih, dan Memperkuat Otot Yang Lemah


1) Pengaturan paha depan (quad set)
 Pasien posisi terlentang, atau duduk dilantai dengan kaki yang cedera lurus ke
depan
 Kencangkan otot-otot atas paha dengan menekan bagian belakang lutut hingga
menyentuh lantai,
 Tahan selama sekitar 6 detik, lalu istirahat hingga 10 detik.

Quad sets are .... (2017, March 12). Joint Replacement Patient
Forum. https://bonesmart.org/forum/threads/quad-sets-are.40380/

2) Straigth Leg Raising (SLR) & Straigth Leg Lowering


Adalah test menaikkan dan menurunkan kaki dengan lurus.
 Berbaring terlentang
 Letakkan kaki senyaman mungkin dilantai
 Tekuk lutut kaki anda yang tidak terluka pada sudut 90⁰,
 Stabilkan otot-otot pada kaki dengan meluruskan kaki anda

Straight leg raises. (2020, January 15).


#stayfitwithanand. https://www.stayfitwithanand.com/2020/01/straight-leg-raises.html

3) Short-arc Terminal Ekstension


 Posisi baring dengan kedua tangan disamping
 Berikan sesuatu dibawah lutut anda, misalnya gulungan handuk atau selimut,
dan atau pipa (seperti gambar)
 Secara perlahan satu lutut, sehinggan otot quadriceps berkontraksi. Pertahankajn
selama 5 hitungan.
 Ulangi pada lutut yang lainnya. Lakukan secara bergantian sampai anda selesai
melakukan nya selama 10 kali.
Carolyn Kisner, 2012, Therapeutic Exercise Foundation and Techniques (6th ed).

5. Untuk mengisolasi, melatih, dan memperkuat otot-otot fleksor (terutama hamstring):


a) Hamstring Test
1.Posisi supine.
2. Fleksikan lutut dengan menekan tumit ke lantai untuk mengkontraksikan hamstring
3. Tahan selama sekitar 6 detik, lalu istirahat selama 10 detik
4. Ulangi hingga 8-10 kali

The bobath concept in adult neurology. (2019, May 9). STIKES Surabaya.

b) Hamstring Curls (Open-Chain Knee Flexion)


Teknik ini untuk mengembangkan kekuatan stabilitas dan pengendalian di weight
bearing.
1. Posisi pasien berdiri dengan tangan memegang sesuatu seperti kursi agar seimbang
2. Angkat satu atau kedua kaki anda dengan mem-fleksi-kan knee
3. Pertahankan agar posisi vertebra tetap lurus
4. Luruskan kembali kaki anda. Lakukan latihan ini selama beberapa kali sesuai dengan
yang disarankan.

Carolyn Kisner, 2012, Therapeutic Exercise Foundation and Techniques (6th ed).
c) Rantai Tertutup Latihan Isometrik
1. Setting latihan (untuk memfasilitasi kontraksi hip dan hamstring)
2. Rantai tertutup elastis isometrics melawan tahanan.
d) Rantai Tertutup Latihan Dinamis
 Closed Chain Terminal Knee Extension
1. Posisi pasien berdiri
2. Lingkarkan resistensi elastis di sekitar paha distal
3. Minta pasien secara aktif untuk menekuk lutunya dan luruskan
4. Jaga agar resistensi elastisnya tetap berada diatas sendi lutut

Carolyn Kisner, 2012, Therapeutic Exercise Foundation and Techniques (6th ed).
 Mini-squats; short-arc training
1. Posisi awal berdiri tegak dengan kaki selebar pinngul.
2. Tempatkan resistensi elastis dibawah kedua kaki
3. Lakukan gerakan seperti sedang duduk di kursi, kemudian berdiri tegak kembali.
4. Lakukan gerakan secara slow dan terkontrol.
5. Lakukan selama 1-3 sets. 1 sets 10 kali penngulanan

Carolyn Kisner, 2012, Therapeutic Exercise Foundation and Techniques (6th ed).
 Standing Wall Slides
1. Berdiri tegak dengan punggung menempel pada dinding dan kaki selebar bahu
2. Angkat lengan atas, rapatkan bahu pada dinding dengan tinggi ibu jari sejajar
dengan kepala. Elbow tegak lurus dengan lantai.
3. Tarik nafas dan tekuk/ fleksi-kan lutut (knee) perlahan-lahan dan geser punggung
anda kebawah sampai lutut membentuk sudut sekitar 45⁰ (Menekuk lebih dari
45⁰ akan menambah ketegangan pada knee). Saat fleksi knee,elbow lurus diatas
kepala dan tetap menempel pada dinding.
4. Tahan posisi selama 5 detik.
5. Buang nafas ketika meluruskan lutut (ekstensi) untuk kembali ke posisi awal
6. Ulangi hingga 5 kali. Secara bertahap tingkatkan hingga 10 atau 15 kali per set .
How to do wall slides for quad strength. (2004, December 28). Verywell Fit.

6. Teknik Untuk Mensimulasikan Fungsional Kegiatan, Mengembangkan Daya Tahan dan


Kemajuan Untuk Spesifitas Pelatihan
 Strength and endurance training
Latihan kekuatana dan daya tahan dapat diperoleh dengan melakukan latihan-latihan yang
bisa melatih kekuatan dan daya tahan. Contohnya latihan cardio
 Low- impact conditioning activities
Latihan ini tidak melibatkan aktivitas melompat dan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan fisiologis , jumlah ketegangan pada sistem kardioinspirasi (jantung dan paru-paru
) selama latihan.
 Balance activities
Latihan keseimbangan bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan membantu agar anda
bisa tetap tegak atau tidak terjatuh.
 Plyometric training
 Adalah latihan dimana otot menggerakkan kekuatan maksimum dalam interval
singkat dengan tujuan meningkatkan daya (kekuatan-kecepatan). Plyometric banyak
digunakan oleh atlet, terutama seniman bela diri, pelari cepat dan pelompat tinggi.
 Drills
Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau
memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik dikelompokkan mejadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Latihan fleksibilitas seperti peregangan untuk memperbaiki gerakan sendi dan otot.
2. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari untuk meningkatkan daya tahan
kardiovaskular.
3. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek
 Work- hardening activities
Menggunakan aktivitas kerja nyata dan simulasi sebagai bagian dari program rehabilitasi.
Perawatan pasca-akut, terkait dengan pekerjaan, intensif dan berorientasi pada tujuan yang
dirancang khusus untuk memulihkan fungsi sistemik, neurologis, muskuloskeletal
dankardiopulmoner individu.
DAFTAR PUSTAKA

Aras, D. (2019). Terapi Latihan. Makassar : CV. Physio Sakti

Falconer, J. (1991). Book Review: Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques. In The
Occupational Therapy Journal of Research (Vol. 11, Issue 3).
https://doi.org/10.1177/153944929101100305

Anda mungkin juga menyukai